Anda di halaman 1dari 37

PENDAHLUAN

• Metafisika
• Filsafat hakikat atau ontologi, yang membicarakan watak realitas
1 tertinggi

• Teori pengetahuan (epistemologi)


• Yang menyelidiki sumber-sumber serta kebenaran
pengetahuan; teori pengetahuan
2 • Hakikat pengetahuan, darimana sumber pengetahuan,
bagaimana membentuk pengetahuan yang tapat dan benar,
apa yang dikatakan pengetahuan yang benar,

• Filsafat nilai (aksiologi)


• penyelidikan terhadap nilai/martabat dan tindakan manusia.
• Hakikat nilai, dimana letak nilai, mengapa terjadi perbedaan nilai, siapa
3 yang membentuk nilai, mengapa perbedaan ruang dan waktu
membentuk perbedaan penilaian.
Filsafat idealisme
• Plato merupakan bapak filasat idealisme.
• Hakikat segala sesuatu tidak terletak pada yang bersifat
materi atau bendawi, tetapi sesuatu yang ada dibalik
materi itu, yakni ide.
• Ide bersifat kekal, immaterial, dan tidak berubah.
Walaupun materi hancur, ide tidak ikut musnah.
• Kebenaran tidak dapat ditemukan dalam dunia nyata,
sebab dunia nyata ternyata tidak permanen dan selalu
mengalami perubahan. Artinya bahwa dunia materi
bukanlah dunia sebenarnya, tetapi hal itu merupakan
analogi atau ilusi semata yang dihasilkan oleh panca
indera
Filsafat idealisme
• Filsafat idealisme kurang memberi
pengaruh secara langsung terhadap
pendidikan pada abad ke 20 dibandingkan
dengan masa-masa sebelumnya.
• Masih merembes ke dalam pemikiran
barat.
• Diperkenalkan oleh Plato (abad ke 4 SM)
Tokoh-tokoh Idealisme

1. Plato (477 -347 Sb.M)


Menurut Plato, kebaikan merupakan hakikat
tertinggi dalam mencari kebenaran. Tugas ide
adalah memimpin budi manusia dalam menjadi
contoh bagi pengalaman.
Siapa saja yang telah mengetahui ide, manusia
akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga
dapat menggunakannya sebagai alat untuk
mengukur, mengklarifikasikan dan menilai
segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
2. Immanuel Kant (1724 -1804)
Ia menyebut filsafatnya idealis transendental
atau idealis kritis dimana paham ini menyatakan
bahwa isi pengalaman langsung yang kita
peroleh tidak dianggap sebagai miliknya
sendiri, melainkan ruang dan waktu adalah
forum intuisi kita.
Dapat disimpulkan bahwa filsafat idealis
transendental menitik beratkan pada
pemahaman tentang sesuatu itu datang dari
akal murni dan yang tidak bergantung pada
sebuah pengalaman.
3. Pascal (1623-1662)
• Kesimpulan dari pemikiran filsafat Pascal antara
lain :
– Pengetahuan diperoleh melalaui dua jalan, pertama
menggunakan akal dan kedua menggunakan hati.
– Manusia besar karena pikirannya, namun ada hal
yang tidak mampu dijangkau oleh pikiran manusia
yaitu pikiran manusia itu sendiri.
– Menurut Pascal manusia adalah makhluk yang rumit
dan kaya akan variasi serta mudah berubah. Untuk
itu matematika, pikiran dan logika tidak akan mampu
dijadikan alat untuk memahami manusia.
– Menurutnya alat-alat tersebut hanya mampu
digunakan untuk memahami hal-hal yang bersifat
bebas kontradiksi, yaitu yang bersifat konsisten.
– Karena ketidakmampuan filsafat dan ilmu-ilmu
lain untuk memahami manusia, maka satu-
satunya jalan memahami manusia adalah
dengan agama. Karena dengan agama,
manusia akan lebih mampu menjangkau
pikirannya sendiri, yaitu dengan berusaha
mencari kebenaran, walaupun bersifat
abstrak.
– Filsafat bisa melakukan apa saja, namun
hasilnya tidak akan pernah sempurna.
Kesempurnaan itu terletak pada iman. Filsafat
bisa menjangkau segala hal, tetapi tidak bisa
secara sempurna. Karena setiap ilmu itu pasti
ada kekurangannya, tidak terkecuali filsafat.
4. J. G. Fichte (1762-1914 M.)
• Ia adalah seorang filsuf jerman. Ia belajar teologi di Jena
(1780-1788 M). Pada tahun 1810-1812 M, ia menjadi
rektor Universitas Berlin. Filsafatnya
disebut“Wissenschaftslehre” (ajaran ilmu pengetahuan).
• Pemikiran Fichte: manusia memandang objek benda-
benda dengan inderanya. Dalam mengindra objek
tersebut, manusia berusaha mengetahui yang
dihadapinya. Maka berjalanlah proses intelektualnya
untuk membentuk dan mengabstraksikan objek itu
menjadi pengertian seperti yang dipikirkannya.
5. F. W. S. Schelling (1775-1854 M.)
• Schelling telah matang menjadi seorang filsuf disaat dia
masih amat muda. Pada tahun 1798 M, dalam usia 23
tahun, ia telah menjadi guru besar di Universitas Jena.
Dia adalah filsuf Idealis Jerman yang telah meletakkan
dasar-dasar pemikiran bagi perkembangan idealisme
Hegel.
• Inti dari filsafat Schelling: yang mutlak atau rasio mutlak
adalah sebagai identitas murni atau indiferensi, dalam
arti tidak mengenal perbedaan antara yang subyektif
dengan yang obyektif. Yang mutlak menjelmakan diri
dalam 2 potensi yaitu yang nyata (alam sebagai objek)
dan ideal (gambaran alam yang subyektif dari subyek).
• Yang mutlak sebagai identitas mutlak menjadi sumber
roh (subyek) dan alam (obyek) yang subyektif dan
obyektif, yang sadar dan tidak sadar. Tetapi yang mutlak
itu sendiri bukanlah roh dan bukan pula alam, bukan
yang obyektif dan bukan pula yang subyektif, sebab
yang mutlak adalah identitas mutlak atau indiferensi
mutlak.
• Maksud dari filsafat Schelling adalah, yang pasti dan
bisa diterima akal adalah sebagai identitas murni atau
indiferensi, yaitu antara yang subjektif dan objektif sama
atau tidak ada perbedaan. Alam sebagai objek, dan jiwa
(roh atau ide) sebagai subjek, keduanya saling
berkaitan. Dengan demikian yang mutlak itu tidak bisa
dikatakan hanya alam saja atau jiwa saja, melainkan
antara keduanya.
6. G. W. F. Hegel (1770-1031 M.)
– Ia belajar teologi di Universitas Tubingen dan
pada tahun 1791 memperoleh gelar Doktor. Inti
dari filsafat Hegel adalah konsep Geists (roh
atau spirit), suatu istilah yang diilhami oleh
agamanya.
– Ia berusaha menghubungkan yang mutlak
dengan yang tidak mutlak. Yang mutlak itu roh
atau jiwa, menjelma pada alam dan dengan
demikian sadarlah ia akan dirinya. Roh itu
dalam intinya ide (berpikir).
Makna Idealisme
• Menurut Herma Horne (Nelson B Henry)
– Idealisme merupakan pandangan yang
menyimpulkan bahwa alam merupakan
ekspresi dari pikiran,
– substansi dari dunia ini adalah dari alam
pikiran
– Hal-hal yang bersifat materi dapat dijelaskan
melalui jiwa
• Menurut Ahmad Tafsir
– Idealisme adalah doktrin yang mengajarkan
bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat
dipahami dalam ketergantungannya pada jiwa
(mind) dan spirit (ruh).
– Istilah ini diambil dari kata “idea” yang sesuai
yang hadir dalam jiwa
• Menurut George R Knight
– Idealisme pada mulanya adalah menekankan pada
realitas ide gagasan, pemikiran, akal pikir daripada
menekankan pada objek-objek dan daya-daya materi.
– Idealisme menekankan pada akal pikir (mind)
sebagai hal dasar atau lebih dahulu ada bagi materi,
dan menganggap bahwa akal pikir ada sesuatu yang
nyata, sedangkan materi adalah akibat yang
ditimbulkan oleh akal pikir.
– Berlawanan dengan dengan matrialisme yang
berpendapat bahwa materi adalah nyata ada,
sedangkan akal pikir adalah sebuah fenomena
pengirim
Kesimpulan
filsafat idealisme

• Aliran filasafat yang mempunyai pandangan bahwa


1 hakikat segala sesuatu adalah ada pada tataran ide.

• Realitas terwujud sebenarnya lebih dahulu ada dalam realitas


ide dan pikiran, dan bukan pada hal-hal yang bersifat materi.
2 Meskipun demikian idealisme tidak mengikari adanya materi

• Materi merupakan bagian terluar dari apa yang disebut hakikat


3 terdalam, yaitu akal, ruh, pikiran, budi, dan nilai.

• Term-term yang sering digunakan meliputi hal-hal yang


abstrak seperti ruh, akan, nilai, kepribadian. Idealisme percaya
4 bahwa watak sesuatu objek adalah spritual, non material dan
idealistik.
Pandangan filosofis idealisme

1. Kajian Ontologi (realitas akal pikiran)


• Realitas bagi aliran idealisme adalah dunia
penampakan yang ditangkap dengan panca indera
dan dunia realitas yang ditangkap melalui
kecerdasan akal pikiran atau mind (George Kinght).
• Dunia pikiran terfokus pada ide gagasan yang lebih
dua ada dan lebih penting daripada dunia empiris
indrawi.
• Ide gagasan yang lebih dulu ada dibandingkan
dengan objek-objek material.
Sambungan kajian ontologi

• Meskipun idealisme berpandangan terfokus


pada duani ide yang bersifat abstrak, namun
demikian ia tidak menafikan unsur materi yang
bersifat empiris indrawi.
• Pandangan idealisme tidak memisahkan antara
sesuai yang bersifat abstrak yang ada pada
tataran ide dengan dunia materi, namun yang
ditekankan adalah bahwa yang utama adalah
dunia ide, karena materi tidak akan pernah ada
tanpa terlebih dahulu ada dalam taran ide
2. Kajian Epistemologi (kebenaran ide dan gagasan)
 Teori mengetahui (epistemologi)nya pada dasarnya
adalah suatu penjelajahan secara mental
mencakup ide-ide, gagasan, dan konsep-konsep.
 Dalam pandangannya mengetahui realitas tidaklah
melalui sebuah pengalaman melihat, mendengar
atau meraba, tetapi lebih sebagai tindakan
menguasai ide sesuatu dan memeliharnya dalam
akal pikiran.
 Pengetahui itu tidak didasarkan pada sesuatu yang
datang dari luar, tetapi pada sesuatu yang telh
dioleh dalam ide dan pikiran
Sambungan kajian epistemologi

• In idealism, the process of knowing is that of


recognition or reminiscence of latent idea that
preformed and already present in the mind. By
reminisce, the human mind may discover the
ideas of the Macrocosmic Mind in one’s own
thougths..., thus, knowing is essentially a
process of recognition, a recall and rethinking of
ideas that are latently present in the mind. What
is to be known is already present in the mind
(Gerald Gutek)
Sambungan kajian epistemologi
• Kebenaran itu berada pada dunia ide dan gagasan.
Beberapa penganut idealisme mempostulasikan
adanya “Akal Absolut atau Diri Absolut”. Berkeley
menyamakan Diri Absolut dengan Tuhan
• Kata kunci dalam epistemologi idealisme adalah
konsintensi dan koherensi. Para penganut idealisme
memberikan perhatian besar pada upaya
pengembangan sistem kebenaran yang mempunyai
konsitensi logis.
• Sesuatu benar ketika ia selaran dengan
keharmonisan hakikat alam semesta.
Sambungan kajian epistemologi

• Dalam idealisme, kebenaran adalah sesuatu yang


inheren dalam hakikat alam semesta, dan karena itu, ia
telah dulu ada dan terlepas dari pengalaman.
• Cara yang digunakan untuk meraih kebenaran tidaklah
bersifat empirik.
• Penganut idealisme mempercayai intuisi, wahyu, dan
rasio dalam fungsinya meraih dan mengembangkan
pengetahuan.
• Metode-metode inilah yang paling tepat dalam
menggumuli kebenaran sebagai ide, gagasan, diaman ia
merupakan pendidikan epistemologi dasar dari
idealisme.
3. Kajian Aksiologi (nilai-nilai dari dunia ide)
 Aksiologi idealisme berakat kuat pada cara metafisisnya.
 Jaga raya ini dapat dipikirkan dan direnungkan dalam
kerangka makrokosmos dan mikrokosmos.
 Makrokosmos dipandang sebagai dunia Akar Pikir
Absolut, sementara bumi dan pengalaman-pengalaman
sensori dapat dipandang sebagai bayangan apa yang
sejatinya ada.
 Dengan demikian kriteria etik maupun estetika dari
kebaikan dan kemudahan itu berada di luar diri manusia,
berada pada hakikat realitas kebenaran itu sendiri dan
berdasarkan prinsip-prinsip yang abadi dan baku.
Diri Absolut
(makro)

Diri
manusia Kehidupan etik alam
(mikro)
• Nilai kebaikan dipandang dari sudut Diri
Absolut, ketika manusia dapat
menyelaraskan diri dan mampu
mengejewantahkan diri dengan Yang
Absolut (sebagai sumber etik), maka
kehidupan etik telah diperolehnya.
• Nilai etik itu sendiri merupakan sesuatu
yang mutlak, abadi, tidak berubah, dan
bersifat universal.
IMPLIKASI DALAM PENDIDIKAN

FILSAFAT PENDIDIKAN

Hubungan keharmonisan
bukan insidental
1. Filsafat pendidikan realisme
2. Filsafat pendidikan pragmatisme
3. Filsafat pendidikan idealisme
Ontologi filsafat pendidikan idealisme
• Kenyataan dan kebenaran itu pada hakikatnya
adalah ide-ide atau hal-hal yang berkualitas
spiritual. Oleh karena itu, hal pertama yang perlu
ditinjau pada peserta didik adalah pemahaman
sebagai mahluk spiritual dan mempunyai kehidupan
yang idealistik.
• Pendidikan bertujuan untuk membimbing peserta
didik menjadi mahluk yang berkepribadian, bermoral
serta mencita-citakan segala hal yang sebaik baik
dan bertaraf tinggi.
Epistimologi filsafat pendidikan idealisme
• Pengetahuan hendaknya bersifat ideal dan
spiritual yang dapat menuntun kehidupan
manusia pada kehidupan yang lebih mulia.
• Pengetahuan tidak semata-mata terikat
pada hal-hal fisik, tetapi mengutamakan
yang bersifat spiritual.
Aksiologi filsafat pendidikan idealisme
• Menempatkan nilai pada dataran yang
bersifat tetap dan idealistik. Artinya
pendidikan hendaknya tidak menjadikan
peserta didik tidak terombang ambing oleh
sesuatu yang bersifat relatif atau temporer
Implikasi Filsafat Pendidikan Realisme
1. Peserta didik
 Peserta didik dipandang sebagai suatu mikrokosmik
yang berada dalam proses “becoming” menjadi lebih
mirip dengan Diri Absolut.
 Aspek yang paling penting dari peserta didik adalah
inteleknya yang merupakan akan pikir mikrokosmik.
 Usaha pendidikan diarahkan pada dataran akar pikir,
karena pengetahuan yang benar dapat dicapai hanya
melalui akal pikir.
 Para idealis cenderung meliha peserta didik sebagai
individu yang mempunya nilai-nilai moralitas.
2. Pendidik (Guru)
 Guru sebagai contoh hidup dari apa yang kelak bisa
dicapainya.
 Guru berada pada posisi yang lebih dekat dengan yang
Absolut dibandingkan murid, karena ia mempunyai
pengetahuan yang lebih tentang dunia.
 Ia mempunyai pengetahuan yang lebih tentang realitas
sehingga ia mampu bertindak sebagai perantara antara
diri anak didik dengan diri yang Absolut.
 Peran guru adalah menjangkau pengetahuan tentang
realitas dan menjadi teladan keluhuran etis.
 Ia adalah pola panutan bagi para murid untuk diikuti baik
dalam kehidupan intelektual maupun sosial
GURU
• गुरू
Gu = kegelapan
Ru = menghancurkan
• Digugu lan ditiru
• No Teacher no Education
• Teacher is the heart of education
• Perpustakaan mini yang menarik
• Pendidik profesional (UUGD Pasal 1)
• Menurut aliran (mazhab) idealisme, guru harus
memiliki beberapa syarat:
– Mewujudkan budaya dan realitas dalam diri anak
didik
– Menguasai kepribadian manusia
– Ahli dalam proses pembelajaran
– Bergaul secara wajar dengan anak didik
– Membangkitkan hasrat anak didik untuk belajar
– Sadar bahwa manfaat secara moral dari pengajaran
terletak pada tuuan yang dapat menyempurnakan
manusia,
– Mengupayakan lahirnya lagi budaya dari setiap
generasi
3. Kurikulum
 Materi pembelajaran (subject matter) idealisme
dapat dilihat dari sudut pandang epistemologi. Jika
kebenaran adalah ide, gagasan, maka kurikulum
harus disusun seputar kajian yang mengantar
peserta didik bergelut langsung dengan ide dan
gagasan.
 Kurikulum menekankan pada pandangan
“humanitas”.
 Kurikulum merupakan organ materi intelektual atau
disiplin keilmuan yang bersifat ideal dan konseptual.
Sistem konseptual yang bervariasi tersebut
menjelaskan dan didasarkan pada manifestasi
khusus dari yang Absolut
4. Metode Pengajaran
 Kata-kata yang tertulis maupun yang terucap
merupakan metode yang digunakan oleh penganut
idealisme
 Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode
pengajaran dalam pandangan idealisme salah
satunya adalah penyampaian materi melalui uraian
kata-kata, sehingga materi yang diberikan ke
peserta didik terkesan verbal dan abstrak.
 Idealisme kurang punya gairah untuk melakukan
kajian-kajian yang langsung bersentuhan langsung
dengan objek fisik, karena dalam pandangannya
kegiatan tersebut berkaitan dengan bayang-
banyang inderawi daripada realitas puncak
5. Tujuan Pendidikan
 Mendorong anak didik untuk mencari kebenaran.
Mencari kebenaran dan hidup dalam kebenaran
berarti anak pertama kali harus mengetahu
kebenaran tersebut.
 Pendidikan idealisme mempunyai tujuan merubah
pribadi untuk menuju Tuhan, bersikap benar dan
baik.
 Lembaga pendidikan harus membekali
pengetahuan, teori-teori dan konsep-konsep tanpa
harus memperhitungkan tuntutan dunia praktis
(kerja dan industri).
 Kalau anak itu menguasai berbagai pengetahauan
maka mereka tidak akan kesulitan menghadapi
hidup.
Penutup
• Idealisme adalah suatu aliran filsafat yang
berpandangan bahwa dunia ide dan gagasan
merupakan hakikat dari realitas.
• Realitas sessungguhnya tidak terdapat pada objek
materi, tetapi terdapat dalam alam pikiran ide.
• Tetap mengakui adanya materi, tetapi yang utama
adalah dunia ide, karena ide terlebih dahulu ada
sebelum materi.
• Bangunan filsafat idealisme membentuk sebuah
pemahaman bahwa pendidikan dikonstruk berdasarkan
ide-ide yang bersifat abstrak yang lebih mengedepankan
akal pikiran dan moral.
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIAN ANDA
semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai