(TUGAS II)
Oleh:
NPM: 12113201190084
2019
1. Pengertian Idealisme
Idealisme berasal dari kata idea yang berarti sesuatu yang hadir dalam jiwa dan
isme yang berarti paham/ pemikiran. Sehingga, idealisme adalah doktrin yang
kebergantungannya pada jiwa (mind) dan spirit (roh). Keyakinan ini ada pada Plato.
Pada filsafat modern, pandangan ini mula-mula kelihatan pada George Berkeley
Idealisme mempunyai nama lain yaitu serba cita yang merupakan salah satu aliran
filsafat tradisional yang paling tua.dan merupakan aliran ilmu filsafat yang
mengagungkan jiwa. Menurut Plato, cita adalah gambaran asli yang semata-
mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan
bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita
melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta
menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap atau tidak
dikategorikan idea. Alasan yang terpenting dari aliran ini ialah manusia
menganggap roh atau sukma itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya dari
materi bagi kehidupan manusia. Roh itu dianggap sebagai hakikat yang
saja.
2. Hubungan Idealisme Dengan Administrasi Kebijakan Kesehatan
Hubungannya yaitu idealisme menekankan akan hal-hal yan bersiafat ide dan orang
yang idealisme sering disebut sebagai orang ideal yang diartikan sebangai orang
yang bertindak berdasarkan pengalaman empirik yang unik, pikiran (ide) yang
tinggi untuk mencapai hasil maksimal. Oleh karena itu kita(sarjana kesehatan
kita salah satunya administrasi kebijakan kesehatan (AKK) yang dimana tugasnya
masyarakat.
terletak di antara gambaran asli dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca
indra. Dan pada dasarnya sesuatu itu dapat dipikirkan oleh akal, dan yang berkaitan
juga dengan ide atau gagasan. Mengenai kebenaran tertinggi, dengan doktrin yang
dikenal dengan istilah ide, Plato mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya
Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman.
Siapa saja yang telah mengetahui ide, manusia akan mengetahui jalan yang pasti,
pengetahuan datang melalui indera. Akan tetapi, bila pengetahuan itu datang dari luar
melalui akal murni, yang tidak bergantung pada pengalaman. Dapat disimpulkan bahwa
filsafat idealis transendental menitik beratkan pada pemahaman tentang sesuatu itu
datang dari akal murni dan yang tidak bergantung pada sebuah pengalaman.
Pascal (1623-1662)
Kesimpulan dari pemikiran filsafat Pascal
antara lain :
akal dengan semua perangkatnya tidak dapat lagi mencapai suatu aspek maka hati
lah yang akan berperan. Oleh karena itu, akal dan hati saling berhubungan satu
sama lain. Apabila salah satunya tidak berfungsi dengan baik, maka dalam
b. Manusia besar karena pikirannya, namun ada hal yang tidak mampu dijangkau oleh
pikiran manusia yaitu pikiran manusia itu sendiri. Menurut Pascal manusia adalah
makhluk yang rumit dan kaya akan variasi serta mudah berubah. Untuk itu
matematika, pikiran dan logika tidak akan mampu dijadikan alat untuk memahami
hal-hal yang bersifat bebas kontradiksi, yaitu yang bersifat konsisten. Karena
ketidak mampuan filsafat dan ilmu-ilmu lain untuk memahami manusia, maka satu-
satunya jalan memahami manusia adalah dengan agama. Karena dengan agama,
manusia akan lebih mampu menjangkau pikirannya sendiri, yaitu dengan berusaha
Kesempurnaan itu terletak pada iman. Sehebat apapun manusia berfikir ia tidak
kemampuannya melebihi dari logika itu sendiri. Dalam mencari Tuhan Pascal tidak
keTuhanan pada jiwa. Filsafat bisa menjangkau segala hal, tetapi tidak bisa secara
sempurna. Karena setiap ilmu itu pasti ada kekurangannya, tidak terkecuali filsafat.
Hal tersebut bisa dicontohkan seperti, ketika kita melihat sebuah meja dengan mata kita,
maka secara tidak langsung akal (rasio) kita bisa menangkap bahwa bentuk meja itu
seperti yang kita lihat (berbentuk bulat, persegi panjang, dll). Dengan adanya anggapan
dalam usia 23 tahun, ia telah menjadi guru besar di Universitas Jena. Dia adalah filsuf
idealisme Hegel. Inti dari filsafat Schelling: yang mutlak atau rasio mutlak adalah
sebagai identitas murni atau indiferensi, dalam arti tidak mengenal perbedaan antara
yang subyektif dengan yang obyektif. Yang mutlak menjelmakan diri dalam 2 potensi
yaitu yang nyata (alam sebagai objek) dan ideal (gambaran alam yang subyektif dari
subyek). Yang mutlak sebagai identitas mutlak menjadi sumber roh (subyek) dan alam
(obyek) yang subyektif dan obyektif, yang sadar dan tidak sadar. Tetapi yang mutlak itu
sendiri bukanlah roh dan bukan pula alam, bukan yang obyektif dan bukan pula yang
subyektif, sebab yang mutlak adalah identitas mutlak atau indiferensi mutlak.
Maksud dari filsafat Schelling adalah, yang pasti dan bisa diterima akal adalah sebagai
identitas murni atau indiferensi, yaitu antara yang subjektif dan objektif sama atau tidak
ada perbedaan. Alam sebagai objek dan jiwa (roh atau ide) sebagai subjek, keduanya
saling berkaitan. Dengan demikian yang mutlak itu tidak bisa dikatakan hanya alam saja
diilhami oleh agamanya. Ia berusaha menghubungkan yang mutlak dengan yang tidak
mutlak. Yang mutlak itu roh atau jiwa, menjelma pada alam dan dengan demikian
Hegel sangat memetingkan rasio. Yang dimaksud bukan saja rasio pada manusia
perorangan, tetapi juga bahkan terutama rasio pada Subjek Absolut, karena Hegel pun
menerima prinsip idealistis, bahwa realitas seluruhnya harus disertakan dengan suatu
subjek. Suatu dalil Hegel yang kemudian menjadi terkenal berbunyi, “semuanya yang
riil bersifat rasional dan semua yang rasional bersifat riil”. Dalil ini maksudnya ialah
bahwa luasnya rasio sama dengan luasnya realitas. Realitas seluruhnya adalah proses
pemikiran atau “ide” menurut istilah yang dipakai Hegel, yang memikirkannya sendiri.
Atau dengan perakataan Hegel lain lagi, realitas seluruhnya adalah lambat laun akan
sadar akan dirinya. Dengan mementingkan rasio, Hegel sengaja bereaksi atas
kecondongan intelektual pada waktu itu yang mencurigai rasio sambil mengutamakan