( SISTEM RUJUKAN )
Leo Tehubijuluw
Paldo Patty
Rachel Matulessy
Vionita Matita
Winda Lesnussa
Yenike G. Latuputty
Yokbet E. Yaki
Yohana M. Latuheru
Kelas : A2
Fakultas Kesehatan
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan penyertaanNya kelompok
kami dapat menyelesaikan makalah sistem rujukan pada mata kuliah Manajemen Disaster
Kelautan ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari harapan ibu dosen dan para pembaca,
namun kami berharap bahwa makalah ini dapat diterima agar menjadi pembelajaran bagi kami
dalam menyusun makalah berikutnya.
Penulis
1
Daftar Isi
Kata Pengantar...............................................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.......................................................................................................................1
BAB II Pembahasan......................................................................................................................3
Daftar Pustaka.............................................................................................................................22
2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui pelayanan kesehatan ditempat tertentu,
seperti dipustu, puskesmas, dan rumah sakit. Pelayanan kesehatan meliputi peningkatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan, baik pelayanan kesehatan yang konvensional maupun
pelayanan kesehatan yang terdiri dari pengobatan kompensional dan komplementer melalui
pendidikan dan pelatihan dgn selalu mengutamakan keamanan dan efektifitas yang tinggi.
Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau
berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, di mana dalam
pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan saling
berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat
primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan di atasnya, demikian
seterusnya.
1
Rumusan Masalah
1. Apa itu sistem rujukan?
2. Bagaimana alur sistem rujukan rujukan gugus pulau?
Tujuan masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Rujukan
3
umum rujukan untuk memberikan petunjuk kepada petugas puskesmas tentang
pelaksanaan rujukan medis dalam rangka menurunkan IMR dan AMR.
- Tujuan khusus sistem rujukan adalah:
a. Meningkatkan kemampuan puskesmas dan peningkatannya dalam
rangka menangani rujukan kasus “resiko tinggi” dan gawat darurat yang
terkait dengan kematian ibu maternal dan bayi.
b. Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur rujukan di wilayah
kerja puskesmas.
Kaji ulang tentang keperluan dan tujuan upaya rujukan pada ibu dan
keluarganya. Kesempatan ini harus dilakukan selama ibu melakukan
kunjungan asuhan antenatal atau pada saat awal persalinan, jika
memungkinkan. Jika ibu belum membuat rencana selama kehamilannya,
penting untuk mendiskusikan rencana rujukan dengan ibu dan keluarganya
pada saat-saat awal persalinan. Jika kemudian timinbul masalah pada saat
persalinan dan rencana rujukan belum dibicarakan maka senngkali sulit unruk
membuat persiapan-persiapan dengan cepat. Rujukan tepat waktu merupakan
unggulan asuhan syarat ibu dalam mendukung keselamatan ibu.
4
a. Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan
di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas
pembantu) ke puskesmas induk.
b. Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang
pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke
puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum
daerah).
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan medik dan rujukan
kesehatan.
5
telah tersedia pada semua tingkatan mulai dari tingkat dasar seperti klinik pratama /
klinik utama, puskesmas pembantu, puskesmas dan dokter praktek swasta / bidan
praktek swasta sampai ke tingkat yang lebih tinggi seperti rumah sakit. Apabila
klinik pratama / klinik utama, puskesmas pembantu, puskesmas, atau dokter
praktek swasta/bidan praktek swasta menerima atau merawat kasus gawat darurat
atau non gawat darurat (penyakit kronis) dan tidak berwenang atau tidak mampu
memberikan penanganan medis tertentu atau pelayanan kesehatan penunjang, maka
harus merujuk pasien tersebut kepada fasilitas kesehatan yang lebih mampu,
misalnya rumah sakit pemerintah/swasta atau fasilitas kesehatan terdekat.
Sistem rujukan layanan kesehatan primer dimulai dari Puskemas yang melakukan
tindakan pengiriman pasien yang dilaksanakan sesuai dengan indikasi medis untuk
perawatan dan pengobatan lebih lanjut kesarana pelayanan yang lebih
lengkap/kompeten yaitu Rumah sakit. Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan ringkat lanjut yang menerima rujukan harus merujuk kembali pasien ke
Puskesmas yang mengirim pasien melalui adanya surat rujukan balik sebagai
sistem informasi timbal balik antara puskesmas dan Rumah sakit, fungsi adanya
surat rujukan balik ini untuk mendapatkan pengawasan pengobatan dan perawatan
termasuk rehabilitasi selanjutnya. Dilakukan menggunakan sistem informasi yang
yang sudah disiapkan. Dinas kesehatan berperan untuk melakukan monitoring dan
evaluasi kegiatan sistem rujukan secara kualitatif, kuantitas rujukan, epidemiologi
serta hambatan yang terjadi pada saat pelaksanaan sistem rujukan. Puskesmas dan
RS wajib melakukan pencatatan kegiatan dan melaporkan ke Dinas Kesehatan.
6
- Gambaran umum Sistem Rujukan Layanan Primer
Sistem rujukan layanan kesehatan primer dimulai dari Puskemas yang melakukan
tindakan pengiriman pasien yang dilaksanakan sesuai dengan indikasi medis untuk
perawatan dan pengobatan lebih lanjut kesarana pelayanan yang lebih
lengkap/kompeten yaitu Rumah sakit. Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan ringkat lanjut yang menerima rujukan harus merujuk kembali pasien ke
Puskesmas yang mengirim pasien melalui adanya surat rujukan balik sebagai
sistem informasi timbal balik antara puskesmas dan Rumah sakit, fungsi adanya
surat rujukan balik ini untuk mendapatkan pengawasan pengobatan dan perawatan
termasuk rehabilitasi selanjutnya. Dilakukan menggunakan sistem informasi yang
yang sudah disiapkan. Dinas kesehatan berperan untuk melakukan monitoring dan
evaluasi kegiatan sistem rujukan secara kualitatif, kuantitas rujukan, epidemiologi
serta hambatan yang terjadi pada saat pelaksanaan sistem rujukan. Puskesmas dan
RS wajib melakukan pencatatan kegiatan dan melaporkan ke Dinas Kesehatan.
Rujukan:
Puskesmas Surat Rujukan:
Rujukan, Nama
Rujukan Balik: Puskesmas, Nama Monev Dinkes
Surat balasan rjkn Kab/kota, Nama Kualitatif terhadap
balik: no surat, tgl, Pasien yg dirujuk, mutu yang diberikan
status Jamkes Jamkes Kuantitas Rujukan
swasta/pemerintah pemerintah/swast Epidemiologi
, 7an rujukan a Hambatan
penerima, nama Jamkes
dan identitas swasta/pemerinta
pasien, dll h
Rumah Sakit
7
Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk. Adapun
kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari:
Untuk kasus-kasus rujukan tertentu, seperti kasus penyakit dengan pre Eklamsi
berat, DBD, Diabetes, Hipertensi, harus: (Terlampir kasus-kasus rujukan dengan
kasus tertentu):
1. Rujukan dengan kasus PEB: sebelum dirujuk ke fasilitas lain, maka pasien
memiliki salah satu gejala dari pre eklamsia berat, seperti Tekanan darah yang
tinggi, Proteinuria 500 gr/24 jam atau ≥ 2+ dipstik maupun Edema, pandangan
kabur, nyeri di epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen,
sianosis, adanya pertumbuhan janin yang terhambat. Tidak perlu dirujuk jika
pasien tidak memiliki salah satu gejala dari Pre-Eklamsia Berat.
2. Rujukan dengan kasus DBD: sebelum dirujuk pada fasilitas lain, pasien harus
memenuhi kriteria untuk dirujuk, seperti tidak adanya perbaikan kondisi
setelah pemberian terapi cairan 15 ml/kgBB/Jam serta ditemukan adanya
tanda-tanda shock seperti Nadi yang tetap tinggi, TD mulai menurun, dan
produksi urin berkurang, atau faskes tidak mampu untuk melakukan
8
pemeriksaan darah serial berulang setiap 6 jam atau melakukan pengawasan
ketat pada pasien. Pantau ketat kondisi pasien, monitoring tanda vitasl,
rujukan tidak perlu jika pengawasan baik. Segera rujuk jika ditemukan tanda-
tanda syok perdarahan, nadi meningkat, TD menurun, urin berkurang, kejang ,
penkes, hemel,segera stabilisasi dan merujuk agar tidak sampai pada fase
irreversible
3. Rujukan dengan kasus Diabetes Melitus: Sebelum dirujuk pada fasilitas
kesehatan lain, maka pasien haruslah memenuhi kriteria untuk dirujuk seperti
adanya kerusakan target organ atau komplikasi dari diabetes seperti KAD,
nefropati, neuropati, retinopati,cardiomyopati atau DM tipe 1 atau 2 dengan
insulin dependent atau Diabetes Gestasional. DM tipe 2 tanpa komplikasi
dapat dirujuk apabila setelah pemberian 2 obat dan diet sehat pasien tidak
mengalami perbaikan selama 2-3 bulan.
4. Rujukan dengan kasus Hipertensi: Sebelum dirujuk pada fasilitas kesehatan
lain, maka pasien haruslah memenuhi kriteria seperti pasien memiliki
hipertensi non esensial atau pasien tidak mencapai target tekanan darah setelah
2-3 bulan pengobatan. Rujukan diberikan apabila target tidak tercapai setelah
pemberian obat selama 2-3 bulan atau pasien memiliki hipertensi non esensia.
Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua pihak yang terlibat
yaitu pihak yang merujuk, dalam hal ini Puskesmas dan pihak yang menerima
rujukan yaitu Rumah sakit, dengan rincian beberapa prosedur sebagai berikut:
1. Prosedur Operasional Rujukan Pasien dari Puskesmas ke RS
Prosedur Klinis:
1) Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
medik untuk menentukan diagnosis utama dan diagnosis banding.
2) Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar
Prosedur Operasional (SPO).
3) Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan.
4) Untuk pasien gawat darurat harus didampingi tenaga kesehatan yang
kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
5) Pasien (pada point 4) diantar dengan kendaraan ambulans, agar
petugas dan kendaraan pengantar tetap menunggu sampai pasien di
IGD mendapat kepastian pelayanan, apakah akan dirujuk atau
ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan setempat.
6) Rujukan kasus yang memerlukan standart kompetensi tertentu (sub
spesialis) Pemberi Pelayanan Kesehatan tingkat I (Puskesmas,Dokter
9
Praktek, Bidan Praktek, Klinik) dapat merujuk langsung ke rumah
sakit rujukan yang memiliki kompetensi tersebut
Prosedur Administratif:
10
d. Pasien sudah meninggal.
2) Rumah Sakit yang menerima rujukan pasien harus memberikan
laporan / informasi medis / balasan rujukan kepada Puskesmas/
pengirim pasien mengenai kondisi klinis terahir pasien apabila pasien
keluar dari Rumah Sakit.
Prosedur Administratif:
1) Rumah Sakit yang merawat pasien berkewajiban memberi surat
balasan rujukan (format terlampir ) untuk setiap pasien rujukan yang
pernah diterimanya kepada Puskesmas yang mengirim pasien yang
bersangkutan.
2) Surat balasan rujukan dapat melalui keluarga pasien yang
bersangkutan dan untuk memastikan informasi balik tersebut
diterima petugas kesehatan yang dituju, dianjurkan menghubungi
melalui sarana komunikasi yang memungkinkan seperti telepon,
handphone, faksimili dan sebagainya.
3) Bagi Rumah Sakit , wajib mengisi laporan Triwulan
Prosedur Administratif:
Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi tersebut di
buku register pasien rujukan, kemudian menyimpannya pada rekam
medis pasien yang bersangkutan dan memberi tanda tanggal / jam telah
ditindaklanjuti.
11
b. MOU antara Rumah Sakit dengan Pemerintah Kabupaten atau
Pemerintah Provinsi dan MOU antara Rumah Sakit dengan Badan
Penyelenggara Jaminan (Bagi yang telah memiliki Bapel / UPT Jamkes)
c. Surat Rujukan dikeluarkan oleh Pemberi Pelayanan Kesehatan (Dokter
Praktek, Bidan Praktek, Klinik, Puskesmas, Rumah Sakit) berasal dari
wilayah terdekat dengan tempat tinggal pasien.
d. Untuk Kasus Gawat Darurat, tidak perlu surat rujukan.
12
1). Mengisi format dan surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik
lainnya secara cermat dan jelas termasuk nomor surat dan jaminan
kesehatan baik pemerintah maupun swasta, informasi jenis
spesimen/penunjang diagnostik lainnya pemeriksaan yang
diinginkan, identitas pasien dan diagnosa sementara serta identitas
pengirim.
2). Mencacat informasi yang diperlukan di buku register yang telah
ditentukan masing-masing intansinya.
3). Mengirim surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainya ke
alamat tujuan dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
13
5) Mengirimkan hasil pemeriksaan tersebut secara tertulis dengan
format standar masing-masing sarana kepada pimpinan institusi
pengirim.
14
pelayanan serta keterangan tambahan yang dianggap perlu dan
penting.
b. Balasan rujukan
Informasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang telah merawat
pasien rujukan. Surat balasan rujukan yang dikirimkan kepada
pengirim pasien rujukan, memuat : nomor surat, tanggal, status
jaminan kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan penerima, nama dan
identitas pasien, hasil diagnosa setelah dirawat, kondisi pasien saat
keluar dari perawatan dan tindak lanjut yang diperlukan. (format
surat balasan rujukan terlampir).
c. Rujukan Spesimen
Informasi rujukan spesimen dibuat oleh pihak pengirim dengan
mengisi surat rujukan spesimen, yang berisikan antara lain : nomor
surat, tanggal, status jaminan kesehatan yang dimiliki, tujuan
rujukan penerima, jenis/bahan/asal spesimen, nomor spesimen yang
dikirim, tanggal pengambilan spesimen, jenis pemeriksaan yang
diminta, nama dan identitas pasien, serta diagnosis klinis. (Surat
Rujukan Spesimen). Informasi balasan hasil pemeriksaan bahan /
spesimen yang dirujuk dibuat oleh pihak laboratorium penerima dan
segera disampaikan pada pihak pengirim dengan menggunakan
format yang berlaku di laboratorium yang bersangkutan.
15
6) Pelaksanaan rujukan balik belum dimanfaatkan secara maksimal oleh petugas
rumah sakit dan puskesmas/jajarannya.
16
Contoh Rujukan Puskesmas
Surat Rujukan Peserta
No Rujukan:
Puskesmas/dokter keluarga:
Kabupaten/Kota:
Kode
Kode
Kepada Yth…….
Di RSU…………
Mohon pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut penderita:
Nama :
No Kartu BPJS :
Diagnosa :
Telah diberikan :
Demikian, atas bantuannya, diucapkan banyak terimakasih. Mohon jawaban rujukan
Salam sejawat,………
TTD perujuk
17
Contoh Formulir Rujukan Balik
Anamnesis
Hasil penemuan
khusus
Diagnosis
Terapi/operasi
Obat yang diresepkan
Mohon diteruskan
dengan :
(Obat,resep,tindak
lanjut,perawatan)
Dirujuk balik Pada tanggal :
kepada : Nama : Tanda Tangan :
18
B. Study Kasus
Seorang ibu hamil mendatangi puskesmas satelit dengan keluhan cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, nafsu makan berkurang, nafas pendek.
Dari hasil pemeriksaan, didapati TTV:
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Denyut Nadi : 86x/menit
Pernafasan : 16x/menit
Satelit
Gugus
UKP primer RS Tipe D
Pratama atau
Pusat gugus Fasilitas
UKP sekunder
Satelit Gugus Puskesmas Kesehatan
Membawahi Rawat Inap bergerak
minimal 3 satelit
gugus UKP primer
19
Alur rujukan kasus adalah rujukan berjenjang upaya kesehatan perorangan primer dari satelit
gugus dan sub gugus atau puskesmas terdekat ke pusat gugus dan upaya kesehatan
perorangan sekunder dan satelit gugus, sub gugus, dan pusat gugus puskesmas ke Rumah
sakit tipe D pratama dalam satu gugus pulau, dan apabila tersedia dapat merujuk ke fasilitas
bergerak.
Satelit gugus dan sub gugus dapat merujuk langsung ke RS TIpe D pratama (atau fasilitas
kesehatan bergerak, bila tersedia) jika kasus tersebut merupakan kasus upaya kesehatan
primer sekunder yang tidak bisa ditangani oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Pusat Gugus baik itu puskesma rawat inap maupun Rumah Sakit tipe D pratama merujuk
kasus ke RS Kabupaten/ Kota sebagai rujukan tertinggi di kabupaten/ kota. Dan RS
Kabupaten/ Kota akan melakukan rujukan kasus ke RS rujuk regional yang telah ditetapkan.
Dan sebagai rujukan tertinggi di tingkat provinsi adalah RS Provinsi.
Alur rujukan merupakan rujukan berjenjang seperti pada gambar dibawah
20
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya
penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau
masalah kesehatan masyarakat.
Alur rujukan merupakan rujukan berjenjang sebagai berikut
- Pusat Gugus
- RS Kab/Kota atau Fasilitas Kesehatan Bergerak
- RS regional
- RS Provinsi
Saran
Dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang
lebih bermutu karna tindakan rujukan ditujukan pada kasus yang tergolong beresiko tinggi. Dan
Bidan sebagai tenaga kerja kesehatan harus memiliki kesiapan untuk merujuk pasin bila pasien
mengalami anemia berat dan dibutuhkan penanganan lebih lanjut serta transfusi darah, ke fasilitas
kesehatan yang lebih optimal dan tepat waktu jika mengalami penyulitan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta: Draft Sistem Rujukan Layanan
Kesehatan Primer Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 2014
22