Anda di halaman 1dari 13

Makalah

RUJUKAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ASKEB KOMUNITAS
Dosen pengampu: Euis Nurhayati, S.ST, M. KES

DISUSUN OLEH :

Ainun Nurrosmania

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2020
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
pemilik segala ilmu pengetahuan, atas rahmatNya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini mengenai “Rujukan” dalam mata kuliah “Asuhan Kebidanan
Komunitas”
Makalah yang kami buat ini diharapkan dapat memperluas wawasan bagi
pembaca dan membantu dalam memahami tentang perubahan yang terjadi pada
sistem perkemihan dalam masa nifas serta memberi wawasan yang kompetitif dan
terpadu bagi pembaca.

Sukabumi, Mei 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi ................................................................................................2
B. Tujuan Rujukan....................................................................................2
C. Jenis......................................................................................................4
D. Tujuan Sistem Rujukan.........................................................................4
E. Jenjang Tingkat Rujukan......................................................................5
F. Jalur Rujukan........................................................................................5
G. Mekanisme Rujukan.............................................................................6
H. Pemberdayaan Masyarakat tentang Rujukan........................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan
perhatian yang utama bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab
memberikan pengawasan, nasehat serta asuhan bagi wanita selama masa
hamil, bersalin dan nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan termasuk
pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di komunitas, baik di rumah,
posyandu maupun polindes.
Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk
bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua
dan ketiga, di mana dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun
berada di suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan
primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia
menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan di atasnya,
demikian seterusnya. Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah,
teknologi, transportasi) terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan baik
dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan tepat. Sebuah penelitian
yang meneliti tentang sistem rujukan menyatakan bahwa beberapa hal yang
dapat menyebabkan kegagalan proses rujukan yaitu tidak ada keterlibatan
pihak tertentu yang seharusnya terkait, keterbatasan sarana, tidak ada
dukungan peraturan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Sistem rujukan adalah sistem yang dikelola secara strategis, proaktif,
pragmatif dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal yang paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang
membutuhkannya terutama ibu dan bayi baru lahir, dimanapun mereka berada dan
berasal dari golongan ekonomi manapun agar dapat dicapai peningkatan derajat
kesehatan dan neonatal di wilayah mereka berada (Depkes RI, 2006)
Menurut SK Menteri Kesehatan RI No 32 Tahun 1972 sistem rujukan adalah
suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelipahan
tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus masalah kesehatan secara
vertikal, dala arti unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu
atau secara horizontal dalam arti antar unit-ubit yang setingkat kemampuannya.
Dapat dikatakan bahwa sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan
pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab
seacara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah
kesehatan masayarakat, baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih
kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.

B. Tujuan Rujukan
Tujuan sistem rujukan di sini adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan
dan efisiensi pelaksanaan pelayanan metode kontrasepsi secara terpadu. Perhatian
khusus terutama ditujukan untuk menunjang upaya penurunan angka kejadian
efek samping, komplikasi dan kegagalan penggunaan kontrasepsi.
1. Terwujudnya suatu jaringan pelayanan KB yang terpadu di setiap tingkat,
sehingga masing-masing unit pelayanan KB sesuai dengan tingkat
kemampuan, berdaya guna dan berhasil guna maksimal, sesuai dengan tingkat
kemampuannya masing-masing.

2
2. Peningkatan dukungan terhadap arah dan pendekatan program KB Nasional
dalam hal perluasan jangkauan/pemerataan pembinaan dengan pelayanan
yang bermutu, dapat ditingkatkan serta perlindungan penuh kepada
masyarakat.
3. Meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan pelayananmeyode
kontrasepsi secara terpadu. Perhatian khusus terutama ditujukan untuk
menunjang upaya penurunan angka kejadian efek samping, komplikasi dan
kegagalan penggunaan kontrasepsi.
Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas
pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab
secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertical maupun secara
horizontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau dan
rasional. Tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. Dengan pengertian tersebut,
maka merujuk berarti meminta pertolongan secara timbal balik kepada fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten untuk penanggunalangan masalah yang sedang
dihadapi.
Untuk itu dalam melaksanakan rujukan harus telah pula diberikan:
1. Konseling tentang kondisi klien yang perlu menyebabkan perlu rujukan.
2. Konseling tentang kondisi yang diharapkan diperoleh di tempat rujukan.
3. Informasi tentang fasilitas pelayanan kesehatan tempat rujukan dituju.
4. Pengantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang dituju mengenai kondisi
klien saat ini dan riwayat sebelumnya serta upaya/tindakan yang telah
diberikan.
5. Bila perlu, berikan upaya mempertahankan keadaan umum klien.
6. Bila perlu, karena kondisi klien, dalam perjalanan menuju tempat rujukan
harus didampingi perawat/bidan.
7. Menghubungi fasilitas pelayanan tempat rujukan dituju agar memungkinkan
segera menerima rujukan klien.

3
C. Jenis
1. Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan internal dan
rujukan eksternal
a. rujukan internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit
pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas
(puskesmas pembantu) ke puskesmas induk
b. Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam
jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat inap)
maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah)
2. Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan medik
dan rujukan kesehatan
a. Rujukan medik
 Konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan,
tindakan
 Pengiriman bahan (spesimen) pemeriksaan laboratorium yang lebih
lengkap
 Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli
untuk meningkatkan suatu pelayanan pengobatan setempat.
b. Rujukan kesehatan
Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masayarakat yang
bersifat preventif dan promotif.

D. Tujuan sistem rujukan upaya kesehatan


1) Umum
Dihasilakannya upaya pelayanan kesehatan yang didukung mutu pelayanan
yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya
guna dan berhasil guna
2) Khusus
Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna

4
Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan
promotif secara berhasil guna dan berdaya guna

E. Jenjang tingkat tempat rujukan


RUMAH SAKIT TIPE A

SISTEM RUJUKAN DI KOMUNITAS


RUMAH SAKIT TIPE C/D

SISTEM RUJUKAN
RUMAH SAKIT TIPE INAP

PUSKESMAS/BP/RB/BKIA SWASTA

PUSKESMAS PEMBANTU/ BIDAN

POSYANDU/ KADER/ DUKUN BAYI

F. Jalur Rujukan
1. Dari kader, dapat langsung merujuk ke :
a. puskesmas pembantu
b. pondok bersalin/ bidan desa
c. puskesmas/ puskesmas rawat inap
d. rumah sakit pemerintah/ swasta
2. Dari posyandu, dapat langsung merujuk ke :
a. puskesmas pembantu
b. pondok bersalin/ bidan desa
c. puskesmas/ puskesmas rawat inap
d. rumah sakit pemerintah/ swasta
3. Dari puskesmas pembantu
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit swasta

5
4. Dari pondok bersalin
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D. atau rumah sakit swasta

G. Mekanisme rujukan
1. Menentukan kegawadaruratan penderita
a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih
Ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga
atau kader/ dukun bayi, maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang terdekat, oleh karena itu mereka belum tentu dapat
menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas
Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut
harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus
menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana
yang harus dirujuk.
c. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
Sebaiknya bayi yang akan dirujuk harus sepengathuan ibu atau keluarga
bayi yang bersangkutan dengan cara petugas kesehatan menjelaskan
kondisi atau masalah bayi yang akan dirujuk dengan cara yang baik.
d. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
1) Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk
2) Meminta petunjuk apa yan perlu dilakukan dalam rangka persiapan
dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
3) Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita
bila penderita tidak mungkin dikirim.
e. Persiapan penderita (BAKSOKUDA)
Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan disingkat
“BAKSOKUDA” yang diartikan sebagi berikut :

6
B (Bidan) : Pastikan ibu/ bayi/ klien didampingi oleh tenaga
kesehatan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk
melaksanakan kegawatdaruratan
A (Alat) : Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan
seperti spuit, infus set, tensimeter dan stetoskop
K (keluarga) : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien)
dan alasan mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang
lain harus menerima ibu (klien) ke tempat rujukan.
S (Surat) : Beri sura ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu
(klien), alasan rujukan, uraian hasil rujuka, asuhan atau obat-obat
yang telah diterima ibu
O (Obat) : Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama
perjalanan merujuk
K (Kendaraan) : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk
memungkinkan ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat
mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat.
U (Uang) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah
yang cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang
diperlukan di tempar rujukan
DA (Darah) : Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan
transfusi darah apabila terjadi perdarahan
f. Pengiriman Penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/
sarana transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita
g. Tindak lanjut penderita
Untuk penderita yang telah dikemalikan
Harus kunjungan rumah bila penderita yang memerlukan tindakan
lanjut tapi tidak melapor

7
H. Pemberdayaan Masyarakat pada Sistem Rujukan
Langkah-langkah dalam upaya meningkatkan mutu rujukan :
1. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan
puskesmas pembantu dan pos kesehatan lain dari masyarakat.
2. Mengadakan pusat rujukan antara lain dengan mengadakan ruangan
tambahan untuk 10 tempat tidur perawatan penderita gawat darurat di lokasi
strategis
3. Meningkatkan sarana komunikasi antar unit pelayanan kesehatan
4. Menyediakan Puskesmas keliling di setiap kecamatan dalam bentuk
kendaraan roda 4 atau perahu bermotor yang dilengkapi alat komunikasi
5. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi sistem, baik rujukan
medik maupun rujukan kesehatan
6. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan
kesehatan

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk
bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan
ketiga, di mana dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada
di suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak
dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung
jawab tersebut ke tingkat pelayanan di atasnya, demikian seterusnya.
Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah, teknologi, transportasi)
terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan
segera tertangani dengan tepat. Sebuah penelitian yang meneliti tentang sistem
rujukan menyatakan bahwa beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan
proses rujukan yaitu tidak ada keterlibatan pihak tertentu yang seharusnya terkait,
keterbatasan sarana, dan tidak ada dukungan peraturan.

B. Saran
Kami merasa pada makalah ini kami banyak kekurangan, karena
kurangnya referensi dan pengetahuan pada saat pembuatan makalah ini.
Kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun pada
pembaca agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

9
Daftar Pustaka

Buku Acuan & Panduan.2008.Asuhan Persalinan Normal,Jakarta


Meilani,Niken,S.SiT,DKK.2009.Kebidanan Komunitas,Yogyakarta
Nur Muslimatun,Wafi.2010.Asuhan Neonatus Bayi & Balita,Yogyakarta
Ilmu kesehatan masyarakat oleh Syafrudin, SKM, M.Kes; Theresia EVK, SST,
SKM; Dra. Jomima, M.Kes
 

10

Anda mungkin juga menyukai