Anda di halaman 1dari 10

Nomor Dokumen : PDN-016/UKP- MP/2017

Nomor Revisi : 00
Tanggal Terbit : 16 Oktober 2017
Jumlah Halaman : 10

PANDUAN
RUJUKAN
PUSKESMAS KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN

PUSKESMAS KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN


JAKARTA SELATAN
TAHUN 2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ……………………………………………. 3

II. RUANG LINGKUP ……………………………………………. 6

III. TATA LAKSANA ……………………………………………. 7

IV. SASARAN DAN TARGET ……………………………………………. 10

2
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan
bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk puskesmas. Puskesmas yang
merupakan salah satu dari sarana kesehatan merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
penyembuhan dan pemulihan bagi pasien.

Rujukan adalah sesuatu yang digunakan pemberi informasi (pembicara) untuk


menyokong atau memperkuat pernyataan dengan tegas. Rujukan mungkinmenggunakan
faktual ataupun non faktual. Rujukan faktual terdiri atas kesaksian,statistik contoh, dan
obyek aktual. Rujukan dapat berwujud dalam bentuk bukti, nilai-nilai, dan/ atau kredibilitas.

Sistem rujukan adalah suatu jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan


terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik
vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani) maupun horizontal (antar unit-unit yang
setingkat kemampuannya) secara rasional kepada yang lebih mampu. Sistem rujukan
adalah system yang dikelola secara strategis, proaktif, pragmatif dan koordinatif untuk
menjamin pemerataan pelayanan kesehatan.

Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari rujukan internal dan rujukan
eksternal. Rujukan internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di
dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke
puskesmas induk. Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam
jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas
rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).

Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari rujukan medik dan rujukan
kesehatan. Rujukan medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya
penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas
dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi,diabetes mellitus) ke rumah sakit umum
daerah. Rujukan kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan
upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan
3
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tersedianya pedoman pelayanan rujukan untuk mewujudkan pelayanan umum dan
kegawat daruratan yang bermutu, efektif, dan efisien.di Puskesmas Kecamatan
Mampang Prapatan.

2. Tujuan Khusus
Sebagai acuan bagi dokter, perawat dan bidan dalam menyelenggarakan rujukan..

C. BATASAN OPERASIONAL
1. Dokter adalah seseorang yang telah lulus pendidikan kedokteran yang oleh hukum
diberi kewenangan untuk melakukan praktik kedokteran dalam upaya pelayanan
kesehatan.

2. Perawat yaitu tenaga profesional yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan
kewenangan dalam melaksanakan dan memberikan perawatan kepada pasien yang
mengalami masalah kesehatan.

3. Bidan adalah tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja
sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama
masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasi persalinan atas tanggung
jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini
mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu
dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan
tindakan kegawat-daruratan.

4. Informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarganya atas
dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
klien tersebut. Informed consent adalah suatu proses yang menunjukkan komunikasi
yang efektif antara dokter dengan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa yang
akan dan apa yang tidak akan dilakukan terhadap pasien.

5. Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan


pelimpahan wewenang atau tanggung jawab secara timbal balik terhadap suatu kasus
penyakit atau masalah kesehatan. Sistem rujukan dapat berjalan secara vertikal maupun
horizontal. Secara vertikal dalam arti rujukan dari unit yang terkecil atau berkemampuan
kurang kepada unit yang lebih mampu. Secara horizontal dalam arti rujukan antar unit-
unit yang setingkat kemampuannya.

6. Rujukan internal adalah rujukan yang terjadi antar unit pelayanan didalam institusi
tersebut. Misalnya dari jaringan puskesmas, puskesmas kelurahan ke puskesmas
kecamatan.

4
7. Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan baik horizontal dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap maupun
vertikal dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah

8. Sistem jejaring rujukan adalah adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-
simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau
lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Dalam hal rujukan
memiliki arti suatu sistem yang memiliki keterkaitan sistem antara sistem terbawah
hingga sistem teratas yang meliki tujuan mempermudah dalam hal perujukan pasien.

5
RUANG LINGKUP

1. Penentuan Kriteria Pasien Rujukan


2. Persiapan Rujukan Pasien
3. Pembagian Wewenang dan Tanggung Jawab Proses Rujukan
4. Pendampingan Pasien Selama Proses Rujukan

6
TATA LAKSANA

Rujukan terhadap pasien dilakukan dalam hal fasilitas pelayanan kesehatan memastikan tidak
mampu memberikan pelayanan yang dibutuhkan pasien berdasarkan hasil pemeriksaan awal
secara fisik atau berdasar pemeriksaan penunjang medis dan/atau setelah
memperoleh pelayanan keperawatan dan pengobatan ternyata pasien memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
Sistem rujukan dapat dilakukan di Ruang Layanan Umum, Ruang Tindakan dan Observasi, dan
Ruang Layanan Bersalin serta unit-unit yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Mampang
Prapatan.

A. Sistem Informasi Rujukan


Informasi kegiatan rujukan pasien dibuat oleh dokter pengirim dan dicatat dalam surat rujukan
pasien yang dikirimkan ke rumah sakit rujukan, yang berisikan antara lain : nomor surat, tanggal
dan jam pengiriman, status jaminan kesehatan yang dimiliki pasien baik pemerintah atau
swasta, tujuan rujukan penerima, nama dan identitas pasien, resume hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik, diagnosa, tindakan dan obat yang telah diberikan, termasuk pemeriksaan
penunjang diagnostik, kemajuan pengobatan, nama dan tanda tangan dokter/perawat/bidan
yang memberikan pelayanan serta keterangan tambahan yang dipandang perlu.

B. Kegiatan rujukan meliputi


Rujukan pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap
Prosedur standar merujuk pasien
1) Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja.
2) Tetap berkomunikasi antara dokter yang merujuk dengan sistem Jejaring rujukan

Prosedur klinis
1) Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk
menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding.
2) Memberikan instruksi tindakan sesuai kasus. Instruksi mencakup kapan mendapatkan
pelayanan yang mendesak.
3) Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan.
4) Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas medis / paramedis yang
berkompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
5) Pasien diantar dengan kendaraan puskesmas (ambulans)
6) Selama proses rujukan secara langsung semua pasien selalu dimonitor oleh
tenaga medis berkompetensi sesuai dengan kondisi pasien.

Prosedur Administratif
1) Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan.
2) Membuat catatan rekam medis pasien.
7
3) Memberi informed consent (persetujuan / penolakan rujukan).
4) Membuat surat rujukan pasien rangkap 2 lembar pertama dikirim ke tempat rujukan bersama
pasien yang bersangkutan. Lembar kedua disimpan sebagai arsip. Mencatat identitas pasien
pada buku register rujukan pasien.
5) Menyiapkan sarana transportasi (ambulans) dan merujuk ke RS yang telah memberikan ACC
kirim via grup jejaring rujukan.
6) Pengiriman pasien dilaksanakan setelah mendapat ACC kirim RS rujukan dan segala
perlengkapan baik surat-surat inform consent, monitoring keadaan serta resume pasien yang
akan dirujuk selesai dikerjakan.

C. Pembagian wewenang & tanggungjawab


1. Dokter perujuk sebagai penanggung jawab utama setiap kali rujukan ke fasilitas yang lebih
tinggi
2. Perawat/ Bidan perujuk sebagai pelaksana dalam kegiatan rujukan dan bertanggung jawab
utk monitoring keadaan pasien yang dirujuk berupa keadaan saat datang, saat observasi, dan
saat proses merujuk.

D. Persiapan Rujukan Persiapan yang harus dilakukan sebelum merujuk


1. Melakukan pertolongan pertama dan atau tindakan stabilisasi kondisi pasien sesuai indikasi
medis serta sesuai dengan kemampuan untuk tujuan keselamatan pasien selama pelaksanaan
rujukan
2. Persiapan tenaga kesehatan, pastikan pasien dan keluarga didampingi oleh minimal satu
tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan) yang kompeten.
3. Persiapan keluarga, beritahu keluarga pasien tentang kondisi terakhir pasien, serta alasan
mengapa perlu dirujuk. Anggota keluarga yang lain harus ikut mengantar pasien ke tempat
rujukan.
4. Persiapan surat, beri surat pengantar ke tempat rujukan, berisi identitas pasien, alasan
rujukan, tindakan dan obat-obatan yang telah diberikan pada pasien, inform consent bersedia
menunggu di ruang ugd rumah sakit rujukan, lembar monitoring pasien saat di ruang ugd
puskesmas serta lembar monitoring saat transportasi ambulans, serta surat serah terima pasien
rujukan,
5. Persiapan Alat, bawa perlengkapan alat dan bahan yang diperlukan.
6. Persiapan Obat, membawa obat-obatan esensial yang diperlukan selama perjalanan
merujuk.
7. Persiapan Kendaraan, persiapkan kendaraan yang baik, yang memungkinkan pasien
berada dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan
secepatnya. Kelengkapan ambulance, alat, dan bahan yang diperlukan.
8. Persiapan biaya, ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah cukup untuk
membeli obat-obatan dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan.

8
E. Pendampingan Pasien Selama Transfer/rujukan
Selama proses rujukan secara langsung semua pasien selalu dimonitor, adapun proses
tersebut adalah
1. Pasien dengan sakit berat / kritis harus didampingi oleh 1 orang tenaga medis.
2. Kebutuhan akan jumlah tenaga medis / petugas yang mendampingi pasien
bergantung pada kondisi / situasi klinis dari tiap kasus (tingkat / derajat beratnya penyakit /
kondisi pasien).
3. Dokter jaga (dr DPJP), bertugas untuk membuat keputusan dalam menentukan siapa saja
yang harus mendampingi pasien selama transfer berlangsung.
4. Sebelum melakukan transfer, petugas yang mendampingi harus paham dan mengerti akan
kondisi pasien dan aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan proses transfer.
5. Pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan lanjut (advanced respiratory support) atau
bantuan pernapasan dasar (basic respiratory support) dengan dukungan / bantuan pada
minimal 2 sistem organ, termasuk pasien-pasien yang membutuhkan penanganan kegagalan
multi-organ; harus didampingi oleh petugas yang kompeten, terlatih.
6. Semua petugas yang tergabung dalam tim transfer untuk pasien dengan sakit berat /kritis
harus kompeten, terlatih, dan berpengalaman

F. Kritera Pasien yang dirujuk


Adapun kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari :
1. Hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi.
2. Hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak
mampu diatasi.
3. Pasien kunjungan ulang dengan keluhan yang sama dan atau makin memburuk walaupun
telah dilakukan pengobatan sesuai dengan standar

9
SASARAN DAN TARGET

1. Dokter
2. Perawat
3. Bidan
4. Pasien

10

Anda mungkin juga menyukai