Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM RUJUKAN DAN TINGKATAN RUJUKAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 9 ;

NUR MUNIFAH ANUGRAH REZKY ( 02103067 )


ANSELMA NAMSI SILITUBUN ( 02103046 )

STIKES AMANAH MAKASSAR


T.A 2021/2022
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya sehinga makalah ini dapat
tersusun hinga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari kelompok 9 yang telah bekerja sama dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan mapun
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena
itukami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 16 januari 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..3
A. Latar Belakang…………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………
C. Tujuan ………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….4
A. Pengertian Rujukan……………………………………………………4
B. Macam-macam rujukan…………………………………………..5
C. Jalur rujukan…………………………………………………6
D. Manfaat system rujukan ……………………………………………………………...7
E. Tata cara pelaksanaan system rujukan ………………………………………………...8
F. Prosedur standard merujuk pasien …………………………………………………….
G. Persiapan rujukan ……………………………………………………………
H. Mekanisme rujukan ……………………………………………………
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………….9
A. Kesimpulan…………………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan system rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau
berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, di mana dalam
pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu system dan daling
berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis
tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan di
atasnya, demikian seterusnya.
Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah, teknologi,transportasi) terpenuhi maka
proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan
tepat. Sebuah penelitian yang menelitih tentang system rujukan menyatakan bahwa beberapa
hal yang dapat menyebabkan kegagalan proses rujukan yaitu tidak ada keterlibatan pihak
tertentu yang seharusnnya terkait, keterbatasan sarana, tidak ada dukungan peraturan .
B. Rumusan masalah
1. Apa itu system rujukan ?
2. Apa saja macam-macam rujukan ?
3. Bagaimana jalur rujukan yang terdapat di puskesmas ?
4. Apa saja tata laksana rujukan puskesmas ?
5. Apa saja manfaat system rujukan ?
6. Bagaimana prosedur standar merujuk pasien ?
7. Bagaimana persiapan rujukan ?
8. Bagaimana mekanisme rujukan secara umum ?
9. Bagaimana system rujukan yang terdapat pada puskesmas ?
10. Apa saja fasilitas yang diberikan puskesmas saat merujuk pasien ke pelayanan
kesehatan lain ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian system rujukan .
2. Untuk mengetahui macam-macam system rujukan .
3. Utuk mengetahui alur rujukan yang terdapat di puskesmas .
4. Untuk mengetahui tata laksana system rujukan .
5. Untuk mengetahui manfaat system rujukan .
6. Untuk mengetahui prosedur standar merujuk secara umum.
7. Untuk mengetahui persiapan rujukan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rujukan dan Sistem Rujukan
1. Pengertian puskesmas
Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Factor
kepadatan penduduk,luas daerah,keadaan geografi dan keadaan infrastruktur
lainnyamerupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi pelayanan pengobatan (kuratif),upaya pencegahan (preventif), peningkatan
kesehatan (promotive), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative), yang ditujukkan kepada
semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan
dalam kandungan sampai tutup usia.
2. Pengertian Rujukan
Rujukan adalah sarana dam prasarana yang digunakan sebagai alat untuk memberikan
informasi, untuk menyokong atau mempercepat pernyataan dengan tegas. Rujukan dapat
berwujud alat bukti,nilai-nilai,dan/atau kredibitas. Sumber materi rujukan adalah tempat
materi tersebut ditemukan.
Notoatmodjo (2008) mendefinisihkan system Rujukan sebagai suatu system
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab
timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikel (dari unit
yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antaraunit-unit yang setingkat
kemampuannya). Sederhananya, system rujukan mengatur darimana dan harus kemana
seseorang dengan gangguan kesehatan tertentu memeriksakan keadaan sakitnya.
System rujukan adalah suatu system penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan
pelimpahan wewenang atau tanggung jawab secara timbal balik, terhadap suatu kasus
penyakit atau masalah kesehatan. System rujukan dapat berjalan secara vertikel maupun
horizontal .secara vertikel dalam arti rujukan dari unit terkecil atau berkemampuan kurang
kepada unit yang lebih mampu. Secara horizontal dalam arti rujukan antar unit-unit yang
setingkat kemampuannya.
System rujukan upaya keselamatan adalah suatu system jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tangung jawab secara timbal-balik atas
masalah yang timbul baik secara vertikel (komunikasi antara unit yang sederajat ) maupun
horizontal ( komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten,terjangkau,rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah
administrasi. (kebidanan komunitas: hal 207).
B. Macam Rujukan
Menurut system kesehatan nasional rujukan dibagi menjadi :
a. Rujukan kesehatan
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan. Dengan demikian rujukan kesehatan pada dasarnya
berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat (public health service). Rujukan
kesehatan dibedahkan atas tiga macam yakni rujukan teknologi,sarana, dan
operasional (azwar, 1996). Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman,
pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap ini
adalah rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya pencegahan
penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotive) . rujukan ini mencakup
rujukan teknologi, rasana dan operasional (syfrudin,2009).
b. Rujukan medik
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta
pemulihan kesehatan. Dengan demikian rujukan medik pada dasarnya berlaku untuk
pelayanan kedokteran (medical service). Sama halnya dengan rujukan
kesehatan,rujukan medik ini dibedahkan atas tiga macam yakni rujukan
penderita,pengetahuan dan bahan bahan pemeriksaan (azwar,1996).
Menurut syafrudin (2009). Rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab secara
timbal bai katas satu kasus yang timbul baik secara vertikel maupun horizontal
kepada yang lebih berwenang dan mampu menangani secara rasional . jenis rujukan
medik antara lain:
1). Transfer of patient.
Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosis,pengobatan,tindakan operasif dan
lain-lain.
2). Transfer of specimen
Pengiriman bahan (sperimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih
lengkap.
3). Transfer of knowledge/personal.
Pengiriman tenaga yang lebih kompoten atau ahli untuk meningkatkan mutu
layanan setempat.
Menurut azas penyelenggaraan puskesmas (kepmenkes no.128 tahun 2004 dibagi
menjadi :
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya menyangkut
masalah medik perorangan yang antara lain meliputi:
1. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostic,pengobatan,tindakan operasif
dan lain-lain.
2. Rujukan bahan (specimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang
lebih lengkap.
3. Rujukan ilmu pengetahuan antaa lain dengan mendatangkan atau
mengirim tenaga yang lebih kompoten atau ahli untuk melakukan
tindakan, memberi pelayanan,ahli pengetahuan dan teknologi dalam
meningkatkan kualitas pelayanan.
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah
kesehatan masyarakat yang meluas meliputi :
1. Rujukan rasana dan logistic, antara lain bantuan laboratorium dan
teknologi kesehatan .
2. Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyidikan sebab dan asal usul penyakit atau kejadian luar biasa suatu
penyakit serta penanggulangannya pada bencana alam, gangguan
komtibmas, dan lain-lain.
3. Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat,vaksin pangan pada
saat terjadi bencana,pemeriksaan bahan (sperimen) bila terjadi keracunan
masal,pemeriksaan air minum penduduk, dan sebagainya.
Menurut tata hubungan system rujukan dibagi menjadi :
a. Rujukan internal, adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan
di dalam institusi tersebut.misalnya dari jejang puskesmas ( puskesmas
pembantu) ke puskesmas induk.
b. Rujukan eksternal, adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang
pelayanan kesehatan,baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke
puskesmas rawat inap) maupun vertikel (dari puskesmas ke rumah sakit umum
daerah ).
C. Jalur Rujukan
Jalur rujukan dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Rujukan upaya kesehatan perorangan :
a. Antara masyarakat dengan puskesmas.
b. Antara puskesmas pembantu atau bidan di desa dengan puskesmas.
c. Intern perugas puskesmas atau puskesmas rawat inap.
d. Antar puskesmas atau puskesmas dengan rumah sakit atau fasilitas pelayanan
lainnya.
2. Rujukan upaya kesehatan masyarakat:
a. Dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten atau kota.
b. Dari puskesmas ke instasi lain yang lebih kompoten baik intrasektoral maupun
lintas sectoral.
c. Bila rujukan ditingkat kabupaten atau kota masih belum mampu menanggulangi,
bila diteruskan ke provinsi atau pusat (tnhono,2005).
D. Manfaat system Rujukan
Manfaat rujukan menurut azwar (1996), beberapa manfaat yang akan diperoleh dirinjau
dari unsur pembentuk pelayanan kesehatan terlibat sebagai berikut:
1. Sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan :
Jika ditinjau dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan (policy
maker), manfaat yang akan diperoleh antara lain membantu penghematan, dana,
karena tidak perlu meyediakan berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap
sarana kesehatan: memperjelas system pelayanan kesehatan,karena terdapat hubungan
kerja antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia; dan memudahkan pekerja
administrasi , terutama pada aspek perecanaan.
2. Sudut pandang masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan
Jika ditinjau dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan (helath
consumer), manfaat yang akan diperoleh antara lain meringankan biaya pengobatan,
karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang ulang dan
memperoleh masyarakat dalam mendapatkan pelayanan,karena diketahui dengan
jelas fungsi dan wewenang sarana pelayanan kesehatan.
3. Sudut pandang kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan.
Jika ditinjau dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggaraaan pelayanan
kesehatan (health provider), manfaat yang diperoleh antara lain memperjelas jenjang
karir tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif lainnya seperti semangat kerja,
ketekunan, dan dedikasi, membantu peningkatan pengetahuan dan keterampilan
yakni melalui kerjasama yang terjalin; memudahkan dan atau meringankan beban
tugas, karena setiap sarana kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.
E. Tata Cara pelaksanaan Sistem Rujukan
Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk. Adapun kriteria
pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah daru dari :
1. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipstikan tidak mampu diatasi.
2. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak mampu
diatasi.
3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi pemeriksaan
harus disertai pasien yang bersangkutan.
4. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan ,pengobatan dan
perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu.
Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua pihak yang terlibat yaitu
pihak yang merujuk dan pihak yang menerima rujukan dengan rincian beberapa prosedur
sebagai berikut :
a. Prosedur standar merujuk pasien.
b. Prosedur standar menerima rujukan pasien.
c. Prosedur standar memberi rujukan balik pasien .
d. Prosedur stadar menerima rujukan balik pasien.
F. Prosedur standar merujuk pasien
a. Prosedur klinis :
1. Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik
untuk menentukan diagnose utama dan diagnose banding.
2. Memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus.
3. Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan.
4. Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas medis/paramedic yang
kompoten dibadingkan dan mengetahui kondisi pasien.
5. Apabila pasien diatur dengan kendaraan puskesmas keliling atau ambulans,
agar petugas dan kendaraan tetap menunggu pasien di IGD tujuan sampai ada
kepastian pasien tersebut mendapat pelayanan dan kesimpulan dirawat inap
atau rawat jalan.
b. Prosedur administratif:
1. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan .
2. Membuat catatan rekam medis pasien.
3. Memberikan informed consent( persetujuan/penolakan rujukan).
4. Membuat surat rujukan pasien rangkap 2,
5. Lembar pertama dikirim ke tempat rujukan Bersama psien yang bersangkutan.
6. Lembar kedua disimpan sebagai arsip. Mencatat identitas pasien pada buku
register rujukan pasien.
7. Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin komunikasi
dengan tempat tujuan rujukan.
8. Pengiriman pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan
administrasi yang bersangkutan.
G. Persiapan Rujukan
1. Persiapkan tenaga kesehatan, pastikan pasien dan keluarga didamingi oleh minimal
dua tenaga kesehatan (dokter/dan atau perawat) yang kompoten dan memiliki
kemampuan untuk tatalaksana kegawatdaruratan medis, maternal dan perinatal.
2. Pasien keluarga, beritahu pasien dan keluarga pasien tentang kondisi terakhir pasien,
serta alasan mengapa perlu dirujuk. Anggota keluarga lain harus ikut mengatur
pasien ke tempat rujukan.
3. Periapan surat, beri surat pengatar ke tempat rujukan, berisi identitas pasien, alas an
rujukan, tindakan dan obat-obatan yang telah diberikan pada pasien.
4. Persiapkan alat, bawa perlengkapan alat dan bahan yang diperlukan.
5. Periapan obat, membawa obat-obatan esensial yang diperlukan selama perjalanan
merujuk.
6. Periapan kendaraan,persiapkan kendaraan yang cukup baik, yang memungkinkan
pasien berada dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan
secepatnya.

Kelengkapan ambulance,alat dan bahan yang diperlukan:


a. Tas PP(kit PP) sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat dan tahan air.
b. Alat perlindungan diri.
c. Sepatu pot.
d. Perlengkapan medis
e. Alat pemeriksaan
f. Emergency kit
g. Airways and breathing set
h. Circulation set
i. Trauma set
j. Alat angkut evakuasi
k. Scoope stretecher
l. Stretcher beroda
m. Lain-lain infus set
n. Bantal,sarung bantal,sprei,selimut
o. Kantung muntah
p. Box tissue
q. Satu pak gelas
r. Satu pak tissue basah
s. Empat liter air steril/NaCL
t. Empat buah alat pengikat lunak
u. Kantung sampah
v. Obat-obatan
w. Alat komunikasi
x. Radio medik
y. Mobile phone.
7. Perisiapan uang, ingat keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat-obatan dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan.
8. Persiapkan donor darah, siapkan kantung darah sesuai golongan darah pasien atau
calon pendonor darah dari keluarga untuk berjaga-jaga dari kemungkinan kasus yang
memerlukan donor darah.
H. Mekanisme Rujukan
1. Menentukan kegat daruratan penderita:
a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih.
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu,dan puskesmas.
2. Menentukan tempat rujukan .
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga.
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang diruju:
a. Memberitahukan bahwa aka nada penderita yang dirujuk.
b. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama
dalam perjalanan ke tempat rujukan.
c. Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita bila penderita
tidak mungkin dikirim.
5. Melakukan persiapan rujukan
6. Pengiriman penderita
7. Tindak lanjut penderita:
a. Untuk penderita yang telah dikembalikan dari tempat rujukan.
b. Melakukan kunjungan rumah pada penderita yang memerlukan tindakan lanjut
tetapi memiliki hambatan melapor.
BAB III
PENUTUP
A. Penutup
Puskesmas adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan terpadu dan menyeluruh kepada
masyarakat. Puskesmas memiliki wilayah kerja yang jelas dan 17 program kerja puskesmas
dalam upaya peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventif),
pengobatan penyakit( kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabitatif).
Rujukan adalah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai alat untuk memberikan
informasi, untuk menyokong atau memperkuat pernyatan dengan tegas. Rujukan dapat
berwujud alat bukti, niali-niai,dan kredibilitas.
Puskesmas sebagai salah satu tempat dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, berperan
penting dalam hal rujukan yang diberikan kepada pasien. Rujukan dalam hal melayani pasien
sangat bermanfaat dalam hal mempermudah dalam mencapai pelayanan kesehatan,selain itu
juga bermanfaat baik bagi tenaga kesehatan dalam hal manajemen dan administrasi yang
terencana dengan baik.
B. Saran
Dengan penulisan makalah ini, kami sebagai mahasiswa/mahasiswi keperawatan dapat
menambah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu ,harapan kami kepada pembaca memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Meilani,Niken, dkk.2009.kebidanan komunitas.yogyakarta:Fitramaya Dinas
Kesehatan.20011.
Petunjuk Teknis Sistem Rujukan pelayanan Kesehatan. Nusa Tenggara Barat:
Dinas kesehatan Departemen Kesehatan RI.2009. Sistem kesehatan Nasional.jakarta:
http://Www.indonesia-publichealth.com/Diakses-pada-tanggal-5-februari-2020-pukul21:00-
WIB
http://buk.depkes.go.id-Diakses-pada-tanggal-5-februaru-2020-pukul-21:00-WIB

Anda mungkin juga menyukai