Disusun oleh:
1. Alfian Fitriana
2. Alsa Isna Faiza Osman
3. Aziizah Syafirly
4. Setyowati Erineta Hutabarat
5. Tiara Novdianti
Dengan rahmat dan segala puji syukur kami haturkan kehadirat Allah, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Sistem rujukan” .
Menyadari dan jauh dari sempurna makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca guna perbaikan dikemudian hari sangat kami harapkan demi tercapainya
kesempurnaan yang diharapkan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para
mahasiswa dan pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem rujukan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari sistem rujukan
3. Untuk mengetahui manfaat dari sistem rujukan
4. Untuk mengetahui syarat dari sistem rujukan
5. Untuk mengetahui tata cara melakukan sistem rujukan
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian sistem rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti
satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun
secara horisontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Pelayanan rujukan dapat dilakukan secara horizontal maupun vertikal. Rujukan horizontal
adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan apabila
perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena
keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.
Rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda
tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkat pelayanan
yang lebih tinggi atau sebaliknya.
1) Rujukan Kesehatan
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat
kesehatan. Dengan demikian rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk pelayanan
kesehatan masyarakat (public health service). Rujukan kesehatan dibedakan atas tiga macam
yakni rujukan teknologi, sarana, dan operasional. Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam
pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap.
Ini adalah rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya pencegahan penyakit
(preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi,
sarana dan opersional.
2) Rujukan Medik
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta pemulihan
kesehatan. Dengan demikian rujukan medik pada dasarnya berlaku untuk pelayanan
kedokteran (medical service). Sama halnya dengan rujukan kesehatan, rujukan medik ini
dibedakan atas tiga macam yakni rujukan penderita, pengetahuan dan bahan bahan
pemeriksaan. Jenis rujukan medik antara lain:
1) Transfer of patient
Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosis, pengobatan, tindakan operatif dan
lain-lain.
2) Transfer of specimen
Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
3) Transfer of knowledge / personal.
Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan
setempat.
2.3 Tujuan Sistem Rujukan
Tujuan Rujukan, yaitu (syafrudin,2009)
1. setiap penderita mendapat perawatan dan [ertolongan yang sebai-baiknya.
2. Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan laboratorium dari
unit yang kurang lengkap ke unit yang lengkap fasilitasnya.
3. Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (Transfer Knowledge and skill)
melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah.
beberapa manfaat yang akan diperoleh ditinjau dari unsur pembentuk pelayanan kesehatan
terlihat sebagai berikut:
Manfaat yang akan diperoleh antara lain membantu penghematan dana, karena tidak perlu
menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan;
memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena terdapat hubungan kerja antara berbagai
sarana kesehatan yang tersedia; dan memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada
aspek perencanaan.
Jika ditinjau dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan (health consumer),
manfaat yang akan diperoleh antara lain meringankan biaya pengobatan, karena dapat
dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang dan mempermudah masyarakat
dalam mendapatkan pelayanan, karena diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang sarana
pelayanan kesehatan.
Jika ditinjau dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan
(health provider), manfaat yang diperoleh antara lain memperjelas jenjang karir tenaga
kesehatan dengan berbagai akibat positif lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan
dedikasi; membantu peningkatan pengetahuan dan keterampilan yakni melalui kerjasama
yang terjalin; memudahkan dan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana
kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.
b. Pemeriksaan Konfirmasi.
Dokter Spesialis dari Rumah Sakit dapat berkunjung secara berkala ke Puskesmas.
Dokter Asisten Spesialis / Residen Senior dapat ditempatkan di Rumah Sakit Kabupaten /
Kota yang membutuhkan atau Kabupaten yang belum mempunyai dokter spesialis.
Kegiatan menambah pengetahuan dan ketrampilan bagi Dokter umum, Bidan atau Perawat
dari Puskesmas atau Rumah Sakit Umum Kabupaten / Kota dapat berupa magang atau
pelatihan di Rumah Sakit Umum yang lebih lengkap.
Informasi kegiatan rujukan pasien dibuat oleh petugas kesehatan pengirim dan di catat
dalam surat rujukan pasien yang dikirimkan ke dokter tujuan rujukan, yang berisikan
antara lain : nomor surat, tanggal dan jam pengiriman, status pasien keluarga miskin
(gakin) atau non gakin termasuk umum, ASKES atau JAMSOSTEK, tujuan rujukan
penerima, nama dan identitas pasien, resume hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa,
tindakan dan obat yang telah diberikan, termasuk pemeriksaan penunjang, kemajuan
pengobatan dan keterangan tambahan yang dipandang perlu.
Informasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang telah menerima pasien rujukan dan
setelah selesai merawat pasien tersebut mencatat informasi balasan rujukan di surat
balasan rujukan yang dikirimkan kepada pengirim pasien rujukan, yang berisikan antara
lain: nomor surat, tanggal, status pasien keluarga miskin (gakin) atau non gakin termasuk
umum, ASKES atau JAMSOSTEK, tujuan rujukan penerima, nama dan identitas pasien,
hasil diagnosa setelah dirawat, kondisi pasien saat keluar dari perawatan dan follow up
yang dianjurkan kepada pihak pengirim pasien.
Agar sistem rujukan ini dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien, maka perlu
diperhatikan organisasi dan pengelolanya, harus jelas mata rantai kewenangan dan tanggung
jawab dari masing-masing unit pelayanan kesehatan yang terlihat didalamnya, termasuk
aturan pelaksanaan dan kordinasinya. Dibawah ini akan diuraikan mengenai kriteria
pembagian wilayah pelayanan dalam sistem rujukan dan koordinasi antara unit-unit
pelayanan kesehatan.
Karena terbatasnya sumber daya tenaga dan dana kesehatan yang disediakan, maka
perlu diupayakan penggunaan fasilitas pelayanan medis yang tersedia secara efektif dan
efisien. Pemerintah telah menetapkan konsep pembagian wilayah dalam sistem pelayanan
kesehatan masyarakat. Dalam sistem rujukan ini setiap unit kesehatan mulai dari Polindes,
Puskesmas Pembantu, Puskesmas dan Rumah Sakit akan memberikan jasa pelayanannya
kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan wilayah dan tingkat kemampuan petugas atau
sarana.
Ketentuan ini dikecualikan bagi rujukan kasus gawat darurat, sehingga pembagian
wilayah pelayanan dalam sistem rujukan tidak hanya didasarkan pada batas-batas wilayah
administrasi pemerintahan saja tetapi juga dengan kriteria antara lain:
Karena wilayah sistem rujukan mencakup lebih dari satu Kabupaten/ Kota, maka
koordinasi antar Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bersangkutan sangat penting.
Adapun Rumah Sakit rujukan yang tertinggi didaerah Provinsi
3. Alur Rujukan
Karena adanya perbedaan dan persamaan klasifikasi, wilayah dan kemampuan tiap
sarana kesehatan yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat perlu disusun alur rujukan
pasien secara umum, kecuali bagi rujukan kasus kegawatdaruratan atau rujukan khusus.
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam alur rujukan yaitu:
Rumah Sakit Umum Provinsi dengan klasifikasi B sebagai rujukan bagi Rumah Sakit
Umum Kabupaten/Kota dengan klasifikasi C atau D atau sarana kesehatan lain, termasuk
Rumah Sakit Angkatan Darat, Rumah Sakit Bhayangkara dan Swasta di Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Teknis Unsur-unsur pelaksana teknis rujukan lain sebagai sarana tujuan rujukan yang
dapat dikoordinasikan di tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat, antara lain: Balai
Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BLKM), Rumah Sakit Jiwa (RS Jiwa), Balai
Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM), Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
1. Apakah pasien yang tidak mengikuti rujukan berjenjang dapat dijamin oleh BPJS
Kesehatan? Peserta yang ingin mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan
sistem rujukan dapat dimasukkan dalam kategori pelayanan yang tidak sesuai
dengan prosedur sehingga tidak dapat dibayarkan oleh BPJS Kesehatan, kecuali
dalam kondisi tertentu yaitu kondisi gawat darurat, bencana, kekhususan
permasalahan pasien, pertimbangan geografis, dan pertimbangan ketersediaan
fasilitas.
2. Untuk pasien di perbatasan, apakah diperbolehkan untuk merujuk pasien lintas
kabupaten? Jika atas pertimbangan geografis dan keselamatan pasien tidak
memungkinkan untuk dilakukan rujukan dalam satu kabupaten, maka
diperbolehkan rujukan lintas kabupaten.
1. Ka Dinkes Kab/Kota dan organisasi profesi bertanggung jawab atas pembinaan dan
pengawasan rujukan pada pelayanan kesehatan tingkat pertama.
2. Ka Dinkes provinsi dan organisasi profesi bertanggung jawab atas pembinaan dan
pengawasan rujukan pada pelayanan kesehatan tingkat kedua.
3. Menteri bertanggung jawab atas pembinaan dan pengawasan rujukan pada
pelayanan kesehatan tingkat ketiga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit atau masalah
kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata
sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara
horisontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama. Jenis-jenis sistem rujukan
Sistem Kesehatan Nasional membedakannya menjadi dua macam yakni, Rujukan Kesehatan
rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat
kesehatan. Rujukan Medik rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan
penyakit serta pemulihan kesehatan. Dengan demikian rujukan medik pada dasarnya berlaku
untuk pelayanan kedokteran (medical service). Manfaat yang akan diperoleh ditinjau dari
unsur pembentuk pelayanan kesehatan terlihat dari, sudut pandang pemerintah sebagai
penentu kebijakan,sudut pandang masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan,sudut pandang
kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan.
3.2
3.3
3.4
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bpjskesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/
http://eprints.undip.ac.id/
https://batukarinfo.com/system/files/buku%20rujukanBINDER_0.pdf
https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/7c6f09ad0f0c398a171ac4a6678a8f06.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/52788/Chapter%20II.pdf;