3 TINJAUAN PUSTAKA
a) Rujukan medik
Adalah rujukan yang pelimpahan bertangung jawab secara timbal balik atas
satu kasus yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih
berwewenang dan mampu menangani secara rasional.
Jenis rujukan medik ada tiga yaitu
Transfer of patient
Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindkan
operatif dll.
Transfer of specimen
Pengiriman bahan (specimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih
lengkap.
Transfer of knowlwdge/personal
Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu
pelayanan pengobatan setempat.
b) Rujukan kesehatan
Hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau spesimen ke fasilitas
yang lebih mampu dan lengkap menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya
preventif dan promotif.
b. Struktur sosial, seperti: tingkat pendidikan, pekerjaan, hobi, ras, agama, dan
sebagainya.
Karakteristik kebutuhan, dalam hal ini merupakan komponen yang paling langsung
berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Andersen (1975) menggunakan
istilah kesakitan untuk mewakili kebutuhan pelayanan kesehatan. Penilaian terhadap
suatu penyakit merupakan bagian dari faktor kebutuhan. Penilaian kebutuhan ini dapat
dinilai dari dua sumber yaitu:
Merupakan penilaian beratnya penyakit oleh dokter yang merwatnya. Hal ini
tercermin antara lain dari hasil pemeriksaan dan penentuan diagnosis penyakit
oleh dokter.
4. Prosedur rujukan
Mekanisme Rujukan
Adapun mekanisme rujukan yang perlu dilakukan antara lain:
1. Menentukan kegawatdaruratan pada tingkat kader, bidan desa, pustu dan
puskesmas
a. Pada tingkat Kader
Bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri maka segera
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat karena mereka belum
dapat menetapkan tingkat kegawatdaruratan
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas
Tenaga kesehatan harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan
kasus yang ditemui. Sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan
kasus mana yang harus dirujuk
2. Menentukan tempat tujuan rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang
mempunyai kewenangan terdekat, termasuk fasilitas pelayanan swasta
dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya.
Klien dan keluarga perlu diberikan informasi tentang perlunya penderita
segera dirujuk untuk mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju melalui telepon
atau radio komunikasi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
5. Persiapan penderita
6. Pengiriman penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/sarana
transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita.
7. Tindak lanjut penderita
a. Untuk penderita yang telah dikembalikan dan memrlukan tindak lanjut,
dilakukan tindakan sesuai dengan saran yang diberikan.
b. Bagi penderita yang memerlukan tindak lanjut tapi tidak melapor, maka
perlu dilakukan kunjungan rumah
Tatalaksana rujukan
a) Internal antar petugas disatu rumah
b) Antara puskesmas pembantu dan puskesmas
c) Antara masyarakat dan puskesmas
d) Antara satu puskesmas satu dengan puskesmas lainnya
e) Antara puskesmas dan RS, laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan
lain.
f) Antara RS, laboratorium atau fasilitas pelayanan lain dari RS.