Anda di halaman 1dari 24

RUJUKAN BERDASARKAN

STANDAR KEBIDANAN DAN


PROTAP

ARI ANDRIYANI, M.Keb


Tujuan pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan tujuan rujukan dengan
tepat.
Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis rujukan dengan
tepat.
Mahasiswa dapat menjelaskan jenjang tempat rujukan
dengan tepat.
Mahasiswa dapat menjelaskan tatalaksana rujukan yang
dapat terjadi dalammasyarakat dengan tepat.
Mahasiswa dapat menjelaskan hal-hal yang harus
dipersiapkan sebelum melakukan rujukan dengan tepat.
Mahasiswa dapat menerapkan sistem rujukan dalam
memberikan pelayanankebidanan di komunitas dengan
baik.
Rujukan :
Proses dimana Bidan
mengarahkan atau
mengirimkan klien ke dokter
atau profesi kesehatan
lainnya u/ memanage
masalah atau aspek tertentu
dari klien itu (ACNM, 1995)
Sistem rujukan (Referral System) :
Suatu jaringan pelayanan
kesehatan yg memungkinkan
terjadinya penyerahan tg jawab
secara timbal balik atas masalah
yg timbul, baik vertikal maupun
horisontal, secara rasional
kepada yg lebih mampu
Sistem rujukan adalah sistem
yang dikelola secara strategis,
proaktif, pragmatif dan
koordinatif untuk menjamin
pemerataan pelayanan
kesehatan maternal dan
neonatal yang paripurna dan
komprehensif bagi masyarakat
yang membutuhkannya
terutama ibu dan bayi baru
lahir, dimanapun mereka
bearada dan berasal dari
golongan ekonomi manapun
agar dapat dicapai peningkatan
derajat kesehatan dan neonatal
di wilayah mereka berada
(Depkes RI, 2006)
Menurut SK Menteri Kesehatan RI No 32 Tahun 1972 sistem
rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang melaksanakan pelipahan tanggung jawab
timbal balik terhadap satu kasus masalah kesehatan
secara vertikal, dala arti unit yang berkemampuan kurang
kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal
dalam arti antar unit-ubit yang setingkat kemampuannya.

Dapat dikatakan bahwa sistem rujukan adalah suatu sistem


jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan
terjadinya penyerahan tanggung jawab seacara timbal
balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau
masalah kesehatan masayarakat, baik secara vertikal
maupun horizontal kepada yang lebih kompeten,
terjangkau dan dilakukan secara rasional.
Tujuan
System rujukan bertujuan agar pasien mendapatkan pertoplongan
pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga
jiwanya dapat terselamatkan, dengan demikian dapat
menurunkan AKI dan AKB.

Jenis
1.Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan
internal dan rujukan eksternal
a.rujukan internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar
unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring
puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk
b.Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit
dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari
puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke
rumah sakit umum daerah)
Tujuan sistem rujukan upaya
kesehatan

1) Umum
Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan yang didukung
mutu pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
2) Khusus
Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat
kuratif dan rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya
guna
Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat
preventif dan promotif secara berhasil guna dan berdaya guna
Pelayanan kebidanan
rujukan
Asuhan yg dilakukan dg
menyerahkan tanggung jawab
kpd dokter, ahli dan atau tenaga
profesional lainnya untuk
mengatasi masalah kesehatan
klien di luar kewenangan bidan
dalam rangka menjamin
kesejahteraan ibu dan anaknya.
Rujukan Medik :
Konsultasi penderita (diagnostik,
pengobatan, tindakan operasi)
Pengiriman bahan(specimen)
laboratorium
Mendatangkan/mengirimkan tenaga
yang lebih kompeten/ahli
Rujukan Kesehatan :
KLB (Kejadian Luar Biasa) mis.
Timbulnya penyakit menular
Terjadinya kelaparan akibat dari
suatu kondisi/keadaan, mis. Banjir,
gempa bumi dsb
Terjadinya keracunan massal, mis
karena gas, makanan, dsb
Masalah lain yg menyangkut
keadaan kesehatan masyarakat pd
umumnya.
Jenjang ( Hirarki )
Komponen / Unsur Pelayanan
Kesehatan
Tingkat Rumah Tangga.(Desa)
Pelayanan kesehatan oleh individu /keluarga
sendiri
Tingkat Masyarakat
Kegiatan swadaya masyarakat (Paguyuban,
PKK, Saka Bhakti Husada, Anggota RW, RT,
dan masyarakat (Posyandu )
Fasilitas yankes Profesional Tingkat I.
Puskesmas, Pustu, Pusling, Praktek Dokter
Swasta, Bidan, Poliklinik Swasta dll
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Profesional Tingkat II, RS Kabupaten,
RS Swasta, Laboratorium Swasta dl.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Profesional Tingkat III
RS kelas A dan B serta lembaga
spesialis swasta,
Laboratorium,Kesehatan Daerah dan
Laboratorium Klinik Swasta.
Sifat Rujukan :
Intern antar petugas Puskesmas
Antara Puskesmas Pembantu &
Puskesmas
Antara masyarakat & Puskesmas
Antara Puskesmas dg Rumah
Sakit, Laboratorium, & Instansi
lain
Jalur Rujukan
1.Dari kader, dapat langsung merujuk ke :
a. puskesmas pembantu
b. pondok bersalin/ bidan desa
c. puskesmas/ puskesmas rawat inap
d. rumah sakit pemerintah/ swasta
2.Dari posyandu, dapat langsung merujuk ke :
a. puskesmas pembantu
b. pondok bersalin/ bidan desa
c. puskesmas/ puskesmas rawat inap
d. rumah sakit pemerintah/ swasta
3.Dari puskesmas pembantu
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit swasta
4.Dari pondok bersalin
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D. atau rumah sakit swasta
Mekanisme rujukan
Menentukan kegawadaruratan penderita
a.Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih
Ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh
keluarga atau kader/ dukun bayi, maka segera dirujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang terdekat, oleh karena itu mereka
belum tentu dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
b.Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas
Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan
kasus yang ditemui, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya, mereka harus menentukan kasus mana yang boleh
ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk.
c. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
Sebaiknya bayi yang akan dirujuk harus sepengathuan ibu
atau keluarga bayi yang bersangkutan dengan cara
petugas kesehatan menjelaskan kondisi atau masalah bayi
yang akan dirujuk dengan cara yang baik.
d.Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
1) Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk
2) Meminta petunjuk apa yan perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan
selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
3) Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita bila
penderita tidak mungkin dikirim.
e.Persiapan penderita (BAKSOKUDA)
Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan
rujukan disingkat BAKSOKUDA yang diartikan sebagi
berikut :
B (Bidan) : Pastikan ibu/ bayi/ klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan
A (Alat) : Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti
spuit, infus set, tensimeter dan stetoskop
K (keluarga) : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan
alasan mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus
menerima ibu (klien) ke tempat rujukan.
S (Surat) : Beri sura ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien),
alasan rujukan, uraian hasil rujuka, asuhan atau obat-obat yang telah diterima
ibu
O (Obat) : Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan
merujuk
K (Kendaraan) : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan
ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan
dalam waktu cepat.
U (Uang) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang
cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempar
rujukan
DA (Darah) : Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan transfusi
darah apabila terjadi perdarahan
f. Pengiriman Penderita
Untuk mempercepat sampai ke
tujuan, perlu diupayakan kendaraan/
sarana transportasi yang tersedia
untuk mengangkut penderita
g. Tindak lanjut penderita
Untuk penderita yang telah dikemalikan
Harus kunjungan rumah bila penderita yang
memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor
H. Indikasi perujukan ibu yaitu :
Riwayat seksio sesaria
Perdarahan per vaginam
Persalinan kurang bulan (usia kehamilan < 37 minggu)
Ketuban pecah dengan mekonium yang kental
Ketuban pecah lama (lebih kurang 24 jam)
Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan
Ikterus
Anemia berat
Tanda/gejala infeksi
Preeklamsia/hipertensi dalam kehamilan
TInggi fundus uteri 40 cm atau lebih
Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masuk
5/5
Presentasi bukan belakang kepala
Kehamilan gemeli
Presentasi majemuk
Tali pusat menumbung
Syok
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai