Anda di halaman 1dari 43

Makalah

PSIKOLOGI KEBIDANAN

PERUBAHAN PSIKOLOGI MASA KLIMAKTERIUM

Disusun oleh :
1. Vinda Nur Apriningtyas (120119)
2. Isnaini Muslimatun (120120)
3. Natalia Elfitri Siputri Daur (120121)
4. Wulan kurniasari (120122)
5. Anita Dwi Harjanti (120123)
6. Novia Esti Rahayu (120124)
7. Dewi Puspita Sari (120125)
8. Dyah Ayu Wella D. (120126)
9. Dwi Puput Aryanti (120127)
10. Fransisca S. Indarwati (120128)
11. Indah Widi Astutik (120257)
Kelas 1 C

AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
2012

1
LEMBAR PERSETUJUAN

PERUBAHAN PSIKOLOGI MASA KLIMAKTERIUM

Dipersiapkan dan disusun oleh:


Kelompok IV

Anggota

1. Vinda Nur Apriningtyas (120119)


2. Isnaini Muslimatun (120120)
3. Natalia Elfitri Siputri Daur (120121)
4. Wulan Kurnia Sari (120122)
5. Anita Dwi Harjanti (120123)
6. Novia Esti Rahayu (120124)
7. Dewi Puspita Sari (120124)
8. Dyah Ayu Wella D. (120126)
9. Dwi Puput Aryanti (120127)
10. Fransisca S. Indarwati (120128)
11. Indah Widi Astutik (120257)

Telah disetujui untuk diseminarkan di depan penguji

Pada tanggal...................................2013

Mengetahui
Dosen Pembimbing

Wiwin Hindriyawati, S.Si.T.,M.Kes

KATA PENGANTAR

2
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga Makalah Mata Kuliah Psikologi Kebidanan ini dapat kami selesaikan
sebagai salah satu tugas yang diberikan dosen mata kuliah Psikologi.
Sebelumnya, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing mata kuliah Psikologi yang telah memberi kesempatan kapada
kami untuk mengumpulkan tugas makalah ini. Tugas makalah yang berjudul
Psikologi Masa Klimakterium. Sebuah makalah yang mengupas tentang
perubahan psikologi ibu pada masa klimakterium.
Kami sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kam mengharapkan bimbingan dari dosen pembimbing mata kuliah psikologi agar
dilain waktu, tugas tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah
Psikologi dapat kami kerjakan lebih baik lagi. Harapan kami, semoga makalah ini
dapat berguna bagi para pembacanya. Akhirnya kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR ISI

3
BAB I

4
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sepanjang hidupnya akan mengalami berbagai perubahan
hingga pada masa penuaan, demikian pula halnya dengan perempuan. Fase
terakhir dalam kehidupan perempuan atau setelah masa reproduksi
berakhir yang disebut klimakterium, yaitu terjadi pada usia 45 sampai 50
tahun. Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi
menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi
generatif ataupun endokrinologik dari ovarium (Baziad, 2003, hal.1).
Peristiwa menopause sangat alamiah dan normal terjadi pada
seorang wanita, dimana banyak keluhan yang dirasakan namun biasanya
hanya ditanggapi sebagai proses menua atau disangka penyakit lain,
sehingga tidak mendapat pengobatan yang sesuai. Menopause adalah haid
terakhir yang dialami oleh wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon
reproduksi. Oleh karena itu pengetahuan mengenai menopause sangat
dibutuhkan oleh setiap wanita khususnya yang akan menghadapi usia
senja agar tercapai kehidupan yang tetap sehat dan berkualitas (Baziad,
2003, hal.3).
Saat ini, wanita klimakterium sangatlah banyak dan memerlukan
perhatian yang serius. Sebagai negara dengan dasar pancasila, maka
mereka menjadi tanggung jawab bidan untuk memberikan bimbingan dan
konseling. Di harapkan oleh karena proses alami, tidak perlu ada penyulit
yang lebih memberatkan suasana menjalani hari tua. Mereka yang tanpa
berpandidikan sudah tentu kurang mengetahui berbagai masalah yang
dapat terjadi atau dianggap sudah merupakan kodrat alami. Dengan
demikian merupakan tanggung jawab bidan untuk memberikan informasi,
bimbingan, konseling, dan edukasi sehingga mereka yang telah mengalami
klimakterium bisa tetap menjaga kesehatan dan tidak terjadi komplikasi.
Selain itu, melakukan pemeriksaan secara rutin untuk dapat menemukan
secara dini penyakit yang dideritanya dan kemungkinan komplikasi jinak

5
atau ganas, sehingga harus dilakukan secara teratur (Ibnu Pranoto, et al,
2012, h. 270).
Agar kehidupan wanita akan menghadapi menopause dalam
kepuasan, kebahagiaan, kesejahteraan dan tidak terjadi kecemasan maka
perlu menjaga kesehatan, disamping itu perlu persiapan dini terhadap
datangnya masa premenopause, yaitu dengan memahami dan mengetahui
menopause dengan segala aspeknya maka penulis tertarik dalam menulis
makalah dengan mengadakan penelitian tentang perubahan psikologis
terhadap klimakterium.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengelola kasus psikologi klimakterium dengan
menejemen kebidanan ?
2. Bagaimana melakukan asuhan pada perubahan psikologi pada wanita
klimakterium ?
3. Apa saja perubahan fisik yang terjadi pada fase klimakterium ?
4. Apa saja perubahan psikis yang terjadi pada fase klimakterium ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mampu mengelola kasus psikologi klimakterium dengan
menejemen kebidanan..
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi perubahan fisik pada wanita
klimakterium.
b. Mampu mengidentifikasi perubahan psikis pada wanita
klimakterium.
c. Mampu mengidentifikasi perubahan menemukan atau
mendiagnosa masalah pada wanita klimakterium.
d. Mampu merencanakan atau penatalaksanaan yang berhubungan
dengan wanita klimakterium,
e. Mampu memberikan informasi, bimbingan, dan edukasi kepada
wanita klimakterium.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Klimakterium adalah masa peralihan antara masa reproduksi dan
masa senium yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun
endokrinologik dari ovarium (Prawiroharjo S, 2003, hal.1).

7
Masa senium adalah masa sesudah pasca menopouse, ketika telah
tercapai keseimbangan baru dalam kehidupan wanita, sehingga tidak ada
lagi gangguan vegetatif maupun psikis. Klimakterium bukan suatu
keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal, yang
berlangsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah
menopouse. Klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum menopouse
berdassarkan keadaan endokrenologik(kadar esterogen mulai turun dan
kadaar hormon gonedotropin naik) dan jika ada gejala-gejala klinis.
Klimakterium berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopouse. Pada saat
ini kadar esterogen telah mencapai nilai yang rendah yang sesuai dengan
keadaan senium, dan gejala-gejala neurovegetatif telah berhenti. Dengan
demikian lamanya klimakterium kurang lebih 13 tahun.
Proses menjadi tua sudah mulai pada umur 40 tahun. Jumlah
folikel pada ovarium waktulahir kurang lebih 750.000 buah. Pada uwaktu
menopouse tinggal beberapa ribu buah. Tambahan pula folikel yang tersisa
ini rupanya juga lebih resisten terhadap rangsangan gonadotropin. Dengan
demikian siklus ovarium yang terdiri atas pertumbuhan folikel, ovulasi,
dan pembentukan corpus luteum lambat laun terhenti. Pada wanita diatas
40 tahun siklus haid untuk 25 % tidak disertai ovulasi, jadi bersifat
anovulatoat.
Pada klimakterium terdapat penuryunan produksi esterogen dan
kenaikan hormon gonadotropin. Kadar hormon akhir ini terus tetap tinggi
sampai kirakira 15 tahun setelah menopouse, kemudian mulai menurun.
Tinggi kadar hormon gonadotropin disebabkan oleh berkurangnya
produksi estrogen, sehingga native feedback terhadap produksi
gonadotropin berkurang.
Klimakterium merupakan masa perubahan umumnya masa itu dilalui oleh
wanita wanita tanpa banyak keluhana.
Pada permulaan klimakterium kesuburan menurun, pada masa
pramenopouse terjadi kelainan perdarahan, sedangkan terutama pada masa
pascamenopouse terdapat gangguan psikis.
Pada klimakterium terdapat 4 fase, yaitu:
1. Pramenopouse

8
Pramenopouse adalah gejala awal masuknya wanita menuju
menopouse. Fase ini antara usia 40 tahundan dimulainya masa
klimakterium. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur,
dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid
relatif banyak, dan kadang disertai nyeri haid (disminorea). Pada
wanita tertentu talah timbul keluhan vasomotorik dan keluhan sindrom
pra haid atau sindrom pramenstrual (PMS) (Prawiroharjo S, 2003, hal.
2).
Faktorfaktor yang mempengaruhi terhadap gejala premenopouse
antara lain faktor psikologis dan fisik yang berhubungan dengan kadar
esterogen. Gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan
gairah, mudah tersinggung, susah tidur, dan ketakuan. Perubahan
psikologis ini berbeda tergantung kemampuan dari perempuan untuk
menyesuaikannya.
2. Perimenopouse
Perimenopouse adalah fase peralihan antara pramenopouse dan
pascamenopouse. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak
teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya >38 hari dan sisanya <
18 hari. Meskipun terjadi ovulasi kadar progesteron tetap rendah.
Kadar FSH, LH, dan estrogen sangat bervariasi (Prawiroharjo S, 2003,
hal. 2).
3. Menopouse
Menopouse adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir.
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat sampai suatu
ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup produksi estrogen pun
berkurang. Menopouse juga berari berhentinya menstruasi scara
permanen. Menopouse pada wanita merupakan bagian universal dan
ireversibel dari keseluruhan proses penuaan yang melibatkan sistem
reproduksi, dengan hasil akhir seorang wanita tidak lagi mengalami
menstruasi. Menopouse tejadi beberapa hari pada kehidupan seorang
wanita, sehinggan dalam pandangan luas, menopouse merupakan
suatu masa perubahan pada diri wanita, yang meliputi perubahan

9
sosial, fisiologi, dan psikologis, yang terjadi beberapa bulan sampai
satu tahun.
4. Pascamenopouse
Pascamenopouse adalah tidak berfungsinya ovarium karena kadar
estradiol berada antara 20-30 Pg/ml, dan kadar hormon gonadotropin
biasanya meningkat. Peningkatan hormon gonadotropin ini
disebabkan oleh terhentinya produksi inhibin akibat tidak tersedianya
folikel yang cukup. Pada wanita pascamenopouse masih saja dapat
dijumpai jenis steroid seks lain dengan kadar yang normal dalam
darah. Ovarium wanita pascamenopouse masih memiliki kemampuan
untuk menyentesis steroid seks.

B. Gejala Klimakterium
1. Pramenopouse
1. Perdarahan disfungsional,
2. Intertilitas gangguan perdarahan,
3. Gangguan otonom,
4. Kelebihan hormon estrogen dan kekurangan hormon progesteron,
5. Anovulasi insuvisiensi luteal,
6. Sebagian hormon gonadotropin meningkat khususnya hormon FSH,
7. Menstruasi yang tidak teratur,
8. Mudah cemas dan mudah tersinggung,
9. Perasaan panas sekitar wajah yang datang tanpa sebab dan produksi
keringat yang berlebihan (Rabe Thomas, 2003, 170).
2. Perimenopouse
1. Perubahan pola haid:
a. Siklus menjadi pendek
Siklus memanjang,
Haid tidak teratur.
b. Perubahan bentuk perdarahan
Mula-mula banyak, kemudian sedikit,
Perdarahan intermenstrual.
2. Ketidakstabilan vasomotor
a. Hot flushes (rasa panas berlebihan),
b. Keringat malam,
c. Gangguan tidur.
3. Gangguan psikologi/kognitive
a. Depresi,
b. Irritabilias,
c. Perubahan mood,
d. Kurang konsentrasi, pelupa.

10
4. Gangguan seksual
a. Kejadian gangguan seksual pada wanita perimenopouse itu
bervariasi dan meningkat seiring dengan bertambahnya
umur,
b. Gejala-gejalanya berupa berkurangnya lubrikasi vagina,
menurunnya libido, dispareuni, dan vaginismus.
5. Gejala-gejala somatik
a. Sakit kepala,
b. Pembesaran mammae dan nyeri,
c. Palpitasi,
d. Pusing.
3. Menopouse
1. Periode menstruasi yang tidak teratur,
2. Berkas panas yang ditandai dengan sensasi rasa hangat yang tiba-
tiba muncul atau rasa sangat panas yang menjalari hampir seluruh
bagian tubuh,
3. Perubahan pada alat kelamin. Perubahan ini terjadi karena estrogen
memegang peranan penting dalam fungsi alat kelamin perempuan,
rahim, kantong kemih, dan saluran kencing. Tak heran bila
perempuan yang menopause akan kerap mengalami iritasi, gatal,
dan sulit menahan urinasi.
4. Mood dan fungsi seksual berubah.
4. Pascamenopouse
1. Berhentinya menstruasi,
2. Gangguan autonom dengan flushing,
3. Osteoporosis dini,
4. Sindrom klimakterium,
5. Defisiensi esterogen,
6. Korpus luteum tidak terbentuk,
7. Peningkatan tajam hormon gonadrotopin (Rabe Thomas, 2003,
170).

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Klimakterium


1. Faktor Genetik
a. Usia saat haid pertama kali (Menarche)
Semakin muda seorang mengalami haid pertama kalinya, semakin
tua atau lama ia memasuki masa menopause
b. Jumlah anak

11
Beberapa peneliti menemukan bahwa makin sering seorang wanita
melahirkan maka semakin tua atau lama mereka memasuki masa
menopause.
c. Usia melahirkan
Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai
memasuki usia menopause. Penelitian yang dilakukan Beth Israel
Deaconess Medical Center in Boston mengungkapkan bahwa
wanita yang masih melahirkan di atas usia 40 tahun akan
mengalami usia menopause yang lebih tua. Hal ini terjadi karena
kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ
reproduksi. Bahkan akan memperlambat proses penuaan tubuh.
2. Faktor Psikis
Perubahan-perubahan psikologis maupun fisik ini berhubungan dengan
kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan
gairah, berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik,
timbulnya perubahan emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur,
rasa kekurangan, rasa kesunyian, ketakutan keganasan, tidak sabar
lagi, dll. Perubahan psikis ini berbeda-beda tergantung dari
kemampuan wanita untuk menyesuaikan diri.
3. Faktor Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan
pendidikan. Apabila faktor-faktor di atas cukup baik, akan mengurangi
beban fisiologis, psikologis. Kesehatan akan faktor klimakterium
sebagai faktor fisiologis.
4. Faktor Budaya dan Lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat
mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri
dengan fase klimakterium dini.

D. Penyebab Klimakterium
Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara normal
dipengaruhi oleh sistem poros hipotalamus-hipofisis-gonadotropin yang
merangsang dan mengatur produksi hormon-hormon seks yang
dibutuhkan. Hipotalamus menghasilkan hormon Gonadotropin Releasing

12
Hormone (GnRH) yang akan merangsang kelenjar hipofisis untuk
menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH). Kedua hormon FSH dan LH ini yang akan mempersiapkan
sel telur pada wanita. FSH dan LH akan meningkat secara bertahap setelah
masa haid dan merangsang ovarium untuk menghasilkan beberapa follicle
(kantong telur). Dari beberapa kantong telur tersebut hanya satu yang
matang dan menghasilkan sel telur yang siap dibuahi. Sel telur dikeluarkan
dari ovarium (disebut ovulasi) dan ditangkap oleh fimbria (organ
berbentuk seperti jari-jari tangan di ujung saluran telur) yang memasukkan
sel telur ke tuba fallopii (saluran telur). Apabila sel telur dibuahi oleh
spermatozoa maka akan terjadi kehamilan tetapi bila tidak, akan terjadi
haid lagi. Begitu seterusnya sampai mendekati masa klimakterium, dimana
fungsi ovarium semakin menurun.
Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti, biasanya ditandai
dengan siklus haid yang tidak teratur. Pramenopause bisa terjadi selama
beberapa bulan sampai beberapa tahun sebelum menopause. Pada masa ini
sebenarnya telah terjadi aneka perubahan pada ovarium seperti sklerosis
pembuluh darah, berkurangnya jumlah sel telur dan menurunnya
pengeluaran hormon seks. Menurunnya fungsi ovarium menyebabkan
berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan
gonadotropin. Hal ini akan mengakibatkan interaksi antara hipotalamus-
hipofisis terganggu. Pertama-pertama yang mengalami kegagalan adalah
fungsi korpus luteum. Turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan
berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan
ini akan mengakibatkan peningkatan produksi dan sekresi FSH dan LH.
Peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk hormonal yang paling baik
untuk mendiagnosis sindrom klimakterium.
Secara endokrinologis, klimakterium ditandai oleh turunnya kadar
estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Pada wanita masa
reproduksi, estrogen yang dihasilkan 300-800 ng, pada masa
pramenopause menurun menjadi 150-200 ng, dan pada pascamenopause

13
menjadi 20-150 ng. Menurunnya kadar estrogen mengakibatkan gangguan
keseimbangan hormonal yang dapat berupa gangguan neurovegetatif,
gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik dan gangguan siklus haid.
Beratnya gangguan tersebut pada setiap wanita berbeda-beda
bergantung pada:
1. Penurunan aktivitas ovarium yang mengurangi jumlah hormon steroid
seks ovarium. Keadaan ini menimbulkan gejala-gejala klimakterik dini
(gejolak panas, keringat banyak, dan vaginitis atrofikans) dan gejala-
gejala lanjut akibat perubahan metabolik yang berpengaruh pada organ
sasaran (osteoporosis).
2. Sosio-budaya menentukan dan memberikan penampilan yang berbeda
dari keluhan klimakterikum.
3. Psikologi yang mendasari kepribadian wanita klimakterium itu, juga
akan membe-rikan penampilan yang berbeda dalam keluhan
klimakterium.

E. Perubahan Hormonal
Pada kondisi klimakterium reaksi yang nyata adalah perubahan
hormon estrogen yang menjadi berkurang. Begitu juga perubahan yang
terjadi pada hormon progesteron. Menurunnya kadar hormon ini
menyebabkan terjadi perubahan haid menjadi sedikit, jarang, bahkan
siklus haidnya mulai terganggu. Hal ini disebabkan tidak tumbuhnya
selaput lendir rahim akibat rendahnya hormon estrogen.

F. Perubahan Fisik
1. Ketidakteraturan Siklus Haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala
haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya.
Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang sangat
banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal.
Normalnya haid akan berakhir setelah tiga sampai empat hari, namun
pada keadaan ini haid baru dapat berakhir setelah satu minggu atau
lebih.
2. Hot flushes (perasaan panas)

14
Arus panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan
berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Munculnya hot flushes
ini sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke
beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama dua
sampai tiga menit yang disertai keringat banyak. Ketika terjadi pada
malam hari, keringat ini dapat menggangu tidur dan bila hal ini sering
terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi
depresi. Gejolak panas ini terjadi karena jaringan-jaringan yang
sensitif atau yang bergantung pada esterogen akan terpengaruh
sewaktu kadar estrogen menurun. Pancaran panas diperkirakan
merupakan akibat dari pengaruh hormon pada bagian otak yang
bertanggung jawab untuk mengatur temperatur tubuh.
3. Keringat Berlebihan
Keringat berlebihan disebabkan karena pancaran panas pada tubuh
akibat pengaruh hormon yang mengatur termostat tubuh pada suhu
yang lebih rendah. Akibatnya, suhu udara yang semula dirasakan
nyaman, mendadak menjadi terlalu panas dan tubuh mulai menjadi
panas serta mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri. Selain itu,
dalam kehidupan seorang wanita, jaringan-jaringan vagina menjadi
lebih tipis dan berkurang kelembabannya seiring dengan kadar
estrogen yang menurun. Gejala lain yang dialami wanita adalah
berkeringat di malam hari.
4. Vagina Kering
Perubahan pada organ reproduksi, diantaranya pada daerah vagina
sehingga dapat menimbulkan rasa sakit pada saat berhubungan intim.
Selain itu, akibat berkurangnya estrogen menyebabkan keluhan
gangguan pada epitel vagina, jaringan penunjang, dan elastisitas
dinding vagina. Padahal, epitel vagina mengandung banyak reseptor
estrogen yang sangat membantu mengurangi rasa sakit dalam
berhubungan seksual.
5. Tidak dapat Menahan Air Seni
Ketika usia bertambah, air seni sering tidak dapat ditahan pada saat
bersin dan batuk. Hal ini akibat estrogen yang menurun sehingga salah

15
satu dampaknya adalah inkonsitensia urin (tidak dapat mengendalikan
fungsi kandung kemih). Dinding serta lapisan otot polos uretra
perempuan mengandung banyak reseptor estrogen. Kekurangan
estrogen menyebabkan terjadinya gangguan penutupan uretra dan
perubahan pola aliran urin menjadi abnormal sehingga mudah terjadi
infeksi pada saluran kemih bagian bawah.
6. Hilangnya Jaringan Penunjang
Rendahnya kadar estrogen dalam tubuh berpengaruh pada jaringan
kolagen yang berfungsi sebagai jaringan penunjang pada tubuh.
Hilangnya kolagen menyebabkan kulit kering dan keriput, rambut
terbelah-belah, rontok, gigi mudah goyang dan gusi berdarah,
sariawan, kuku rusak, serta timbulnya rasa sakit dan ngilu pada
persendian.
7. Penambahan Berat Badan
Saat wanita mulai menginjak usia 40 tahun, biasanya tubuhnya mudah
menjadi gemuk, tetapi sebaliknya sangat sulit menurunkan berat
badannya. Berdasarkan penelitian, setiap kurun 10 tahun, akan
bertambah berat badan atau tubuh melebar kesamping secara bertahap.
Hal ini diduga ada hubungannya dengan turunnya estrogen dan
gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak.
8. Gangguan Mata
Kurang dan hilangnya estrogen mempengaruhi produksi kelenjar air
mata sehingga mata terasa kering dan gatal.
9. Nyeri Tulang dan Sendi
Seiring dengan meningkatnya usia maka beberapa organ tidak lagi
mengadakan remodeling, diantaranya tulang. Bahkan, mengalami
proses penurunan karena pengaruh dari perubahan organ lain. Selain
itu dengan bertambahnya usia penyakit yang timbul semakin beragam.
Hal ini tentu saja berkaitan dengan kebugaran dan kesehatan tubuh
wanita.
10. Perubahan Kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi
berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama
pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian bawah

16
mata menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran hitam
dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas.
11. Gangguan Tidur
Kurang nyenyak tidur pada malam hari menurunkan kualitas hidup
wanita menopause.Estrogen memiliki efek terhadap kuaitas tidur.
Reseptor estrogen telah ditemukan di otak yang mengatur tidur.
12. Perubahan pada Mulut dan Hidung
Kekurangan estrogen menyebabkan perubahan mulut dan hidung.
Selaput lendirnya berkerut, aliran darah berkurang, terasa kering dan
mudah terkena gingivitis. Kandungan air liur juga mengalami
perubahan. Pemberian estrogen dapat mengurangi keluhan tersebut.

G. Perubahan Psikis
Aspek psikologis yang terjadi pada wanita yang mengalami
klimakterium amat penting peranan dalam kehidupan sosialnya terutama
dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun,
hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi
kebanggaan wanita menopause tersebut.
Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause
adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak
sabar, tegang, cemas dan depresi. Ada juga yang kehilangan harga diri
karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak
dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta merasa kehilangan
femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang. Beberapa keluhan
psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu
1. Ingatan menurun
Sesudah mengalami menopause, terjadi kemunduran dalam mengingat,
bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya
secara otomatis langsung ingat.
2. Kecemasan
Kecemasan yang timbul sering berhubungan dengan adanya
kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah
dikhawatirkan. Kecemasan pada ibu-ibu lansia yang telah menopause
umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas dan dap

17
at tenang kembali, setelah mendapatkan semangat/dukungan dari orang
di sekitarnya, namun ada juga yang terus-menerus cemas, meskipun
orang-orang disekitamya telah memberi dukungan. Akan tetapi banyak
juga ibu-ibu yang mengalami menopause namun tidak mengalami
perubahan yang berarti dalam kehidupannya.
3. Stress
Tidak ada orang yang bisa lepas dari rasa cemas, termasuk para lansia
menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam
lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga
bahkan menyelusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress
dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan
kekebalan terhadap penyakit.
4. Depresi
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena
kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan
kesempatan untuk memiliki anak, dan kehilangan daya tarik. Wanita
merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita
dan harus menghadapi masa tuanya.
Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang
depresi merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang
sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa
wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak
sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan
mungkin sulit dihindarkan.
H. Patofisiologi
Patiofisiologi adalah ilmu yang mempelajari gangguan fungsi pada
organisme yang sakit meliputi asal penyakit, permulaan perjalanan, dan
akibat. Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya
kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga
terganggunya interaksi antara hipotalamus hipofise. Pertama-tama terjadi
kegagalan fungsi luteum. Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium
menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap
hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari

18
kedua gonadoropin itu, ternyata yang paling mencolok peningkatannya
adalah FSH.
1. Gangguann pada Klimakterium (Ibnu Pranoto, et al, 2012, h.268)
a. Ganguan Neurovegetati
Disebut juga gangguan vasomotorik. Hal ini dapat muncul sebagai
gejolak panas (hot flushes), keringat banyak, rasa kedinginan,
sakkit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah,
berdebar-debar, susah bernapas, jari-jari atrofi, dan gangguan usus.
b. Gangguan Psikis
Gangguan psikis berupa keadaan yang mudah tersinggung, depresi,
kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur.
c. Gangguan Somatik
Gangguan somatik selain berupa gengguan haid atau amenorea,
mencakup pula gangguan kolpitis atrofikans, ektropium ekstropion,
osteoporosis, atritis, aterosklerosis, sclerosis koroner, dan
adipositas.
2. Gangguan Menopouse berupa Jadwal Menopouse (Ibnu Pranoto, et al,
2012, h.268)
a. Menopause Premature
Menopause premature merupakan gangguan jadwal menopouse,
hal ini terjadi bila:
1. Haid berhenti pada umur 40 tahun,
2. Terjadi gejala menopouse berupa hot flushes, dan kenaikan
gonadrotopin.
b. Menopouse Terlambat
Menopouse terlambat merupakan gangguan jadwal menopouse, hal
ini terjadi bila:
1. Haid berhenti setelah umur 55 tahun,
2. Muncul gejala menopouse.
3. Kelainan Organik pada Massa Menopouse (Ibnu Pranoto, et al, 2012,
h.268 & 269)
Kelainan organik terjadi karen adanya stimulan kerja yang tidak
seimbang antara esterogen dan progesterone. Konisi tersebut
menyebabkan kondisi patologis organ dalam bentuk:
1. Peningkatan perdarahan disfungsional,
2. Bisa terjadi perubahan alat genetalia menjadi tumor jinak mioma
uteri, polip endometrial, dan polip servikal,
3. Karsinoma korpus uteri, dan

19
4. Keganasan payudara.

I. Penatalaksanaan
1. Terapi Sulih Hormon
Masalah kesehatan yang timbul pada wanita menopause/ pasca-
menopause disebabkan kekurangan hormon estrogen, maka
pengobatannya pun adalah dengan pemberian hormon pengganti estrogen,
yang dikenal dengan istilah Terapi Pengganti Estrogen atau Estrogen
Replacement Therapy (ERT). Karena pemberian estrogen ini biasanya
dikombinasikan dengan pemberian hormone progesteron, maka dikenal
istilah Terapi Pengganti Hormon (TPH) atau Terapi Sulih Hormon (TSH)
atau Hormone Replacement Therapy (HRT). Menopause merupakan
peristiwa normal dan alamiah yang pasti dialami setiap wanita dan
kejadiannya tidak dapat dicegah sama sekali, dan pemberian terapi sulih
hormon tidak ditujukan untuk mencegah terjadinya menopause, melainkan
hanya ditujukan untuk mencegah dampak kesehatan akibat menopause
tersebut, baik keluhan jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Pencegahan dampak klimakterium

a. Konsumsi nutrisi yang cukup

Osteoporosis dan risiko terkena penyakit jantung akan meningkat


seiring bertambahnya usia. Konsumsilah makanan berkadar lemak
rendah dan kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran dan kacang-
kacangan. Dianjurkan juga untuk mengkonsumsi makanan kaya
kalsium atau suplemen. Hindari alkohol dan kafein yang dapat
memicu hot flashes.

b. Olahraga teratur
Olah raga teratur sedikitnya 30 menit sehari, akan menjaga berat
badan dan meningkatkan kualitas tidur.

c. Mengurangi stress

20
Kurangi stres dengan berpasrah diri dan mendekatkan diri pada
Sang Pencipta. Atau Anda dapat melakukan yoga yang sangat
membantu melewati masa transisi menuju menopause.

d. Melakukan hobi

Hidup tanpa sesuatu yang menyenangkan rasanya hambar, maka


terlibat dengan aktivitas yang merupakan hobi dapat mengusir
kebosanan dan mengatasi ketegangan-ketegangan dalam hidup
termasuk krisis pada menopause.

e. Komunikasikan masalah dengan suami

Berbagai perubahan maupun gangguan fisik-psikis-sosial yang


dirasakan perlu diketahui suami. Pengertian, penerimaan dan
dukungan dari suami sangat besar artinya bagi wanita yang
mengalami menopause, sehingga ketegangan yang munul dapat di
cegah. Lebih baik bila keterbukaan ini juga ditumbuhkan dalam
keluarga secara keseluruhan, artinya anak-anak juga memberikan
dukungan.

f. Terlibat dalam aktivitas-aktivitas keagamaan-sosial

Dengan memberikan apa yang di miliki baik itu pengetahuan atau


ketrampilan pada orang lain, akan dapat mengurangi perasaan-
perasaan negatif yang mungkin muncul. Keterlibatan dalam
berbagai aktivitas juga dapat mempertebal kepercayaan diri dan
meningkatkan citra diri yang mulai menurun.

J. Manajemen Kebidanan Klimakterium dan Menopouse


1. Anamnesis
Bidan mengkaji adanya keluhan fisik, keluhan psikologi, riwayat
personal, budaya yang berkaitan.
2. Pemeriksaan Fisik

21
Pemerikasaan fisik merupakan pemeriksaan pada tanda vital.
Dilakukan dengan memeriksa:
a. Tinggi Badan
Tinggi nadan diukur dengan mengkaji postur, olahraga, mekanik
tubuh, dan osteoporosis.
b. Kulit
Kulit diperiksa untukmengkaji adanya lesi, integritas kulit,
perubahan tahi lalat. Kanker kulit meningkat pada masa ini.
c. Mulut
Daerah sekitar mulut, seperti gigi, dan gusi diperiksa untuk
mengkaji kesehatan mulut.
d. Payudara
Payudaar perlu diperiksa untuk mengetahui tanda-tanda keganasan.
e. Perut
Pemeriksaan perit dilakukan untuk mengetahui adanya pembesaran
baik yang bersifat kistik maupun solid.
f. Pemeriksaan Panggul
Pemeriksaan panggul dengan spekulum untuk mengamati
perubahan pada vagina dan portio.
g. Rektum
Pemeriksaan rektum untuk memeriksa adanya massa dan fisura
(Ibnu Pranoto, et al, 2012, h. 269).

22
BAB III
TINJAUAN KASUS

Hari, tanggal pengkajian : Senin, 17 Desember 2012


Waktu pengkajian : Pukul 13.00 WIB
Tempat pengkajian : Rumah Ny. P di Dusun Prancak Glondong, Panggung
Harjo, Sewon, Bantul, Yogyakara

I. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Ny. P
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Prancak Glondong, Panggung Harjo, Sewon, Bantul,
Yogyakarta

2. Keluhan
Ibu mengatakan sering merasa lelah dan pusing. Ibu juga merasakan
telinganya bising dan mengalami susah tidur. Namun, kondisi fisik yang
dialaminya baik-baik saja.

23
3. Riwayat Kesehatan
a. Dahulu
Ibu mengatakan bahwa beliau pernah menderita sembelit, karena ibu
jarang mengkonsumsi sayur dan hipertensi, karena ibu bekerja di
konveksi dan setiap malam dia dituntut untuk menyelesaikan
jahitannya.
b. Sekarang
Saat ini ibu merasakan nyeri sendi dan telinga kadang terasa bising.
Untuk menghilangkan rasa bising tersebut beliau hanya menekan
telinganya. Ibu mulai merasa bising saat awal memasuki tahap
klimakterium. Ibu juga merasa pusing, untuk menghilangkan rasa
pusing, beliau memakai koyo di kepalanya dan dipakai pada saat tidur.
c. Keluarga
Dalam riwayat kesehatan keluarga, suami tidak pernah menderita
penyakit berat, seperti; diabetes, hipertensi, asma, dll. Dan anak-
anaknya juga tidak pernah menerita penyakit berbahaya seperti demam
berdarah, TBC, malaria, hepatitis, dll.

4. Perubahan Masa Klimakterium


a. Perubahan Reproduksi
Ibu mulai berhenti menstruasi pada usia 49th. Pada mulanya siklus
haidnya tiga bulan tidak menstruasi. Setelah itu, dalam kurun waktu
satu bulan, ibu mengalami menstruasi dua kali dan pada bulan
berikutnya menstruasi berhenti sampai sekarang.
b. Perubahan Fisik
Ibu mengatakan kulitnya tampak keriput pada wajah, tangan, kaki, dan
terdapat flek-flek hitam di wajah. Ibu juga mengatakan daya ingat dan
pendengarannya menurun, mudah lelah, sakit pada persendian, sering
berkeringat di malam hari dan sering merasa panas, terkadang bising
pada telinga sejak masuk massa klimakterium.
c. Perubahaan Psikologi
1) Diri
Ibu mengatakan sempat merasa cemas dan panik saat tidak
menstruasi karena takut akan hamil lagi dan ibu sudah tua. Ibu

24
selalu merasa senang dan tidak pernah marah karena menurutnya
marah itu tidak ada manfaatnya.
2) Keluarga
Ibu semasa mudanya bekerja di konveksi. Namun, dengan
bertambahnya usia, fisik ibu semakin lemah. Sehingga, ibu
memutuskan untuk membeli rumah baru untuk membuka usaha
yang letaknya di pinggir jalan. Usaha yang ibu jalani yaitu warung
makan, sebagaian tempatnya disewakan untuk membuka laundry,
dan sisa tempatnya digunakan untuk usaha anaknya yaitu isi ulang
air mineral. Sedangkan rumahnya yang lama dijadikan tempat kos-
kosan mahasiswa.
Ibu memiliki empat orang anak. Anak yang pertama dan kedua
sudah berkeluarga, sehingga sudah tidak menjadi tanggungan ibu
lagi. Anak yang kedua bekerja sebagai karyawan di ISI. Anak yang
ketiga memiliki usaha isi ulang air mineral. Anak yang terakhir
kuliah di UST. Dia kuliah sambil bekerja sebagai pembina
Pramuka untuk membiayai kuliahnya dan sebagian dibantu ibunya.
Sekarang, ibu tinggal bersama anak terakhir di rumahnya yang
baru. Suaminya dan anaknya yang ketiga tinggal di rumah yang
lama untuk menjaga keamanan mahasiswa dikos-kosan. Namun,
pagi sampai sore suami dan anaknya yang ketiga tinggal di rumah
yang baru.
3) Mayarakat
Pada awalnya ibu merasa kesulitan dalam hal ekonomi untuk
membiayai empat orang anaknya untuk pendidikan mereka,
sedangkan para tetangga menggunjingkan ibu karena ibu sering
meminjam uang kesana kemari, sebelumnya ibu merasa jengkel.
Namun, ibu tidak pernah dendam dan tetap menjalin hubungan
yang baik dengan masyarakat. Dan selalu mengikuti kegiatan
kemasyarakatan untuk mengisi waktu luang seperti senam dan
arisan.
4) Agama
Ibu lebih mendekatkan diri kepada Tuhan melalui beribadah dan
mengikuti kegiatan pengajian.

25
5) Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan bahwa ini pernikaha pertamanya secara syah.
Pernikahannya ini telah berusia 35 tahun dan suaminya tidak
pernah meninggalkannya.
6) Riwayat KB
Setelah kelahiran anaknya yang ke-4, ibu memutuskan untuk
mengunakan Kb tubektomi, karena ibu merasa anaknya sudah
cukup.
5. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Ibu mengatakan makan sebanyak 2 kali/hari. Dahulu ibu jarang
mengkonsumsi sayur. Namun sekarang, ibu mulai suka mengkonsumsi
sayur sehingga kebutuhan nutrisinya tercukupi, dan senang
mengkonsumsi buah-buahan terutama pepaya dan pir. Tetapi, beliau
tidak suka daging, goreng-gorengan, dan makanan siap saji.
Keluhan: Sering pusing apabila makan daging kambing.
b. Eliminasi
Ibu mengatakan buang air besarnya teratur setiap hari sekali, buang air
kecilnya lancar dan warnanya khas urine.
c. Aktifitas
Ibu sehari-hari berjualan nasi di rumahnya yang baru, melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mencuci, memasak, dll. Ibu
berjualan setiap hari Senin sampai Kamis dan hari Jumat libur. Hari
Sabtu dan Minggu dilanjutkan berjualan lagi. Ibu mulai berjualan pada
pukul 08.00 sampai 21.00. Setiap hari Minggu ibu mengikuti senam
dan untuk pengajian ibu kadang-kadang berangkat kadang tidak.
Keluhan: Sering merasa lelah
d. Istirahat
Ibu mengatakan tidak pernah tidur siang, dan tidur malam mulai jam
10.00 WIB-03.00 WIB. Setiap hari Jumat, ibu menggunakan waktunya
untuk istirahat.
e. Personal Hygiene
Ibu mandi tiga kali sehari dan berganti pakaian setelah mandi pagi dan
sore. Ibu menggosok gigi setiap kali mandi.
Keluhan: Ibu sering mengeluh panas sehingga ibu sering mandi tiga
kali sehari.
f. Seksualitas

26
Ibu mengatakan sudah tidak pernah melakukan hubungan seksual
dengan suami. Suaminya sudah tidak pernah mempermasalahkannya
lagi karena suaminya merasa pada saat mudanya sudah cukup dan
sudah memiliki empat orang anak.

I. ANALISA
Ny. P, usia 55 tahun dengan perubahan psikologi percaya diri, merasa
senang, dan tidak mudah marah.

III. INTERVENSI-IMPLEMENTASI
1. Kie Tentang Klimakterium?
Memberikan KIE kepada ibu tentang klimakterium, bahwa wanita akan
mengalami massa-massa klimakterium dan itu merupakan hal yang
normal, diantaranya adalah pramenopouse, perimenopouse, menopouse,
dan pascamenopouse. Dan sekarang ibu dalam massa pascamenopouse
yang mana dalam massa ini ibu akan mengalami beberapa perubahan fisik
ataupun psikis. Adapun perubahan fisik yang sering terjadi yaitu:
a) Ketidakteraturan siklus haid
b) Hot flushes
c) Keringat berlebihan
d) Vagina kering
e) Tidak dapat menahan air seni
f) Hilangnya jaringan penunjang
g) Penambahan berat badan
h) Gangguan mata
i) Nyeri tulang dan sendi
j) Perubahan kulit
k) Gangguan tidur
l) Perubahan pada mulut dan hidung
Adapun perubahan psikis yang sering terjadi adalah:
a) Mudah tersinggung
b) Depresi
c) Semangat berkurang
d) Kelelahan
e) Susah tidur
2. KIE tentang kesehatan
Tentang pola hidup sehat.
1) Makan tiga kali sehari
2) Kurangi tidur larut malam
3) Hindari mengkonsumsi cafein
4) Luangkan waktu untuk istirahat pada siang hari

27
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian Perubahan Fisik


Berdasarkan tinjauan teori yang disebutkan diatas bahwa setiap
wanita akan mengalami masa kilimakterium antara usia 40-65 tahun dan
akan mengalami perubahan fisik dan psikis. Perubahan fisik yang akan
dialami antara lain: Ketidakteraturan siklus haid, hot flushes, keringat
berlebihan, vagina kering, tidak dapat menahan air seni, hilangnya jaringan
penunjang, penambahan berat badan, gangguan mata, nyeri tulang dan
sendi, perubahan kulit, gangguan tidur, perubahan pada mulut dan hidung.
Adapun perubahan psikis yang sering terjadi adalah:Mudah tersinggung,
depresi, semangat berkurang, kelelahan, susah tidur (Ibnu Pranoto, et al,
2012, h.268).
Dari hasil wawancara kasus yang dilakukan kepada Ny. P
mendapatkan hasil bahwa beliau sekarang berumur 55 tahun, mengalami
perubahan siklus menstruasi saat ibu berusia 49 tahun. Ketika ibu akan

28
memasuki masa menopouse siklus haidnya tidak teratur dengan tidak
mengalami haid selama 3 bulan kemudian mengeluarkan darah haid 2 kali
dalam sebulan. Pada saat haid ibu tidak mengalami rasa nyeri tetapi ibu
merasa panas dimalam hari, mudah lelah, dan susah tidur. Berarti hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan hasil
wawancara yang kami dapatkan.
Perubahan fisik yang dialami oleh Ny. P seperti kulit menjadi keriput
pada wajah, tangan, dan kaki, flek-flek hitam diwajah. Perubahan ini
sesuai dengan tinjauan teori diatas yaitu adanya perubahan fisik pada
wanita klimakterium seperti, kulit kering dan keriput, rambut terbelah-
belah, rontok, gigi mudah goyang dan gusi berdarah, sariawan, kuku rusak,
serta timbulnya rasa sakit dan ngilu pada persendian.

Ny. P juga mengeluh merasakan nyeri pada persendiannya, hal ini


sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Baziad, 2003). Ini merupakan
gangguan somatic yang disebabkan karena adanya penurunan ekstrogen.
Hal ini menunjukkan tidak adanya kesenjangan antara teori dengan
kenyataan pada wanita masa klimakterium.
Ny.P mengatakan bahwa beliau mengalami penurunan daya ingat,
dan pendengaran. Keadaan ini sesuai dengan teori (Baziad,2003)

B. Pengkajian Perubahan Psikologis


Ny. P mengatakan setelah beliau memasuki masa klimakterium
merasakan adanya perubahan mengenai cara berfikir dalam menghadapi
suatu masalah sehingga berdampak pada prilaku dan ucapan. Namun ibu
tidak mudah marah, tetapi ibu merasa cemas bila di masa klimakterium ini
melihat anaknya mendapat masalah.
Adanya perubahan reproduksi yang beliau alami dan proses
menjadi tua saat ini tidak dijadikan beban oleh beliau bahkan setelah tidak
mengalami menstruasi beliau merasa senang dan bebas karena dalam
menunaikan ibadah sholat dan puasa ramadhan tidak terganggu. Beliau
tetap percaya diri dan tetap aktif beraktifitas seperti dulu.

29
Beliau mengaku sudah tidak pernah melakukan hubungan seksual
dengan suaminya karena suaminya lebih sering tinggal di rumahnya yang
lama, selain itu beliau merasa malu kepada anak-anaknya.
Beliau mengatakan tidak mengalami perubahan emosional saat
sebelum mengalami menopause. Dalam menghadapi masalah-masalah
kehidupan yang berat sekalipun beliau selalu sabar. Beliau juga tidak
merasa kurang diperhatikan oleh anak-anaknya, anak-anaknya sering
mengingatkan beliau untuk tidak terlalu kecapean. Dalam hal apapun
anak-anaknya juga meminta pendapat dan persetujuan sang ibu.
Beliau makan dua kali sehari dan lebih banyak mengkonsumsi
sayuran dan buah, beliau tidak suka makan daging dan juga tidak pernah
makan makanan siap saji, karena apabila beliau makan daging seperti
daging kambing beliau sering merasa pusing padahal tekanan darahnya
normal. Selain itu, beliau rutin mengkonsumsi vitamin seperti CDR setiap
tiga hari sekali dan sesekali minum jamu galian singset untuk penghilang
capek. Meskipun sering makan sayuran dan buah, beliau sering mengeluh
sembelit dan untuk mangatasinya biasanya beliau makan buah papaya.
Beliau sangat menjaga kebersihan dengan mandi tiga kali sehari.
Dengan pekerjaan beliau berjualan nasi dan aktivitasnya sebagai
ibu rumah tangga terkadang beliau merasa capek, Karena sehari-hari
beliau sibuk dengan pekerjaanya seperti memasak, tak jarang beliau
merasa kurang tidur. Oleh sebab itu beliau meluangkan waktunya setiap
hari Jumat untuk istirahat dengan menutup warung nasinya. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Blackburn dan Davidson (Zainudin,
2000) yang termasuk dalam motivasi, yaitu dorongan untuk mencapai
sesuatu, seperti : menghindari pikiran-pikiran kosong dengan melakukan
jualan.

C. Intervensi dan Penatalaksanaan


Berdasarkan perubahan psikologis yang dialami oleh Ny.P maka
kami melakukan penatalaksanaan melalui wawancara. Awalnya ibu
sudah mengetahui bahwa masa klimakterium merupakan proses yang
wajar dan pasti akan dilalui oleh setiap wanita. Namun, ibu kami

30
berikan pengertian serta informasi bahwa gejala-gejala serta perubahan
yang dialami saat ini merupakan gejala klimakterium merupakan
peralihan dari periode perlihan dari fase reproduksi menuju fase usia
tua (senium), biasanya terjadi pada wanita umur 40-65 tahun, ini
terjadi 4-5 tahun sebelum masa menopouse. Gejalanya antara lain
menstruasi tidak teratur, datang dalam interval lambat atau lebih awal,
kemudian merasa pusing, sakit kepala, berkeringat pada malam hari
dan nyeri pada sendi. Oleh karena itu, ibu diberikan pengertian bahwa
gejala-gejala yang dialami ibu merupakan perubahan yang terjadi pada
masa klimakterium, sehingga ibu tidak khawatir.
Selain itu ibu juga diberikan informasi mengenai perubahan
psikologis maupun fisik pada masa klimakterium. Oleh karena itu, ibu
diharapkan paham dan mengerti tentang gejala yang dialaminya,
sehingga ibu menerima dan memahaminya. Informasi juga diberikan
kepada ibu bahwa pada masa klimakterium terjadi adanya penurunan
kerja organ seperti penurunan daya ingat, dan pendengaran. Untuk
meghadapi masalah ini ibu diberikan informasi mengenai pola hidup
sehat tentang penyusunan makanan seimbang dan olahraga teratur
untuk menjaga sistem pertahanan tubuh.Ibu juga diberikan dukungan
dan apresiasi yang baik agar ibu tetap mengikuti kegiatan pengajian
rutin yang telah diikutinya karena akan mendapatkan siraman rohani
untuk meningkatkan iman.
Pendekatan serta metode yang kami lakukan merupakan salah satu
metode penatalaksanaan klimakterium melalui wawancara dan
pendidikan. Kunjungan yang pertama kali kami lakukan yaitu
melakukan wawancara kepada Ny. P untuk memperoleh informasi
gejala klimakterium yang dialaminya. Dengan harapan ibu dapat
menjalani masa klimakterium dengan baik.

31
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Klimakterium adalah masa peralihan antara masa reproduksi dan masa
senium yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun
endokrinologik dari ovarium.
2. Klimakterium dibagi menjadi empat tahap, yaitu pramenopouse,
perimenopouse, menopouse, dan pascamenepouse.
3. Berdasarkan pengkajian perubahan fisik dan psikologi masa
klimakterium pada kasus nyata yaitu pada Ny. P di atas dapat
disimpulkan bahwa setiap wanita itu merupakan individu yang unik
karena antara wanita satu dengan wanita lainnya itu bebeda. Jadi,
perubahan fisik maupun psikologi pada masa klimakterium yang
dialami nyoya. P belum tentu dialami wanita lain. Berdasarkan data
yang kami peroleh dari Ny. P, tidak ada kesenjangan dengan teori yang
ada.
4. Untuk penatalaksanaannya, kami melakukan penatalaksanaan dengan
wawancara dan pendidikan yaitu kami berikan pengertian serta
informasi tentang gejala-gejala serta perubahan yang dialami pada
masa klimakterium.

B. Saran
1. Ibu Klimakterium
a. Sebaiknya ibu pada masa klimakterium memperhatikan kondisi
dan kebersihan tubuhnya karena akan mengalami banyak
perubahan baik fisik maupun psikis,
b. Ibu lebih mendekatkan diri kepada Tuhan agar pikiran selalu
tenang,
c. Ibu lebih berpikir positif dengan kejadian ataupun masalah yang
dihadapi.

32
2. Mahasiswa
a. Sebaiknya mahasiswa mampu mengkaji perubahan psikologi pada
masa klimakterium lebih baik lagi,
b. Mahasiswa lebih banyak belajar lagi agar bisa memberi KIE
dengan baik.

33
DAFTAR PUSTAKA

Hdindonesia, 2012, Kenali Gejala Menopaus, http://www.hdindonesia.com/info-


kesehatan/kenali-gejala-menopause, 11 Desember 2012 ukul 13.13
Irma, 2011, Tinjauan Psikologis Masalah Menapouse dan Andropouse,
http://www.usu.ac.id/id/files/artikel/menapouse_andro_irma.pdf, 11
Desember 2012 pukul 09.35
Ixarticle, 2011, 3 Tanda Gejala Perimenopause,
http://id.ixarticle.com/articles/314138/, 11 Desember 2012 pukul 12.07
MenoHerbs, 2012, Penyebab dan Gejala Menopause,
http://menoherbs.org/tag/pasca-menopause/, 10 Desember pukul 20.19
Pranoto Ibnu, Widyastuti Yani, Sihotang P. Corry, Santi M. Yumei, 2012, Patologi
Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta
Prawirohardjo Sarwono, 2003, Menopouse dan Andropouse, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Prawirohardjo Sarwono, Wikjosastro Hanifa, 1999, Ilmu Kandungan, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Rabe Thomas, 2003, Ilmu kandungan, Hipokrates, Jakarta
Suhartin Ratna, 2012, BAB 1 PENDAHULUAN,
http://www.damandiri.or.id/file/ratnasuhartiniunairbab1.pdf, 8 Desember
2012 pukul 12.56
Zulkarnaen Yandi , 2012, Gejala-Gejala Wanita Perimenopause,
http://id.scribd.com/doc/102004902/menopose, 10 Desember 2012 pukul
19.45

34
LAMPIRAN

DOKUMENTASI HASIL WAWANCARA

35
36
37
38
Hari, tanggal pengkajian : Senin, 17 Desember 2012

39
Waktu pengkajian : Pukul 13.00 WIB
Tempat pengkajian : Rumah Ny. P di Dusun Prancak Glondong, Panggung
Harjo, Sewon, Bantul, Yogyakara

BIODATA KLIEN
Nama : Ny. P
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Prancak Glondong, Panggung Harjo, Sewon, Bantul,
Yogyakarta

DAFTAR PERTANYAAN

A. IDENTITAS
1. Siapakah nama ibu?
2. Berapakah usia ibu saat ini?
3. Dimana tempat tinggal ibu sekarang?
4. Ibu tinggal bersama siapa?
5. Berapakah anak ibu? Apakah sudah ada yang berkeluarga?
6. Apakah pekerjaan ibu sehari-hari?
7. Apa agama ibu?
8. Apa pendidikan terakhir ibu?
9. Siapa nama suami ibu ?
10. Berapa usia suami ibu saat ini ?
11. Apakah tinggal bersama ibu ?

40
12. Apakah pekerjaan suami ibu sehari-hari?
13. Apakah agama suami ibu ?
14. Apa pendidikan terakhir suami ibu ?

B. MENANYAKAN KELUHAN YANG DIALAMI SAAT INI BAIK


FISIK? ATAUPUN PSIKOLOGI?
1. Ketika ibu haid apakah ibu merasa sakit/ nyeri ?
2. Ketika melakukan hubungan suami istri apakah ibu merasakan nyeri
pada vagina ?
3. Apakah ibu merasa takut saat akan berhubungan intim dengan suami ?
4. Apakah ibu merasa khawatir dengan usia ibu yang sudah tidak
reproduktif lagi?

C. MENYAKAKAN TENTANG KESEHATAN? YANG DULU?


SEKARANG? DAN DALAM KELUARGA?
1. Apakah ibu memiliki penyakit keturunan?
2. Penyakit apa yang saat ini ibu derita?
3. Apakah ibu pernah memiliki riwayat penyakit terdahulu?

D. RIWAYAT PERKAWINAN
1. Perkawinan ibu sekarang merupakan perkawinan yang keberapa?
2. Ibu menikah sejak sia berapa?
3. Sudah berapa lama perkawinan ibu?
4. Apa status perkawinan ibu saat ini?

E. HUBUNGAN DENGAN KELUARGA


1. Bagaimana hubungan ibu dengan suami pada saat ini?
2. Bagaimana hubungan ibu dengan putra atau putri ibu?
3. Sejauh mana perhatian sang anak terhadap ibu?
4. Adakah tindakan khusus dari sanak saudara dalam memperhatikan ibu?
5. Menurut ibu apa perhatian yng ditunjukkan suami pada ibu dalam
proses ini?
6. Apakah ibu juga sesekali melakukan rekreasi bersama keluarga?
7. Apakah ibu sering melakukkan kegiatan bersama-sama dengan anggota
keluarga?
8. Apakah dalam melakukan kegiatan berhubungan dengan rumah tangga
ibu dibantu oleh anggota keluarga yang lain?

F. POLA PSIKO SOSIAL SPIRITUAL?


1. Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat sekitar?
2. Bagaimana tindakan masyarakat kepda anda?

41
3. Adakah perhatian lebih dari masyarakat kepada anda, jika ada apa
bentuk perhatian tersebut?
4. Apakah ibu terlibat atau aktif dalam kegiatan masyarakat? Dalam
kegiatan apa saja?
5. Apakah ibu menunaikan ibadah sesuai keyakinan ibu? Ibadah wajib dan
sunah sudahkah ibu lakukan? Atau kegiatan keagamaan lainnya yang
pernah ibu ikuti?
G. POLA KEBUTUHAN SEHARI-HARI
1. Berapa kali ibu makan dan minum dalam sehari?
2. Apa makanan yang dikonsumsi sehari-hari?
3. Apakah ibu sering mengkonsumsi vitamin?
4. Apakah saat ini ibu sering makan-makanan siap saji, seperti gorengan?
5. Apakah saat ini ibu sering meminum jamu?
6. Apakah ada keluhan dalam pola konsumsi makanan ibu?
7. Berapa kali ibu BAK/ BAB dalam sehari? Dan adakah keluhannya?
8. Apa aktifitas sehari-hari yang ibu lakukan? Adakah keluhan?
9. Berapa jam ibu menyediakan waktu untuk istirahat? adakah keluhan?
10. Berapa kali dalam seminggu ibu berhubungan seksual?
11. Apakah saat berhubungan seksual ibu mengeluarkan darah?
12. Berapa kali ibu mandi dalam sehari?
13. Berapa kali ibu ganti pakaian (pakaian dalam) dalam sehari?

H. KELUHAN FISIK PADA MASA KLIMAKTERIUM


1. Berat badan naik ya/tidak
2. Berkeringat yang banyak pada malam hari ya/tidak
3. Siklus haid tidak teratur ya/tidak
4. Sejak kapan siklus haid tidak teratur?
5. Jumlah haid banyak/sedikit
6. Vagina mengering ya/tidak
7. Mengalami kesulitan tidur (insomnia) ya/tidak
8. Saat haid mengalami pendarahan yang panjang ya/tidak
9. Nyeri saat haid (disminore) ya/tidak
10. Sering mengalami sakit kepala ya/tidak
11. Susah bernafas ya/tidak
12. Bising dalam telinga ya/tidak

I. KELUHAN PSIKOLOGI
1.Apakah ibu merasa ingatannya mulai berkurang? Mengganggu atau
tidak ?
2.Apakah ibu merasaa cemas ketika masa menstruasi ibu berhenti atau
tidak teratur?
3.Bagaimana cara ibu mengatasi kecemasan yang terjadi?
4.Bagaimana perasaan ibu ketika sudah tidak mengalami menstruasi lagi?

42
5.Adakah perubahan emosional saat sebelum menopause?
6.Adakah persaan takut karena ibu sudah tidak dalam masa reproduksi lagi?
7.Apakah ibu merasa kurang diperhatikan oleh anak-anak ibu?
8.Apa reaksi ibu jika mereka tidak memperhatikan ibu?
9.Bagaimana perasaan atau kondisi ibu saat menghadapi masalah berat atau
yang ringan?
10.Apakah ibu merasa cepat marah dan apa penyebabnya ?
11.Apakah ibu merasa cemas dengan perubahan reproduksi yang ibu alami
dan proses menjadi tua saat ini?
12.Apakah ibu menjadikan proses menjadi tua itu bagian dari beban ibu?
13.Apakah ibu merasa kurang percaya diri karena proses penuaan ini? Dan
terjadi gangguan reproduksi?
14.Apakah ibu merasa sudah tidak seperti dulu dalam beraktifitas? Jika iya
dapatkah ibu menceritakannya?
15.Apakah ibu merasa banyak larangan dalam keluarga ibu?
16.Apakah ibu mersa kurang dibutuhkan lagi oleh keluarga?
17.Apa ibu sekarang merasa lebih sensitif dan gampang tersinggung? Jika
iya dalam hal apa?
18.Apa yang mengganggu fikiran dan perasaan ibu terkait dengan proses
perubahan baik organ reproduksi dan menjadi tua ini?

43

Anda mungkin juga menyukai