Anda di halaman 1dari 23

Alur Rujukan dan Rencana Asuhan

Pada Kasus Kompleks

Kelompok 7:
1. Ninik Sri Wahyuni
2. Nurhasanah
3. Rizqiatul Afifah
4. Sekar Wahyu NB
5. Sulfia Retno
Sistem Rujukan
Sistem rujukan adalah suatu jaringan sistem
pelayanan kesehatan dimana terjadinya penyerahan
tanggungjawab secara timbal balik atas timbulnya
masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal
maupun horizontal, kepada yang lebih kompeten,
terjangkau dan dilakukan secara rasional, baik untuk
pengiriman penderita, pendidikan maupun
penelitian.
Rujukan kebidanan adalah kegiatan
pemindahantanggung jawab terhadap kondisi
klien/pasien kefasilitas pelayanan yang lebih
memadai (tenagaatau pengetahuan, obat, dan
peralatannya).
Sistem rujukan terpadu merupakan suatu tatanan, dimana
berbagai komponen dalam jaringan pelayanan kebidanan
dapat berinteraksi dua arah timbal balik, antara bidan
desa, bidan dan dokter puskesmas di pelayanan
kesehatan dasar dengan para dokter spesialis di RS
Kabupaten untuk mencapai rasionalisasi penggunaan
sumber daya kesehatan dalam penyelamatan ibu dan bayi
baru lahir. Upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir
berupa penanganan ibu resiko tinggi dengan gawat
darurat obstetrik secara efisien, efektif, profesional,
rasional dan relevan dalam pola rujukan terencana.
Pusdiklatnakes(2015) menyebutkan bahwa
rujukan dapat dikelompokkan menjadi 2 macam
yaitu:

 Rujukan terencana, terbagi menjadi:


a. Rujukan Dini Berencana (RDB) untuk ibu dengan
Ada Potensi Gawat Obstetri (APGO) dan Ada Gawat
Obstetri (AGO). Ibu resiko tinggi masih sehat belum
in partu, belum ada komplikasi persalinan, ibu
berjalan sendiri dengan suami, ke RS naik kendaraan
umum dengan berjalan sendiri dengan suami, ke RS
kendaraan umum dengan tenang, santai, mudah,
murah dan tidak membutuhkan alat ataupun obat;
b. Rujukan Dalam Rahim (RDR) pada janin yang
bermasalah, janin resiko tinggi masih sehat
misalnya:kehamilan dengan riwayat obstetrijelek
pada ibu diabetes mellitus, partus prematurus
imminens.
Rujukan tepat waktu untuk ibu dengan gawat
darurat obstetrik, seperti perdarahan ante partum
dan preeklamsi berat/eklamsi dan ibu dengan
komplikasi persalinan dini yang dapat terjadi
pada semua ibu hamil dengan atau tanpa faktor
resiko.
Mekanisme/alur rujukan
Secara garis besar arah rujukan adalah menurut
arah panah pada gambar berikut, namun
terkadang terjadi juga penyimpangan. Rujukan
dari puskesmas bisa saja langsung dirujuk
kerumah sakit (RS)Tipe A atau RS Tipe B karena
sesuatu hal, misalnya kedudukan RS tersebut
lebih dekat dan sebagainya.
RS KELAS A

RS KELAS B

RS KELAS C/D

PUSKESMAS/
BALKESMAS
DOKTER/BIDAN
PRAKTEK MANDIRI
PUSKESMAS
PEMBANTU

POSYANDU/MASYARATAKAT
Kendala/masalah dalam rujukan :
Keadaan yang paling banyak menimbulkan
masalah dalam rujukan antara lain :
Transportasi
a. masalah geografi
b. keluarga yang merasa keberatan anaknya dirujuk
karena terbayang biaya yang harus dikeluamasalah rkan
Kendala lain dalam rujukan bayi adalah:
ketersediaan fasilitas, sehingga rujukan langsung
ke RS kelas A atau RS kelas B
Keuntungan system rujukan :
pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat
pasien = pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah
dan secara psikologis memberikan rasa aman pada
pasien dan keluarga Penataran yang teratur diharapkan
pengetahuan dan keterampilan petugas daerah makin
meningkat sehingga makin banyak kasus yang dapat
dikelola di daerah masing-masing Memudahkan
masyarakat di daerah terpencil atau desa dapat
memperoleh dan menikmati tenaga ahli dan fasilitas
kesehatan dari jenjang yang lebih tinggi
Tata cara pelaksanaan system rujukan
Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk
dirujuk, dengan memenuhi syarat :
Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu
diatasi
a. Hasil pemeriksaan pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan
penunjang medis ternyata tidak mampu diatasi
b. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap,
tetapi pemeriksaan harus disertai pasien bersangkutan
c. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan
yang lebih mampu
Persiapan rujukan :
Persiapan tenaga kesehatan, pastikan pasien dan keluarga
didampingi oleh minimal 2 tenaga kesehatan sepeti
dokter dan/atau perawat yang kompeten
a. Persiapan keluarga, memberitahukan keluarga pasien
tentang kondisi pasien terakhir serta alasan dirujuk,
anggota keluarga yang lain harus ikut mengantar pasien
b. Persiapan surat, memberi surat pengantar ke tempat
rujukan berisi identitas pasien, alasan rujukan, tindakan
dan obat-obatan yang telah diberikan pada pasien
c. Persiapan alat, dengan membawa perlengkapan alat dan
bahan yang diperlukan
Lanjutan :
Persiapan obat, dengan membawa obat-obatan esensial yang
diperlukan selama perjalanan
a. Persiapan kendaraan, dengan mempersiapkan kendaraan yang
cukup baik, yang memungkinkan pasien berada dalam kondisi
yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan secepatnya,
kelengkapan ambulan
b. Persiapan uang untuk mengingatkan keluarga untuk membawa
uang dalam jumlah cukup untuk membeli obat-obatan dan
bahan
kesehatan diperlukan
c. Persiapan donor darah dan disiapkan kantung darah
Jenjang tingkatan pelayanan Kesehatan :
Tingkat Rumah Tangga : yankes oleh individu atau
oleh keluarga sendiri
a. Tingkat Masyarakat : kegiatan swadaya masyarakat
dalam menolong mereka sendiri posyandu, polindes,
b. Fasilitas pelayanan Tingkat pertama/ strata primer
c. upaya kesehatan tingkat pertama dilakukan
puskesmas dan unit fungsional dibawahnya, praktek
dokter swasta, bidan swasta, dokter keluarga
Jenjang tingkatan pelayanan Kesehatan :
Fasilitaspelayanan tingkat kedua :
upaya kesehatan tingkat kedua (rujukan spesialis)
oleh Balai kesehatan penyakit paru (BKPM), balai
kesehatan mata masyarakat (BKMM), balai
kesehatan kerja masyarakat (BKKM), sentra
pengembangan dan penerapan pengobatan
traadisional (SP3T), rumah sakit kabupaten atau
kota, rumah sakit swasta, klinik swasta, dinas
kesehatan kabupaten atau kota
Jenjang tingkatan pelayanan Kesehatan :
Fasilitaspelayanan tingkat ketiga : upaya
kesehatan rujukan spesialis lanjutan atau
konsultan oleh rumah sakit provinsi aatau pusat
atau pendidikan, dinas kesehatan provinsi dan
departemen kesehatan
Jenis-jenis rujukan :
Rujukan Medis
a)Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk
keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan opertif
dan lain-lain.
b)Transfer of specimen.Pengiriman bahan
(spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang
lebih lengkap.
c)Transfer of knowledge/personal. Pengiriman
tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk
meningkatkan mutu layanan setempat.
Lanjutan :
Rujukan Kesehatan
Yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan
bahan atau spesimen ke fasilitas yang lebih
mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang
menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya
pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan
kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup
rujukan teknologi, sarana dan operasional.
PONED dan PONEK
Pengertian
PONED dan PONEK: Pengelolaan Pelayanan Rujukan
Obstetridan Neonatal Dasar dan Komprehensif, lembaga di
mana rujukan kasus diharapkan dapat diatasi dengan baik,
artinya tidak boleh ada kematian karena keterlambatan dan
kesalahan penanganan.
Prinsip Dasar Penanganan Kegawatdaruratan
Kegawatdaruratan dapat terjadi secara tiba-tiba
(hamil, bersalin, nifas atau bayi baru lahir), tidak dapat
diprediksi. Oleh karena itu, tenaga bidan perlu memiliki
kemampuan penanganan kegawatdaruratan yang dilakukan
dengan tepatdan cepat.
Lanjutan :
Upaya Penanganan Terpadu Kegawatdaruratan
a) Di Masyarakat,Peningkatan kemampuan bidan terutama di desa dalam
memberikan pelayanan esensial, deteksi dini dan
penanganankegawatdaruratan (PPGDON).
b) Di Puskesmas, Peningkatan kemampuan dan kesiapan puskesmas dalam
memberikan Penanganan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
c) Di Rumah Sakit, Peningkatan kemampuan dan kesiapan rumah sakitkab/kota
dalam PONEK.
d) Pemantapan jaringan pelayanan rujukan obstetri dan neonatal,Koordinasi lintas
program, AMP kab/kota dll.
Kegiatan Making Pregnancy Safer (MPS) untuk meningkatkan kesehatan
ibu dan bayi.
a) Pelayanan obstetri dasar di tingkat Polindes dan Puskesmas.
b) Menyediakan minimal 4 Puskesmas PONED di setiap Kabupaten/Kota
.c Menyediakan 1 pelayanan PONEK 24 jam di rumah sakit kabupaten/kota
Rujukan klien/pasien pada kasus patologis :
Pendekatan yang digunakan dalam memberikan Asuhan
Kebidanan kepada klien sesuai dengan Pedoman Asuhan
Kebidanan pada Kasus Rujukan Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, dan
Bayi Baru Lahir dan Standar Asuhan Kebidanan Nomor 938
tahun 2007, dimana pengambilan keputusan klinis bidan diambil
berdasarkan hasil pengkajian melalui anamnesa dan
pemeriksaan fisik, kemudian dirumuskan diagnosa
kebidananberdasarkan permasalahan yang ditemui.
Setelah diagnosa dibuat, maka diberikan intervensi sesuai
dengan prioritas kegawatan kondisi ibu dan janin, sesuai
kewenangan bidan dankewenangan tempat pelayanan dasar,
PONED, serta PONEK. Kemudianpencatatan asuhan pada
formulir/status klien/rekam medis yang digunakan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai