BAB I
PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan suatu kebutuhan bagi setiap negara, pesatnya aliran
membentuk suatu pasar menjadi bebas. Pasar modal mempunyai peranan yang
kesuksesan suatu usaha di masa yang akan datang. Mereka bersedia menanamkan
Pasar modal sebagai salah satu instrumen ekonomi tidak lepas dari berbagai
suatu negara, semakin sensitif pasar modal itu terhadap berbagai peristiwa di
sektor riil dan keuangan, akan pula mempengaruhi gejolak di pasar modal.
1
2
Tidak hanya faktor ekonomi mikro dan makro yang menjadi tingkat
kepekaan dinamika pasar modal melainkan ada faktor-faktor non ekonomi, seperti
penegakan hak asasi manusia, kepedulian pada lingkungan hidup serta peristiwa-
Menteri Keuangan (Kabinet Kerja Jilid II) yang terjadi Indonesia pada tanggal 27
Sri Mulyani yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.
masyarakat untuk perubahan ekonomi Indonesia menuju arah yang lebih baik dari
stabilitas politik dan ekonomi dapat tercipta maka akan membuat investor merasa
dan politik tidak dapat dijaga maka para investor akan ragu untuk menanamkan
modalnya dipasar modal. Selain menjaga kestabilan politik dan ekonomi dalam
penting, siapapun pemimpin negara ini akan mengemban tugas berat karena
pemerintah harus mempersiapkan pasar global ASEAN yang sudah dijalani saat
ini. Untuk bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya Indonesia harus
daya manusia agar siap bersaing dengan industri-industri dari negara lain.
3
Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar
dari suatu peristiwa. Pada umumnya, informasi yang dibutuhkan investor dapat
berasal dari kondisi internal maupun eksternal perusahaan (emiten). Dalam pasar
modal yang efisien, pasar akan bereaksi secara cepat terhadap semua informasi
yang relevan. Hal ini ditunjukkan oleh perubahan harga saham melebihi kondisi
transaksi harian dan frekuensi transaksinya. Volatilitas terjadi karena ada sebagian
informasi privat yang terungkap melalui proses transaksi dan bukan karena
akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar
dimana reaksi ini dapat diukur dengan abnormal return (Jogiyanto, 2005).
mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume
dengan volume perdagangan tinggi akan menghasilkan return saham yang tinggi
(Chordia, 2000).
aktivitas bursa efek adalah peristiwa pergantian menteri kabinet kerja jilid II pada
diumumkan dan dilantik secara langsung oleh Presiden RI Joko Widodo atau yang
kerap disebut Jokowi. Pada kesempatan ini sejumlah 12 menteri diganti jelang
Presiden Jokowi melantik Menteri Keuangan Sri Mulyani yang kembali mengisi
jabatan Menkeu setelah sebelumnya menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia pada
Selain itu juga, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa Indonesia harus mulai dari
maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima
oleh pasar (Jogiyanto, 2003). Berdasarkan kondisi tersebut, maka penelitian ini
berupaya melakukan event study mengenai kaitan antara abnormal return dan
5
Kabinet Kerja Jilid II tahun 2016 di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan
peristiwa terhadap aktivitas di bursa, atau dengan kata lain akan mengamati reaksi
pasar modal terhadap suatu event berupa intervensi dari stakeholder menyangkut
kebijakan yang harus diambil dalam mengurangi kepanikan yang terjadi di bursa.
Keuangan Indonesia tahun 2016 terhadap abnormal return dan trading volume
activity setelah pengumuman dan pelantikan Menteri Keuangan pada bulan Juli
2016 dan menguji perbedaan abnormal return dan trading volume activity
saham anggota indeks LQ-45. Alasan pemilihan Indeks LQ-45 sebagai objek
penelitian karena Indeks LQ-45 merupakan salah satu indeks saham unggulan di
bursa efek indonesia proses pemilihan 45 saham yang masuk dalam indeks ini
pergantian Menteri Keuangan tanggal 27 Juli 2016 terhadap pasar modal adalah :
tanggal 27 Juli 2016 merupakan salah satu peristiwa yang membuat Bursa Efek
pergantian Menteri Keuangan tahun 2016 BEI merespon informasi yang negatif,
abnormal return dan trading volume activity. Naiknya indeks harga saham LQ-45
Indonesia, akan tetapi seberapa jauh reaksi yang ditimbulkan dari peristiwa
tersebut perlu pembuktian yang lebih mendalam baik dari segi abnormal return
ekonomi.
komprehensif.
8
Penelitian kali ini untuk mendapatkan hasil yang terbaik penulis melakukan
suatu pembatasan masalah dengan tujuan agar penelitian dapat dilakukan secara
Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada dampak sebelum dan sesudah
yang di umumkan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 27
Juli 2016 pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode H-5 hingga H+5 dari hari pengumuman pergantian
Menteri Keuangan.
BAB II
9
TINJAUAN PUSTAKA
Signalling theory dalam penelitian ini terkait dengan adanya informasi yang
menjadi sinyal atau indikasi dari abnormal return dan trading volume activity dari
saham suatu perusahaan terhadap investor dan pelaku pasar lainnya. Dengan
adanya indikasi ini, maka investor dan pelaku pasar akan dapat menentukan
akses ke informasi pasar normal untuk pertukaran barang dan jasa. Menurut
sinyal yang akan mengungkapkan beberapa bagian informasi yang relevan kepada
pihak lain.
information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih
informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak investor di pasar modal.
(Pramastuti, 2007). Oleh sebab itu, faktor keadaan dan posisi perusahaan harus
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkanya, suatu lembaga
profesi yang berkaitan dengan efek. Pengertian pasar modal menurut Tandelilin
(2001) Pasar modal merupakan suatu tempat dimana pihak yang kelebihan dana
perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari
berfungsi sebagai sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana
dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi jika
11
bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari
Pasar dikatakan efisiensi dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas
tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa
Pasar dikatakan efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form) jika
Pasar dikatakan efisiensi pasar bentuk kuat (strong form), jika harga-harga
dimana jika terdapat abnormal return maka pasar harus bereaksi secara cepat
12
untuk menyerap abnormal return dan menuju ke harga keseimbangan yang baru.
Efisiensi pasar bentuk setengah kuat hanya ditinjau dari informasi yang
tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian besar sekuritasnya kurang
aktif diperdagangkan. IHSG yang mencakup semua saham yang tercatat (sebagian
besar saham tidak aktif) dianggap kurang tepat sebagai indikator kegiatan pasar
modal. Oleh karena itu, pada tanggal 24 Februari 1997 dikenalkan alternative
Indeks LQ-45 dimulai pada tanggal 13 Juli 1994 dan tanggal ini merupakan
hari dasar indeks dengan nilai awal 100. Indeks ini dibentuk hanya dari 45 saham-
pada IHSG dan Indeks sektoral, yaitu sebagai berikut (Jogiyanto, 2008):
13
Keterangan:
Indeks LQ-45t = x 100
Indeks LQ-45t : indeks LQ-45 hari ke-t
Nilai Dasar : sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal 13 Juli
1994
komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ-45. Setiap 3 bulan
review pergerakan ranking saham akan digunakan dalam kalkulasi indeks LQ-45,
sedangkan pergantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu pada
bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria
seleksi indeks LQ-45, maka saham tersebut dikeluarkan dari perhitungan indeks
dan diganti dengan saham lain yang lebih memenuhi kriteria (Prabawanti, 2003
suatu peristiwa (event) pada harga saham di pasar modal. Pengamatan itu biasanya
Tujuan event study adalah untuk mengukur hubungan antara suatu peristiwa
dengan tingkat pengembalian (return) dari suatu surat berharga. Selain itu event
study dapat juga digunakan untuk mengukur dampak suatu peristiwa ekonomi
non ekonomi untuk mengetahui ada tidaknya abnormal return yang diperoleh
pemegang saham. Selain itu event study dapat juga digunakan menguji kandungan
informasi dari suatu peristiwa atau pengumumam. Jika suatu peristiwa atau
peristiwa itu terjadi. Peristiwa corporate action, seperti split, right issue,
yang tidak terulang kembali setiap tahun tahun tetapi dapat terjadi sewaktu-waktu
yang berdampak seketika dan drastis terhadap harga saham. Setiap hari terdapat
aliran informasi masuk ke dalam pasar modal dan jika informasi-informasi ini
15
dari sekuritas yang mungkin terjadi disekitar pengumuman dari suatu peristiwa.
Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang
abnormal return terjadi karena dipicu oleh adanya kejadian atau peristiwa
Keterangan:
peristiwa ke-t.
Menurut Jogiyanto (2008), return saham adalah hasil yang diperoleh dari
suatu investasi. Return merupakan salah satu faktor membuat investor termotivasi
16
untuk terus berinvestasi dan sekaligus sebagai imbalan atas segala keberanian
dalam berinvestasi dan menanggung risiko. Hubungan antara return dan risiko
yang diharapkan adalah hubungan yang searah atau linier, artinya semakin tinggi
risiko yang ditanggung semakin tinggi pula return yang mungkin akan diperoleh
dari suatu aset, hal ini juga terjasi sebaliknya. Dalam karakteristik suatu investasi
terdapat suatu aset investasi tertentu dimana terdapat returnyang tetap (biasanya
cenderung kecil) namun bebas risiko, titik ini disebut titik risk free.
Sumber-sumber return dari investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu
periodik. Dalam instrumen saham kita mengenalnya sebagai deviden yang hanya
akan berupa angka nol atau positif. Sedangkan capital gain/loss merupakan
kenaikan atau penurunan nilai dari suatu surat berharga dapat berupa minus,
angka nol dan positif. Return dapat berupa realized return (return realisasi/
sesungguhnya) yaitu return yang sudah terjadi dan expected return yaitu return
berdasarkan data historis dan dapat digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
dari perusahaan, dan sebagai dasar penentu return ekspektasi serta risiko di masa
terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap
harga sebelumnya. Return saham (Ri,t) sesungguhnya diperoleh dari harga saham
harian sekuritas i pada periode t (Pi,t) dikurangi harga saham harian sekuritas i
17
pada periode t-1 (Pi,t-1), dibagi harga saham harian sekuritas i pada periode t-1
Keterangan :
teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa
semakin kuat akan kondisi yang bullish (Neni dan Mahendra, 2004).
apakah saham yang dibeli tersebut merupakan saham yang aktif diperdagangkan
di pasar (Neni dan Mahendra, 2004). Saham yang aktif perdagangannya sudah
pasti memiliki volume perdagangan yang besar dan saham dengan volume yang
jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar dalam
TVA=
Pendekatan TVA ini juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar
efisiensi bentuk lemah (weak-form efficiency). Hal ini dikarenakan pada pasar
yang belum efisien atau efisien dalam bentuk lemah, perubahan harga belum
dengan segera mencerminkan informasi yang ada sehingga investor hanya dapat
modal yang diteliti. Menurut Neni dan Mahendra (2004), kecepatan reaksi antara
kekuatan pasar. Semakin efisien suatu pasar maka semakin cepat pula informasi
dan jasa. Dalam konteks event study, yang suatu pengamatan mengenai harga
saham di pasar modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang
19
diperoleh pemegang saham akibat dari suatu peristiwa tertentu, signaling theory
pasar. Sebaliknya, suatu pemilihan umum yang tidak mengandung informasi tidak
Teori ini sesuai dengan penelitian Sirait et. al (2012) yang menyatakan
terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah event. Namun
(2015), dan Chandra et. al (2015) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan
rata-rata abnormal return sebelum dan setelah event. Berdasarkan uraian di atas,
Hipotesis 1 (H1) : Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return pada saham LQ-
45 sebelum dan sesudah pergantian Menteri Keuangan Kabinet Kerja Jilid II.
teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa
saham yang tercermin dari abnormal return, tetapi juga ditunjukkan dengan
Teori ini sesuai dengan penelitian Ningsih (2014) yang menyatakan terdapat
perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan setelah event. Namun
hasil tersebut bertentangan dengan penelitian Hartawan et. al (2015) dan Chandra
et. al (2015) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan rata-rata trading volume
activity sebelum dan setelah event. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
Hipotesis 2 (H2) : Terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity (TVA) pada
saham LQ-45 sebelum dan setelah pergantian Menteri Keuangan Kabinet Kerja
Jilid II.
21
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
Peneliti (Tahun Variabel dan
Peristiwa Hasil Penelitian
Penelitian) Metode Penelitian
Hartawan et. al Pemilu legislatif Volume Perdagangan Tidak terdapat
(2015) 2014 pada tanggal Saham, Abnormal perbedaan yang
4 April sampai Return, signifikan rata- rata
dengan 14 April aktifitas volume
2014 perdagangan saham,
rata-rata abnormal
Metode analisis : return sebelum dan
Event Study sesudah peristiwa
pemilu legislatif
Chandra et. al Pemilihan presiden Avarage Abnormal Tidak terdapat
(2015) di indonesia tahun Return, Avarage perbedaan average
2004 dan 2009 Trading Volume abnormal return dan
Activity, average trading volume
activity secara
signifikan sebelum dan
Metode analisis : sesudah peristiwa
Event Study pemilihan presiden di
Indonesia tahun 2004
dan 2009
Sirait et. al Pergantian Menteri Avarage Abnormal Terdapat perbedaan
(2012) Keuangan 2010 Return, avarage abnormal
return yang signifikan
sebelum dan saat
Metode analisis: pergantian Menteri
Event Study Keuangan tahun 2010
Ningsih, ER. Pengumuman Abnormal Return, Rata-rata terhadap
(2014) Kenaikan Harga Volume abnormal return pada
BBM 22 Juni 2013 Perdagangan, periode sebelum dan
sesudah pengumuman
menunjukan tidak
adanya perbedaan yang
signifikan, sedangkan
Metode analisis: rata-rata trading volume
Event Study activity (TVA)
22
menunjukan adanya
perbedaan yang
signifikan pada periode
sebelum dan sesudah
peristiwa pengumuman.
Kabinet Kerja Jilid II yang berlangsung pada tanggal 27 Juli 2016 mengakibatkan
penuruanan nilai indeks LQ-45 pada saat sebelum peristiwa pergantian Menteri
ini mempengaruhi abnormal return dan aktivitas volume perdagangan pada saham
Sebelum
Pergantian
Menkeu
Rata-Rata Uji Beda
Abnormal (t-test)
Return Setelah
Pergantian
Menkeu
Pergantian Saham
Menkeu LQ-45
Sebelum
Pergantian
Rata-Rata Menkeu
Trading Uji Beda
(t-test)
Volume
Setelah
Pergantian
Menkeu
23
volume perdagangan pada saham LQ-45 sebelum dan setelah Pergantian Menkeu
Kabinet Kerja Jilid II tanggal 27 Juli 2016, maka dilakukan uji beda T-test.
Berdasarkan telah teoritis yang berkaitan dengan reaksi pasar atas event study
2.4.1 Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Abnormal Return
1. Abnormal Return
25
Keterangan:
24
ARi,t : abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.
peristiwa ke-t.
Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang
Keterangan:
E[Ri,t] = RMit
Keterangan:
RMi,t = return pasar dari sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
26
TVA=
penelitian ini adalah seluruh data keuangan perusahaan yang masuk dalam indeks
LQ-45 di BEI pada bulan Juli 2016. Adapun alasannya sebagaimana dikutip dari
Lamasigi (2002) adalah karena penelitian yang berbasis event study terutama
kapitalisasi terbesar sehingga pengaruh suatu event dapat diukur dengan segera
dan relatif lebih akurat. Selain itu, saham LQ-45 merupakan saham-saham yang
(Ferdinand, 2006). Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah
dan studi pustaka, yaitu dengan mencatat dan penelahaan terhadap aspek-aspek
Data yang digunakan merupakan data yang dapat diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia.
dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk
normal. Model regresi yang baik adalah memiliki data normal atau mendekati
normal (Ghozali, 2011). Jika asumsi ini dilanggar maka uji statitik menjadi tidak
kolmogorov-smirnov test dan analisis grafik histrogram dan P-P plot. Dalam uji
28
Sig (2-tailed) di bawah tingkat signifikan sebesar 0,05 maka diartikan bahwa
2011).
umum dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dengan cara
melihat tabel statistik deskriptif yang menunjukan hasil pengukuran mean, nilai
mengolah dan membahas data yang diperoleh. Metodologi untuk Event Study
bulan).
29
setiap perusahaan.
keseluruhan sampel.
sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan
model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk
model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return
indeks pasar.
E[Ri,t] = RMit
Keterangan:
RMi,t = return pasar dari sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
Periode waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selama 11 hari,
terdiri dari t-5 (prevent, 5 hari sebelum peristiwa), t-0 (event-date, hari terjadinya
selama 5 hari sebelum dan setelah pergantian Menteri Keuangan Kabinet Kerja
Jilid II dilakukan untuk menghindari efek dari peristiwa lain yang dapat
mempengaruhi peristiwa yang diamati. Selain itu juga didasarkan pada hari bursa
selama 5 hari dalam 1 minggu dan pergantian Menteri Keuangan Kabinet Kerja
abnormal return pada saham LQ-45 sebelum dan setelah pergantian Menteri
Keuangan.
Keterangan:
Keterangan:
Indeks LQ45t = Indeks LQ-45 periode t
Indeks LQ45t-1 = Indeks LQ-45 pada periode t-1
Rmt = Return pasar pada periode t
periode
peristiwa ke-t
e. Perhitungan rata-rata abnormal return
Perhitungan standardized abnormal return untuk masing-masing
perusahaan.
Keterangan:
SARit = standardized abnormal return saham i pada waktu t
ARit = abnorml return saham i pada waktu t
σit = standar deviasi perusahaan i
f. Perhitungan standar deviasi untuk masing-masing perusahaan selama
periode pengamatan.
Keterangan :
σie = standar deviasi perusahaan i
ARit = abnormal return saham i pada waktu t
ARit = arat-rata abnormal return
32
uji-t (t-test).
Keterangan :
∑ ARit = total atandardized abnormal return saham i pada waktu t
n = total saham yang dijadikan sampel
Perhitungan nilai cumulative abnormal return.
Keterangan :
CAR = Cumulative Abnormal Return
∑ ARit = total abnormal return saham i pada waktu t
h. Perhitungan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pergantian
Menteri Keuangan.
Keterangan :
ARsebelum = rata-rata abnornmal return sebelum peristiwa
ARsetelah = rata-rata abnormal return setelah peristiwa
ARsebelum = abnormal return sebelum peristiwa
ARsetelah = abnormal return setelah peristiwa
t = periode waktu
i. Perhitungan standar deviasi rata-rata abnormal return.
Keterangan :
σsebelum = standar deviasi abnormal return sebelum peristiwa
σsetelah = standar deviasi abnormal return setelah peristiwa
t = periode waktu
j. Perhitungan uji statistic dengan uji beda (T-test).
33
Keterangan :
n = total saham yang dijadikan sampel
uji beda (T-test) dengan sampel berhubungan, yang bertujuan untuk menguji
apakah ada perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan (Ghozali, 2011).
sebagai berikut :
variance.
b. Jika Probabilitas > 0,05, maka H0 tidak dapat ditolak artinya kesamaan
variance.
trading volume activity (TVA) pada saham LQ-45 sebelum dan setelah pergantian
Keterangan :
TVAsebelum = rata-rata trading volume activity sebelum peristiwa
TVAsetelah = rata-rata trading volume activity setelah peristiwa
TVAsebelum = trading volume activity sebelum peristiwa
TVAsetelah = trading volume activity setelah peristiwa
t = periode waktu
b. Perhitunga standar deviasi rata-rata trading volume activity (TVA)
34
Keterangan :
σsebelum = standar deviasi trading volume activity sebelum peristiwa
σsetelah = standar deviasi trading volume activity sebelum peristiwa
t = periode waktu
c. Perhitungan uji statistic dengan uji beda (T-test).
Keterangan :
n = Total saham yang dijadikan sampel
beda (T-test) dengan sampel berhubungan, yang bertujuan untuk menguji apakah
ada perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan (Ghozali, 2011). Untuk
sebagai berikut :
variance.
b. Jika Probabilitas > 0,05, maka H0 tidak dapat ditolak artinya terdapat
kesamaan variance.
Dalam menggunakan uji beda (T-test), standar error perbedaan dalam nilai
(Ghozali, 2011). Apabila data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji non
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Chan et. al, 2015, Perbedaan Average Abnormal Return, Average
Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pemilu di Indonesia, Jurnal
FINESTA, Vol. 2, No. 1:114-118
Chordia, Bhaskaran, 2000, Trading Volume and Cross Autocorrelation In Stock
Return,The Journal of Finance, vol .4
Elton. E.J dan M. Gruber, 1995, Modern Portfolio Theory and Investment
Analysis, Ed.5, John Willy and Sons Inc, Toronto.
Ferdinand, A., 2006, Metodologi Penelitian Manajemen, Edisi 2, Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Ghozali, I., 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hartawan, Made et. al, 2015, Analisis Perubahan Volume Perdagangan Saham
dan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pemilu Legislatif 9 April 2014
(Event Study pada Sektor-Sektor Industri di Bursa Efek Indonesia), Jurnal
Pendidikan SI Ak Ganesha, Vol. 3, No. 1
[IDX] Indonesia Stock Exchange, Daftar Saham Perusahaan Tercatat yang
Masuk Dalam Penghitungan Indeks LQ-45 Periode Januari 2016 s/d
Agustus 2016, www.idx.co.id [diakses pada tanggal 13 Januari 2017]
Indarti, I., dan Purba, D.M., 2011, Analisis Perbandingan Harga Saham dan
Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split, Jurnal
ASET, Vol. 13, No.1, Hal 57-63
Jogiyanto, H., 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta,
Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Jogiyanto, H., 2005, Pasar Efisien secara Keputusan, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Jogiyanto, H., 2008, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFEYogyakarta,
Edisi Kelima, Yogyakarta.
Laksitafresti, A., 2012, Pengaruh Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan
Paragraf Penjelas (WTP-PP) dan Opini Wajar dengan Pengecualian
(WDP) Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham. Skripsi.
Semarang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.
37