Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Hedging

Menurut Madura (2000:275) hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi sebuah
perusahaan dari exposure terhadap nilai tukar. Exposure terhadap fluktuasi nilai tukat adalah
sejauh mana sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar.
Menurut Shapiro (1999:144) hedging particular currency exposure means estabilishing an
offseting such whatever is lost or gained on the original currency exposure is exactly offset by
corresponding foreign exchange gain on loss on the currency hedge.
Hedging dalam definisi di atas merupakan sebuah bagian dari currency exposure yang berarti
menentukan sebuah pengganti kerugian kurs mata uang, misalnya kerugian atau keuntungan
pada nilai asal currency exposure sebenarnya dapat disamakan dengan keuntungan atau kerugian
nilai tukar mata uang pada currency hedge Menurut Eiteman (2003:171-174) hedge is the
purchase of contract (including foward foreign exchange) or tangible good that will rise in value
and offset a drop in value of another contract or tabgible good. Hedgers are undertaken to reduce
risk by protecting an owner from loss.
Hedge merupakan pembelian suatu kontrak (termasuk foward exchange) atau barang nyata yang
nilainya akan meningkat dan kerugian dari jatuhnya nilai tersebut dari kontrak lain atau barang
nyata. Pelaku Hedging berusaha melindungi pemilik dari kerugian.
Teknik-Teknik Hedging Jangka Pendek
Teknik-teknik yang biasanya dapat digunakan dalam menghedge sebagian atau seluruh
transaksinya dalam jangka pendek, dijelaskan oleh Madura (2000:322-333) antara lain:
1. Hedging memakai kontrak future
Kontrak futures adalah kontrak yang menetapkan penukaran suatu valuta dalam volume tertentu
pada tanggal penyelesaian tertentu.
2. Hedging memakai kontrak foward
Suatu kontrak antara nasabah dan bank untuk melakukan sejumlah penjualan atau pembelian
valuta terhadap valuta lainnya dimasa yang akan datang dengan rate yang telah ditentukan pada
saat kontrak dibuat.
Keuntungan foward antara lain :
a) Menghindari dan memperkecil resiko kurs
b) Dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan nasabah Tujuan dari foward adalah :
a) Foward kontrak digunakan untuk mengkover resiko exchange rate untuk pembelian/penjualan
valuta di masa mendatang
b) Jika ada suatu transaksi bisnis, foward kontrak dapat menghilangkan currency exposure
karena kurs valuta untuk masa yang akan datang telah ditetapkan.
c) Perhitungan kalkulasi biaya yang pasti
d) Untuk tujuan spekulasi
3. Hedging memakai instrumen pasar uang.
Hedging memakai instrumen pasar uang melibatkan pengambilan suatu posisi dalam pasar uang
untuk melindungi posisi hutang atau piutang di masa depan.
4. Hedging memakai opsi (option) valuta
Opsi menyediakan hak untuk membeli atau menjual suatu valuta tertentu dengan harga tertentu

selama periode waktu tertentu. Tujuan dari option ini untuk hedging.
Teknik-Teknik Hedging Jangka Panjang
Menurut Madura (2000:342-345) Ada 3 teknik yang sering dipakai untuk meng-hedge exposure
jangka panjang yaitu :
a) Kontrak foward jangka panjang (Long foward)
Long Foward adalah kontrak foward jangka panjang. Sama seperti kontrak foward jangka
pendek, dapat dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan khusus dari perusahaan.
Long foward sangat menarik bagi perusahaan yang telah menandatangani kontrak ekspor atau
impor bernilai tetap jangka panjang dan melindungi arus kas mereka jangka panjang.
b) Currency Swap
Currency Swap adalah kesempatan untuk mempertukarkan satu valuta dengan valuta lain pada
kurs dan tanggal tertentu dengan menggunakan bank sebagai perantara antara dua belah pihak
yang ingin melakukan currency Swap. Tujuan dari swap antara lain:
1. Mengkover resiko exchange rate untuk pembelian/penjualan valuta
2. Transaksi swap akan menghilangkan currency exposure karena pertukaran kurs pada masa
yang akan datang telah ditetapkan.
3. Perhitungan kalkulasi biaya yang pasti
4. Untuk tujuan spekulasi
5. Strategi gapping
Keuntungan swap :
1. Menghindari resiko pertukaran uang
2. Tidak menganggu pos-pos di balance sheet
c) Parallel Loan
Parallel Loan adalah kredit yang melibatkan pertukaran valuta antara dua pihak, dengan
kesepakatan untuk menukarkan kembali valuta-valuta tersebut pada kurs dan tanggal tertentu di
masa depan. Parallel Loan bisa diidentikan dengan dua swap yang digabungkan menjadi satu,
satu swap terjadi pada permulaan kontrak parallel loan dan satunya lagi pada tanggal tertentu di
masa depan.
Labels: Manajemen Keuangan, Valas

Bab 8. ARBITRASE, HEDGING DAN SPEKULASI

Arbitrase akan terjadi apabila


kondisi paritas tidak
terpenuhi.
Arbitrator akan
memanfaatkan kondisi

tersebut yaitu dengan


menjual aset yang dihargai
lebih tinggi di suatu tempat
dan membeli aset yang sama
di tempat lain yang harganya
lebih murah.
Melalui skenario ini,
arbitrator akan menikmati
keuntungan bebas resiko.
Proses Arbitrase baru
terhenti, pada saat harga
aset di berbagai tempat
relatif sama.

Tujuan utama Hedging


adalah untuk membatasi
kerugian yang mungkin
timbul karena ketidakpastian
kurs mata uang di masa yang
akan datang.

Melalui hedging, perusahaan


memperoleh kepastian
mengenai kurs suatu mata
uang.
Manfaat lain dari hedging
adalah mempertinggi akurasi
keputusan, karena
perusahaan seakan telah
mengetahui apa yang akan
terjadi kelak.
Hedging dapat dilakukan di
pasar forward, futures,opsi,
dan swap.

Spekulasi dapat dipandang


sebagai lawan dari
hedging.
Pra Spekulan berusaha
meraih keuntungan
dengan membuka posisi
terhadap mata uang
tertentu yang diperkirakan

berprospek bagus (sesuai


dengan pengharapannya)
dan kemudian menutup
posisi tersebut saat nilai
mata uang bergerak ke
arah yang dikehendaki.
Melalui Spekulasi,
Spekulan dapat menikmati
keuntungan yang sangat
tinggi, tetapi juga bisa
menderita kerugian yang
sangat besar.
Sama seperti hedging,
spekulasi dapat dilakukan
di pasar forward, futures,
opsi dan swap.

Hedging Mengatasi Masalah Harga BBM?


Pemerintah masih disibukkan akan serangkaian formulasi kebijakan serta menentukan langkahlangkah menyelesaikan permasalahan BBM yang sarat dengan muatan politis tersebut. Dari
sekian banyak opsi yang ditawarkan oleh pihak oposisi - entah itu berjuang demi rakyat atau
untuk kepentingan politis semata maupun yang dikemukakan oleh pemerintah, muncul sebuah
gagasan yaitu dengan melakukan hedging (lindung nilai) dalam pembelian BBM impor.
Pada dasarnya, istilah hedging atau lindung nilai lebih dikenal dalam transaksi keuangan yang
dilakukan dan terkait dengan dunia perbankan. Yang selanjutnya hedging ini juga dikenal pada
transaksi perdagangan komoditas seperti minyak, karet, kapas maupun komoditas lainnya.
Transaksi hedging ini terus berkembang dan saat ini banyak pelakunya, baik untuk tujuan
lindung nilai maupun spekulasi.
Bila pemerintah benar-benar mengambil opsi tersebut untuk mengamankan harga BBM dari
fluktuasi harga minyak mentah dunia. Pemerintah tentunya sadar betul bahwa tindakan tersebut
memiliki dua buah sisi yang biasa disebut dengan resiko. Karena transaksi hedging merupakan
salah satu instrumen yang memiliki resiko tinggi.
Misalkan pada hari ini, harga minyak mentah dunia berada di level US$ 105/barel. Selanjutnya
pemerintah melakukan hedging dengan membeli minyak untuk pengiriman 3 bulan mendatang di
harga US$ 115/barel (ini contoh). Maka sebenarnya pemerintah telah melakukan pembelian
minyak untuk 3 bulan mendatang dengan harga US$ 115/barel, namun harga ditetapkan pada
hari ini dan berlaku untuk masa pengiriman 3 bulan mendatang.
Bila selama 3 bulan kemudian harga minyak dunia berada di kisaran harga rata-rata US$
150/barel. Maka pemerintah merasa diuntungkan karena telah membeli di harga US$ 115/barel
dan tidak perlu membayar di harga US$ 150/barel. Bayangkan berapa banyak devisa yang bisa
kita hemat. Dan kita tentunya sangat diuntungkan dari model pembelian tersebut.
Namun, kondisi tersebut tentunya tidak selamanya menguntungkan. Bayangkan bila ternyata
dalam kurun waktu 3 bulan mendatang harga minyak dunia justru berbalik turun ke US$95/

barel. Maka kita tetap membayar minyak di harga US$ 115/ barel walaupun harga minyak yang
berlaku dipasar jauh lebih murah dari yang kita beli sebelumnya. Tentunya kita juga menghitung
berapa banyak devisa kita yang terkuras secara sia-sia.
Begitulah cara menentukan hedging minyak tersebut. Apakah itu termasuk dalam judi?,
jawabannya tidak. Karena disaat kita menentukan kapan kita mau membeli minyak tersebut
maka kita harus bisa memprediksikan dengan tepat berapa kemungkinan harga minyak yang
akan terjadi dimasa yang akan datang. Dibutuhkan ilmu serta ketrampilan dalam melakukan
pembelian minyak tersebut.
Hanya saja, banyak faktor yang tidak terduga yang sulit diprediksikan bahkan tidak mungkin.
Misal faktor alam maupun politik. Sebagai contoh : Pemerintah melakukan pembelian harga
minyak tersebut pada hari ini, dimana kondisi politik di dunia sangat kondusif. Karena terjadinya
suatu hal Iran bersiteru (perang) dengan Amerika Serikat yang mengakibatkan harga minyak
dunia beranjak naik. Tentu pemerintah tidak akan pusing dengan terjadinya perang tersebut,
karena pemerintah memiliki kontrak pembelian minyak di awal meskipun minyak tersebut naik.
Contoh yang lain. Harga minyak dunia telah beranjak naik dan di posisi US$ 200/barel saat ini.
Pemerintah menilai harga tersebut sudah kemahalan sehingga kedepan harga minyak dunia
berpotensi turun. Sehingga pemerintah tidak melakukan pembelian minyak. Namun, tiba-tiba
terjadi bencana alam yang dahsyat yang membuat harga minyak dunia melambung tinggi
melebihi US$ 200/barel. Maka sebagai konsekuensinya pemerintah harus membeli di atas US$
200/barel untuk memenuhi kebutuhan minyak domestik.
Itulah sejumlah faktor risiko yang perlu dikelola. Akan tetapi pemerintah kita kan bukan
spekulan minyak!! Pemerintah membeli untuk memenuhi kebutuhannya. Maka sebaiknya
pemerintah melakukan batasan harga wajar minyak yang bisa dibeli dan sesuai dengan asumsi
APBN. Misal batasan harga minyak paling mahal yang bisa dibeli adalah US$ 120/barel.
Maka pemerintah dapat membeli minyak paling mahal di harga tersebut dan tidak dibenarkan
melakukan transaksi hedging bila harga minyaknya di atas US$ 120/barel. Namun, pemerintah
harus legowo bila setelah dilakukan hedging harga minyak turun, dan terus mengembangkan
kemampuan analisanya meskipun harga minyak naik. Yang pasti harga minyak akan terus
bergerak naik, bagi yang berdemo silakan, berdemonstrasilah yang santun.
Pengamat Keuangan, Alumni UGM Yogyakarta, Bekerja di Salah Satu Sekuritas BUMN di Kota
Medan. ( Gunawan)

Commodity
Komoditas merupakan salah satu faktor penting di dalam proses produksi. Berbagai macam
komoditas yang ada seperti kopi, terigu, gandum, emas dan minyak, diperdagangkan sebagai
komoditas. Komoditas ini diperdagangkan secara terus-menerus pada bursa komoditas di seluruh
dunia seperti , Winnipeg Commodities Exchange (WCE) dan New York Mercantile Exchange
(NYMEX). Komoditas merupakan salah satu produk berjangka yang jumlah perdagangannya
cukup besar. Hal ini terutama disebabkan oleh jenis dan jumlah produk komoditas yang
diperdagangkan di bursa berjangka sangat besar. Produk komoditas secara umum dapat
dibagi atas 2 jenis yaitu :
1. Hard commodity (komoditas yang tahan lama) seperti : emas, karet, minyak
2. Soft commodity (komoditas yang tidak tahan lama) seperti: kopi, jagung, kacang merah,
kacang kedelai.
Karena komoditas diperdagangkan dalam bursa, maka harga dari komoditas tidak ditentukan
oleh individu atau entitas tunggal. Di dalam bursa, komoditas diperdagangkan melalui kontrak
berjangka. Kontrak ini mewajibkan pemegang kontrak untuk membeli atau menjual suatu
komoditas pada suatu harga tertentu yang telah ditentukan pada tanggal delivery di masa depan.
Tidak semua kontrak berjangka sama, spesifikasinya akan berbeda tergantung dari komoditas
yang diperdagangkan.
Harga pasar dari sebuah komoditas yang dikutip dalam berita seringkali merupakan futures price
dari masing-masing komoditas tersebut. Seperti halnya equity securities, futures price dari
komoditas ditentukan terutama oleh permintaan dan penawaran atas komoditas tersebut di pasar.
Sebagai contoh jika penawaran minyak meningkat, harga satu barrel minyak akan menurun.
Sebaliknya jika permintaan minyak meningkat, harga dari minyak akan meningkat. Ada banyak
faktor ekonomi yang akan berpengaruh terhadap harga dari sebuah komoditas. Meskipun
komoditas diperdagangkan menggunakan harga dari futures contract dan futures price, peristiwa
yang terjadi saat ini akan mempengaruhi futures price. Sebagai contoh, jika cuaca di suatu daerah
tertentu akan mempengaruhi suplai dari komoditas pertanian, maka harga dari komoditas
pertanian tersebut akan terpengaruh secara langsung (Who sets, 2004).
Commodity Hedging
Istilah hedging atau lindung nilai umumnya lebih dikenal dalam rangka transaksi yang terkait
dengan perbankan. Sebenarnya, hedging ini juga banyak dipakai pada transaksi perdagangan
komoditas Dalam sejarahnya CBOT (Chicago Board of Trade) dibentuk pada tahun 1848 oleh
para pengusaha pertanian di Amerika sebagai solusi atas fluktuasi harga komoditas biji-bijian
(grains). Saat itu diperkenalkan transaksi forward contract yang kemudian berkembang menjadi
futures contract. (Pakasi, 2006).

Dalam setiap kegiatan perdagangan, pengusaha selalu mengharapkan keuntungan, akan tetapi
juga dihadapkan kepada risiko kerugian yang selalu melekat dalam kegiatan usahanya. Risiko
umumnya berasal dari akibat perubahan harga barang, perubahan kurs mata uang, suku bunga,
inflasi dan lain sebagainya. Untuk melindungi pengusaha dari risiko tersebut dapat dilakukan
melalui hedging (lindung nilai) di bursa berjangka. Dengan melakukan lindung nilai, risiko
tersebut dapat dialihkan (transfer of risk) kepada investor yang mengharapkan keuntungan dari
perubahan harga di bursa berjangka.
Hedging adalah suatu kegiatan pengambilan posisi di pasar berjangka yang berlawanan dengan
posisinya di pasar fisik. Dengan mengambil posisi yang berlawanan antara pasar berjangka dan
pasar fisik, maka kerugian yang timbul akibat adanya fluktuasi harga di pasar fisik dapat
dikurangi dengan keuntungan yang diperoleh di pasar berjangka, atau sebaliknya.
Hedging bukan kegiatan yang bersifat spekulasi karena untuk melakukannya dibutuhkan
pengetahuan yang memadai dan perhitungan yang cermat. Dengan demikian sebelum melakukan
lindung nilai perlu menentukan strategi yang tepat guna mencegah terjadinya kerugian.
Pada dasarnya harga komoditas primer sering berfluktuasi karena ketergantungannya pada
faktor-faktor yang sulit dikuasai seperti kelainan musim, bencana alam, dan lain-lain. Dengan
kegiatan lindung-nilai menggunakan kontrak berjangka, hedger dapat mengurangi sekecil
mungkin dampak (risiko) yang diakibatkan gejolak harga tersebut. Dengan memanfaatkan
kontrak berjangka, produsen komoditas dapat menjual komoditas yang baru akan mereka panen
beberapa bulan kemudian pada harga yang telah dipastikan atau dikunci sekarang (sebelum
panen). Dengan demikian mereka dapat memperoleh jaminan
harga sehingga tidak terpengaruh oleh kenaikan/penurunan harga jual di pasar tunai. Manfaat
yang sama juga dapat diperoleh pihak lain seperti eksportir yang harus melakukan pembelian
komoditas di masa yang akan datang, pada saat harus memenuhi kontraknya dengan pembeli di
luar negeri, atau pengolah yang harus melakukan pembelian komoditas secara
berkesinambungan. (Sekilas, 2006) Pengertian hedging di pasar komoditas adalah proteksi dari
risiko kerugian akibat fluktuasi harga. Hedging ini dapat dilaksanakan melalui bursa berjangka
dengan membuka kontrak beli atau jual atas suatu komoditas sejalan dengan perdagangan
komoditas tersebut di pasar fisik. Para pelaku hedging ini biasa disebut hedger, yang terdiri atas
hedger pembeli (hedge long) dan hedger penjual (hedge short).
Hedger pembeli umumnya berencana akan membeli komoditas di pasar fisik di masa yang akan
datang. Untuk melindungi transaksinya dari fluktuasi, misalnya kenaikan harga di masa
mendatang, hedger membeli kontrak berjangka saat ini dengan posisi buy (beli). Buying hedge
umumnya dilakukan oleh kalangan eksportir, pengguna bahan baku seperti pabrik, dan
sebagainya. Fungsinya terutama untuk menjaga kestabilan harga dan kontinuitas pasokan.
Sebagai contoh, misalnya pengusaha pabrik sirop yang sangat bergantung dengan harga gula
sebagai bahan baku utama. Bila diperkirakan harga gula akan meningkat, maka untuk menjaga
kestabilan anggaran biaya, pengusaha tersebut dapat membuka kontrak beli komoditas gula
berjangka sebagai bentuk hedging. Dengan demikian ketika harga gula naik, kerugian dari
transaksi fisik dapat ditutup dengan keuntungan dari pasar berjangka. Hal yang sama dapat
dilakukan juga oleh, misalnya perusahaan maskapai penerbangan, dalam mengatasi lonjakan
harga bahan bakar avtur atau jet oil. Dengan adanya kepastian atas kestabilan harga komponen
biaya utama ini melalui proses hedging akan mempermudah dilaksanakannya manajemen dan
proyeksi keuangan perusahaan.
Hedger penjual atau hedge short adalah hedger yang akan menjual komoditas tertentu di pasar

fisik di masa yang akan datang. Untuk melindungi harga penjualan komoditasnya, hedger akan
membuka kontrak berjangka sekarang dengan posisi short (jual). Selling hedge biasanya
dilakukan oleh para produsen, terutama para petani, dengan tujuan untuk melindungi dari
kemungkinan penurunan harga komoditas pada waktu misalnya panen. Hedging jual ini dapat
dimanfaatkan oleh para pengusaha pertanian atau koperasi-koperasi tani sehingga petani tidak
mengalami kerugian pada waktu musim panen akibat turunnya harga di pasar fisik. Pelaku
hedging ini, baik hedge long maupun hedge short, kemudian harus meng-offset (menutup)
kontrak yang telah diambil pada waktunya. Jika hedger tadi mengambil posisi beli di pasar
berjangka, maka dia harus menutup transaksi dengan menjualnya di bursa berjangka. Sedangkan
hedger jual harus menutup kontrak dengan posisi beli di pasar berjangka.
Futures dan forward komoditas seringkali digunakan untuk meng-hedge exposure daripada harga
komoditas. Ada dua persoalan yang muncul dalam hedging komoditas (McDonald, 2003), yaitu:
1. Quantity uncertainty
Meskipun kontrak futures dapat memberikan garansi harga per unit dari komoditas, dalam
banyak kasus ada quantity uncertainty. Sebagai contoh adalah masalah hedging yang dihadapi
oleh agricultural producer. Misalnya seorang corn producer ingin mengambil posisi pada corn
futures untuk meminimalkan variabilitas dari pendapatan. Kendala yang dihadapi oleh corn
producer tersebut adalah berapa banyak kontrak futures yang harus dijual, karena dalam hal ini
kuantitas jagung yang akan diproduksi tidaklah pasti tergantung dari berbagai faktor lain seperti
cuaca dan crop disease.
2. Basis risk
Basis risk merupakan masalah umum dalam komoditas karena adanya biaya penyimpanan dan
transportasi serta perbedaan kualitas antara spesifikasi kontrak dengan komoditas aktual yang
dibeli atau dijual. Hedging dapat dilakukan karena adanya keterkaitan yang erat antara harga
komoditi di pasar fisik dengan harga komoditi di pasar berjangka.
Pergerakan harga di pasar berjangka dan di pasar fisik pada dasarnya berjalan searah (paralel),
walaupun pada saat-saat tertentu posisinya mengecil atau membesar. Perbedaan di antara harga
pasar fisik dengan harga pasar berjangka dinamakan basis. Faktor yang mempengaruhi basis
tersebut diakibatkan oleh besar kecilnya permintaan dan penawaran, letak geografis, sarana
transportasi, biaya gudang, kualitas. Dengan semakin mendekatnya bulan penyerahan suatu
kontrak berjangka, harga di pasar fisik umumnya mendekati harga di pasar berjangka.
Mengecilnya selisih harga di pasar berjangka dengan harga di pasar fisik disebut basis kuat
(strong basis), dan sebaliknya bila selisih harga di pasar berjangka dengan harga di pasar fisik
membesar, keadaan ini disebut basis lemah (weak basis).
Lemah atau kuatnya basis suatu komoditi tergantung dari sedikit banyaknya permintaan dan
penawaran dari komoditi yang bersangkutan. Umumnya basis yang lemah menggambarkan
kelebihan penawaran, dimana harga di pasar fisik jauh lebih rendah dari harga di pasar
berjangka. Sedangkan basis yang kuat menggambarkan kelebihan permintaan komoditi secara
fisik, yang menyebabkan harga-harga di pasar berjangka untuk bulan-bulan penyerahan yang
lebih jauh akan semakin tinggi dan harga di pasar fisik akan mendekati atau menyamai harga di
pasar berjangka untuk bulan penyerahan terdekat.
Labels: Manajemen Investasi

Anda mungkin juga menyukai