Anda di halaman 1dari 5

Soal 1. A.

Investasi bottom-up dan top-down adalah strategi yang digunakan investor saat
menentukan perusahaan mana yang akan diinvestasikan sebagai bagian dari portofolio sekuritas
keseluruhan mereka. Dengan menggunakan pendekatan investasi dari bawah ke atas, manajer
keuangan akan meneliti secara cermat dasar-dasar saham. Mereka akan mencari perusahaan yang
mereka percaya akan berprestasi baik dari waktu ke waktu, berdasarkan faktor-faktor penentu
seperti rasio tim manajemen perusahaan, rasio harga terhadap pendapatan rendah (P / E) dan
potensi pertumbuhan pendapatan. Jika perusahaan tampaknya kuat, investor ini percaya bahwa
hal itu akan terus berjalan dengan baik seiring berjalannya waktu, terlepas dari bagaimana
keseluruhan pasar dapat dilakukan. Mereka tidak akan banyak memperhatikan kondisi pasar atau
fundamental industri, dan lebih fokus pada bagaimana satu perusahaan di sektor ini berkinerja
dibandingkan dengan yang lain, untuk memilih saham yang mereka yakini lebih cenderung naik
harganya.

Investor bottom-up juga percaya bahwa hanya karena satu perusahaan di sektor ini berjalan
dengan baik, tidak berarti semua perusahaan teknologi atau perangkat lunak juga akan terus
berjalan dengan baik. Investor ini mencoba menemukan perusahaan tertentu di sektor yang akan
mengungguli perusahaan lain di sektor yang sama. Itulah mengapa mereka menghabiskan begitu
banyak waktu untuk menganalisis perusahaan tertentu. Mereka bahkan mungkin mengunjungi
kantor pusat dan pabrik perusahaan dan berbicara dengan tim manajemen perusahaan. Investor
bottom-up juga akan membaca laporan penelitian bahwa para analis mengeluarkan perusahaan
tertentu yang mereka pertimbangkan untuk membeli, karena analis sering memiliki pengetahuan
mendalam tentang perusahaan yang mereka liput. Gagasan keseluruhan di balik pendekatan ini
adalah bahwa saham individual di sektor dapat berkinerja baik, terlepas dari sektor berkinerja
buruk.

Sebaliknya, investor top-down akan memeriksa berbagai faktor ekonomi untuk melihat
bagaimana faktor-faktor ini dapat mempengaruhi keseluruhan pasar, dan oleh karena itu saham
yang mereka minati akan berinvestasi. menganalisis produk domestik bruto, (GDP) penurunan
atau kenaikan suku bunga, inflasi dan harga komoditas untuk melihat kemana pasar saham dapat
menuju. Mereka juga akan melihat kinerja sektor atau industri keseluruhan saham. Investor-
investor ini percaya bahwa jika sektor ini berjalan dengan baik, kemungkinan besar, saham yang
mereka periksa juga akan berhasil dan menghasilkan keuntungan. Investor ini mungkin melihat
bagaimana faktor luar seperti menaikkan harga minyak atau komoditas atau perubahan tingkat
suku bunga akan mempengaruhi sektor tertentu dibanding sektor lainnya, dan oleh karena itu
perusahaan-perusahaan di sektor ini. Misalnya, jika harga komoditas seperti minyak naik dan
perusahaan yang mereka pertimbangkan untuk berinvestasi, menggunakan sejumlah besar
minyak untuk membuat produk mereka, investor akan mempertimbangkan seberapa kuat
pengaruh kenaikan harga minyak akan ada pada keuntungan perusahaan, jika ada. Jadi
pendekatan mereka mulai sangat luas, melihat ekonomi makro, lalu di sektor dan kemudian pada
saham itu sendiri.

Investor top-down mungkin juga memilih untuk berinvestasi di satu negara atau wilayah, jika
ekonominya berjalan dengan baik, dan menghindari yang lain. Jadi, misalnya, jika saham Eropa
goyah, investor akan tetap berada di luar Eropa, dan malah bisa menuangkan uang ke saham
Asia jika kawasan tersebut menunjukkan pertumbuhan yang cepat. Biasanya, investor yang ingin
berinvestasi dalam jangka waktu lama akan menggunakan pendekatan bottom up karena mereka
berinvestasi berdasarkan kepercayaan mereka bahwa perusahaan itu bagus, dan akan terus
berlanjut, terlepas dari ayunan pasar. Sahamnya mungkin turun harganya, bersamaan dengan
pasar secara keseluruhan, namun para investor ini berharap akan naik lagi, dan mengungguli,
karena pasar secara keseluruhan membaik Investor jangka pendek dapat menggunakan
pendekatan top-down, karena mereka mencari keuntungan dari ayunan di pasar, yang terjadi
berdasarkan kekuatan di luar perusahaan itu sendiri. Mereka akan masuk dan keluar saham lebih
sering daripada investor top down. Kedua pendekatan investasi itu valid dan harus
dipertimbangkan saat merancang portofolio perusahaan untuk diinvestasikan. Pastikan Anda tahu
mengapa Anda membeli saham yang Anda beli, pertimbangkan faktor-faktor yang diperlukan
dan perhatikan tren pasar. Bottom Line

Para investor bottom-up akan meneliti dasar-dasar sebuah perusahaan untuk memutuskan apakah
akan berinvestasi di dalamnya atau tidak. Sebaliknya, investor top-down mempertimbangkan
pasar dan kondisi ekonomi yang lebih luas saat memilih saham untuk portofolio mereka.

b. nilai intrinsik saham adalah nilai yang sesungguhnya dari suatu saham. Nilai tersebut berbeda
dengan nilai pasar (harga saham) atau nilai buku (book value, atau ekuitas). Misalkan harga
sebuah saham berkode AAAA Rp1.000/saham, sedangkan harga wajar (valuasi) setelah
dianalisis atau nilai intrinsiknya adalah Rp500, hal ini menandakan harga saat ini sudah mahal
karena di atas nilai wajarnya. Di satu sisi, saham BBBB dijual dengan harga 5.000 dan harga
wajarnya (valuasi) atau nilai intrinsiknya adalah 10.000 rupiah. Artinya, harga saham saham
BBBB ini dijual di harga diskon atau setengah harga dari nilai wajarnya.  nilai intrinsik adalah
suatu ukuran yang sangat subjektif. analisis fundamental merupakan nilai suatu saham yang
mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai instrinsik suatu saat, bahkan lebih penting adalah
harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai ekonomisnya dikemudian hari
dan bagaimanan perusahaan dapat mengembalikan jumlah investasi dari investor dengan
sepenuhnya dalam hal ini adalah return. Analisis fundamental sebagai suatu cara pendekatan
dalam menganalisa suatu variabel yang secara fundamental diperkirakan akan mempengaruhi
harga suatu saham mengacu pada suatu fokus yaitu nilai instrinsik (ekspentasi) suatu saham pada
saat tertentu. Secara umum analisis fundamental akan bergerak dalam keadaan yang umum ke
keadaan yang lebih spesifik. Apabila nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar berarti terjadi
undervalued, pada posisi ini sebaiknya tetapmempertahankan saham XYZ tersebut karena ada
potensi bahwa harga sahamnya akan naik. Bila yang terjadi justru sebaliknya dimana nilai
intrinsik lebih kecil dari harga pasar, atau dengan kata lain pasar terlalu tinggi menghargai saham
tersebut (overvalued), maka sebaiknya saham tersebut di lepas karena ada potensi untuk
mengalami penurunan harga. Bila kondisi yang terjadi nilai intrinsik sama dengan harga pasar,
mengindikasikan bahwa saham tersebut telah diperdagangkan dengan harga yang wajar, sesuai
dengan kondisi fundamental perusahaan yang sebenarnya serta memperhitungkan kondisi
perekonomian secara makro.

Sumber: jurnal sama web(https://id.talkingofmoney.com/bottom-up-and-top-down-investing-


explained).

Soal 2. a. Dow Theory menjelaskan sekurang-kurangnya ada beberapa hal yang mendasari
analisis teknikal: 1) market action discounts everything; 2) Price move in trends; 3) History
repeats itself; 4) Major trends have three phases; 5) Volume Must Confirm the Trend; dan 6) A
trend is Assumed to Be in Effect Until it Gives Definite Signals That It Has Reversed. Jelaskan
paling tidak 3 (tiga) hal yang menurut anda dapat dijadikan dasar dalam analisis teknikal.
The market discounts everything.

Seorang trader mengerti bahwa dengan memahami prinsip dasar yang pertama ini berarti ia
mengerti bahwa segala sesuatu yang terjadi di pasar, aksi jual maupun aksi beli, fear and greed,
aksi korporasi, rilis kinerja keuangan dan lain sebagainya. Semua hal tersebut akan tercemin di
dalam pergerakan harga saham atau terlihat dari grafik atau chart. Karena segala sesuatu yang
terjadi di pasar akan di respon oleh para pelaku pasar, baik pelaku ritel maupun institusi sehingga
muncul supply dan demand yang menyebabkan harga bergerak naik atau turun Dengan demikian
jika Anda ingin menjadi seorang trader, anda harus mampu terlebih dahulu menganalisa
pergerakan harga saham sebelum mengambil keputusan untuk beli dan jual saham.

Price moves in trends.

Seorang trader percaya bahwa pergerakan harga juga memiliki kecenderungan arah gerak atau
biasa kita kenal sebagai trend. Ketika demand sedang menguasai pasar, maka harga akan
bergerak dalam kecenderungan naik/uptrend. Ketika supply sedang menguasai pasar maka harga
akan bergerak dalam kecenderungan turun/downtrend. Atau malah terkadang jumlah-jumlah
demand dan supply sama sehingga harga akan bergerak dalam trend sideways. Sehingga di
dalam pergerakan harga terdapa tiga trend, yaitu uptrend, downtrend dan sideways.

History tends to repeat itself.

Dalam menganalisis pergerakan harga trader percaya bahwa pergerakan harga akan terus
berulang membentuk sebuah pola yang juga akan berulang. Di dalam trading tentunya Anda
harus mengenali pola-pola apa saja yang terbentuk. Dengan mengenali ciri-ciri dan karakteristik
dari pola-pola tersebut tentunya Anda akan mampu memprediksi pergerakan arah harga
selanjutnya dan action apa yang akan Anda lakukan.

Dengan memahami ketiga prinsip di atas seorang Super Trader™ mampu menghasilkan
keuntungan yang luar biasa dari trading di pasar saham, dengan salah satu prinsip saja Anda bisa
mendapat profit atau keuntungan yang luar biasa dari trading di pasar saham.

Sumber ; https://ellen-may.com/market-updates/educational-articles/3-prinsip-penting-teori-dow
b conoth dari saham aja

Soal 3.

Sebagai seorang investor di option market, ketika anda meyakini harga saham akan turun dalam
3 (tiga) bulan sampai 1 (satu) tahun ke depan, apakah yang akan anda lakukan:

a) membeli call option atau membeli put option


b) mejual call option atau menjual put option
opsi(option) = merupakan kontrak untuk membeli/menjual suatu asset dengan harga tetap pada
atau sebelum jatuh tempo

call option= kontrak untuk membeli opsi

put option = kontak untuk menjual opsi

apabila saham akan turun dalam 3 bulan sampai 1 tahun maka

a. membeli put option, karena saham harga saham akan diprediksi turun, sedangkan put option
merupakan kontrak untuk menjual opsi, apabila kita menjual put, maka sebagai seorang invetor
akan kehilangan kesempatan untuk mendapatka gain.

b. menjual call, karena call merupakan kontrak untk membeli opsi dimana karakter option call
yakni apabila harga semakin tinggi dari prediksi maka seorang investor akan mendapat
gain/keuntungan. Namun pada kasus ini harga diprediksi akan turun maka alangkah lebih
baiknya menjual option call

sumber : https://manajemenkeuangan.net/opsi-adalah-pengertian/

Anda mungkin juga menyukai