Agung Wibowo
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang
Email : agungwibowo@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris reaksi investor pasar modal
Indonesia terhadap peristiwa pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I Jokowi – JK.
Populasi penelitian ini adalah saham-saham yang konsisten terdaftar dalam indeks LQ 45
selama periode penelitian. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa harga saham
harian lima hari sebelum dan lima hari setelah peristiwa. Uji statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis adalah Independent Sample t-test dan Uji beda Wilcoxon Signed Rank Test.
Hasil perhitungan Independent Sample t-test menunjukkan bahwa terdapat abnormal
return positif signifikan di sekitar tanggal peristiwa, yang berarti investor merespon peristiwa
pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I Jokowi – JK ini sebagai kabar baik. Hasil uji
Wilcoxon Signed Rank Test membuktikan bahwa terdapat perbedaan positif signifikan rata-
rata abnormal return antara sebelum dan saat peristiwa, dan terdapat perbedaan negatif
signifikan rata-rata abnormal return antara saat dan setelah peristiwa.
Kata Kunci : Pasar Modal, Studi Peristiwa, Abnormal Return, Reaksi Investor.
Abstract
This research aims to find empirical evidence of the Indonesian capital market
investors' reaction to the event announcement Economic Policy Package Phase I Jokowi - JK.
The study population was consistent stocks listed in LQ 45 index over the study period. The
data used are secondary data from daily stock price five days before and five days after the
event. The statistical test used to test the hypothesis is independent sample t-test and Wilcoxon
Signed Rank test.
The result of the calculation of Independent Sample t-test showed that there are
significant positive abnormal returns around the date of the event, which means that investors
respond to the event announcement Economic Policy Package Phase I Jokowi - JK as good
news. Results Wilcoxon Signed Rank Test proved that there is a significant positive difference
in the average abnormal return between the prior and current events, and there is a
significant negative difference in the average abnormal return between current events and
after an event.
nya tappering off dan isu kenaikan suku bertahan sampai ada informasi yang lebih
bunga bank sentral Amerika Serikat, baru lagi, yang relevan dengan aktiva
merosotnya perekonomian Tiongkok, dan tersebut, masuk ke pasar untuk merubahnya
default-nya Yunani dalam melakukan kembali ke harga keseimbangan yang lebih
pembayaran utang luar negerinya. baru lagi (Jogiyanto, 2003).
Bagaimana reaksi suatu pasar terhadap
suatu informasi untuk mencapai harga
TINJAUAN PUSTAKA keseimbangan yang baru merupakan hal
yang penting. Jika reaksi pasar adalah cepat
Pasar Modal Efisien
dan akurat untuk mencapai harga
Pengertian “pasar modal yang efisien”
keseimbangan baru, yang sepenuhnya
telah digunakan dalam beberapa konteks
mencerminkan informasi yang tersedia,
untuk menjabarkan karakteristik operasi
maka kondisi pasar seperti ini disebut
pasar modal. Terdapat perbedaan antara
dengan pasar yang efisien (Jogiyanto, 2003).
pasar modal yang efisien secara operasional
Jadi ada keterkaitan antara teori pasar modal
(efisien secara internal) dengan pasar modal
yang menjelaskan tentang keadaan
yang efisien dalam penetapan harga (efisien
keseimbangan dengan konsep efisiensi pasar
secara eksternal) (Jogiyanto, 2003). Dalam
yang menjelaskan bagaimana pasar
pasar yang efisien secara operasional, para
memproses informasi untuk menuju ke posisi
investor dapat memperoleh kualitas jasa
keseimbangan yang baru.
transaksi yang sebanding dengan biaya
Fama (1970) dalam Jogiyanto (2003)
intrinsik yang dikeluarkannya untuk
mengklasifikasikan efisiensi pasar menjadi
mendapatkan jasa-jasa tersebut. Jadi, dalam
tiga macam berdasarkan bentuk informasi-
pasar yang efisien secara internal, setiap
nya, yaitu informasi masa lalu, menjadi
tambahan biaya transaksi selalu diimbangi
efisiensi pasar bentuk lemah (weak form);
dengan peningkatan kualitas jasa transaksi.
informasi sekarang yang sedang dipublikasi-
Efisiensi penetapan harga mengacu pada
kan, menjadi efisiensi pasar bentuk setengah
pasar di mana harga-harga pada setiap saat
kuat (semi stong form); dan informasi privat,
sepenuhnya mencerminkan semua informasi
menjadi efisiensi pasar bentuk kuat (strong
yang tersedia sesuai dengan penilaian
form).
sekuritas. Di dalam pasar modal yang
Efisiensi pasar bentuk lemah (weak
memiliki persaingan sempurna, harga
form). Pasar dikatakan efisien dalam bentuk
keseimbangan (ekuilibrium) suatu aktiva
lemah jika harga-harga sekuritasnya secara
ditentukan oleh kekuatan tarik-menarik
penuh mencerminkan (fully reflect) infor-
antara penawaran dengan permintaan
masi masa lalu. Bentuk efisiensi pasar secara
agragate. Besarnya penawaran dan
lemah ini berkaitan dengan random walk
permintaan agregate suatu aktiva tersebut
theory, yang menyatakan bahwa data masa
dipengaruhi oleh informasi yang tersedia.
lalu tidak berhubungan dengan nilai
Dengan demikian, harga keseimbangan suatu
sekarang. Jadi nilai-nilai masa lalu tidak
aktiva mencerminkan konsensus bersama
dapat digunakan untuk memprediksi harga
antara semua pihak yang terlibat dalam pasar
sekarang. Ini berarti bahwa dalam pasar
tentang nilai dari aktiva tersebut berdasarkan
efisien bentuk lemah investor tidak dapat
informasi yang tersedia. Jika terdapat
menggunakan informasi masa lalu untuk
informasi baru yang relevan dengan suatu
mendapatkan abnormal return.
aktiva masuk ke pasar, maka informasi
Efisiensi pasar bentuk setengah kuat
tersebut akan digunakan untuk menganalisis
(semistrong form). Pasar dikatakan efisien
dan menginterpretasikan nilai aktiva yang
dalam bentuk setengah kuat jika harga-harga
bersangkutan. Akibatnya adalah akan terjadi
sekuritasnya secara penuh mencerminkan
pergeseran harga keseimbangan ke arah
(fully reflect) semua informasi yang
harga keseimbangan yang baru. Harga
dipublikasikan, termasuk informasi yang
keseimbangan yang baru ini akan tetap
diterima. Reaksi investor ini ditunjukkan indeks harga saham gabungan naik,
dengan adanya perubahan harga dari demikian juga sebaliknya.
sekuritas yang bersangkutan. Reaksi investor 3. Market-adjusted Model
ini dapat diukur dengan menggunakan Model disesuaikan pasar (market-adjusted
abnormal return. Jadi, jika suatu pengu- model) menyatakan bahwa penduga yang
muman mengendung informasi, maka akan terbaik untuk mengestimasi return suatu
memberikan abnormal return kepada inves- sekuritas adalah return dari indeks pasar
tor di pasar modal. Sebaliknya, jika pada saat tersebut. Dengan menggunakan
pengumuman tersebut tidak mengandung model ini, maka tidak perlu menggunakan
informasi, maka tidak akan memberikan periode estimasi untuk membentuk model
abnormal return kepada investor di pasar estimasi, karena return sekuritas yang
modal. diestimasi adalah sama dengan return
indeks pasar.
Abnormal Return dan Expected Return
Seperti yang telah dijelaskan sebelum- Penelitian Terdahulu
Banyak penelitian telah dilakukan untuk
nya bahwa pengujian kandungan informasi
mengetahui keterkaitan antara informasi baru
dari suatu pengumuman ditujukan untuk
yang dipublikasikan dengan harga saham.
melihat reaksi investor di pasar modal
Sebagian besar dari event study yang
terhadap suatu peristiwa. Reaksi investor ini
dilakukan terkait langsung dengan aktivitas
dapat diukur dengan menggunakan abnormal
ekonomi atau bisnis dari emiten yang
return.
bersangkutan, seperti pengumuman laba,
Abnormal return menurut Jogiyanto
kebijakan dividen, pengumuman akuisisi
(2003) adalah selisih antara tingkat
atau merger. Namun, pada perkembangan
keuntungan sebenarnya (actual return)
selanjutnya, event study dilakukan juga
dengan tingkat keuntungan yang diharapkan
untuk menganalisis pengaruh peristiwa-
(expected return). Abnormal return atau
peristiwa yang terkait dengan ekonomi
excess return ini merupakan kelebihan dari
makro seperti perubahan kurs, suku bunga,
return yang sesungguhnya terjadi dari return
ataupun kebijakan ekonomi yang ditetapkan
normalnya. Return normal adalah return
oleh pemerintah terhadap perubahan harga
yang diharapkan investor dengan memper-
saham (Suryawijaya dan Setiawan, 1998)
timbangkan tingkat risikonya.
Husnan et al (1996) meneliti reaksi
Brown & Warner (1985) dalam
pasar terhadap pengumuman laporan
Jogiyanto (2003) menyatakan bahwa
keuangan dengan indikator Aktivitas
expected return dapat dihitung dengan
Volume Perdagangan (Trading Volume
menggunakan tiga model estimasi, yaitu :
Activity – TVA) dan Variabilitas Tingkat
1. Mean-adjusted Model
Keuntungan Sekuritas (Security Return
Model disesuaikan rata–rata (mean-
adjusted model) menyatakan bahwa return Variability – SRV). Dengan sampel 30 saham
perusahaan yang menerbitkan laporan
ekspektasi bernilai konstan, yang nilainya
keuangan bulan Desember 1993 dan Maret
sama dengan rata–rata return realisasi
1994 ditemukan perbedaan signifikan TVA
sebelumnya selama periode estimasi
antara sekitar pengumuman dengan pada hari
(estimation period).
pengumuman, antara sebelum dengan
2. Market Model
sesudah pengumuman, juga antara bulan
Model pasar (market model) atau model
Desember dengan bulan Maret baik sebelum
indeks tunggal (single index model)
pengumuman, sesudah pengumuman,
merupakan model yang didasarkan pada
maupun keseluruhannya. Pengujian terhadap
hasil pengamatan bahwa harga dari suatu
SRV menemukan perbedaan signifikan
sekuritas berfluktuasi searah dengan
antara sebelum dengan sesudah pengu-
indeks pasar. Kebanyakan saham
muman bulan Maret, dan antara sekitar
cenderung mengalami kenaikan harga jika
pengumuman dengan pada hari pengu-
muman bulan Desember. Peneliti mengambil asing maupun domestik tampak bahwa
kesimpulkan bahwa laporan keuangan bulan pengumuman penundaan pencairan bantuan
bulan Maret memberikan informasi baru bagi IMF memiliki kandungan informasi negatif
investor, sedangkan laporan keuangan bulan yang terlihat dari adanya negative abnormal
Desember biasanya hanya merupakan return yang signifikan sebelum dan setelah
konfirmasi searah terhadap laporan bulan pengumuman. Sedangkan pada pengujian
Maret. Cummulative Abnormal Trading Volume
Affandi & Utama (1998) melakukan Activity (CATVA) ditemukan adanya
pengujian efisiensi bentuk setengah penurunan rata-rata CATVA setelah pengu-
kuat di BEJ selama periode 1996–1997 muman, bahkan pada saham dominasi asing
dengan menggunakan event pengumuman mencapai CATVA negatif. Reaksi pasar
laba. Indikator yang digunakan adalah yang berlangsung dalam jangka waktu cukup
abnormal return. Hasil penelitiannya lama (sepuluh hari perdagangan) dapat
membuktikan bahwa pada tahun 1996 – memunculkan dugaan bahwa pasar modal
1997 BEJ belum mencapai efisiensi bentuk Indonesia belum efisien setengah kuat.
setengah kuat. Hal ini ditandai dengan
Indentifikasi Peristiwa
kurang cepatnya 31 harga saham menyesuai- Penelitian ini menguji reaksi investor di
kan diri terhadap pengumuman laba bursa efek Indonesia terhadap peristiwa
walaupun terdapat abnormal return yang ekonomi yang dipercaya memiliki dampak
signifikan di sekitar tanggal pengumuman. pada pasar modal. Peristiwa ekonomi
Studi peristiwa (Event study) terhadap tersebut adalah peristiwa diumumkannya
peristiwa makroekonomi antara lain Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I Jokowi –
dilakukan oleh Susiyanto (1999) yang JK pada tanggal 9 September 2015
menganalisis peristiwa Reformasi Perbankan
Dengan tujuan menggerakkan ekonomi
tanggal 13 Maret 1999 dan peristiwa nasional, Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Penerbitan Obligasi Pemerintah tanggal 28 pada Rabu, 9 September 2015, meluncurkan
Mei 1999. Dengan menggunakan sampel 17 Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I. Presiden
saham perusahaan perbankan ditemukan menyebutkan ada 3 (tiga) langkah dalam
adanya abnormal return yang signifikan di Paket Kebijakan Ekonomi tersebut, yaitu:
seputar kedua peristiwa tersebut walaupun 1. Mendorong daya saing industri nasional
tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal melalui deregulasi, debirokratisasi, serta
return yang signifikan antara sebelum dan penegakan hukum dan kepastian usaha;
sesudah peristiwa. Sedangkan pengujian 2. Mempercepat proyek strategis nasional
terhadap rata-rata Aktivitas Volume dengan menghilangkan berbagai
Perdagangan (Trading Volume Activity – hambatan, sumbatan dalam pelaksanaan
TVA) menunjukkan adanya perbedaan yang
dan penyelesaian proyek strategis
signifikanantara sebelum dan sesudah nasional;
peristiwa Reformasi Perbankan, tetapi tidak 3. Meningkatkan investasi di sektor
signifikan pada peristiwa Penerbitan properti. Dari sudut pandang investor di
Obligasi Pemerintah pasar modal, peristiwa ini dapat dianggap
Penundaan Pencairan Bantuan IMF yang sebagai peristiwa yang berdampak positif
terjadi pada bulan Maret 2000 merupakan bagi perekonomian Indonesia, sehingga
peristiwa ekonomi lain yang diteliti oleh diharapkan dapat menaikkan harga–harga
Mahgianti (2001). Obyek penelitiannya saham di BEI.
terdiri dari 37 saham yang sebagian besar
dimiliki oleh investor asing, sedangkan Hipotesis
pembandingnya adalah 36 saham yang Peristiwa pengumuman Paket Kebijakan
kepemilikannya didominasi oleh investor Ekonomi Tahap I Jokowi-JK, yang diharap-
domestik. Dari hasil pengujian Cummulative kan dapat mendorong kegiatan pere-
Abnormal Return (CAR) baik pada saham konomian dalam negeri, oleh para investor di
Gambar 1. Model Kerangka pemikiran Teoritis Reaksi Investor Pasar Modal Indonesia
Terhadap Peristiwa Pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi – JK
kan reaksi investor terhadap peristiwa tiwa (t-5) sampai dengan lima hari
pengumuman Paket kebijakan Ekonomi perdagangan setelah terjadinya peristiwa
Jokowi – JK akan tercermin melalui (t+5). Dengan event period selama 11 hari
pergerakan harga saham yang termasuk diharapkan reaksi investor BEI terhadap
dalam indeks LQ 45 tersebut. Adapun peristiwa pengumuman Paket Kebijakan
sampel penelitian ini diambil dengan teknik Ekonomi Jokowi sudah dapat terlihat.
purposive sampling, yaitu saham-saham Sedangkan menurut Affandi dan Utama
yang tidak melakukan corporate action (1998), apabila event period yang digunakan
selama periode peristiwa, dengan maksud terlalu panjang, maka dikawatirkan terdapat
untuk menghindari confounding effect. peristiwa lain yang juga menyebabkan reaksi
investor, sehingga hasil penelitian menjadi
Periode Penelitian bias. Adapun untuk mendapatkan expected
Tanggal suatu peristiwa dipublikasikan return selama periode peristiwa, digunakan
untuk pertamakalinya ditetapkan sebagai periode estimasi (estimation period) selama
Hari Peristiwa (event day – t0). Apabila 30 hari, yaitu dari 6 hari perdagangan saham
tanggal tersebut merupakan tanggal libur sebelum terjadinya peristiwa (t-6) hingga 35
perdagangan saham, maka tanggal perda- hari perdagangan saham sebelum terjadinya
gangan saham terdekat berikutnya ditetapkan peristiwa (t-35). Periode estimasi selama 30
sebagai event day. hari ini dipandang sudah memadai untuk
Periode peristiwa (event period) yang memprediksi expected return selama event
digunakan dalam penelitian ini adalah lima period.
hari perdagangan sebelum terjadinya peris-
t. n
Ri,t = actual return saham i pada hari t. Metode Pengumpulan Data
E(Ri) = expected return saham i. Penelitian ini menggunakan data sekun-
der yang dikumpulkan dari www.IDX.co.id,
Rata-Rata
Periode Tanggal Abnormal Keterangan
Return
t-5 02/09/2015 -0,0001
t-4 03/09/2015 Abnormal return tandanya bervariasi
0,0219
positif dan negatif menunjukkan belum
t-3 04/09/2015 -0,0085 ada reaksi dari investor
t-2 07/09/2015 -0,0286
t-1 08/09/2015 0,0149
t0 09/09/2015 0,0216
Abnormal return bertanda positif
t+1 10/09/2015 0,0015 menunjukkan ada rekasi dari investor
t+2 11/09/2015 0,0103
t+3 14/09/2015 0,0109
t+4 15/09/2015 -0,0058 Abnormal return bertanda positif dan
negatif menunjukkan sudah tidak ada
t+5 16/09/2015 0,0037 reaksi dari investor
Sumber: Data sekunder diolah, 2015
Rata-Rata
Periode Signifikansi Keterangan
Abnormal Return
t-5 -0,000091 0.979 Tidak signifikan
t-4 0.021909 0,000 Signifikan
t-3 -0.008542 0.002 Tidak signifikan karena bertanda negatif.
t-2 -0.028620 0,000 Tidak signifikan karena bertanda negatif.
t-1 0.014856 0.003 Signifikan
t0 0.021624 0,001 Signifikan
t+1 0.001447 0.761 Tidak signifikan
t+2 0.010313 0.033 Signifikan
t+3 0.010911 0,001 Signifikan
t+4 -0.005791 0.045 Tidak signifikan karena bertanda negatif.
t+5 0.003702 0.331 Tidak signifikan
Sumber: Data sekunder diolah, 2015
Tabel 4. Hasil Pengujian Perbedaan Abnormal Return Sebelum dan Saat (H2a) Terjadinya
Peristiwa Pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I Jokowi–JK.
Perbedaan Rata-Rata
Peristiwa Deviasi Standar Sig. (2-tailed)
Abnormal Return
Pair 1 Saat - Sebelum 0,0217178 ,0356874 ,000
Sumber: Data sekunder diolah, 2015
Tabel 5. Hasil Pengujian Perbedaan Abnormal Return Saat dan Setelah (Ha3) Terjadinya
Peristiwa Pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I Jokowi–JK.
Perbedaan Rata-Rata
Peristiwa Deviasi Standar Sig. (2-tailed)
Abnormal Return
Pair 2 Setelah - Saat -0,0175111 ,0350448 ,002
Sumber: Data sekunder diolah, 2015