Anda di halaman 1dari 8

REAKSI PASAR MODAL INDONESIA TERHADAP

PERISTIWA NON EKONOMI


(STUDI KASUS PERISTIWA BOM KUNINGAN 9 SEPTEMBER 2004)

Sandi Herigita K
Universitas Jember

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati reaksi harga saham ketika terjadi peristiwa non
ekonomi ledakan bom di kawasan Kuningan Jakarta (Event Study). Penelitian ini bertujuan untuk
mengamati apakah ada abnormal return yang signifikan pada periode event. Selain itu juga untuk
melihat variasi keuntungan yang diperoleh dan perubahan aktivitas perdagangan pasar sebelum dan
sesudah event. Hipotesis yang digunakan adalah perbandingan variabel-variabel abnormal return,
trading volume activity dan security return variability antara sebelum dan sesudah event.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan 100 hari waktu estimasi dan 21 hari periode
pengamatan. Saham yang dijadikan sampel dipilih 36 saham sesuai kriteria yang ditentukan. Data
yang digunakan adalah data sekunder dari Internet, Media Massa, ICMD, BI, Pojok BEJ dan data
lain yang mendukung. Jenis data yang digunakan yaitu Closing Price, ILQ 45, Suku Bunga
Deposito dan jumlah saham yang diperdagangkan.
Hasil penelitian adalah terjadi abnormal return yang signifikan pada beberapa hari bursa
sebelum dan setelah event, yaitu pada hari (-6), (-2), (+2) dan (+8). Namun demikian pengaruhnya
relatif kecil karena kejadian tersebut dirasa sudah menjadi hal yang biasa bagi investor akibat
seringnya peristiwa serupa yang telah mendahuluinya. Uji beda dua rata-rata yang dilakukan pada
abnormal return, Variabilitas return saham dan aktivitas volume perdagangan menunjukkan hasil
yang tidak signifikan. Artinya tidak terdapat perbedaan secara statistik pada ketiga variabel tersebut
antara sebelum peristiwa bom dan sesudahnya. Kesimpulannya bahwa tidak terjadi perubahan yang
signifikan pada variabel yang diteliti pada periode event. Jadi dapat dikatakan bahwa, peristiwa
bom Kuningan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga dan kegiatan
di Pasar Modal Indonesia.

Kata Kunci : Abnormal Return, Security Return Variability, Trading Volume Activity. Bom
Kuningan.

I. PENDAHULUAN

Pasar modal sebagai suatu instrumen ekonomi, tidak lepas dari berbagai pengaruh
lingkungan. Pengaruh lingkungan ekonomi mikro seperti kinerja perusahaan, perubahan strategi
perusahaan (misalnya kebijakan merger maupun divestasi), pengumuman laporan keuangan atau
deviden perusahaan, selalu mendapat tanggapan dari para pelaku pasar di pasar modal. Selain itu,
perubahan lingkungan ekonomi makro yang terjadi, seperti perubahan suku bunga tabungan dan
deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang
dikeluarkan pemerintah turut berpengaruh pada fluktuasi harga dan volume perdagangan di pasar
modal.
Selama dua tahun terakhir, risiko politik dan ekonomi di Indonesia menjadi sangat tinggi
dan selalu silih berganti atau bahkan datang pada momen yang sama (Kompas.com). Investor
meyakini bahwa kondisi politik di Indonesia saat ini menjadi cermin utama akan proses
pemulihan ekonomi secara nasional. Bahkan menurutnya, kondisi politik dianggap lebih dominan
dalam mempengaruhi perubahan-perubahan positif dan negatif di pasar modal maupun pasar uang
daripada indikator makro ekonomi. Berbagai isu seperti kepedulian terhadap lingkungan hidup,
Hak Asasi Manusia, serta peristiwa-peristiwa politik kerap kali menjadi faktor utama pemicu
fluktuasi harga saham di bursa efek seluruh dunia. Bahkan tidak jarang faktor-faktor politis
berpengaruh langsung terhadap fluktuasi harga saham. Hal ini disebabkan karena peristiwa politik
sangat erat kaitannya dengan stabilitas ekonomi suatu negara dan merupakan resiko politik
(political risk) yang akan dihadapi oleh investor dalam melakukan investasinya, sehingga
peristiwa-peristiwa yang berskala internasional seperti pemilihan presiden, pemilihan umum,
pertikaian, terorisme dan lain-lain cenderung mendapat respon dari pelaku pasar (Marwan, 1998).
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan utama dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah peristiwa bom Kuningan tersebut menghasilkan abnormal return yang signifikan
bagi investor?
2. Apakah rata-rata abnormal return sebelum peristiwa berbeda dengan rata-rata abnormal
return sesudah peristiwa?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada variabilitas return saham sebelum dan
sesudah peristiwa?
4. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata aktivitas/ volume perdagangan
sebelum dan sesudah peristiwa?

II. TINJAUAN PUSTAKA

Event Study dikembangkan untuk menganalisis reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang
informasinya dipublikasikan. Peristiwa tersebut meliputi peristiwa ekonomi maupun peristiwa non
ekonomi untuk mengetahui ada tidaknya abnormal return yang diperoleh pemegang saham. Selain
itu event study juga dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa atau
pengumuman. Jika suatu peristiwa atau pengumuman mengandung informasi maka diharapkan
pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan
adanya perubahan harga sekuritas, biasanya diukur dengan menggunakan konsep abnormal return.
Pengujian ini melibatkan kecepatan reaksi dari pasar dalam menyerap informasi yang
dipublikasikan. (Treisye, 2002: 274)
Beberapa penelitian yang mengamati pergerakan harga saham di BEJ dikaitkan dengan
peristiwa politik dilakukan oleh Ahmad Syafei (2002) mengenai reaksi pasar modal Indonesia
terhadap hancurnya gedung WTC di NewYork (peristiwa 11 September 2001). Hasilnya
menunjukkan bahwa terjadi korelasi antara peristiwa tersebut dengan aktivitas pasar modal
Indonesia. Hal ini dapat diketahui dari adanya perbedaan rata-rata abnormal return dan volume
perdagangan sebelum dan sesudah peristiwa.
Study serupa lainnya juga dilakukan oleh Treisye (2002) yang meneliti dampak pergantian
presiden 23 Juli 2001 terhadap pasar modal. Hasil yang didapat menunjukan reaksi dari pasar modal
atas peristiwa diluar kegiatan ekonomi yang memiliki skala nasional tersebut karena dipandang
sebagai good news. Hal ini dapat terlihat dari signifikansi hasil yang diperoleh pada 3 hari bursa
yaitu pada hari (-7), (-2) dan (+2). Penelitian tersebut mengindikasikan bahwa BEJ semakin sensitif
terhadap munculnya berbagai informasi yang relevan, termasuk peristiwa politik.
Berdasarkan permasalahan dan tujuan dari penelitian ini, maka dikembangkan hipotesis
alternatif sebagai berikut :
Ha1 : Peristiwa bom Kuningan menghasilkan abnormal return yang signifikan bagi
investor.
Ha2 : Rata-rata abnormal return sebelum peristiwa berbeda dengan rata-rata abnormal
return sesudah peristiwa.
Ha3 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara variabilitas return saham sebelum dan
sesudah peristiwa.
Ha4 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata aktivitas/ volume perdagangan
sebelum dan sesudah peristiwa.

III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah event study dengan pendekatan pada sisi
abnormal return, variabilitas return dan volume perdagangan saham. Penelitian ini merupakan
studi yang mempelajari reaksi pasar modal dengan mengamati pergerakan harga saham untuk
mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat dari suatu
peristiwa tertentu dan apakah terjadi perubahan variabilitas return saham dan volume
perdagangan akibat peristiwa tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah saham-saham yang listed di Bursa Efek Jakarta.
Saham-saham yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah saham-saham yang membentuk
Indeks LQ45. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling
dengan kriteria sebagai berikut :
1. Terus menerus tercantum dalam daftar Indeks LQ45 pada rentang waktu periode
pengamatan (tidak keluar dari Indeks)
2. Saham memiliki nilai beta positif dan lebih dari 0,5.
3. Selain itu saham-saham yang dijadikan sampel adalah saham-saham yang mempunyai data
cukup untuk keperluan analisis data.
Rentangan waktu yang digunakan dibagi menjadi dua periode yaitu : periode estimasi 100 hari
dan periode pengamatan meliputi hari H-10, hari H peristiwa, dan H+10. Perhitungan hari yang
digunakan adalah hari efektif Bursa Efek Jakarta dengan hari libur meliputi hari Sabtu, Minggu,
hari besar Agama dan Nasional. Penggunaan rentang waktu pengamatan tersebut dimulai sejak
30 Maret 2004 sampai dengan 27 September 2004, akibatnya terdapat 2 daftar Saham perusahaan
tercatat yang masuk dalam penghitungan Indeks LQ-45, yaitu periode Februari 2004 sampai
dengan Juli 2004 dan periode Agustus 2004 sampai dengan Januari 2004.

Definisi Operasional Variabel


1. Abnormal return saham (ARit) adalah keuntungan hasil yang tidak normal untuk saham i
pada periode t didefinisikan sebagai selisih antara tingkat pengembalian sesungguhnya
(actual return) dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return). (Suad
Husnan, 1996:257)
ARit = Rit – E(Rit)
Dimana :
ARit = Abnormal return saham i pada periode t
Rit = Actual return untuk saham i pada periode t, dan
E(Rit) = Expected return untuk saham i pada periode t
2. Resiko Sistematis pada saham i ( â ) dapat diperoleh dengan menggunakan formulasi (Suad
Husnan, 1996:184) :

âi=
∑ ( Rmt − Rf )( Rit − Rf ) − n( Rmt − Rf )(Rit − Rf )
∑ ( Rmt − Rf ) 2 − n( Rmt − Rf ) 2
3. Security Return Variability (SRV) adalah rata-rata variabilitas keuntungan sebelum
peristiwa yang merupakan analisis untuk melihat apakah pasar secara keseluruhan menilai
bahwa sebuah informasi itu informatif dan mengakibatkan perubahan pada distribusi return
saham pada waktu peristiwa terjadi. Pengujian ini juga untuk melihat ketidakpastian/
asimetri info (Suad Husnan, 1996:111)
( ARit ) 2
SRVit =
Varian ( ARit )
4. Trading Volume Activity (TVAit) adalah aktivitas volume perdagangan saham i pada periode
t, didefinisikan sebagai pebandingan antara jumlah saham i yang diperdagangkan pada
periode t dengan jumlah total saham i yang beredar pada peiode t. (Suad Husnan, 1996:112)

TVAit =
∑ Saham i yang ditransaksikan pada waktu t
∑ Saham i yang beredar pada waktu t
5. Peristiwa Politik
Dasar utama pemilihan peristiwa politik untuk diteliti adalah peristiwa politik yang terjadi
di dalam negeri yang berskala nasional dan menjadi sorotan luas di media massa, baik cetak
maupun elektronik serta berpengaruh terhadap kondisi perekonomian nasional. Peristiwa
kasus bom di depan kedutaan besar Australia yang terletak di kawasan Kuningan Jakarta
pada tanggal 9 September 2004 sangat mengejutkan semua pihak karena menyusul dua
kejadian serupa yaitu bom bali dan bom di Hotel JW Marriott.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Sampel


Penelitian ini menggunakan sampel 35 saham yang listed di BEJ. Sampel tersebut
merupakan saham yang terdaftar pada indeks LQ 45 selama periode pengamatan. Tabel 4.1
dibawah menunjukkan kriteria pengambilan sampel pada saham-saham LQ 45.
Tabel: 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel.

- Perusahaan Yang masuk dalam kelompok LQ 45 Periode 45


September 2004
- Perusahaan yang tidak tercantum terus-menerus dalam LQ 45 6 -
selama periode pengamatan
- Perusahaan yang tercantum secara terus-menerus dalam LQ 45 39
selama periode penelitian (30 Maret 2004 sampai dengan 27 4 -
September 2004)
- Perusahaan dengan nilai beta negatif dan atau bernilai dibawah 35
0,5
- Perusahaan yang tidak pernah keluar dari Indeks LQ 45 selama
periode pengamatan dan memiliki beta positif lebih dari 0,5
(Jumlah sampel penelitian)

Perhitungan variabel terikat dalam penelitian ini yaitu expected return saham E(Ri)
dilakukan dengan menggunakan kofisep capital asset pricing model (CAPM). Perhitungan ini
melibatkan rate of return saham (Ri), rate of return pasar (Rm), risk free rate of return (Rf), dan
koefisien beta saham. Perhitungan Ri; Rm, Rf , expected return dan abnormal return dapat dilihat
pada lampiran.
Data Rf yang diperoleh adalah tingkat suku bunga deposito I bulanan pada Bank Indonesia
dari bulan Maret 2004 hingga September 2004. Agar data yang diperoleh tersebut sesuai dengan
jenis data yang digmakan dalam penelitian ini yaitu data harian, maka tingkat suku bunga deposito
tersebut disesuaikan terlebih dahulu. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan mengubah tingkat
suku bunga pertahun menjadi per hari, dengan cara membagi suku bunga dengan 360 (asumsi 1
tahun 360 hari).
Pengujian Hipotesis
1. Pengujian t-one Sample terhadap abnormal return
Tabel 4.3 : Hasil uji t-one sample terhadap abnormal return.
Hari t Sig. (2-tailed) AAR CAAR
-10 1.804663 0.079992 0.009596 0.009596
-9 -1.036695 0.307195 -0.003622 0.005974
-8 0.325530 0.746775 0.001294 0.007268
-7 -1.242072 0.222710 -0.009514 -0.002246
-6 -2.139348 0.039672 -0.009405 -0.011651
-5 -0.411465 0.683314 -0.001305 -0.012956
-4 0.824251 0.415542 0.002559 -0.010397
-3 0.746900 0.460258 0.002443 -0.007954
-2 2.098713 0.043344 0.009758 0.001804
-1 1.524038 0.136748 0.007433 0.009236
0 0.726150 0.472716 0.003956 0.013193
1 -0.499466 0.620668 -0.002223 0.010970
2 -2.321994 0.026357 -0.012638 -0.001669
3 0.341754 0.734639 0.001440 -0.000228
4 -1.468104 0.151267 -0.004076 -0.004305
5 0.259939 0.796479 0.000840 -0.003464
6 -0.751623 0.457449 -0.003241 -0.006705
7 1.114424 0.272913 0.011708 0.005003
8 2.240359 0.031711 0.014611 0.019614
9 -0.018338 0.985477 -0.000062 0.019551
10 -1.740047 0.090897 -0.007232 0.012319

Dengan membandingkan nilai sig (2-tailed) dengan tingkat signifikansi penelitian sebesar
5%. Jika nilai sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 berarti rata-rata abnormal return tersebut secara
statistik tidak sama dengan nol, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat abnormal return pada
periode tersebut. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig. (2-tailed) yang bernilai dibawah 0,05, yang
terjadi pada 2 hari sebelum event dan 2 hari setelah event yaitu pada hari ke (-6) dan (-2) sebelum
peristiwa, juga pada hari H+2, dan H+8 setelah peristiwa. Pada hari bursa tersebut mempunyai rata-
rata abnormal return positif terbesar pada hari H+8 sebesar 0,014611 dengan nilai sig (2-tailed)
sebesar 0.031711 sedangkan rata-rata abnormal return negatif terbesar terjadi pada hari H+2
sebesar - 0,012638 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,026357. Tingkat signifikansi juga dapat
dilihat dengan membandingkan nilai t signifikansi dengan t tabel (0,05: 35) yaitu sebesar 2,0345.
0.025
0.020
0.015
0.010
0.005
0.000
-1 0 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10
-0.005
-0.010
-0.015

AAR CA A R
2. Uji t beda dua rata-rata abnormal return
Hasil uji beda dua rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa
Sebelum Sesudah
Rata-rata 0.000924 Rata-rata -0.000087
Standar Dev. 0.007008 Standar Dev. 0.008147
t-hitung 0.321080
Sig (2-tailed) 0.755481

Pada pengujian hipotesis kedua didapatkan nilai t-hitung sebesar 0,321 dengan nilai sig
(2-tailed) sebesar 0,755. Dari nilai yang diperoleh pada pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa
rata-rata abnormal return sebelum peristiwa secara statistik tidak berbeda dengan rata-rata
abnormal return setelah peristiwa. Artinya secara keseluruhan peristiwa Kuningan tidak membawa
dampak signifikan pada perubahan return investor selama periode pengamatan. Hal tersebut
disebabkan karena pasar secara umum bereaksi netral terhadap adanya peristiwa bom di kawasan
Kuningan Jakarta. Perilaku harga saham yang dicerminkan oleh rata-rata return yang diterima
investor adalah tidak berbeda secara stastitik. Respon pasar secara keseluruhan cenderung normal
seperti biasanya karena menganggap bahwa peristiwa tersebut sudah biasa terjadi sebelumnya. Isu
bom yang sering terdengar menimbulkan persepsi yang biasa pada para investor sehingga tidak
begitu mendapat respon lebih dari pasar modal Indonesia.

3. Uji t beda dua rata-rata Security Return Variability (SRV)


Dari pengujian yang dilakukan didapatkan nilai sig. 0,773 lebih besar dari α yaitu 5%. Dari
hasil perhitungan tersebut dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara
variabitlias saham sebelum dengan sesudah peristiwa. Dari hasil uji beda dua rata-rata terhadap
variabilitas pendapatan saham didapatkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata
variasi abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa. Artinya peristiwa bom Kuningan tidak
berpengaruh signifikan terhadap variasi pendapatan yang diperoleh investor pada rentang waktu
pengamatan. Hal tersebut disebabkan karena adanya kesamaan pandangan mengenai sebuah
informasi dan terjadi simetrivitas informasi yang diterima oleh para pelaku pasar saat event terjadi.
Informasi yang ada diserap sempurna oleh pasar melalui berbagai mass media baik cetak maupun
elektronik.
Sebelum Sesudah
Hari Avrg SRV Hari Avrg SRV
Rata-rata 0.934846 Rata-rata 0.990684
Standar Dev. 0.301702 Standar Dev. 0.342055
t-hitung -0.296078
Sig (2-tailed) 0.773889

4. Uji t beda dua rata-rata trading volume activity (TVA)


Dari pengujian yang dilakukan didapatkan nilai sig. 0,246833 lebih besar dari α =5%.
Berdasarkan nilai yang diperoleh dari uji beda dua rata-rata tersebut tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa rata-rata aktivitas volume perdagangan sebelum dan setelah peristiwa tidak
berbeda secara statistik. Artinya peristiwa bom Kuningan tidak berpengaruh signifikan pada
perbedaan rata-rata volume perdagangan pada rentang waktu pengamatan. Investor lebih bisa
mengenali pasar yang ada sehingga tidak terjadi panic selling akibat adanya peristiwa ledakan bom
tersebut. Anggapan investor, peristiwa bom Kuningan akan identik dengan peristiwa bom lain
sebelumnya dimana hanya berdampak pada fluktuasi harga saham dalam waktu dekat saja.
Sebelum Sesudah
Hari Avrg TVA Hari Avrg TVA
Rata-rata 0.001918 Rata-rata 0.002654
Standar Dev. 0.000591 Standar Dev. 0.001453
t-hitung -1.238576
Sig (2-tailed) 0.246833

V. SIMPULAN

Penelitian dengan menggunakan pendekatan event study pada peristiwa Bom Kuningan 9
September 2004 memberikan simpulan sebagai berikut.
1. Peristiwa bom di kawasan Kuningan Jakarta sebagai suatu peristiwa politik mempunyai
dampak terhadap pasar modal Indonesia. Terdapat reaksi negatif berupa terjadinya abnormal
return negatif yang signifikan pada hari ke-2 setelah event yaitu sebesar -0,012 dengan tingkat
signifikansi 0,0263, namun demikian dalam beberapa hari sudah kembali normal. Ini
ditunjukkan dengan meningkatnya rata-rata abnormal return yang signifikan pada hari ke-8
setelah peristiwa yaitu sebesar 0,0146 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,031. Secara umum
dapat dituliskan bahwa peristiwa bom Kuningan menghasilkan abnormal return saham yang
signifikan bagi investor pada beberapa periode pengamatan.
2. Dari hasil pengujian beda dua rata-rata, terhadap rata-rata abnormal return menghasilkan nilai t
hitung sebesar 0,321 dengan tingkat signifikansi 0,755. Ini menunjukkan bahwa perilaku harga
saham yang dicerminkan oleh rata-rata return yang diterima investor adalah tidak berbeda
secara stastitik antara sebelum peristiwa dan sesudah peristiwa.
3. Dari hasil uji beda rata-rata terhadap variabilitas pendapatan saham didapatkan nilai t hitung -
0,296 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,773889. Ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan pada rata-rata variabilitas pendapatan investor antara sebelum dan sesudah
peristiwa.
4. Pengujian terhadap rata-rata trading volume activity memberikan hasil nilai t hitung sebesar -
1,238 dengan nilai signifikansi sebesar 0.246. Dari hasil yang diperoleh tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara statistik antara volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah peristiwa.
Secara umum penemuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia
reaktif hanya pada peristiwa tertentu yang relevan. Peristiwa bom Kuningan Jakarta adalah
peristiwa yang dirasa sudah biasa terjadi sebelumnya. Peristiwa tersebut merupakan informasi yang
telah sering terjadi sejak awal tahun 2004 menyusul peristiwa serupa lainnya di Indonesia.
Informasi yang telah tersebar luas tersebut dapat diserap cepat oleh pasar hingga tidak terjadi
asimetri informasi antar pelaku pasar modal dan menyebabkan terjadi kesamaan pandangan
terhadap keadaan pasar. Investor lebih mengutamakan pandangan pada analisis fundamental
daripada prinsip spekulasi sesaat.
Beberapa saran yang dapat diajukan adalha sbb:
1. Perlunya kesadaran bersama dari berbagai pihak guna memulihkan kondisi perekonomian
dan negara sehingga perdagangan di pasar bursa selalu aktif dan bergairah
2. Bagi penelitian yang akan datang khususnya yang berbasis event study, pemilihan event
penelitian untuk lebih selektif karena tidak semua event mengandung muatan informasi
(Information Content).
3. Investor hendaknya lebih jeli dalam melihat pergerakan harga saham akibat adanya suatu
kejadian (event).
REFERENSI
Ahmad Syafe’I, 2002, Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Hancurnya Gedung World Trade
Centre di New York (Peristiwa 11 September 2001). Skripsi S1, Universitas Jember
Giantina, 2002, Pengaruh Sidang Tahunan MPR 1-7 Nopember 2001 Terhadap Perubahan Harga
Saham, Skripsi S1, Universitas Jember.
Suad Husnan, 1996, Manajemen Keuangan : Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang),
Buku I, Edisi IV, BPFE, Indonesian Capital Market Directory 2004, Yogyakarta
-----------------, 1994, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi kedua, UPP-AMP
YKPN, Yogyakarta
Indonesian Capital Market Directory
Marwan Asri, 1998, Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri,
KELOLA Gajah mada University Bussiness Review, Vol. V, No. 11, MM-UGM, Yogyakarta
Treisye AL, 2002, Reaksi Pasar Modal Terhadap Peristiwa Pergantian Presiden Republik
Indonesia 23 Juli 2001 : Kajian Terhadap Return Saham LQ-45 di PT. Bursa Efek Jakarta,
Simposium Nasional Akuntansi, Semarang
www.JSX.co.id, Website situs resmi Pasar Modal Indonesia
www.BI.go.id, Website situs resmi Bank Indonesia
www.Kompas.com, Website situs mass media

Anda mungkin juga menyukai