Anda di halaman 1dari 17

EFISIENSI PASAR

DAN ABNORMAL
RETURN

DISUSUN OLEH: Dr. Almira Rizqia


EFFICIENT MARKET HYPOTHESIS

Hipotesis pasar yang efisien (Efficient Market Hypothesis


= EMH) adalah teori dalam ekonomi keuangan yang
menyatakan bahwa harga aset sepenuhnya
mencerminkan semua informasi yang ada. Implikasi
langsung adalah bahwa tidak mungkin untuk
"mengalahkan pasar" secara konsisten berdasarkan risiko
karena harga pasar seharusnya hanya bereaksi terhadap
informasi baru atau perubahan tingkat diskonto (yang
terakhir dapat diprediksi atau tidak dapat diprediksi).
Ada tiga varian hipotesis pasar yang efisien yakni: bentuk "lemah",
"semi-kuat", dan "kuat".

Bentuk Weak Eefficient Market Hypothesis mengklaim bahwa harga pada


aset yang diperdagangkan (misalnya saham, obligasi, atau properti) sudah
mencerminkan seluruh informasi publik yang diperoleh sebelumnya.

Bentuk semi-kuat dari EMH mengklaim bahwa harga pasar yang ada akan
mencerminkan semua informasi yang tersedia untuk umum dan harga pasar
akan seketika berubah untuk mencerminkan reaksi investor atas adanya
informasi publik baru.

Bentuk kuat dari EMH juga mengklaim bahwa harga secara seketika
berubah karena mencerminkan adanya informasi tersembunyi yang
diperoleh dari "orang dalam" (insider trading).
Ada tiga bentuk umum di mana hipotesis efisiensi pasar, yang masing-
masing memiliki implikasi yang berbeda menjelaskan cara pasar bekerja,
yaitu

Hipotesis efisiensi pasar bentuk lemah

Efisiensi bentuk semi kuat (semi strong


efficient market)

Efisiensi bentuk kuat


TEORI EVENT STUDY

Teori event study adalah suatu analisis empiris yang


dilakukan pada aset atau sekuritas yang telah mengalami
kejadian katalis yang signifikan, dan kemudian sebagai
hasilnya harganya berubah secara dramatis.
Sebuah event study adalah analisis dampak dari suatu berita
atau peristiwa tertentu yang secara langsung atau tidak
langsung terkait dengan perusahaan dan sahamnya. Ini juga
dapat digunakan sebagai alat ekonomi makro untuk
menganalisis dampak suatu peristiwa di pasar industri,
sektor atau keseluruhan. Penelitian di lingkungan mikro
atau makro mencoba untuk memahami jika suatu peristiwa
tertentu memiliki atau akan memiliki dampak pada kinerja
keuangan bisnis atau ekonomi.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu dipahami dua periode waktu yang sangat penting untuk
melakukan studi peristiwa. Periode waktu tersebut adalah periode estimasi (estimate period) dan
periode jendela (window period). Periode estimasi adalah periode sebelum periode kejadian.
Periode window adalah periode ketika kejadian terjadi dan diduga terdapat abnormal return di
dalamnya. Secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut.

t1 – t2 = estimating period
t3 – t0 = jangka waktu window period sebelum peristiwa
t0 – t4 = jangka waktu window period setelah peristiwa
ABNORMAL RETURN

Abnormal return atau excess


return atau imbal hasil tidak
normal merupakan kelebihan atau
ekstra dari imbal hasil yang
sesungguhnya diperoleh terhadap
imbal hasil rata-rata atau normal.
Untuk melakukan perhitungan Abnormal Return dapat dilakukan
dengan tiga cara yaitu:

1. Mean adjusted model


Model ini mempergunakan nilai rata-rata imbal hasil
sekuritas selama periode window dibandingkan dengan
imbal hasil sekuritas pada saat peristiwa/pengumuman. AR = abnormal return sekuritas ke –I
pada periode peristiwa ke –t
Langkah perhitungannya sebagai berikut. R i,t = imbal hasil sebenarnya dari
a. Hitung rata-rata imbal hasil sekuritas selama periode sekuritas ke –I pada periode peristiwa
window ke –t
E (Rit) = ∑ Rit T E (R i,t) = imbal hasil yang diharapkan
b. Hitung imbal hasil sebenarnya dari sekuritas pada saat dari sekuritas ke –I pada periode
peristiwa peristiwa ke –t
Rij = Pij – Pij-1 Pij-1 Pi = harga sekuritas I pada sehari
c. Bandingkan dengan imbal hasil sekuritas pada saat setelah peristiwa
peristiwa Pt1 = harga sekuritas I pada saat
ARit = Rij - E (Rit) peristiwa
MARKET MODEL

Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data imbal hasil selama periode
estimasi dan membandingkannya dengan imbal hasil sekuritas pada saat peristiwa atau
pengumuman.

Rumus: E (Rit) = α + (β * E Rm)

E (R i,t) = imbal hasil yang diharapkan dari sekuritas ke –I pada periode peristiwa ke –t
α = intercept harga sekuritas dengan harga pasar
β = slope harga sekuritas dengan harga pasar
Market adjusted model

Model ini membandingkan dengan harga pasar pada


periode window
Rumus: AR it = Rit – Rmt
AR = abnormal return sekuritas ke –I pada periode
peristiwa ke –t
R i,t = imbal hasil sebenarnya dari sekuritas ke –I pada
periode peristiwa ke –t
Rmt = imbal hasi pasar pada periode peristiwa ke-t
Beberapa hal yang dapat menyebabkan investor menikmati
abnormal return untuk jangka waktu cukup lama adalah

Gelembung ekonomi spekulatif adalah anomali


yang jelas karena pasar seringkali didorong oleh
pembeli yang beroperasi karena meningkatnya
sentimen pasar/kegembiraan irasional yang tidak

Pendekatan psikologi perilaku terhadap


perdagangan pasar saham adalah beberapa
alternatif yang lebih menjanjikan bagi hipotesis
efisiensi pasar dan beberapa strategi investasi yang
berusaha memanfaatkan inefisiensi semacam itu.
Sehubungan dengan uraian tersebut terdapat beberapa pendapat
pakar mengenai hypothesis efisiensi pasar sebagai berikut.

1 2

Pandangan beberapa ekonom


Efficient Market Hypothesis Ekonom Matthew Bishop dan
sebagai tautologi Michael Green mengklaim
bahwa penerimaan penuh atas
Ekonom Philip Pilkington hipotesis efisiensi pasar tersebut
berpendapat bahwa bertentangan dengan
hipotesis efisiensi pasar pemikiran Adam Smith dan
sebenarnya adalah sebuah John Maynard Keynes.
tautologi yang berfungsi Keduanya percaya bahwa
sebagai teori. perilaku irasional memiliki
dampak nyata terhadap pasar.
Hipotesis efisiensi pasar kenyataanya telah banyak memengaruhi
pasar saham sebagai berikut.

Pasar yang efisien diterapkan dalam


Krisis keuangan 2007-2008
litigasi tindakan kelas sekuritas

1 2
CARA PERHITUNGAN
1. Efisiensi pasar
Dari hasil penelitian terhadap perbandingan nilai IHSG dan kurs Dollar pada periode satu minggu sebelum demo Aksi Bela
Islam dan satu minggu setelah demo Aksi Bela Islam diketahui data sebagai berikut.

a. Aksi Bela Islam 4 November b. Aksi Bela Islam II 2


2016: Desember 2016:
• IHSG naik rata-rata 15 • IHSG naik rata-rata 5%
• Kurs dolar turun rata-rata • Kurs dolar naik rata-rata
Rp100 Rp300
• Diketahui bunga SBI
tetap.
ABNORMAL RETURN
Data periode pengamatan dan tingkat pengembalian atas saham X

Simpulan: kenaikan risiko saham tidak sebanding dengan


kenaikan tingkat pengembalian. Artinya, kenaikan risiko
saham menyebabkan timbulnya abnormal return yang
ditunjukkan dengan kenaikan nilai kovarians saham.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai