Anda di halaman 1dari 12

1.

MODEL-MODEL PENILAIAN ENTITAS DAN DATA AKUNTANSI

Model penilaian dividen dari Gordon merupakan langkah awal yang sangat
bermanfaat dalam memahami hubungan antara data-data akuntansi dengan nilai
perusahaan. Model ini mengatakan bahwa nilai suatu perusahaan bagi pemegang
sahamnya adalah nilai sekarang dari dividen-dividen yang diharapkan akan diterima di
masa yang akan datang.
Beaver mempergunakan model penilaian dividen untuk merumuskan peran laba
akuntansi dalam penilaian perusahaan sebagai berikut:
1. Harga-harga surat berharga saat ini didefinisikan sebagai suatu fungsi dari
dividen-dividen yang diharapkan akan diterima di masa yang akan datang.
2. Deviden masa depan itu sendiri merupakan fungsi dari laba operasi masa depan.
3. Laba akuntansi dapat dipergunakan untuk menilai laba operasi dimasa depan.
Oleh karena itu, informasi laba periode berjalan merupakan data yang informatif karena
kemampuannya untuk memprediksi laba dan deviden masa depan.
Miller dan Modigliani, menyatakan bahwa nilai teoritis perusahaan dapat diselusuri
ke dalam hasil penelitian, mereka mengemukakan bahwa kebijakan dividen tidak relevan
untuk penilaian (valuation) suatu perusahaan. Dengan mengabaikan dampak pajak,
mereka menunjukkan bahwa nilai perusahaan dapat ditentukan tanpa dipengaruhi oleh
dividen, yaitu dengan nilai sekarang (present value) dari arus kas masa depan.
FASB mengadopsi (secara implisit) model penilaian dengan arus kas. Dalam SFAC
No.1 peranan pelaporan keuangan disebutkan antara lain membantu investor, kreditur
dan pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek arus kas
bersih perusahaan. Lebih lanjut, FASB menyatakan bahwa sistem akuntansi akrual dan
angka laba akrual lebih berguna bagi tujuan ini dibandingkan sistem kas basis yang lebih
sederhana.
Implikasi dari literatur teoritis ini adalah bahwa sistem akuntansi akrualah yang
digunakan sebagai atribut dalam menentukan penilaian perusahaan, yaitu data arus kas
bersih. Namun demikian, nilai informasi dalam pelaporan keuangan bagi investor bukan
dilihat dari peranannya sebagai catatan historis, namun lebih pada kegunaannya dalam
merevisi penilaian investor terhadap arus kas masa depan.

Teori Surplus Bersih

0
Suatu teori baru mengenai penilaian surat-surat berharga yang lebih dekat dengan
konsep dan angka akuntansi adalah teori surplus bersih atau CST (Clean Surplus Theory)
dari Ohlson, Feltham, dan Ohlson. Inti metode ini adalah nilai buku ekuitas sama dengan
nilai buku awal ditambah laba dikurangi dividen. Dasar premis yang digunakan adalah
bahwa semua elemen laba dan rugi masuk ke income, yang membentuk surplus bersih.
Penilaian ekuitas perusahaan akan didasarkan pada nilai buku awal periode ditambah
nilai sekarang dari laba abnormal yang diharapkan terjadi di masa depan. Laba abnormal
adalah laba di atas laba normal yang diharapkan. Jadi laba abnormal adalah jumlah selisih
di atas atau di bawah (biasanya di atas) laba normal yang diharapkan. Laba normal sama
dengan nilai buku awal periode dikalikan dengan biaya modal ekuitas. Penilaian ekuitas
perusahaan maka akan sama dengan nilai buku awal ekuitas ditambah dengan nilai
diskonto saat ini dari pendapatan abnormal yang ditampilkan pada persamaan berikut:

dimana:
MVao = nilai pasar awal periode
BVao = nilai buku awal periode
AEat = laba abnormal pada periode t
(1+r)t = nilai sekarang dari tarif diskon pada periode t dan tarif r.
Beaver membahas penyebabnya meningkatnya laba abnormal, yaitu:
1. Dalam memilih projek investasi, selisih positif nilai sekarang di atas biaya
projek tidak dicantumkan di neraca.
2. Banyak prosedur penandingan (matching) dan pengakuan (recognition)
dalam konsep biaya historis cenderung bersifat konservatif.

2. NILAI INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PARA INVESTOR

Informasi akuntansi yang diinformasikan dalam bentuk laporan keuangan


perusahaan merupakan media komunikasi antara kegiatan usaha perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan atas posisi keuangan dan perkembangan usaha
perusahaan. Informasi akuntansi memiliki kegunaan yang sangat bergantung pada
pemakainya.

1
Orang atau badan yang menanamkan modal pada suatu perusahaan disebut dengan
investor. Penanaman modal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu membeli sebagian dari
modal saham perusahaan atau memberikan pinjaman kepada perusahaan yang
bersangkutan yang didukung oleh surat obligasi.
Bagi investor maupun calon investor, laporan keuangan berguna sebagai bahan
pertimbangan untuk melakukan investasi pada sutu perusahaan. Selain itu laporan
keuangan berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan
atau membayar deviden kepada investor.
Terdapat beberapa studi dalam hal ini antara lain:
1. Efficient-Market Hypotesis (EMH), model ini mengacu kepada kecepatan
respon adanya pengumuman informasi baru tentang sekuritas di pasar modal.
Ada 3 bentuk EMH yaitu :
a. Bentuk yang lemah, menyatakan bahwa harga sekuritas mencerminkan
informasi yang terkandung dalam urutan harga-harga masa lalu (historis);
b. Bentuk yang semi-kuat, menyatakan bahwa harga-harga mencerminkan
semua informasi baik masa lalu maupun masa kini yang tersedia bagi
publik;
c. Bentuk yang kuat, menyatakan bahwa harga-harga mencerminkan semua
informasi (baik yang publik maupun yang privat).
2. Dasar teori penelitian pasar modal atau harga sekuritas, berasal dari teori
portofolio, yaitu teori tentang pilihan investasi yang rasional dan
memaksimumkan utilitas. Secara sederhana dinyatakan bahwa: risiko dapat
dikurangi dengan memegang investasi portofolio. Risiko yang dapat dihapuskan
disebut sebagai risiko yang tidak sistematik (dapat didiversifikasi), sedangkan
risiko portofolio sisanya disebut risiko sistematik (tidak dapat didiversifikasi).
Dalam teori portofolio, risiko sistematik didefinisikan sebagai selisih atau
penyimpangan dari return investasi yang diharapkan.
3. Capital Asset Pricing Model (CAPM) telah dikembangkan untuk menentukan
harga saham secara individu. Langkah pertamanya adalah menghubungkan
risiko sekuritas secara individu dengan pasar secara keseluruhan. Pasar dianggap
sebagai portofolio yang didiversifikasi. Suatu hubungan dibuat antara return dari
saham secara individu dan return pasar dalam suatu periode waktu tertentu. Jika
tingkat return dari saham secara individu > dari rata-rata pasarnya, maka risiko

2
sistematiknya juga harus lebih besar, karena adanya hubungan langsung antara
tingkat risiko dengan return yang diharapkan. Return yang lebih tinggi harus
dibarengi dengan risiko yang lebih tinggi juga.
Hubungannya dapat dilihat dalam grafik Gambar.2 Grafik scattegram return
sekuritas terhadap return pasar. Dimana kelandaian garis merupakan beta yang
mewakili ukuran pasar berdasar resiko.

Garis
Return pasar
Portofolio modal
yang
diharapka
n

Portofolio variance
(risiko)

(Gambar 8.1 Garis Pasar Modal)

Return Garis
+ Saham Karakteristik

Return
Pasar

(Gambar 8.2 Scattegram Return Sekuritas Terhadap Return Pasar)

dimana :
= Return yang diharapkan pada sekuritas j

i = Tingkat risiko bebas return


= Return yang diharapkan pada portofolio pasar

3
Bj = Koefisien beta untuk sekuritas j

dimana :
Y jm  j  m = Kovarians individual sekuritas j dan tingkat portofolio pasar m

 2m = Varian pada return tingkat portofolio pasar

dimana:
adalah sama dengan rumus sebelumnya

j = intersep
ej = eror a secara acak

Kandungan Informasi dari Pengumuman Laba


Bukti yang paling kuat yang dihasilkan dari riset pasar modal adalah mengenai
kandungan informasi dari angka-angka laba akuntansi tahunan. Suatu studi yang
dipublikasikan pada tahun 1968 menunjukkan bahwa arah perubahan laba akuntansi yang
dilaporkan (dari tahun sebelumnya) berkorelasi positif dengan perubahan harga sekuritas.
Studi itu juga menemukan bahwa perubahan harga mengantisipasi hasil laba, dan bahwa
tidak ada perubahan harga abnormal sebulan setelah pengumuman laba. Hal ini konsisten
dengan bentuk semi-kuat dari hipotesis pasar yang efisien. Hasil ini tidaklah
mengherankan. Kita akan mengharapkan laba akuntansi menjadi bagian dari informasi
yang digunakan oleh investor dalam menilai risiko dan return.

Alternatif Yang Berpengaruh Terhadap Arus Kas: Pendekatan LIFO


Satu jenis perubahan kebijakan akuntansi yang memang menimbulkan reaksi
terhadap harga sekuritas adalah perubahan akuntansi persediaan dari FIFO ke LIFO.
Alternatif ini berpengaruh terhadap akuntansi persediaan yakni perubahan dari FIFO ke
LIFO. Perubahan LIFO telah dikaitkan dengan pergerakan harga sekuritas positif,
meskipun LIFO menurunkan laba akuntansi dalam periode kenaikan harga persediaan.
LIFO harus diadopsi untuk tujuan laporan keuangan jika manfaat pajak yang diinginkan.
Dalam perioda kenaikan harga, beban pajak menjadi lebih rendah bagi perusahaan yang

4
menggunakan LIFO. Dalam hal ini ada konsekuensi arus kas nyata karena perubahan
kebijakan akuntansi. Meskipun pendapatan buku diturunkan dengan menggunakan LIFO,
arus kas yang lebih tinggi karena pendapatan pajak lebih rendah. Tanggapan harga
sekuritas yang positif, sehingga sesuai dengan peningkatan nilai perusahaan karena
penghematan pajak.

Alternatif Dengan Konsekuensi Arus Kas Tidak Langsung-Teori Keagenan


Konsekuensi tak langsung terjadi saat perubahan kebijakan akuntansi mempengaruhi
nilai perusahaan lebih melalui efek tak langsung pada pemilik dibandingkan pengaruhnya
secara langsung pada arus kas perusahaan. Perubahan full costing ke succesful efforts,
dianggap hanya sebagai perubahan dalam pengalokasian biaya eksplorasi pada laporan
laba rugi. Oleh karena itu diharapkan bahwa tak ada reaksi harga sekuritas yang akan
terbukti karena tak ada konsekuensi arus kas langsung bagi perusahaan.

Beberapa Pertanyaan Lebih Lanjut Mengenai Efisiensi Pasar


Ou dan Penman dalam studi yang ekstensif memunculkan ide tentang analisis saham
fundamental. Analisis fundamental berasumsi bahwa pasar modal adalah tidak efisien dan
bahwa saham-saham yang dihargai kurang dari yang seharusnya dapat ditemukan dengan
melakukan analisis laporan keuangan. Pandangan ini secara langsung berlawanan dengan
pandangan pasar efesien yang menganggap bahwa harga sekuritas mencerminkan semua
informasi yang tersedia bagi publik (bentuk semi-kuat dari hipotesis itu). Pengukuran
yang dipergunakan adalah akuntansi tradisional, seperti return on asset, rasio marjin
kotor, dan prosentase perubahan aktiva lancar dalam suatu model multivariate untuk
memprediksi apakah laba tahun-tahun yang mengikuti akan meningkat atau menurun.
Jadi riset Ou dan Penman ini mengindikasikan bahwa pasar tidaklah seefisien seperti
yang dikatakan dan dipercaya oleh para pendukungnya, dan bahwa analisis fundamental
masih penting dilakukan untuk tujuan investasi. Studi ini juga mengimplikasikan bahwa
standar akuntansi yang lebih “baik” bisa meningkatkan kemampuan prediktif dari
informasi akuntansi.
Lev memusatkan studinya pada isu yang melengkapi faktor-faktor yang dipelajari
oleh Ou dan Penman. Khususnya, adalah poin yang meliputi antar periode dan dalam satu
tahun periode (studi lintas seksi), korelasi antara angka laba dengan return saham adalah
terlalu rendah. Dengan kata lain, laba hanya memiliki sedikit kemampuan untuk

5
menjelaskan (seperti yang diukur dengan R2, koefisien korelasi) perubahan dalam harga
saham. Lev percaya bahwa salah satu alasan untuk situasi ini adalah rendahnya kualitas
angka laba yang dilaporkan.
Jadi paper Lev, Ou dan Penman adalah saling melengkapi karena yang satu
menemukan penjelasan yang lemah mengenai hubungan antara laba dan return saham,
sementara yang lain melihat adanya peranan prediktif data akuntansi di pasar yang bisa
saja kurang efisien dari pada yang dikira sebelumnya.

Aliran Pasca Pengumuman Laba


Abarbanell dan Bushee menyimpulkan bahwa para analis kurang merespon tanda-
tanda yang sangat fundamental pada sekuritas, yang pada gilirannya dapat membawa
pada peramalan yang salah yang dapat mengakibatkan penyesuaian harga sekuritas yang
tidak lengkap. Sloan menemukan bukti bahwa pemegang saham tidak dapat membedakan
Sdengan baik mana porsi laba yang mengakibatkan arus kas dan mana yang akrual.

Informasi Akuntansi dan Penentuan Risiko


Riset pasar modal telah menginvestigasi kegunaan angka akuntansi untuk
menentukan risiko sekuritas dan portofolio. Studi-studi ini telah menemukan korelasi
tinggi antara variasi laba akuntansi dengan beta, yaitu ukuran risiko pasar. Korelasi yang
tinggi ini mengimplikasikan bahwa data akuntansi dapat berguna untuk menentukan
risiko. Beberapa riset lainnya telah berupaya untuk menentukan apakah kebijakan
akuntansi alternatif mempunyai dampak terhadap risiko. Tujuan riset semacam ini adalah
untuk mengidentifikasi bagaimana kebijakan atau pengungkapan akuntansi alternatif bisa
mempengaruhi kegunaan angka akuntansi untuk menentukan risiko. Studi-studi lainnya
menguji hubungan antara rasio-rasio finansial dengan beta. Beberapa rasio dan
perhitungan yang diuji, termasuk dividend pay-out ratio, leverage, tingkat pertumbuhan,
ukuran aktiva, likuiditas, dan bunga sebelum pajak, juga laba dan variabilitas laba. Secara
umum, pengujian-pengujian ini mengindikasikan adanya hubungan yang kuat antara rasio
berbasis akuntansi dengan pengukuran pasar atas risiko, yaitu beta.

Ringkasan Penelitian Pasar Modal


Bukti-bukti empiris dari riset pasar modal telah mendukung pernyataan-pernyataan
berikut ini:

6
a. Laba akuntansi nampaknya memiliki kandungan informasi dan mempengaruhi
harga sekuritas.
b. Kebijakan akuntansi alternatif yang tidak membawa akibat langsung maupun tak
langsung pada arus kas perusahaan nampaknya tidak mempengaruhi harga
sekuritas, namun isu ini tidak sepenuhnya pasti demikian.
c. Kebijakan akuntansi alternatif yang berakibat langsung atau tak langsung pada
arus kas perusahaan atau pemiliknya memang berpengaruh terhadap harga-harga
sekuritas.
d. Ada insentif untuk memilih kebijakan akuntansi tertentu, jika memungkinkan,
yang berpengaruh terhadap kas secara tak langsung.
e. Pengukuran risiko berbasis akuntansi berkorelasi dengan pengukuran risiko
pasar, menandakan bahwa angka akuntansi berguna sebagai penentu risiko.
Pada awal tahun 1970-an ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa riset pasar
modal dapat digunakan sebagai dasar untuk:
a. memilih kebijakan akuntansi yang terbaik.
b. mengevaluasi konsekuensi ekonomi dari kebijakan akuntansi alternatif terhadap
harga sekuritas.
Kebijakan akuntansi yang paling mempengaruhi harga sekuritas dianggap sebagai
yang paling berguna. Dengan kata lain, kebijakan semacam itulah yang paling
mempunyai kandungan informasi. Argumentasi ini mempunyai segi intuitif karena riset
yang didasarkan secara deduktif telah terbukti tidak mampu untuk memecahkan debat
teori akuntansi normatif mengenai bentuk akuntansi yang paling diinginkan.

Survei Terhadap Para Investor


Survei terhadap investor telah dilaksanakan di beberapa negara dan menunjukkan
tingkat kemampuan membaca informasi akuntansi yang rendah. Setengah dari investor
yang disurvei mengindikasikan bahwa mereka membaca laporan keuangan. Tipe survei
lain telah meminta investor untuk memberi bobot kepentingan tipe-tipe informasi
investasi yang berbeda, termasuk informasi akuntansi.

3. INFORMASI AKUNTANSI DAN MODEL PENILAIAN CROSS SECTION

7
Model penilaian cross section merupakan upaya untuk memperkirakan penilaian
ekuitas secara empiris. Model ini telah digunakan untuk menyelidiki bagaimana
komponen dalam laporan keuangan yang disebut sebagai “priced” dalam artian yang
terkait dengan penilaian pasar pada perusahaan. Jika “priced” sebagai asset, seharusnya
memiliki hubungan positif dengan nilai pasar, sedangkan jika hal tersebut sebagai
kewajiban seharusnya memiliki hubungan yang negatif dengan nilai pasar.

Model penilaian cross section adalah perbandingan antara satu entitas dengan entitas
lain pada titik waktu yang sama. Beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih
perbandingan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kesamaan pada sisi penawaran. Perusahaan dapat dikelompokkan atas dasar
kesamaan kepemilikan bahan baku, proses produksi yang serupa, jaringan distribusi
yang mirip, dan sebagainya. Sisi penawaran ini fokus digunakan dalam skema
Enterprise Standard Industrial Classification (SIC) untuk mendefinisikan industri.
b. Kesamaan pada sisi permintaan. Pendekatan ini menekankan "serupa" dalam hal
produk akhir dan kesamaan persepsi pelanggan terhadap produk substitusi.
Walaupun fokus perbandingan sisi permintaan biasanya adalah pada level produk,
perbandingan dapat dibuat antara perusahaan yang memproduksi produk serupa.
c. Kesamaan pada atribut pasar modal. Dari perspektif investasi, saham yang memiliki
atribut yang sama seperti risiko, rasio price-to-earnings, atau kapitalisasi pasar
mungkin menarik.
d. Kesamaan dalam kepemilikan hukum. Manajerial perlu menggunakan analisis cross-
sectional dalam mengalokasikan sumber daya antara anak perusahaan yang berbeda.
Anak perusahaan tersebut mungkin sangat beragam dalam karakteristik sisi
penawaran dan sisi permintaan.

4. PROSEDUR AUDIT DALAM PROSES PELAPORAN KEUANGAN

Peran auditor independen adalah untuk memastikan bahwa informasi keuangan


telah disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara
konsisten. Dengan demikian laporan keuangan benar-benar dipahami oleh perusahaan dan
auditor. Pelaksanaan audit ini dijelaskan dalam teori agensi, yang menyatakan bahwa
pemantauan dan kontrol manajer dilakukan oleh direksi atau auditor independen karena
adanya konflik antara pemilik perusahaan dengan manajer. Selain itu perusahaan
mempunyai insentif sukarela yang memberikan isyarat kepada masyarakat luar, seperti

8
kreditur dan investor bahwa laporan keuangan perusahaan dapat diandalkan. Dengan
demikian, audit juga berperan dalam meningkatkan kredibilitas laporan keuangan, selain
pemantauan dan kontrol manajer tersebut. Dalam meningkatkan keandalan suatu laporan
keuangan, laporan keuangan perusahaan baiknya diaudit oleh KAP The Big Five karena
dikatakan lebih memiliki kredibilitas dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh
KAP non The big Five.
Proses auditor dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan melibatkan sejumlah
langkah. Berikut adalah langkah-langkah dalam perencanaan dan pelaksanaan audit
laporan keuangan:
a. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri.
b. Mengindefikasi asersi laporan keuangan yang relevan.
c. Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna laporan
keuangan.
d. Membuat keputusan tentang komponen risiko audit.
e. Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk memahami
pengendalian intern, melaksanakan pengujian pengendalian, dan melaksanakan
pengujian substantif.
f. Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu pendapat
audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah.
g. Mengkomunikasikan temuan-temuan.

5. PARA KREDITOR DAN DATA AKUNTANSI

Teori yang mendasari kegunaan informasi akuntansi untuk kreditor tidak


dikembangkan seperti peran angka akuntansi vis-à-vis harga saham. Umumnya disepakati
bahwa harga utang berbunga didasarkan pada default risk (risiko gagal bayar), yang
didefinisikan sebagai premi yang lebih dari suku bunga bebas risiko yang dinyatakan
identik dengan utang. Sehingga informasi spesifik perusahaan, termasuk data akuntansi,
membantu kreditur dalam menilai risiko gagal bayar.
Beberapa jalur yang berbeda dari penelitian telah muncul: (1) kegunaan data
akuntansi dalam memprediksi bangkrutnya perusahaan (yang meliputi kredit macet); (2)
hubungan data akuntansi dengan peringkat obligasi dimana peringkat tersebut dianggap
proksi untuk risiko gagal bayar; (3) hubungan antara data akuntansi dengan perkiraan
premi risiko suku bunga atas utang; dan (4) studi eksperimen tentang peran data akuntansi
dalam keputusan pemberian kredit.

9
Rasio berbasis akuntansi telah sangat berguna dalam membedakan antara
perusahaan yang kemudian bangkrut dan mereka yang tidak. Prediksi hingga lima tahun
sebelum pailit telah diperlihatkan. Temuan ini bukan berarti bahwa perusahaan dengan
rasio "buruk" pasti akan bangkrut di masa depan. Ini berarti bahwa perusahaan bangkrut
cenderung memiliki rasio keuangan sebelum pailit yang berbeda dari perusahaan yang
tidak bangkrut. Keberadaan rasio "buruk" tidak berarti kebangkrutan pasti terjadi, hanya
saja lebih mungkin.
Data akuntansi juga berhubungan baik dengan peringkat obligasi dan premi risiko
suku bunga atas utang. Di antara rasio penting seperti profitabilitas, variabilitas laba, dan
leverage, penelitian juga telah digunakan untuk mengevaluasi pengaturan alternatif data
akuntansi yang lebih tinggi terkait dengan prediksi kebangkrutan, peringkat obligasi, dan
premi risiko. Di antara beberapa isu yang diperiksa memiliki biaya historis yang
berlawanan dengan harga-tingkat pendapatan yang disesuaikan, dampak dari kapitalisasi
peminjaman versus non kapitalisasi, dan pengakuan dari kewajiban pensiun versus
catatan kaki – hanya pengungkapan.
Penelitian eksperimental juga menguji kegunaan data akuntansi untuk kreditur.
Data akuntansi dalam konteks pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
peminjaman (sebagai contoh, jumlah pinjaman, prediksi kebangkrutan, dan tingkat
bunga) disediakan secara subjektif untuk menentukan bagaimana, jika semua hal tersebut
mempengaruhi keputusan hipotesis mereka. Dalam eksperimen ini, data akuntansi
dimanipulasi untuk melihat jika penentuan bersifat sensitif apabila manipulasi terjadi.
Contohnya, perubahan dilakukan untuk besaran rasio akuntansi atau pernyataan keuangan
yang disiapkan di bawah kebijakan alternatif (sebagai contoh, peminjaman kapitalisasi
versus non kapitalisasi). Secara umum, penelitian ini mendukung sensitivitas terhadap
pengambilan keputusan yang dihubungkan dengan peminjaman sebagai kunci data
akuntansi, dan dalam hal ini, melengkapi penemuan yang didasarkan pada data di bidang
ekonomi.

6. PENGGUNAAN ALOKASI DALAM AKUNTANSI

Saat ini, model akuntansi biaya historis tetap menjadi kerangka dasar untuk
pelaporan keuangan. Inti untuk model ini adalah aturan pengakuan pendapatan dan

10
pencocokan biaya terhadap pendapatan. Banyak biaya yang diakui selama periode
akuntansi ganda. Beberapa contoh termasuk penyusutan, biaya start-up organisasi,
amortisasi goodwill, dan premi obligasi atau diskonto amortisasi. Pengakuan jenis biaya
selama beberapa periode ini disebut sebagai alokasi akuntansi. Alokasi telah dikritik
dengan alasan bahwa mereka tidak bisa “diperbaiki”. Hal ini memiliki makna bahwa
tidak ada jelas cara yang benar untuk mengalokasikan biaya karena tidak ada metode
alokasi tunggal dapat terbukti unggul dari yang lain. Sebagai contoh, tidak dapat
dibuktikan secara meyakinkan bahwa depresiasi garis lurus adalah lebih tepat
dibandingkan metode penyusutan dipercepat. Cara lain untuk menggambarkan dilema ini
adalah bahwa tidak ada alokasi benar-benar dapat dipertahankan terhadap metode lain.
Karena alasan ini, pada akhirnya disimpulkan bahwa semua alokasi akuntansi adalah
arbitrary.
Namun, fakta bahwa alokasi akuntansi yang arbitrary tidak membuktikan bahwa
informasi akuntansi tidak berguna. Argumen alokasi berlangsung deduktif dan menelaah
logika akuntansi biaya historis. Kegunaan adalah pertanyaan empiris, bukan masalah
logika deduktif. Tidak ada bukti untuk mendukung pendapat bahwa laporan keuangan
berbasis alokasi tidak berguna. Bahkan, ada banyak bukti dari penelitian pasar modal
yang mendukung isi informasi angka pendapatan menurut akuntansi.
Perlu diingat bahwa alokasi hanya mewakili sebagian dari total informasi
akuntansi dalam laporan keuangan. Informasi akuntansi ada yang tidak mengandung
alokasi. Bahkan jika kritik alokasi berlaku, kegunaannya mungkin masih tinggi. Artinya,
pendekatan berbasis alokasi biaya historis masih menjadi metode yang paling hemat
biaya untuk melaporkan informasi keuangan tentang perusahaan.
Karena alokasi memiliki nilai, argumen yang kuat dapat dibuat bahwa FASB harus
mengurangi fleksibilitas dalam alokasi akuntansi. Alokasi akan sangat berguna jika
mereka mencoba untuk memberikan informasi tentang fenomena yang nyata. Ini kadang-
kadang disebut sebagai kontrak efisien (efficient contracting). Jika misalnya, aset tetap
diperkirakan memberikan manfaat yang lebih besar pada tahun-tahun sebelumnya,metode
percepatan depresiasi mungkin memberikan informasi yang sangat berguna untuk pasar.

11

Anda mungkin juga menyukai