Anda di halaman 1dari 15

JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN

PENGARUH BUY BACK SAHAM DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA


SAHAM SELAMA MASA PANDEMI COVID-19

Amalia Angraini1 , Murhaban2


1
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh Lhokseumawe
Email: amaliangraini205@gmail.com1, murhaban@unimal.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh buy back saham dan nilai tukar terhadap harga saham
selama pandemi covid-19. Teknik pemilihan sampel menggunakan non probabilty sampling dan
diperoleh 67 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan buy back
saham digunakan dalam penelitian ini. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisi statitik deskriptif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel buy back saham
berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Dan nilai tukar (kurs) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap harga saham.
Kata kunci : Buy back saham, nilai tukar (kurs) dan harga saham

ABSTRACK
This study aims to examine the effect of stock buybacks and exchange rates on stock prices during the
covid-19 pandemic. The sample selection technique used non-probabilty sampling and obtained 67
companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) that carried out stock buybacks used in this
study. The analytical technique used in this research is descriptive statistical analysis. The results of
this study found that the stock buy back variable had a significant positive effect on stock prices. And
the exchange rate (exchange rate) has a negative and significant effect on stock prices.
Keywords : Buy back shares, exchange rate (exchange rate) and stock prices
PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan salah satu instrument ekonomi yang mengalami
perkembangan sangat pesat. Pasar modal dapat dijadikan indikator kemajuan suatu
negara dan juga dapat menunjang ekonomi suatu negara. Pasar modal merupakan salah
satu alternatif pilihan untuk berinvestasi yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan
optimal bagi para investor. Selain sebagai tempat untuk berinvestasi, pasar modal juga
dapat mencerminkan kondisi perekonomian makro suatu negara yang dapat dilihat dari
suatu Indeks Harga Saham.
Indeks Harga Saham adalah suatu indikator yang menggambarkan
pergerakan harga saham. Pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada saat
pasar sedang aktif atau lesu. Menurut Darmaji dan Fakhruddin (2006:168) di Bursa
Efek Indonesia (BEI) terdapat enam jenis indeks yaitu indeks individual, indeks harga
saham sektoral, indeks harga saham gabungan (IHSG), indeks LQ 45, indeks syariah atau
Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks papan utama dan papan pengembangan.
Pada awal Maret 2020,perekonomian Indonesia dan global menghadapi masalah
baru yang berasal dari sebuah virus corona. Peristiwa pandemic Covid-19 merupakan
virus corona yang pertama kali muncul dari Kota Wuhan, China pada akhir desember
2019. Wabah dari Covid-19 menyebabkan gangguan pernapasan pada manusia yang
mengakibatkan Kota Wuhan, tempat dimana wabah ini dimulai harus memutuskan
lockdown demi memperhambat laju penyebaran virus.
Adanya peristiwa Virus Corona (Covid-19) ini bukan hanya memberikan
ancaman kepada kesehatan saja akan tetapi juga pada pertumbuhan perekonomian di
suatu negara. Dampak penyebaran Virus Corona (Covid-19) belum dapat dihitung secara
pasti. Tidak bisa dihindari begitupun dengan Indonesia, bertambahnya kasus positif
Corona membawa efek bagi bursa saham.
Rupiah juga terpengaruh virus corona. Nilai tukar mata uang rupiah sudah
tembus ke level 14.000 per USD. Data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate
(Jisdor) dari Bank Indonesia (BI) per 2 Maret 2020 menunjukkan, Rupiah terkoreksi ke
angka 14.413 per USD. Sejak 2 Januari 2020 dari level Rp13.895 per USD, kurs rupiah
telah melemah sebesar 3,7%. Pelemahan Rupiah pada awal Februari 2020, utamanya
dipicu sentiment Covid-19.
Bersadarkan uraian diatas peneliti menarik untuk melakukan penelitian tersebut
dengan “Pengaruh Buy back Saham dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham
Gabungan Selama Pandemi Covid-19”.

TINJAUAN PUSTAKA
Theory Signaling
“Signaling theory memberikan informasi masa kini yang akan digunakan
sebagai sinyal perusahaan di masa yang akan datang, reaksi dari sinyal tersebut dapat
dilihat dari reaksi harga saham yang diukur menggunakan return saham sebagai nilai
perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Salah satu informasi yang
dapat mempengaruhi abnormal return adalah pengumuman pembelian kembali saham
(buy back) oleh perusahaan.”
Brigham dan Houston (2015) menyatakan bahwa teori sinyal memberikan
gambaran bahwa sinyal atau isyarat merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen
perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen
memandang prospek perusahaan.
Purnomo (2010) mengatakan bahwa kebanyakan perusahaan melakukan stock
repurchase adalah untuk memberikan informasi atau sinyal positif kepada para pemegang
saham mengenai kondisi perusahaan. Pembelian kembali saham dipandang sebagai
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN

indikasi bahwa saham dinilai undervalued, sementara manajemen memiliki tingkat free
cash flows yang tinggi sehingga manajemen lebih memilih untuk melakukan pembelian
kembali saham perusahaan dengan harapan jika jumlah lembar saham yang beredar
berkurang dan dividen perlembar saham naik, maka harga pasar saham akan meningkat
(Sartono, 2014:298)
Implikasi dari signaling theory tersebut secara umum akan memberikan dampak
terhadap harga saham seluruh sekuritas perusahaan yang berisiko mengalami penurunan
(Junizar & Septiani, 2013). Karena, ketika manajer mendeteksi adanya penurunan nilai
pada harga saham perusahaan dan hal tersebut mempengaruhi minat investor jangka
panjang, maka manajer harus melakukan pembelian kembali saham ketika harga saham
mengalami penurunan (Råsbrant, 2011).

Buy back Saham


Buyback Saham adalah kebijakan perusahaan untuk membeli kembali sebagian
atau seluruh saham yang telah beredar di publik. Aksi ini bisa membantu perusahaan
yang sedang menghadapi issue atau masalah tertentu dalam mengantisipasi penurunan
kinerja yang berdampak pada penurunan harga saham. Teori (Junizar & Septiani,
2013),pengertian Buy back saham adalah sebagai berikut, “Buy back saham tindakan
emiten untuk membeli kembali sebagian saham yang telah beredar atau berada di tangan
pemegang saham publik. Buy back merupakan tindakan yang dilakukan oleh emiten
maupun perusahaan publik untuk membeli kembali saham yang telah ditawarkan kepada
masyarakat, baik melalui bursa maupun di luar bursa.”
Sunaringtyas & Asandimitra (2014) menjelaskan pembelian kembali saham
perusahaan atau stock repurchase adalah suatu kegiatan dimana perusahaan melakukan
pembelian kembali atas saham mereka yang telah beredar di pasar bursa, yang telah
dimiliki oleh para pemegang saham.
Brigham dan Huston (2011:237) mengartikan buy back sebagai suatu transaksi
perusahaan untuk membeli kembali sahamnya sendiri yang telah beredar, sehingga
jumlah saham yang beredar menurun, harga saham serta Earning Per Share (EPS)
menjadi meningkat. Buy back yang dilakukan perusahaan diyakini dapat memberikan
sinyal positif kepada masyarakat, sehingga dapat meningkatkan harga saham di pasar.
Nilai Tukar
Menurut Sukirno (2012: 21) kurs valuta asing adalah salah satu alat pengukur lain
yang selalu digunakan untuk menilai keteguhan sesuatu ekonomi adalah perbandingan
nilai sesuatu mata uang asing (misalnya Dollar US) dengan nilai mata uang domestic
(misalnya Rupiah). Kurs valuta asing dapatlah dipandang sebagai “harga” dari sesuatu
mata uang asing.
Nilai tukar menggambarkan berapa suatu mata uang harus diperuntukkan untuk
memperoleh satu unit mata uang lain. Istilah lain dari rasio perukaran tersebut adalah
nilai tukar (exchange rate) atau disebut juga kurs valuta asing (Murni, 2013:230).
Kurs atau sering disebut nilai tukar mata uang (exchange rate) adalah “harga mata
uang terhadap mata uang lainnya. Nilai tukar (Kurs) merupakan salah satu harga yang
terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi
neraca transaksi berjalan maupun variabel-variabel makro ekonomi yang lainnya, ada dua
pendekatan yang digunakan untuk menentukan nilai tukar mata uang (excahange rate)
yaitu pendekatan moneter (moneter approach) dan pendekatan pasar asset (asset market
approch). Dalam hal penelitian ini nilai tukr (kurs) yang dimaksud adalah nilai rupiah
terhadap dollar AS. Perubahan nilai tukar (kurs) dapat mempengaruhi kompetitifnya
suatu suatu perusahaan. Flukstuasi nilai tukar (kurs) dapat mempengaruhi pendapatan
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN

dan biaya operasional perusahaan dan pada ahirnya dapat mempengaruhi harga saham
suatu perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar diantaranya sebagai berikut :
1. Laju inflasi. Di pasar valuta asing maupun perdagangan Internasional baik
dalam bentuk barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta
asing., sehingga perubahan harga dalam negeri dipandang sebagai faktor
yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing.
2. Tingkat pendapatan. Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran dalam pasar mata uang asing adalah laju pertumbuhan rill
terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan rill dalam negeri
diperkirakanakan melemahkan kurs mata uang asing, sedangkan pendapatan
rill dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing dibandingkan
dengan supply yang tersedia.
3. Suku Bunga. Kenaikan suku bunga mengakibatkan aktifitas dalam negeri
menjadi lebih menarik bagi para penanam modal dalam negeri maupun luar
negeri.Terjadinya penanaman modal cenderung mengakibatkan naiknya nilai
mata uang.

Harga Saham
Menurut Jogiyanto (2014) nilai pasar adalah harga saham yang terjadi dipasar
bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan
oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan.
Sedangkan menurut Kamaruddin (2004) harga saham adalah harga yang dibentuk dari
interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka
terhadap profit perusahaan.
Harga saham di pasar modal setiap saat dapat mengalami perubahan, salah
satunya adalah disebabkan oleh pengumuman hingga sebuah peristiwa. Menurut Samsul
(2006), beberapa peristiwa yang mempengaruhi harga saham adalah :
1. Pengumuman pembagian deviden tunai
2. Pengumuman split
3. Pengumuman right issue
4. Pengumuman saham bonus atau saham deviden
5. Pengumuman waran
6. Rencana merger dan akuisisi
7. Rencana transaksi benturan kepentingan
8. Perubahan variabel makro dan mikro ekonomi
9. Peristiwa politik internasional
10. Pergerakan indeks saham
11. Peristiwa politik nasional
12. January effect
13. Insider information
14. Perubahan sikap ekonomi melalui leading indicator.

Hubungan Antar Variabel


Hubungan Buy back saham dengan Harga saham
Pengumuman buy back dianggap memberikan pengaruh terhadap harga saham
yang mengalami penurunan dikarenakan perusahaan memberikan sinyal (signaling
theory) yang baik tentang prospek perusahaan di masa mendatang, sehingga akan
berdampak pada perubahan harga saham (Mulia, 2009).
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN

Hubungan Nilai tukar dengan Harga saham


Nilai tukar dianggap memberikan pengaruh negatif terhadap harga saham
dikarenakan investor akan cenderung lebih memilih berinvestasi di pasar uang sehingga
akan berdampak pada perubahan harga saham.

Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual yang penguji ambil yaitu variabel pengaruh buy back
saham dan nilai tukar terhadap harga saham selama masa pandemi covid-19 dimana
kerangka konseptual teoritis yang akan dikembangkan dalam penelitian ini mengacu pada
telaah berbagai pustaka yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil telaah pustaka tersebut di
atas, maka kerangka konseptual teoritis yang akan dikembangkan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

Buy back Saham


(X1) Uji t Harga saham
selama covid-19
(Y)
Nilai Tukar (X2)
Uji t

Uji F

Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang dimana
kebenarannya harus dibuktikan sehingga dapat diterima atau ditolak.Menurut (Supranto,
2000). Hipotesis merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin
benar,dansering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/pemecahan persoalan
ataupun untuk penelitian lebih lanjut.
H1 : Buy back saham berpengaruh terhadap harga saham selama masa pandemi covid-19
H2 : Nilai tukar berpengaruh terhadap harga saham selama masa pandemi covid-19
H3 : Buy back saham dan nilai tukar berpengaruh terhadap harga saham selama masa
pandemi covid-19

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis dan Objek Penelitian
Penelitian tentang Pengaruh buy back saham dan Nilai tukar (Kurs) terhadap
harga saham selama masa pandemi covid 19 menggunakan metode penelitian kuantitatif,
metode penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan seberapa besar pengaruh buy
back saham dan Nilai tukar (Kurs) terhadap harga saham selama pandemic covid-19.
Objek penelitian merupakan sasaran untuk memperoleh data dan informasi yang
dibutuhkan untuk permasalahan yang diteliti (Sugiyono, 2016). Objek penelitian ini
adalah perusahaan yang melakukan buy back saham dan data nilai tukar rupiah terhadap
Dollar As.

Populasi dan Sampel


Populasi merupakan wilayah generalisasi dari objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN

kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2012). Populasi dapat didefinisikan sebagai


keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
yang melakukan buy back saham selama pandemi covid-19 yang berjumlah 67
perusahaan.

Sampel
Dengan menggunakan metode non probability samplin. sampel yang digunakan
Emiten atau perusahaan publik yang sahamnya tercatat di Bursa efek dapat melakukan
pembelian kembali sahamnya berdasarkan mekanisme yang diatur dalam POJK Nomor
2/POJK.04/2013.

Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data
sekunder. penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian dengan melakukan
penelitian pada populasi atau sampel yang diperoleh nantinya berupa angka. Data
kuantitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk angka yang dapat di hitung, yang
diperoleh dari laporan keuangan masing-masing emiten.Data harga saham pembukaan
saat melakukan buy back dan harga saham penutupan.

Sumber Data
Sumber data penulisan yaitu www.idx.co.id dan situs resmi Bank Indonesia
www.bi.go.id , world.bank.com serta sumber-sumber referensi lain dalam buku,jurnal
maupun publikasi lainnya.

Teknik Pengumpulan Data


Sesuai dengan jenis data digunakan pada penelitian ini yaitu jenis data sekunder,
maka teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelutian ini adalah teknik
dokumentasi dan studi pustaka.

Teknik Analisis Data


Metode analisis yang digunakan yaitu dengan melakukan analisis kuantitatif yang
dinyatakan dengan angka-angka yang dalam perhitungan menggunakan metode statistic
yang dibantu dengan program pengolahan data statistik yang dikenal dengan E-views.
Tahapan-tahapan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
deskriptif, Uji asumsi Klasik, uji multikolineritas, uji autokorelasi, uji heterokedasitas, uji
regresi linier berganda.
Hasil Analisis Data
Hasil Statistik Deskriptif
Analisis ini di sajikan dengan menggunakan tabel statistik deskriptif yang
memaparkan nilai maksimum,minimum,rata-rata (mean) dan standar deviasi Maksimum
dan minimum digunakan untuk melihat nilai maksimum dan minimum dari sampel. Rata
– rata (mean) di gunakan untuk memperkirakan rata rata populasi yang di jadikan
sampel.
Hasil Statistik Deskriptif
SAHAM BUYBACK NILAITUKAR
Mean 772.7087 325.8675 16.67815
Median 510.0000 244.0000 14.81800
Maximum 4460.000 960.0000 29.26200
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN

Minimum 4.480000 1.020000 13.60700


Std. Dev. 895.1922 293.4040 3.764142
Skewness 2.439612 0.484737 1.749820
Kurtosis 9.035720 2.058658 4.619177

Jarque-Bera 168.1609 5.097592 41.50990


Probability 0.02256 0.078176 0.084568

Sum 51771.48 21833.12 1117.436


Sum Sq. Dev. 52890362 5681670. 935.1386

Observations 67 67 67
Sumber: Data, Diolah (2022)
Berdasarkan hasil komputasi Descriptive Statistics dari 67 data observasi variabel
harga saham selama pandemi covid-19 memiliki nilai maksimum minimum berturut-turut
4.480000 dan 4.480000 sedangkan nilai rata-ratanya 772.7087 dan nilai tengah nya
sebesar 772.7087 dengan simpangan baku 895.1922 Variabel buy back saham memiliki
nilai maksimum minimum berturut-turut 960.0000 dan 1.020000 sedangkan nilai rata-
rata nya 325.8675 dan nilai tengah 244.0000 dengan simpangan baku 293.4040.Terakhir
variabel nilai tukar memiliki nilai maksimum minimum berturut-turut 29.26200 dan
13.60700 sedangkan nilai rata-rata nya 16.67815 dan nilai tengah sebesar 14.81800
dengan simpangan baku nya 3.764142.

Uji Multikolinearitases
Asumsi multikolinearitas menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas
dari gejala multikolinearitas. Gejala multikolinearitas adalah gejala korelasi antar variabel
independen. Gejala ini ditunjukan dengan korelasi yang signifikan antar variabel
independen (Purbayu dan Ashari, 2005:238).
Tabel 2
Uji Multikolinearitas
Variance Inflation Factors
Date: 01/15/22 Time: 20:17
Sample: 1 67
Included observations: 67

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

BUYBACK 0.134081 2.275399 1.010291


NILAITUKAR 814.6446 21.14480 1.010291
C 240628.9 21.38085 NA

Sumber: Data, Diolah (2022)

Dari hasil uji multikolinearitas di atas dapat dilihat bahwa nilai Centered VIF nya
sebesar 1.010291 < dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
multikolinearitas pada variabel penelitian tersebut. Dengan hasil ini maka satu uji asumsi
klasik telah terpenuhi.

Uji Autokorelasi
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN

Uji autokolerasi merupakan kolerasi yang terjadi antara residual pada satu
pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Autokorelasi dapat diketahui
melalui Uji Breusch-Godfrey, dimana jika nilai prob < 0,05 maka terjadi gejala
autokorelasi sedangkan jika nilai prob > 0,05 maka tidak terjadi gejala autokorelasi
adalah pengujian yang digunakan untuk menguji ada atau tidak adanya korelasi serial
dalam model regresi atau untuk mengetahui apakah di dalam model yang digunakan
terdapat autokorelasi diantara variabel-variabel yang diamati.
Tabel 3
Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 3.481637    Prob. F(2,62) 0.5669


Obs*R-squared 6.765041    Prob. Chi-Square(2) 0.5460

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 01/15/22 Time: 20:19
Sample: 1 67
Included observations: 67
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

BUYBACK 0.217978 0.362444 0.601410 0.5498


NILAITUKAR 3.012226 27.62577 0.109037 0.9135
C -125.7357 476.5114 -0.263867 0.7928
RESID(-1) 0.233435 0.126918 1.839258 0.0707
RESID(-2) 0.178432 0.127231 1.402426 0.1658

R-squared 0.100971    Mean dependent var 4.22E-13


Adjusted R-squared 0.042969    S.D. dependent var 855.0998
S.E. of regression 836.5268    Akaike info criterion 16.36809
Sum squared resid 43386175    Schwarz criterion 16.53262
Log likelihood -543.3310    Hannan-Quinn criter. 16.43319
F-statistic 1.740819    Durbin-Watson stat 1.951475
Prob(F-statistic) 0.152387

Dari hasil uji autokorelasi diatas dapat dilihat bahwa prob 0.5460 > 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi dalam model penelitian.

Hasil Uji Heteroskedastisitas


Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi
ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari
residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Tabel 4
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN

Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 2.528491    Prob. F(5,61) 0.0682


Obs*R-squared 11.50212    Prob. Chi-Square(5) 0.0623
Scaled explained SS 35.19141    Prob. Chi-Square(5) 0.0000
Sumber : Data, Diolah (2022)
Dari hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan metode white, nilai prob
nya sebesar 0,0623 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas dalam model penelitian.
Hasil Regresi Linear Berganda
Uji regresi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen berdasarkan dari hasil uji analisis regresi linier
berganda dengan alat bantu computer yang menggunakan program EVIEWS dapat dilihat
sebagai berikut.
Tabel 4.5
Uji Regresi Linier Berganda

Dependent Variable: SAHAM

Method: Least Squares

Date: 01/15/22 Time: 20:08

Sample: 1 67

Included observations: 67

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

BUYBACK 0.713019 0.366171 1.947228 0.0359

NILAITUKAR -37.92530 28.54198 -1.328755 0.0186

C 1637.582 490.5394 3.338329 0.0014

R-squared 0.087567 Mean dependent var 772.7087

Adjusted R-squared 0.059053 S.D. dependent var 895.1922

S.E. of regression 868.3580 Akaike info criterion 16.41483

Sum squared resid 48258915 Schwarz criterion 16.51355

Log likelihood -546.8967 Hannan-Quinn criter. 16.45389

F-statistic 3.071066 Durbin-Watson stat 1.448304


JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN

Prob(F-statistic) 0.053264

Sumber : Data, diolah (2022)


Berdasarkan nilai komputasi di atas, maka hubungan antara variabel- variabel
independent dengan variabel dependen dalam model regresi dapat dirumuskan sebagai
berikut.
Y= 1637.582+ 0.713019X1 + -37.92530 X2
Interpretasi dari persamaan regresi di atas adalah jika variabel buyback saham
(X1) dan nilai tukar (X2) dinaikan sebesar satu satuan maka harga saham akan bertambah
0.713019 dari buy back saham kemudian ditambah -37.92530 dari nilai tukar kemudian
ditambah 1637.582 dari luar variabel penelitian.
Hasil Uji Hipotesis
Uji Parsial
Pengaruh secara parsial penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistic uji
t. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi model variabel
dependen.Kriteria keputusan pengujian:
a. Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima
b. Sig. < 0,05 maka H0 ditolak
Buy Back Saham terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil deskriptif variabel diatas, nilai variabel buy back saham (X1)
terhadap harga saham (Y) diperoleh nilai t hitung = 1.947228 dengan signifikansi sebesar
0.0359 dimana nilai ini lebih kecil daripada 0,05 sehingga dapat dikatakan, H1 diterima,
artinya buy back saham berpengaruh terhadap harga saham.
Nilai Tukar terhadap Harga Saham
Variabel nilai tukar (X2) terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) (Y)
diperoleh nilai t hitung = -1.328755 dengan signifikansi sebesar 0.0186 < 0,05
sehingga dapat dikatakan, H2 diterima, artinya nilai tukar berpengaruh terhadap harga
saham.
Uji Simultan
Berdasarkan hasil komputasi di atas didapatkan nilai F hitung = 3.071066 dengan
signifikansi sebesar 0.043264 sehingga dapat dikatakan H3 diterima, dengan kata lain
buy back saham dan nilai tukar berpengaruh terhadap harga saham.
Pembahasan
Pengaruh Buy back Saham Berpengaruh terhadap Harga Saham Selama masa
Pandemi Covid-19
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan aplikasi Eviews pada tabel 4.5 diatas,
nilai variabel buy back saham (X1) terhadap harga saham (Y) diperoleh diperoleh nilai t
hitung = 1.947228 dengan signifikansi sebesar 0.0359 dimana nilai ini lebih kecil
daripada 0,05 sehingga dapat dikatakan, H1 diterima, artinya buy back saham
berpengaruh terhadap harga saham
Buyback Saham adalah kebijakan perusahaan untuk membeli kembali sebagian
atau seluruh saham yang telah beredar di publik. Aksi ini bisa membantu perusahaan
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN

yang sedang menghadapi issue atau masalah tertentu dalam mengantisipasi penurunan
kinerja yang berdampak pada penurunan harga saham. Buyback dilakukan ketika harga
saham sedang berada dibawah harga riilnya, pada prinsipnya Buyback Saham ini
mengurangi jumlah lembar saham yang beredar di masyarakat sehingga penawaran
saham berkurang maka sesuai hukum ekonomi dasar bahwa ketika supply berkurang
maka harga akan naik, perusahaan yang melakukan buyback dapat membeli sahamnya
kembali dengan harga murah dibawah harga riil lalu ketika kondisi sudah stabil maka
akan dijual kembali dengan haga yang lebih tinggi sehingga memperoleh Capital Gain,
buyback juga dapat membuat perusahaan lebih efisien yaitu mengurangi beban dividen
dan juga dengan melakukan aksi pembelian saham kembali menghindari perusahaan
diakuisisi oleh perusahaan lain.
Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Mulia (2009) yaitu pengumuman
buy back dianggap memberikan pengaruh terhadap harga saham yang mengalami
penurunan dikarenakan perusahaan memberikan sinal yang bai tentang prospek
perusahaan di masa mendatang, sehingga akan berdampak pada perubahan harga saham.
Penelitian yang dilakukan Melanthon dan Astiri (2019) menyimpulkan bahwa jika buy
back meningkat maka harga saham perusahaan juga ikut meningkat.
.
Pengaruh Nilai tukar Berpengaruh terhadap Harga Saham Selama masa Pandemi
Covid-19
Hasil pengujian secara statistik menunjukkan bahwa nilai tukar berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap harg saham sehingga H 2 diterima. Hal ini berarti
peningkatan kurs USD akan menyebabkan IHSG melemah. Hal ini dimungkinkan oleh
adanya pengalihan investasi dari pasar modal ke pasar valas, karena investor berusaha
mendapatkan return yang lebih besar di pasr valas (Gede, 2006). Selain itu naiknya nilai
kurs menjadi sinyal negatif bagi pasar modal, hal ini dikarenakan melemahnya Rupiah
menyebabkan gairah investasi menurun karena investor lebih suka menanamkan
modalnya keluar negeri.
Penelitian ini diperkuat dengan penelitian oleh Witjaksono (2010) menemukan
hasil bahwa kurs rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG, sama halnya dengan
Kewal (2012) mengemukakan bahwa kurs rupiah berpengaruh negatif dan signifikan.

Pengaruh Buy back Saham dan Nilai tukar Berpengaruh terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan aplikasi Eviews Tabel 4.6 di atas
didapatkan nilai F hitung didapatkan nilai F hitung = 3.071066 dengan signifikansi
sebesar 0.043264 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yang artinya buy
back saham dan nilai tukar secara simultan berpengaruh terhadap harga saham selama
masa pandemi covid-19.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengujian secara statistik menunjukkan bahwa buy back saham
berpengaruh signifikan dan positif terhadap indeks harga saham gabungan,
sehingga H1 diterima. Dengan demikian, dimana semakin besar buy back
saham, maka harga saham akan mengalami peningkat.
2. Hasil pengujian secara statistik menunjukkan bahwa nilai tukar berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap harga saham, sehingga H2 diterima. Dengan
JURNAL AKUNTANSI KEUANGAN

demikian saat kurs USD terhadap rupiah meningkat maka harga saham akan
mengalami kenaikan.
3. Hasil pengujian secara statistik buy back saham dan nilai tukar berpengaruh
secara simultan terhadap harga saham, sehingga H3 diterima.

Keterbatasan Peneliti
Penelitian ini memeiliki beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian. Keterbatasan hasil penelitian antara lain:
1. Penelitian ini hanya menguji variabel Buy back Saham , Nilai Tukar dan Harga
Saham. Hal ini mungkin terabaikannya varaibel-variabel lain yang mungkin
mempunyai pengaruh lebih besar terhadap Harga Saham.
2. Periode dalam pengamatan penelitian ini terbatas hanya 2020, yang mungkin
apabila lebih dari masa penelitian akan membuat penelitian ini lebih
berpengaruh.

Saran
Adapun kesimpulan diatas, maka saran yang dapat penulis berikan untuk penulisan
skripsi sebagai berikut:
1. Bagi penelitian selanjutnya yang ingin meneliti tentang penelitian yang sama,
pengaruh buy back saham dan nilai tukar terhadap harga saham selama
pandemi Covid-19 dapat menambahkan variabel lain yang mungkin lebih
berpengaruh.
2. Untuk penelitian selanjutnya agar hasil yang didapatkan lebih baik, sebaiknya
menambah jumlah masa pengamatan yang lebih luas.
13

DAFTAR PUSTAKA

Andini Nurwulandari, F. (2012). Pengaruh Volume Perdagangan Saham, Nilai Tukar


dan Indeks Hang Seng Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham
Gabungan. Jurnal Akuntansi &Bisnis, 178-192.

Adisetiawan, H. A. (2021). Pandemi Covid-19 dan Pengaruhnya Terhadap


Kebijakan Buy back Saham. Jurnal Of Economics and Business. 379-384
Ahmad Ulil Albab. (2015). Pengaruh Indeks Nikkei 225, Dow Jones Industrial
Averange, BI Rate dan Kurs Dollar Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) : Studi Kasus pada IHSG Bursa Efek Indonesia Tahun
2008-2013. Jurnal Ilmiah, 1-16.
Ana Mufidah, (2013). Buy Back Saham Sebagai Sebuah Alternatif Kebijakan. JEAM.
25-30
Ari Rachmat Slamet, F. J. (2016). Pengaruh Volume Perdagangan Saham, Tingkat
Inflasi, Suku Bunga, Kurs,Tax rate Terhadap IHSG. e-Jurnal Riset
Manajemen, 46-59.

Arista Fauzi Kartika Sari, M. (2020). Pengaruh Peristiwa Pandemi COVID-19


Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. E-JRA, 41-53.

Argamaya, N. (2016). Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Nilai Kurs Dollar


(USD/IDR), Indeks NIKKEI 225, Dan Indeks Hang Seng Terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan Periode 2009-2014. Jurnal Quality, 335-349.
Astri, M. (2019). Analisis Pengaruh Stock Buy Back Terhadap Harga Saham Dan
Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal akuntansi dan Keuangan Methodist, 164-174.
Diana Tambunan (2020). Investasi saham di Masa pandemi Covid-19. Jurnal sekretari
dan Manajemen, 117-123.
Faisal Salistia, D. (2020). Dampak Pandemi covid-19 Terhadap pasar modal Di
Indonesia Studi Kasus Indeks Saham Komposit (IHSG). Jurnal ekonomi,
Keuangan & Bisnis, 109-138.
Euis Syafira, N. D. (2020). Dampak pandemi covid-19 di PT.Bursa Efek Indonesia
(BEI). Journal of Accounting Taxing and Auditing, 1-5.

Eungene F. Brigham dan Joel F. Houaton, Manajemen Keuangan, erlangga, Jakarta,


2001. Hal 36.
Ica Rika Candraningrat, N. (2016). Pengaruh Suku Bunga SBI, Nilai Tukar, Inflasi
Dan Indeks Dow Jones Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di BEI.
3291-3308
Ilmi, M. F. (2017). Pengaruh Kurs/Nilai Tukar Rupiah, Inflasi Dan Tingkat Suku
Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan LQ-45 Periode
Tahun 2009-2013. Jurnal Nominal, 93-108.
14

Mimah Mutamimah, D. E. F. K. (2012). Restrukturisasi Buy back Saham Tanpa


RUPS Berbasis Return, abnormal, Tva Bagi bank BUMN. Jurnal Ekonomi,
Manajemen dan Auntansi, 163-172.
Na'afi, S. (2020). Efektifitas kebijakan OJK terkait buy back saham terhadap
perubahan IHSG di masa pandemi Covid-19. Aghniya Jurnal Ekonomi Islam,
629-644.

Ni Putu Ayu Darmayanti, S. (2017). Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga Dan Inflasi
Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia. E-
Jurnal Manajemen, 4391-4421.

Rumapea, M. (2019). Analisis Pengaruh Stock Buy back Terhadap Harga Saham
Dan Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Junal Akuntansi dn Keuangan Methodist, 164-174.

Ririn Noviyanti Putri. (2020). Indonesia Dalam Menghadapi Covid-19. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 705-709
Saragih, A. E. (2015). Pengaruh Pengumuman Pembelian Kembali Terhadap
Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. JRAK, 115-138.

Selvi Annisa, N. (2020). Pengaruh Covid-19, Nilai Tukar Rupiah dan Indeks Harga
Saham Gabungan Asing Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Jurnal Manajemen dan Organisasi (JMO), 170-178.

Shany Mayasya, S. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah


Terhadap Dolar Amerika Serikat. JEQu, 82-96.

Siti Mahmudah, D. B. (2016). Tinjauan Yuridis Pembelian Kembali (BUY BACK)


Saham Yang Dikeluarkan Oelh Emiten Dalam Kondisi Pasar Yang
Berfluktuasi Secara Signifikan (Studi Kasus PT Investama Tbk). 1-15
Sri Sulasmiyati, R. (2016). Analisis Perbedaan Trading Volume Activity Abnormal
Return Sebelum dan sesedah Pengumuman Buy back saham (studi pada
perusahaan yang terdaftar di BEI yang melakukan Buy back Tahun 2012-
2014). Jurnal Administrasi Bisnis, 120-126.
Sri Sulasmiyati, S. N. (2016). Pengaruh Pembelian Kembali Saham (Buy Back)
Terhadap Reaksi Pasar (studi pada perusahaan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2013-2015). Jurnal Administrasi Bisnis, (106-114).
Sunariyah. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketig, UPP-AMP YKPN,
Yogyakarta. 2003.
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta
Taufiq Akbar, Q. (2020). Pengaruh Pengumuman Stock Buy Back terhadap Reaksi
Pasar Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Peiode 2016-2019. Jurnal Akutansi Transparasi dan Akuntabilitas, 145-153.
15

Yudhinanto, A. (2018). Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI, Nilai Kurs, Harga Emas
Dunia, Indeks Dow Jones, dan Indeks Hanga Seng Terhadap IHSG (Studi
Pada BEI Periode 2007-2016). Jurnal Ekonomi, 67-81.

Anda mungkin juga menyukai