Anda di halaman 1dari 20

LEMBAR JAWABAN

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP


MATA KULIAH PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Dosen Pengampu
Dr. Ridwan, S.Pd.,M.Pd.,M.Ak.

Oleh:
Abdul Rahman
NPM 228110001

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PASCASARJANA UNIVERSITAS PASUNDAN
KOTA BANDUNG
2023
JAWAB NOMOR 1
a) Saham
Saham merupakan alat atau instrumen yang digunakan investor untuk menanamkan
modalnya kepada perusahaan dengan tujuan memiliki keuntungan yang menarik (Wira, 2021:
8). Para investor memutuskan menjual atau membeli saham dapat memahami dan
menganalisis kondisi ekonomi makro di masa mendatang, kondisi ekonomi makro meliputi
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter (Kewal, 2012). Pergerakan harga saham menjadi
penting untuk diamati karena akan menunjukkan prospek perusahaan di mata investor atau
calon investor.
b) Sell In May
Sell in May merupakan fenomena pada waktu investor harus menjual sahamnya pada
bulan Mei agar berpindah investasi ke dalam aset bebas risiko sampai dengan bulan Oktober,
dan kemudian pada bulan November dan April investor berpindah kembali pada saham
ekuitas. Investor akan terhindar dari pasar bearish yang terjadi pada bulan Mei dan Oktober
(Santos, 2013). Penelitian yang dilakukan Hapsari & Sumarsono (2021) menunjukkan bahwa
fenomena Sell In May berpengaruh terhadap risiko Indeks Harga Saham.
c) Window Dressing
Window dressing merupakan terbentuknya aksi jual saham-saham yang mempunyai
kinerja kurang baik di akhir tahun. Manajer investasi melakukan praktik window dressing
dengan cara melakukan penjualan atau pembelian saham yang dimilikinya pada hari dimana
sebelum tanggal pelaporan ditutup guna untuk menutupi kinerja perusahaan selama satu
periode ( Kapugu & Wardhani, 2008). Penelitian yang dilakukan Saragih & Nugroho (2013)
menunjukkan bahwa penelitian window dressing berpengaruh positif pada investasi saham.
d) December Effect
December effect merupakan fenomena yang terjadi pada akhir tahun, khususnya 5 (lima)
hari sebelum kinerja bursa berakhir. December effect menjadikan hampir semua pasar
berkembang, namun ada juga pasar yang tidak dapat berkembang (Zubairu & Oyedeko,
2017). Penelitian yang dilakukan oleh Washer et al. (2016) menunjukkan bahwa penelitian
fenomena december effect berpengaruh terhadap portofolio saham.
e) January Effect
January effect yaitu fenomena saham yang memiliki hubungan erat dengan laporan
keuangan. January effect terjadi karena perusahaan melakukan pembaharuan pada laporan

1
keuangannnya di akhir tahun (Fitriyani & Sari, 2013). Fenomena January effect terjadi karena
pada setiap tahunnya investor menyusun strategi agar mendapatkan keuntungan yang
melimpah pada bulan Januari. Bulan Januari harga saham naik pesat sehingga investor
mendaptakan keuntungn yang lebih banyak daripada bulan-bulan sebelumnya (Deannes &
Isynuwardhana, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Yani et al. (2014) melakukan
penelitian tentang january effect dan hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
fenomena january effect berpengaruh pada saham.
Melihat pertumbuhan Pasar Modal Indonesia yang cukup pesat tersebut, ternyata pasar
modal di Indonesia masih tergolong rentan terhadap kondisi makro ekonomi dunia secara
umum. Mengingat Pasar Modal Indonesia masih dianggap sedang berkembang dengan baik,
sehingga tidak dipungkiri bahwa investor asing ternyata tertarik untuk menginvestasikan
dananya di Pasar Modal Indonesia.
Sekalipun peranan dan jumlah investor domestik semakin meningkat akan tetapi tidak
bisa dipungkiri bahwa terdapat kebiasaan dari investor domestik untuk melakukan strategi
follower pada investor asing atau setidaknya investor domestik menggunakan perilaku
investor asing sebagai acuan (Cahyono, 2000).
Melihat pergerakan IHSG yang mengalami fluktuasi selama beberapa tahun terakhir, dan
didorong oleh kondisi kepemilikan saham yang didominasi oleh investor asing serta kondisi
mengenai keterkaitan dan hubungan antara pasar modal di beberapa negara, tentunya secara
kasat mata dan logika hal tersebut menunjukkan bahwa pergerakan IHSG kemungkinan
bukanlah merupakan pergerakan yang semata-mata bersifat spekulatif. Hal ini tentunya perlu
untuk dibuktikan secara ilmiah. Ada beberapa pendapat mengenai beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pergerakan indeks saham suatu negara, diantaranya adalah indeks harga
saham negara sekitarnya, tingkat harga komoditas dunia terutama energi, nilai tukar mata
uang, dll (Blanchard,2006).
Beberapa indeks saham global adalah indeks pasar modal dari negara Amerika Serikat
(Dow Jones), Jepang (Nikkei 225), Cina (Shanghai), dan Inggris (UK:FT100). Keempat
indeks ini dianggap mampu untuk mewakili indeks saham di Negara Amerika, Eropa, dan
Asia, serta mampu mewakili kekuatan ekonomi dunia dan pengaruhnya terhadap Indonesia..
Menurut riset yang dilakukan oleh Yang et al. (2003) menemukan bahwa baik sebelum dan
sesudah krisis, pasar modal di Amerika Serikat dan Jepang tetap mempunyai pengaruh
terhadap pasar modal di Asia, salah satunya Indonesia.
Darrat dan Zhong (2002) menyatakan bahwa pasar modal di negara Amerika Serikat,
Hongkong, Jepang dan Singapura memiliki pengaruh signifikan terhadap pasar modal di Asia
2
Pasific. Karim et al. (2009) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa Pasar Modal
Indonesia sangat erat kaitannya dengan kondisi pasar modal di Amerika, Jepang dan China.
Wong et al. (2004) menyatakan bahwa pasar modal di Amerika Serikat, Inggris dan Jepang
memiliki keterkaitan pada beberapa negara di Asia yang termasuk dalam emerging market.
Penelitian lainnya yang berkaitan dengan pengaruh indeks saham global adalah penelitian
yang dilakukan oleh Valadkhani et al. (2006) menunjukkan bahwa pasar modal regional tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap Pasar Modal Thailand. Penelitian Hasibuan dan
Hidayat (2011) menunjukkan hasil bahwa secara simultan variabel indeks harga saham global
(Nasdaq, Taiex, Nikkei, Kospi) berpengaruh terhadap pergerakan IHSG. Secara parsial
variabel indeks harga saham global (Nasdaq dan Kospi) berpengaruh terhadap IHSG secara
signifikan, sedangkan variabel indeks Taiex dan Nikkei berpengaruh tidak signifikan
terhadap IHSG.

JAWAB NOMOR 2
Indeks saham adalah perhitungan statistik untuk mengukur kinerja pasar modal dan
produk investasi. Perhitungannya dihitung dari pergerakan harga pada saham tertentu yang
umumnya menggunakan rata-rata tertimbang. Indikator tersebut menjadi acuan bagi investor
dan manajer finansial untuk menjelaskan kondisi pasar yang terjadi. Hasil perhitungannya
juga bisa digunakan untuk mengestimasi ekspektasi tingkat pengembalian pada investasi
tertentu.
Jika pergerakan di level IHSG menunjukkan penguatan, maka tingkat kepercayaan
investor pada pasar saham akan naik. Hal ini akan membuat mereka jadi berani dan pede
untuk berinvestasi. Itu sebabnya, indeks efek menjadi indikator penting bagi investor saat
berinvestasi. Hal ini dikarenakan pelemahan atau penguatan pada indeks saham
mencerminkan pergerakan pada pasar saham yang akan diinvestasikan. Indeks efek juga
menjadi cerminan dari kondisi makro ekonomi suatu negara. Hal ini terjadi karena
pergerakannya yang sangat sensitif terhadap kondisi perekonomian maupun politik suatu
negara.
1. Kegunaan Indeks Saham
Indeks saham memiliki segudang manfaat bagi investor. Salah satunya adalah mengetahui
gambaran pergerakan harga saham secara keseluruhan melalui Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Hal tersebut bisa jadi acuan kinerja portofolio saham dan bisa digunakan
untuk mengukur keuntungan di masa mendatang. Sementara itu, IHSG memiliki kegunaan
sebagai acuan untuk mengukur kinerja harga semua saham yang ada di papan utama dan
3
papan pengembangan Bursa Efek Indonesia. Dengan kata lain, keberadaannya menjadi
gambaran dari harga keseluruhan saham-saham yang tercatat di BEI.
Di bawah ini, Bizhare sajikan kegunaan dan manfaat lainnya dari indeks saham, antara lain:
a) Mengukur sentimen pasar.
b) Untuk mengetahui tren pergerakan harga saham saat ini.
c) Proksi untuk kelas aset pada alokasi aset.
d) Menjadi produk investasi pasif seperti Reksa Dana Indeks dan ETF Indeks serta produk
turunan.
e) Sebagai indikator yang menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat.
f) Benchmark bagi portofolio aktif.
g) Proksi dalam mengukur dan membuat model pengembalian investasi (return), risiko
sistematis, dan kinerja yang disesuaikan dengan risiko.
h) Acuan untuk menentukan langkah jual, hold, atau beli saham.
Sebagai informasi, investor tidak bisa membeli indeks saham. Hal ini terjadi karena
pengukuran statistika ini hanya berfungsi sebagai indikator kinerja dari sejumlah saham.
2. Fungsi Indeks Saham
Seperti yang sudah dibahas di atas, indeks saham merupakan ukuran statistik mengenai
seluruh pergerakan harga atas sekumpulan saham. Pengukuran ini sudah sesuai dengan
kriteria dan metodologi tertentu dan selalu dievaluasi berkala. Fungsi utama indeks saham
adalah sebagai indikator yang menggambarkan kondisi pasar pada periode tertentu.
Keberadaan pengukuran statistika ini sangat penting dalam mengetahui tren pergerakan harga
saham. Contohnya, jika suatu indeks harga saham bergerak naik, maka sebagian besar harga
saham yang tergabung di dalamnya biasanya juga akan ikut naik. Sama halnya jika satu
indeks harga saham turun, maka harga saham yang tergabung di dalamnya juga akan ikut
turun.
3. Jenis-jenis Indeks Saham
Terdapat 12 jenis indeks saham yang tertera pada Bursa Efek Indonesia. Untuk informasi
lebih lanjut beserta penjelasan lengkapnya, silakan baca di bawah ini.
a) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), merupakan indeks yang digunakan untuk
mengukur pergerakan semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
b) Indeks yang digunakan untuk mengukur performa harga dari saham berlikuiditas
tinggi dan kapitalisasi pasar besar, didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
Indeks-indeks ini diterbitkan dan dikelola pihak ketiga di luar BEI.

4
c) Indeks yang digunakan untuk mengukur performa harga dari saham-saham yang
memiliki kapitalisasi pasar kecil dan menengah.
d) Indeks yang digunakan untuk mengukur performa harga saham yang dinyatakan
sebagai saham syariah sesuai dengan Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
e) Indeks yang digunakan untuk mengukur performa harga seluruh saham dari masing-
masing sektor industri yang terdapat pada klasifikasi Jakarta Stock Industrial
Classification (JASICA).
f) Indeks yang digunakan untuk mengukur performa harga seluruh saham tercatat sesuai
dengan papan pencatatannya.
g) Indeks yang digunakan untuk mengukur performa harga saham dari emiten yang
memiliki kinerja yang baik dalam mendorong usaha-usaha berkelanjutan, serta
memiliki kesadaran terhadap lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola perusahaan
yang baik (Sustainable and Responsible Investment).
h) Indeks yang digunakan untuk mengukur performa harga dari saham-saham yang
membagikan dividen tunai selama tiga tahun terakhir dan memiliki dividend yield
tinggi.
i) Indeks yang digunakan untuk mengukur performa harga atas saham-saham
perusahaan BUMN, BUMD, dan afiliasinya.
j) Indeks yang digunakan untuk mengukur performa dari 15 saham perbankan yang
memiliki fundamental dan likuiditas yang baik.
k) Indeks yang terdiri dari 18 saham yang konstituennya dipilih dari sektor-sektor
infrastruktur, penunjang infrastruktur, dan pembiayaan infrastruktur.
l) Indeks yang digunakan untuk mengukur performa harga dari 30 saham emiten-emiten
yang memiliki peringkat investment grade dari PT Pemeringkat Efek Indonesia
(PEFINDO) (idAAA hingga idBBB-) yang berkapitalisasi pasar paling besar.
Pasar modal merupakan pasar bagi berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang
dapat diperdagangkan, antara lain obligasi (bond), saham (shares), reksa dana, derivatif, dan
instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana keuangan dan investasi bagi perusahaan
dan lembaga lain (misalnya pemerintah). Dengan demikian, pasar modal memungkinkan
berbagai sarana dan prasarana untuk kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Pasar modal adalah kegiatan yang terkait dengan penawaran umum dan perdagangan
sekuritas, perusahaan publik yang diperdagangkan terkait dengan efek yang mereka terbitkan,
dan lembaga dan profesi terkait efek.Sedangkan menurut Bruce Lliyd, pasar modal berperan
5
sebagai penghubung antara investor dengan perusahaan dan instansi pemerintah dengan
memperdagangkan instrumen jangka panjang seperti obligasi, saham dan lain-lain.
1. Fungsi Pasar Modal
a) Pasar modal sebagai salah satu cara untuk menambah modal bagi perusahaan
Perusahaan dapat mengumpulkan dana dengan menjual saham di pasar modal. Publik,
perusahaan lain, institusi atau pemerintah membeli saham ini.
b) Pasar modal sebagai instrumen pemerataan pendapatan yang adil
Setelah jangka waktu tertentu, saham yang diperoleh membagikan dividen (bagian dari
keuntungan perusahaan) kepada pembeli (pemilik). Oleh karena itu, penjualan saham di
pasar modal dapat dilihat sebagai cara pemerataan pendapatan.
c) Pasar modal sebagai sarana peningkatan kapasitas produktif
Dengan tambahan modal yang terkumpul di pasar modal, produktivitas perusahaan
meningkat. Pasar modal sebagai salah satu cara untuk menciptakan lapangan kerja
Keberadaan pasar modal dapat mendorong munculnya dan berkembangnya industri3 lain
yang berpengaruh terhadap penciptaan lapangan kerja baru.
d) Pasar modal sebagai sarana untuk meningkatkan pendapatan pemerintah
Pajak negara semua dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham. Pendapatan
tambahan yang dihasilkan oleh pajak ini meningkatkan pendapatan pemerintah.
e) Pasar modal sebagai indikator perekonomian negara
Meningkatnya aktivitas pasar modal (umum) dan volume jual/beli menunjukkan bahwa
berbagai perusahaan berjalan dengan baik. Dan sebaliknya.
2. Manfaat Pasar Modal
Pasar modal menguntungkan emiten (Pihak yang melakukan Penawaran Umum, yaitu
surat berharga yang diterbitkan oleh emiten untuk penjualan surat berharga kepada publik
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku) dan investor.
Manfaat Pasar Modal untuk Emiten
a) Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
b) Dana tersebut dapat diterima segera setelah pasar perdana selesai
c) Tidak ada convenant, sehingga manajemen bisa lebih leluasa dalam mengelola
dana/perusahaan
d) Solvabilitas perusahaan tinggi, yang meningkatkan citra perusahaan
e) Ketergantungan emiten pada bank kecil
3. Manfaat Pasar Modal Bagi Investor

6
a) Nilai investasi berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Kenaikan ini
tercermin dari kenaikan harga saham yang berdampak pada capital gain
b) Menerima dividen bagi yang memiliki atau memegang saham dan suku bunga
mengambang bagi pemegang obligasi
c) Dapat berinvestasi di beberapa instrumen sekaligus, mengurangi risiko
4. Pelaku Pasar Modal
Pelaku utama pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses
transaksi antar pelaku utama adalah:
a) Emiten, perusahaan yang menerbitkan baik saham maupun obligasi.
b) Investor, pemodal yang membeli atau menanamkan modalnya pada perusahaan emisi.
c) Penjamin emisi (Underwriter), lembaga yang menjamin penjualan saham/obligasi
sebelum batas waktu yang ditentukan dan dapat memperoleh dana yang diinginkan
oleh emiten.
d) Pialang, perantara antara penjual (emiten) dan pembeli (investor) saat jual beli efek.
5. Lembaga Pasar Modal di Indonesia
Indonesia memiliki banyak institusi dan struktur pasar modal. Berikut lembaga pasar
modal yang ada di Indonesia:
a) Otoritas Jasa Keuangan, yang menggantikan fungsi Badan Pengawas Pasar Modal
sebagai pengawas seluruh aktivitas yang terjadi di pasar modal.
b) Bursa Efek, saat ini ada dua: Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya namun
sejak akhir 2007 Bursa Efek Surabaya melebur ke Bursa Efek Jakarta sehingga
menjadi Bursa Efek Indonesia
c) Perusahaan Efek
d) Lembaga Kliring dan Penjaminan, saat ini dilakukan oleh PT. Kliring Penjaminan
Efek Indonesia (PT. KPEI)
e) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, saat ini dilakukan oleh PT. Kustodian
Sentral Efek Indonesia (PT. KSEI)

JAWAB NOMOR 3
1. Konsep Analisa Fundamental
Analisis fundamental merupakan analisis untuk mengetahui nilai suatu perusahaan
dengan mengolah data-data yang bersumber dari ekstern perusahaan umumnya berupa berita-
berita dan internal perusahaan khususnya berupa laporan keuangan. Laporan keuangan
merupakan salah satu informasi yang digunakan investor dalam menilai suatu perusahaan
7
serta dalam menentukan keputusan investasi yang menguntungkan. Dengan melihat laporan
keuangan suatu perusahaan, dapat mengetahui informasi mengenai posisi keuangan, kinerja,
dan perubahan posisi keuangan perusahaan yang akan bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan. Sebagian pakar berpendapat, bahwa analisis
fundamental lebih cocok digunakan untuk membuat keputusan dalam memilih saham
perusahaan yang dibeli untuk jangka panjang. Salah satu cara untuk menganalisis kinerja
keuangan dalam laporan keuangan tahunan adalah analisis rasio (Sukmawati dan Sutanto,
2017:44).
Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja Perusahaan tentang efektifitas
dan efisien perusahaan dalam mencapai sasaran sedangkan analisis teknikal menggunakan
data perubahan harga dimasa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas dimasa
yang akan datang. Untuk menganalisis kenerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan
yang terbagi dalam empat kelompok, rasio likuiditas, leverage, profitabilitas dan aktivitas.
Analisis tersebut para investor mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan
datang dan menerapkan hubungan faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham
(Pandansari, 2012:28).
Analisis fundamental merupakan analisis untuk menghitung nilai instrinsik saham dengan
menggunakan data keuangan perusahaan. Analisis fundamental lebih menekankan pada
penentuan nilai instrinsik dari suatu saham. Untuk melakukan analisis yang bersifat
fundamental, diperlukan pemahaman tentang variabel-variabel yang mempengaruhi nilai
instrinsik sebuah saham. Nilai inilah yang diestimasi oleh investor dan hasil dari estimasi ini
dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price) sehingga dapat diketahui
saham-saham yang overvalue maupun yang undervalue, Utami, 2017:142).
2. Konsep Technical Analysis
Analisis teknikal adalah analisis yang digunakan oleh banyak trader maupun investor
untuk menentukan keputusan dalam melakukan jual-beli saham. “Analisis teknikal dimulai
dengan cara memperhatikan perubahan saham itu sendiri dari waktu ke waktu. Analisis ini
beranggapan bahwa harga suatu saham akan ditentukan oleh penawaran (supply) dan
permintaan (demand) terhadap saham tersebut” (Halim, 2015:11). Menurut May (2010:38)
“analisis teknikal merupakan metode paling dasar dalam memprediksi pergerakan harga
market yang mana didasarkan pada kombinasi nilai harga pembukaan, harga tertinggi, harga
terendah, dan harga penutupan, dengan menggunakan grafik-grafik yang terbentuk sebagai
dasar utama/peta untuk memprediksi arah pergerakan harga selanjutnya”. Analisis teknikal
menyatakan bahwa (1) harga saham mencerminkan informasi yang relevan (2) bahwa

8
informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu, dan (3) karena dua
faktor tersebut maka perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu, dan pola tersebut
akan berulang. Dengan demikian analisis teknikal di dasarkan pada perubahan harga saham
di waktu yang lalu, maka alat analisis utamanya adalah grafik atau chart.
Menurut Ong (2012:272) terdapat dua indikator dalam analisis teknikal yaitu lagging
indicators (indicator lambat) dan leading indicators (indicator mendahului). Lagging
indicators adalah indikator yang berfungsi untuk mendeteksi trend pasar, misalnya Moving
Average (MA), sedangkan leading indicators adalah indikator yang berfungsi untuk membaca
momentum suatu market, apakah pasar sedang oversold atau overbought, misalnya Relative
Strenght Index (RSI).

3. Indikator Analisis Teknikal


Indikator dalam analisis teknikal saham merupakan alat statistik yang berfungsi untuk
memprediksi arah pergerakan harga saham. Cara kerja indikator ini umumnya dengan
mengumpulkan dan menganalisis data harga dan volume untuk menentukan tren dan
membantu dalam menentukan titik masuk dan keluar yang potensial.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya ada beberapa indikator yang populer antara lain
Moving Average, Bollinger Bands dan Relative Strength Index (RSI). Berikut ini penjelasan
dari masing-masing indikator tersebut:
a) Moving Average
Indikator ini memiliki fungsi untuk menentukan tren harga saham dengan
memperlihatkan rata-rata harga saham selama periode waktu tertentu. Moving Average dapat
diterapkan pada harga penutupan, harga pembukaan, harga tertinggi, atau harga terendah
saham. Ada beberapa jenis Moving Average, termasuk Simple Moving Average (SMA) dan
Exponential Moving Average (EMA).SMA merupakan rata-rata sederhana dari harga saham
selama periode waktu tertentu, sementara EMA memberikan bobot lebih pada harga saham
terbaru daripada harga saham yang lebih lama. Moving Average dapat digunakan untuk
menentukan tren harga saham jangka pendek, menengah, atau jangka panjang, dan dapat
berguna untuk menentukan titik masuk dan keluar dari pasar.
b) Bollinger Bands
Bollinger Bands adalah indikator analisis teknikal yang investor gunakan untuk
menentukan volatilitas pasar dan menentukan level support dan resistance. Indikator ini
terdiri dari tiga garis yang bergerak mengikuti pergerakan harga saham, yaitu garis pita atas,
garis pita tengah, dan garis pita bawah.
9
Garis pita tengah biasanya adalah rata-rata pergerakan harga saham dalam periode waktu
tertentu, seperti Moving Average. Sementara garis pita atas dan bawah merupakan garis yang
bergerak berdasarkan standar deviasi dari harga saham. Standar deviasi ini menunjukkan
seberapa besar harga saham berbeda dari rata-rata harga saham.
Jika harga saham bergerak dekat dengan garis pita atas, maka harga saham dianggap
overbought, sedangkan jika harga saham bergerak dekat dengan garis pita bawah, maka harga
saham dianggap oversold. Bollinger Bands dapat digunakan sebagai sinyal beli atau jual
saham.
c) Relative Strength Index (RSI)
Relative Strength Index (RSI) adalah salah satu indikator teknikal yang berfungsi untuk
mengukur kekuatan relatif dari sebuah saham. Ini berguna bagi investor dan trader untuk
menentukan apakah saham itu overbought (terlalu mahal) atau oversold (terlalu murah).
Indikator ini ditemukan oleh Welles Wilder pada tahun 1978 dan saat ini sangat populer
dalam analisis teknikal saham.
RSI berkisar antara 0 hingga 100 dan menggunakan rumus matematis untuk mengukur
perbandingan antara kenaikan dan penurunan harga saham dalam jangka waktu tertentu. Jika
RSI berada di atas 70, maka saham dianggap overbought dan jika RSI berada di bawah 30,
maka saham dianggap oversold.
Investor dan trader dapat menggunakan informasi ini untuk membuat keputusan tentang
membeli atau menjual saham, atau mempertahankan posisi saat ini. Namun, harus diingat
bahwa RSI hanya salah satu alat dalam analisis teknikal dan harus digunakan bersama dengan
indikator lain untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi pasar.
4. Analisis Fundamental
Sementara itu, analisis fundamental merupakan cara analisis yang memanfaatkan data
seperti laporan keuangan perusahaan dan prospek bisnis, analisis industri, hingga
makroekonomi untuk menilai suatu saham. Jenis analisis ini juga berfungsi membantu
investor untuk memahami kondisi perusahaan dan industri secara keseluruhan.
Analisis fundamental melibatkan penelitian dan evaluasi terhadap laporan keuangan
perusahaan, pendapatan, dan prospek bisnis untuk menentukan apakah suatu saham dihargai
dengan wajar atau tidak.
Dengan berbagai informasi tersebut investor akan mampu untuk memahami kondisi
finansial perusahaan dan memprediksi bagaimana kondisi tersebut akan mempengaruhi harga
saham di masa depan. Rasio Keuangan Analisis Fundamental

10
Rasio Keuangan dalam analisis fundamental merupakan alat yang analis dan investor
gunakan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan memprediksi bagaimana kinerja
keuangan akan berkembang di masa depan. Rasio ini mengukur hubungan antara aktiva,
utang, pendapatan, dan laba bersih perusahaan.
Ada beberapa contoh rasio penting yang sering investor gunakan dalam analisis fundamental
saham. Misalnya seperti Price to Earnings Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) dan
Earnings Per Share (EPS). Kamu bisa mengkombinasikan beberapa rasio itu untuk analisis
saham yang ingin dibeli.

JAWAB NOMOR 4
Rasio Keuangan dalam analisis fundamental merupakan alat yang analis dan investor
gunakan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan memprediksi bagaimana kinerja
keuangan akan berkembang di masa depan. Rasio ini mengukur hubungan antara aktiva, utang,
pendapatan, dan laba bersih perusahaan. Ada beberapa contoh rasio penting yang sering
investor gunakan dalam analisis fundamental saham. Misalnya seperti Price to Earnings Ratio
(PER), Price to Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS). Kamu bisa
mengkombinasikan beberapa rasio itu untuk analisis saham yang ingin dibeli. Semua rasio
keuangan tersebut memberikan gambaran yang berbeda mengenai kondisi keuangan
perusahaan, dan membantu investor mengambil keputusan investasi dengan baik. Oleh karena
itu, sangat penting bagi kamu untuk memahami dan menggunakan rasio keuangan dalam
analisis fundamental saham.

1. Earnings Per Share (EPS) Growth

Earnings Per Share Growth adalah indikator keuangan yang berfungsi untuk mengukur
kinerja suatu perusahaan dalam meningkatkan laba bersihnya. Cara perhitungannya adalah
dengan membandingkan EPS tahun lalu dengan EPS tahun ini. Komponen yang terlibat dalam
perhitungan EPS Growth ini meliputi peningkatan pendapatan, pengurangan biaya dan efisiensi
operasional. EPS Growth yang baik mencerminkan perusahaan tersebut mampu meningkatkan
labanya secara konsisten. Indikator ini juga bisa menjadi salah satu pertimbangan investor
dalam memilih saham untuk berinvestasi. Karena jika suatu perusahaan EPS Growth nya stabil
dalam suatu periode tertentu, maka hal tersebut bisa menjadi dasar bahwa saham tersebut
diharapkan akan memberikan hasil yang baik dalam jangka panjang.

EPS Growth bisa juga dilihat dari sisi makro ekonomi maupun industrinya. Jika
perusahaan EPS nya meningkat seiring dengan industrinya yang tumbuh, maka itu bisa menjadi

11
pertanda positif. Namun sebaliknya, jika EPS nya meningkat karena hasil dari penjualan aset
yang dilakukan perusahaan, maka bisa jadi ada masalah dalam kinerja perusahaan tersebut.

2. Price Earnings Ratio (PER)

Price Earnings Ratio (PER) adalah rasio untuk menilai nilai sebuah perusahaan dengan
membandingkan harga saham dengan laba bersih per saham (EPS). Ini menunjukkan berapa
kali laba bersih per saham yang investor bayarkan saat membeli saham perusahaan tersebut
pada harga saat ini. Semakin tinggi rasio PER, maka semakin mahal pula harga saham
dibandingkan dengan laba bersih per saham, dan sebaliknya. Analisis rasio PER sangat berguna
bagi investor dalam menilai seberapa menariknya saham suatu perusahaan. Jika
rasio PER suatu perusahaan sangat tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain di industri
yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki harga yang sangat tinggi
dibandingkan dengan kompetitornya. Ini bisa karena memang perusahaan tersebut terus
bertumbuh dari waktu ke waktu.

Faktanya saat ini sebagian besar perusahaan yang bagus memiliki PER yang tinggi, karena
adanya ekspektasi yang tinggi oleh para investor. Penyebabnya tidak lain karena para investor
mengharapkan pertumbuhan laba dari saham tersebut terus meningkat dari waktu ke waktu.
Tapi bisa juga nilai PER yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut
sudah overvalued. Namun, jika rasio PER perusahaan sangat rendah, ini mengindikasikan
bahwa saham tersebut bernilai. Maksudnya adalah saham tersebut sedang diperdagangkan di
bawah harga pasar atau undervalued, maka terdapat potensi memberikan keuntungan bagi
investor. Oleh karena itu, analisis rasio PER sangat penting bagi investor dalam membuat
keputusan investasi yang tepat.

3. Price To Book Value (PBV)

Price to Book Value (PBV) adalah salah satu rasio dalam analisis fundamental saham untuk
menilai nilai suatu perusahaan. Perhitungan rasio ini dengan cara membagi h arga saham saat
ini dengan nilai buku per saham. Nilai buku adalah dari jumlah aset bersih perusahaan dikurangi
seluruh liabilitasnya. Rasio ini sangat berguna bagi investor untuk menentukan apakah saham
tersebut memiliki harga wajar atau tidak berdasarkan nilai buku perusahaan. PBV yang lebih
rendah dari 1 menunjukkan bahwa perbandingan harga saham lebih rendah daripada dengan
nilai buku perusahaan, dan mungkin merupakan tanda bahwa saham tersebut undervalued.

12
Sebaliknya, PBV yang lebih tinggi dari 1 menunjukkan bahwa harga saham lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai buku perusahaan, dan mungkin merupakan tanda bahwa saham
tersebut overvalued. Jadi kesimpulannya adalah jika nilai PBV > 1, artinya nilai pasarnya di
atas ekuitasnya dan tergolong mahal. Apalagi kalau usaha perusahaan dinilai sudah kurang
prospektif untuk ke depannya. Ini karena PBV biasanya dijadikan acuan jika suatu waktu
perusahaan mau bangkrut atau dilikuidasi. Tujuannya agar mengetahui kemampuan perusahaan
untuk menjual aset dan membayar liabilitasnya.

Kedua analisis ini tidak dapat dibandingkan satu sama lain sebagai metode yang lebih
baik, karena memang memiliki fungsi yang berbeda. Analisis teknikal memiliki kelebihan
untuk memprediksi pergerakan harga jangka pendek, sedangkan analisis f undamental memiliki
kelebihan untuk memprediksi pergerakan harga jangka panjang. Meskipun kedua metode ini
memiliki kelebihan yang berbeda, mereka dapat saling melengkapi satu sama lain. Analisis
teknikal dapat memberikan tanda-tanda potensial dari tren harga saham yang akan datang,
sementara analisis fundamental dapat memberikan konteks dan informasi yang investor
perlukan untuk menafsirkan tren tersebut. Oleh karena itu, kamu dapat menggunakan kedua
analisis secara bersamaan dalam proses pengambilan keput usan investasi. Ini akan memberikan
investor gambaran yang lebih komprehensif tentang situasi pasar sekaligus membantu
meminimalisir risiko investasi.

4. Tobin’s Q
Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Rasio
ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena rasio ini bisa menjelaskan berbagai
fenomena dalam kegiatan perusahaan, seperti misalnya terjadinya perbedaan cross-sectional
dalam pengambilan keputusan investasi dan diversifikasi (Claessens dan Fan, 2003 dalam
Sukamulja, 2004); hubungan antara kepemilikan saham manajemen dan nilai perusahaan
(Onwioduokit, 2002 dalam Sukamulja, 2004); hubungan antara kinerja ma najemen dengan
keuntungan dalam akuisisi (Gompers, 2003 dalam Sukamulja, 2004) dan kebijakan pendanaan,
dividen, dan kompensasi (Imala, 2002 dalam Sukamulja, 2004).
Tobin’s Q memasukkan semua unsur utang dan modal saham perusahaan, tidak hanya
saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset
perusahaan. Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya
terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk
kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja
tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur

13
(Sukamulja, 2004 dalam Permanasari, 2010). Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena
semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan
maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk
memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004 dalam Permanasari, 2010). Tobin Q
ditemukan oleh seorang pemenang hadiah nobel dari Amerika Serikat yaitu James Tobin. Tobin
Q dapat dirumuskan sebagai perbandingan nilai pasar aset dengan perkiraan jumlah uang yang
harus dikeluarkan untuk mengganti seluruh aset tersebut pada saat ini.

Nilai perusahaan sangat penting dikarenakan dengan nilai perusahaan yang tinggi akan
diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham Gapensi, 1996). Semakin
tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi
keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran
pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh
harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan
(financing), dan manajemen asset.

Fama (1978) dalam Untung wahyudi et.al , nilai perusahaan akan tercermin dari harga
sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat
terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan
dari nilai asset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator
nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluangpeluang investasi. Penilaian perusahaan
menurut Michell (2006), bahwa penilaian tersebut mengandung unsur proyeksi, asuransi,
perkiraan dan judgement. Ada beberapa konsep dasar penilaian, yaitu : Nilai ditentukan oleh
suatu waktu atau periode tertentu. Nilai harus ditentukan pada harga yang wajar. Penilaian
tidak dipengaruhi oleh sekelompok pembeli tertentu. Short dan Keasy dalam Utomo (2000)
menyatakan bahwa nilai pasar suatu saham dapat dipergunakan sebagai tolak ukur nilai
perusahaan yang sebenarnya. Menurut Hackel dan Livnat dalam Michell (2006), alat ukur nilai
perusahaan yang paling ideal yaitu bebas dari pengaruh penerapan kebijakan masing -masing
entitas adalah cash flow. Analisa cash flow merupakan alat pengukuran yang sangat penting
bagi investor maupun auditor. Alasannya karena dapat terjadi pengakuan jumlah keuntungan
suatu entitas dalam periode yang sama dengan hasil berbeda, hal tersebut dikarenakan adanya
perbedaan dalam metode yang digunakan, estimasi akuntansinya serta faktor lainny a. Nurainun
dan Sinta dalam Zenni (2009) mengatakan bahwa nilai perusahaan adalah nilai yang
mencerminkan berapa harga yang mampu dibayar oleh investor untuk suatu perusahaan yang
biasanya diukur dengan price to book value ratio. Harga yang mampu dibayar o leh investor
tercermin dari harga pasar saham. Weston & Copeland (1997) menyatakan bahwa ukuran yang

14
paling tepat digunakan dalam mengukur nilai perusahaan adalah rasio penilaian (valuation),
karena rasio tersebut mencerminkan rasio (risiko) dengan rasio h asil.

Nilai perusahaan dalam beberapa literatur yang dihitung berdasarkan harga saham disebut
dengan beberapa istilah di antaranya:

1) Price to Book Value (PBV) yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku
saham.
2) Market to Book Ratio (MBR) yaitu perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai
buku saham.
3) Market to Book Assets Ratio yaitu ekpektasi pasar tentang nilai dari peluang investasi dan
pertumbuhan perusahaan yaitu perbandingan antara nilai pasar aset dengan nilai buku as et
4) Market Value of Equity yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan menurut penilaian para pelaku
pasar. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah ekuitas (saham beredar) dikali dengan harga per
lembar ekuitas.
5) Enterprise value (EV) yaitu nilai kapitalisasi market yang dihitung sebagai nilai kapitalisasi
pasar ditambah total kewajiban ditambah minority interest dan saham preferen dikurang i
total kas dan ekuivalen kas.
6) Price Earnings Ratio (PER) yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli apabila
perusahaan itu dijual. PER dapat dirumuskan sebagai PER = Price p er Share / Earnings per
Share.
7) Tobin’s Q yaitu nilai pasar dari suatu perusahaan dengan membandingkan nilai pasar suatu
perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai penggantian as et (asset

JAWAB NOMOR 5
Produk dan Mekanisme Pasar Modal
Pengertian Pasar Modal atau bursa efek bersama dengan pasar uang yang digolongkan
ke dalam pasar keuangan (financial market). Pasar uanga menurut Bank Indonesia diartikan
sebagai transaksi jual beli atau pinjam meminjam yang menggunakan surat-surat berharga yang
lazim di perjualbelikan dengan ketentuan wakt transaksi kurang dari satu tahun, baik
berdasrakan valuta asing maupun valuta domestik. Pengertian Pasar Modal (Capital Market)
Pasar modal adalah tempat penampungan transaksi finansial yang menggunakan kontrak
jangka panjang.

Pengertian Pasar modal menurut Undang- Undang No. 8 Tahun 1995 adalah pihak yang
menyediakan dan menyelenggarakan sistem atau sarana guna mempertemukan penawaran jual

15
dan beli efek dengan tujuan memperdagangkan efek oleh pihak-pihak terkait. Jenis Produk
Pasar Modal. Produk (surat berharga) pasar modal yang lazim diperdagangkan bisa kita
kelompokkan menjadi dua yaitu surat berharga yang berbentuk kepemilikan dan surat berharga
yang berbentuk uang. Instrumen (produk) yang ditransaksikan dalam pasar modal memiliki
jangka waktu lebih dari satu tahun atau dikenal dengan istilah (long-term instrument). Jadi,
beberapa produk yang ada dalam pasar modal diantaranya yaitu:

1) Saham Biasa (Common Stock)

Pengertian saham biasa adalah tanda kepemilikian atau penyertaan sesorang maupun badan
dalam suatu perusahaan. Ciri-ciri dari saham biasa adalah memiliki hak suara, perusahaan
mendapat keuntungan, dividen medapat keuntungan dna mempunyai hak pembagian
kekayaan usaha apabila perusahaan ternyata bangkrut setelah kewajiban perusahaan
dilunasi.

Saah satu jenis saham biasa yaitu Saham unggulan (blue chips) merupakan yang diterbitkan
oleh perusahaan besar dan terkenal yang sudah lama menunjukkan kemampuan dalam
memperoleh keuntungan dan pembayaran deviden.

Contoh dari saham unggulan yaitu: PT HM Sampoerna, PT Telkom Tbk, PT. Gudang
Garam Tbk, dan PT Unilever Tbk.

2) Bukti Right (Right Issue)

Pengertian Right Issue adalah hak untuk membeli saham baru yangdikeluarkan emiten bagi
pemodal. Dikarenakan sebatas hak, maka investor yang terkait tidak diharuskan
membelinya. Dibandingkan dengan deviden yang secara otomatis diterima oleh pemegang
saham.

Keuntungan (imbalan) yang diterima oleh pembeli Right Issue adaah sama dengan imbalan
saham yaitu dividend atau capital gain. Risiko investasi right issue yang dihadapi oleh
investor adalah rugi dalam jual beli saham (capital loss) atau menurunnya deviden per
saham.

3) Obligasi (Bonds)

Pengertian obligasi adalah surat pengakuan utang dari perusahaan dengan kesanggupan
untuk mengembalikan pokok utang beserta bunganya secara periodik atau pada waktu yang
telah ditentukan.

16
Keuntungan obligasi berupa bunga (dikenal dengan istilah kupon) yang bisa dibayarkan
tahunan, semesteran dan bisa juga triwulan. Obigasi juga dimungkinkan mendapatkan
capital gain layaknya saham. Obligasi memiliki perjanjian yang mengikat antara kedua
pihak yaitu phak pemberi pinjaman (penerbit obligasi) dan pihak penerima pinjaman.
Penerbit obligasi akan menerima pinjaman dari pemegang obligasi dengan aturan-aturan
yang ditentukan seperti jatuh tempo pelunasan, bunga yang dibayarkan dan besarnya pokok
hutang.

4) Saham Preferens atau Saham Istimewa (Preferred Stock)

Saham preferen adalah saham yang memberikan hak spesial atau hak prioditas pilihan
kepada pemegangnya. Hak apa sajakah itu? Diantaranya seperti hak menukar sahamnya
dengan saham biasa, hak untuk mempengaruhi manajemen dalam pencalonan pengurus,
hak untuk didahulukan mendapatkan deviden, hak untuk mendapat deviden dalam jumlah
tetap dan resiko yang lebih kecil dibandingkan saham biasa.

Dengan kata lain, Saham preferens adalah gabungan dari obligasi dan saham biasa,
maksudnya adalah disamping memiliki karakteristik seperti obligasi, di sisi lain juga
mempunyai karakteristik saham biasa.

5) Waran (Warrant)

Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang telah ditentukan.
Waran biasanya dijual bersamaan dengan surat berharga lain, contohnya obligasi dan
saham. Tujuan diterbitkan waran adalah supaya menarik pemodal untuk membeli saham
atau obligasi yang diterbitkan emiten. Tentu investor akan senang menginvestasikan
dananya di bank apabila keadaan suku bunga tinggi.

6) Reksadana (Mutual Fund)

Reksadana adalah tempat untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal
dan selanjutnya oleh manajer investasi akan diinvestasikan dalam bentuk kumpulan surat
berharga (portofolio efek).

Keuntungan dari investasi reksadana akan didapat dari tiga sumber pokok yaitu deviden,
peningkatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan capital gain.

Nilai Aktiva Bersih (NAB) sendiri adalah perbandingan total dari nilai investasi yang
dilakukan manajer investasi dan total volume reksadana yang diterbitkannya.

17
Perdagangan produk pasar modal di Indonesia dilaksanakan di dua kota yaitu Jakarta
(Bursa Efek Jakarta) dan di Surabaya (Bursa Efek Surabaya). Produk pasar modal yang
dijual di bursa efek harus sudah terdaftar dan memenuhi persyaratan yang berlaku.

Mekanisme transaksi di pasar modal penting dipelajari dan dipahami oleh para investor.
Untuk mekanisme atau cara bertransaksi di pasar modal Indonesia pun dibedakan
berdasarkan jenisnya. Ada dua jenis pasar modal di Indonesia, yaitu pasar perdana dan
pasar sekunder. Lantas, bagaimana mekanisme transaksi di pasal modal? Simak informasi
lengkapnya dalam uraian di bawah ini.

Ketentuan dan Mekanisme Transaksi di Pasar Modal

Berdasarkan Undang-Undang (UU) No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal
adalah kegiatan yang terkait dengan perdagangan efek serta penawaran umum antara
investor dan perusahaan emiten.

Mengutip laman resmi Bank OCBC NISP, para investor yang ingin memulai investasi di
pasar modal harus membuat persiapan terlebih dahulu, di antaranya yaitu:

a) Siapkan dokumen pribadi, seperti KTP, NPWP, dan buku tabungan.


b) Tentukan pialang atau perusahaan sekuritas yang akan menjadi perantara perdagangan
efek.
c) Isi formulir yang disediakan.
d) Transfer dana awal ke rekening dana investor setelah tersedia rekening efek dan
rekening dana nasabah. Setelah itu, investor bisa langsung memulai transaksi di pasar
modal sesuai dengan jenis pasar yang dipilih. berikut mekanisme transaksi di pasar
modal berdasarkan jenisnya:

1. Pasar Perdana

Secara sederhana, pasar perdana adalah pasar di mana berbagai efek diperdagangkan
untuk pertama kalinya ke investor sebelum dicatatkan ke Bursa Efek Indonesia. Melalui
pasar perdana, efek ditawarkan kepada investor (pemodal) oleh pihak Penjamin Emisi
(Underwriter) melalui perantara Pedagang Efek (Broker-Dealer) sebagai Agen Penjual
Saham. Proses tersebut biasanya disebut dengan Penawaran Umum Perdana (Initial Public
Offering atau IPO). Berikut langkah-langkah transaksi di pasar perdana:

18
a) Investor mengisi Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) dan menyetorkan dana
ke Rekening Dana Nasabah (RDN) di perusahaan efek, kemudian menyerahkan FPPS,
bukti setor, serta identitas diri.
b) Perusahaan efek akan menyerahkan FPPS ke penjamin emisi untuk dilanjutkan ke Biro
Administrasi Efek (BAE) guna mendapatkan penjatahan saham.
c) Setelah mendapatkan konfirmasi dari BAE untuk penjatahan saham, informasi tersebut
akan langsung diberitahukan ke investor.
d) Form pemesanan saham kemudian akan dikumpulkan secara kolektif di BAE.

2. Pasar Sekunder

Pasar sekunder merupakan pasar yang memperdagangkan berbagai efek setelah tercatat
di Bursa Efek Indonesia. Untuk mekanisme transaksi di pasar modal jenis ini adalah
sebagai berikut:

a) Transaksi pada pasar sekunder dilakukan di Bursa melalui perantara Perusahaan


Efek anggota bursa.
b) Investor yang ingin membeli saham akan melakukan order beli melalui Perusahaan
Efek dengan menyebutkan nama saham, nominal pembelian dalam lot, dan harga.
c) Investor yang ingin menjual saham akan melakukan order jual melalui Perusahaan
Efek dengan sistem yang sama seperti membeli.
d) Order yang masuk akan ditampilkan di sistem perdagangan bursa dan dapat diamati
dalam sistem Perusahaan Efek.
e) Jika order beli telah bertemu dengan order jual di sistem, maka transaksi telah
terjadi.
f) Perpindahan dan pembayaran aset kemudian akan difasilitasi oleh Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
g) Untuk pembelian, investor harus menyetorkan dana sesuai nominal pembelian
maksimal 2 hari kerja setelah transaksi.
h) Investor akan menerima pembayaran penjualan maksimal 2 hari kerja setelah
transaksi.

19

Anda mungkin juga menyukai