Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MANAJEMEN INVESTASI DAN PASAR MODAL

METEDOLOGI STUDI PERISTIWA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Investasi dan Pasar Modal

Dosen Pengampu:
Ali Sadikin, S.E., M.M.
19721212 200003 1 002

Disusun oleh:

Atifah 1710312320008
Dina Maulida 1710312320015
Noor Laila Sari 1710312220030

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S1-MANAJEMEN
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur sudah sepantasnya kita panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi yang
hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua untuk
menikmati segala karunia-Nya, dan hanya dengan qudrat dan iradat-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Metedologi Studi Peristiwa”
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Investasi
dan Pasar Modal. Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman diri penyusun tentang mata kuliah ini. Demi kesempurnaannya, penulis selalu
mengharapkan adanya saran dan masukan dari berbagai pihak.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Manajemen Investasi dan Pasar Modal dan kepada semua pihak yang telah mendukung
hingga terselesaikannya makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penyusun sendiri dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.

Banjarmasin, 25 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar modal (capital market) adalah yang mempertemukan dua kelompok yang saling
berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) disatu
pihak dan emiten yang memerlukan dana jangka menengah atau jangka panjang dilain pihak.
Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk mobilisasi dana
yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat
utama yang diinginkan para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar
modal adalah perasaan aman akan investasinya. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh
karena investor memperoleh informasi yang jelas, wajar dan tepat waktu sebagai dasar
pengambilan keputusan investasinya (Cahyaningrum, 2001:2).
Pasar efisien (market efficient) adalah suatu kondisi dimana pasar bereaksi secara
cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan
informasi yang tersedia (Hartono, 2013).
Penelitian yang meneliti muatan informasi biasanya menggunakan studi peristiwa
(Susilo, 2002:168). Studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap
suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto,
1998 dalam Susilo, 2002:172). Pengujian muatan informasi dimaksudkan untuk melihat
reaksi pasar modal terhadap peristiwa tersebut. Jika peristiwa tersebut mengandung
informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat suatu perusahaan
mengungkapkanintormasi.
Maka untuk itu perlu mempelajari metedologi peristiwa yang dirancang untuk
keperluan studi empiris dan aplikasi praktis di pasar modal. Dengan memberikan gambaran
komprehensif tentang berbagai kendala dan solusi untuk mengatasi persoalan pengujian
hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat (studi peristiwa). Dimana didalamnnya terdapat
tiga isu utama yaitu: kajian literatur tentang studi peristiwa, metedo penelitian untuk studi
peristiwa, dan isu-isu relevan lainnya tentang studi peristiwa.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan metedologi studi peristiwa?
2. Apa jenis-jenis studi peristiwa?
3. Apa tujuan studi peristiwa?
4. Bagaimana menggunakan teknik-teknik perhitungan return tak normal dan kumulatif
return tak normal?
5. Bagaimana menerapkan metode penelitian yang tepat untuk menguji hipotesis pasar
efisien bentuk setengah kuat atau metode penelitian untuk studi peristiwa?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Memahami metedologi studi peristiwa.
2. Memahami tujuan studi peristiwa.
3. Mengetahui jenis-jenis studi peristiwa.
4. Mampu menggunakan teknik-teknik perhitungan return tak normal dan kumulatif
return tak normal.
5. Mampu menerapkan metode penelitian yang tepat untuk menguji hipotesis pasar
efisien bentuk setengah kuat atau metode penelitian untuk studi peristiwa.
2.1. Definisi Studi Peristiwa (Event Study) dari Berbagai Perspektif
Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap
suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event
study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu
pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah
kuat(Jogiyanto, 2010 dalam Prayitno, 2012: 445).
Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar bereaksi pada
waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar dapat ditunjukkan dengan
adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan
menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal
return. Sebagian besar studi peristiwa mengamati berbagai peristiwa yang terkait langsung
dengan aktivitas ekonomi. Dalam suatu penelitian (Fama, 1969 dalam Prayitno, 2012: 445)
disimpulkan bahwa harga dalam suatu titik waktu "seutuhnya mencerminkan" informasi yang
tersedia.
Studi peristiwa (dalam Suganda, 2018:1) atau event study di bidang pasar modal
merupakan suatu studi yangdilakukan secara empiris untuk menganalisis dampak terjadinya
suatu peristiwa terhadap pasar modal suatu negara. Dengan kata lain, studi ini dilakukan
untuk menginvestigasi reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa. Dalam penelitian pasar
modal, khususnya pengujian efisiensi pasar, event study merupakan metodologi yang
digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong form).
Studi peristiwa (Suganda, 2018: 43) merupakan studi yangmempelajari reaksi pasar
terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman..
Studi peristiwa (dalam Sunaryo, 2019:140-141) merupakan studi yang mempelajari
reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang diinformasikan ke publik. Reaksi pasar
ditunjukkan melalui adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan, yang dapat diukur
dengan melihat ada tidaknya abnormal return. Sehingga reaksi ini dapat dihitung dengan
menggunakan abnormal return.
Peristiwa Reaksi pasar Hasil
terhadapkandungan Ada abnormal return Ada
informasi kandunganinformasi
Pengumuman Tidak ada AR Tidak ada info

Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji
seberapa cepat pasar bereaksi. Jika studi melibatkan kecepatan reaksi pasar untuk
menyerapinformasi maka pengujian ini masuk pada pengujian efisiensi pasarbentuk setengah
kuat. Pasar dikatakan efisien bila dengan cepatmenyerap abnormal return menuju ke harga
keseimbanganbaru.
Bagaimana jika pengumuman event tidak menimbulkanabnormal return?Ada yang
menyimpulkan pasar berarti efisienkarena: tidak ada investor yang memperoleh keuntungan
luarbiasa. Abnormal return terjadi, namun informasi tersebut diserap dengan cepat oleh pasar
sehingga pasar dengan cepat mencapai hargakeseimbangan baru.
Kesimpulan lain: bila tidak terjadi AR berarti pasar tidak efisien.Alasannya jika Tidak
adanya AR berarti investor tidak bereaksikarena mungkinevent tersebut tidak memiliki
kandunganinformasi. Dari kedua kesimpulan ini maka untuk suatu event yangtidak
menimbulkan AR, kesimpulan apakah pasar efisien menjaditidak jelas dan tidak dapat
dijawab.
Untuk itu pengujian efisien pasar seharusnya dilakukan sebagai berikut:
Event Kandungan info Kecepatan Reaksi Efisiensi
Cepat
Event Ada abnormalreturn Lama dan Efisien
berkepanjangan
Tidak ada AR Tidak terjawab Tidak Efisien

Secara empiris, pengujian umum terhadap respons atau reaksi pasar adalah
menggunakanindikator abnormal return. Selain itu indikator trading volume activity juga
diperhitungkan. Sebuah teknik riset keuangan empiris yang memungkinkan seorang menilai
dampak dari peristiwa terhadap harga saham perusahaan merupakan studi peristiwa
(Tandelilin, 2010dalam Suganda, 2018:64).
Tolok ukur yang digunakan untuk melihat reaksi pasar modal adalah abnormal return
dan aktivitas voluma perdagangan saham (trading volume activity).
Pengujian kandungan suatu informasi hanyamelihat apakah pasar bereaksi atau
tidakterhadap informasi. Untuk melihat apakah pasarefisien dalam bentuk setengah kuat atau
tidak,maka perlu dilibatkan kecepatan reaksi pasaruntuk menyerap informasi. Pasar
dikatakanefisien dalam bentuk setengah kuat apabilainvestor bereaksi secara cepat untuk
menyerap abnormal return dan membentuk harga keseimbangan yang baru. Jika investor
bereaksi secara lambat,maka pasar tidak efisien dalam bentuk setengahkuat. Jika informasi
tidak menimbulkan abnormal return maka kesimpulannya pasar efisien tidakjelas atau tidak
dapat dijawab.
a) Abnormal Return
(Hartono 2017dalam Suganda, 2018:44), abnormal return(AR) merupakan
kelebihan dari imbal hasil yangsesungguhnya terjadi (actual return) terhadapimbal hasil
normal. Imbal hasil normal merupakanimbal hasil ekspektasi (expected return) atauimbal
hasil yangdiharapkan oleh investor.Dengan demikian, imbal hasil tidak normal(abnormal
return) adalah selisih antara imbalhasil sesungguhnya yang terjadi dengan imbalhasil
ekspektasi. Menurut pendapat lain,abnormal return merupakan kelebihan dari return yang
sesungguhnya terjadi terhadap return normal (Tandelilin, 2010dalam Suganda, 2018:44).
b) Trading Volume Activity (TVA)
(Natasya dan Suganda 2013 dalam dalam Suganda, 2018:45) Trading volume
activity merupakanindikator yang dapat digunakan untuk memantaukegiatan perdagangan
saham di bursa suatunegara. TVA merupakan jumlah saham yangdiperdagangkan di
bursa pada waktu tertentu.Aktivitas voluma perdagangan saham merupakansuatu
instrumen yang dapat digunakan untukmelihat reaksi pasar modal terhadap informasi.
Voluma perdagangan saham adalah aktivitas perdagangan saham yang terjadi
padawaktu tertentu yang diperoleh dengan caramembandingkan atau membagi antara
sahamyang diperdagangkan dengan saham yangberedar di bursa efek.
2.2. Metedologi Studi Peristiwa
Studi peristiwa merupakan bagian dalam konsep hipotesis pasar efisien (efficient
market hypothesis) yang dikemukakan oleh Fama (1991). Studi peristiwa merupakan bentuk
studi untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi- strong form). Selain efisiensi
pasar bentuk setengah kuat, Fama (1970) juga mengklasifikasikan tipologi efisiensi pasar
bentuk lemah (weak form) dan bentuk kuat (strong form). Secara lebih spesifik studi
peristiwa menyelidiki respons pasar terhadap kandungan informasi dari suatu pengumuman
atau publikasi peristiwa tertentu. Kandungan informasi dapat berupa berita baik (good news)
atau berita buruk (bad news). Hipotesis pasar efisien memprediksi bahwa pasar akan
memberi respons pasar positif untuk berita baik, dan respons negatif untuk berita baik.
Respons pasar tersebut tercermin dari return tak normal positif (berita baik) dan return tak
normal negatif.
Efisiensi pasar mengandung makna bahwa pelaku pasar akan bergerak secara bersama
mengikuti perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi tersebut berupa informasi yang
diserap atau direspons oleh pasar secara efisien. Secara efisien berarti setiap pelaku pasar
tidak mengeluarkan banyak biaya untuk mendapat informasi sehingga mereka dapat bereaksi
secara cepat dan tepat dalam pembentukan keseimbangan harga yang baru. Keseimbangan
harga yang baru ini mencerminkan informasi yang tersedia di pasar. Jika pasar meragukan
kebenaran suatu informasi, maka akan terjadi respons yang terlambat atau terdahulu karena
ada investor yang lebih memilih menunggu hingga waktu tertentu.
Bagaimana reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) berdasarkan informasi publik
dikenal dengan studi peristiwa (event study). Bentuk peristiwa yang diinformasikan
beragam baik informasi dari perusahaan maupun dari luar perusahaan yang mungkin akan
mempengaruhi prospek pertumbuhan perusahaan di masa datang antara lain: pengumuman
dividen, laba, pembelanjaan modal, perubahan komposisi kepemilikan, merger dan akuisisi,
perubahan peraturan pada industri atau bentuk usaha tertentu, kondisi politik, dan bentuk-
bentuk peristiwa lainnya.

2.3. Jenis Studi Peristiwa


Peristiwa yang menjadi fokus penelitian dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
jenis antara lain yang paling sering dijumpai dalam studi peristiwa adalah: (i) peristiwa
konvensional, (ii) peristiwa kluster, (iii) peristiwa yang tak terduga, (iv) peristiwa yang
terjadi bersifat relevan dan berurutan. Literatur keuangan menunjukkan bahwa respons pasar
terhadap jenis peristiwa yang berbeda mungkin berbeda dan sering kali juga membutuhkan
metode penelitian yang berbeda.

2.3.1. Studi Peristiwa Konvensional


Studi peristiwa konvensional mempelajari respons pasar terhadap peristiwa-
peristiwa yang seringkali terjadi dan diumumkan secara terbuka oleh emiten di pasar
modal. Berikut ini merupakan karakteristik studi peristiwa konvensional.
1. Pemicu peristiwa yang sama dapat terjadi (dilakukan) pada perusahaan lainnya
namun pada umumnya tidak dilakukan pada waktu yang sama (walaupun hal
tersebut dimungkin terjadi).
2. Peristiwa bersifat umum (lazim) dan sering kali merupakan peristiwa rutin
yang terjadi dalam suatu peristiwa.
3. Untuk peristiwa rutin, interval waktu peristiwa bervariasi dari rentang
terpendek (kuartalan) hingga tahunan per peristiwa.
4. Dampak peristiwa hanya terjadi pada perusahaan yang mengumumkan
peristiwa.
5. Tidak terdapat peristiwa lain yang berdekatan (dalam periode peristiwa) untuk
meghindari ambigiutas respons pasar terhadap informasi ganda atau
confounding effect.
Studi peristiwa konvensional telah banyak dilakukan baik di dalam negeri
mapun di luar negeri. Beberapa contoh studi peristiwa konvensional antara lain:
pengumuman laba, pembayaran dividen, penawaran hak atas saham (right issue),
merger dan akuisisi, pembelanjaan kapital, stock split, dan bentuk jenis lainnya.
Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan kajian literatur terhadap suatu
peristiwa untuk memgindentifikasi berbagai kemungkinan respons pasar terhadap
suatu peristiwa dari berbagai sudut pandang teori untuk melandasi argumentasi dalam
menyusun hipotesis.

2.3.2. Studi Peristiwa Kluster


Studi peristiwa kluster atau kelompok mempelajari respons pasar terhadap
peristiwa yang diumumkan secara terbuka yang terjadi pada waktu yang sama dan
berdampak pada sekelompok perusahaan (kluster perusahaan). Karakteristik studi
peristiwa kluster adalah sebagai berikut:
1. Pemicu peristiwa bersifat tunggal.
2. Peristiwa yang terjadi berdampak (berita baik atau buruk) pada sekelompok
perusahaan. Dalam beberapa kasus, efek peristiwa lebih kuat pada sekelompok
perusahaan daripada kelompok perusahaan lainnya.
Peristiwa kluster memiliki bentuk yang beragam. Kluster dapat bersifat relatif
sempit hingga luas. Contoh peristiwa kluster adalah pengumuman pemerintah yang
membuat regulasi pada industri tertentu sehingga diperkirakan berdampak pada aliran
kas perusahaan dalam industri yang bersangkutan.
Hasil kesepakatan kerja sama ekonomi dalam Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) antarnegara yang meningkatkan perdagangan antarnegara khususnya
komoditas industri yang terkait dalam kerjasama.
Respons pasar dalam studi peristiwa kluster cenderung lebih sulit diprediksi.
Hal ini disebabkan peristiwa kluster bukan peristiwa yang sering terjadi sehingga
investor mungkin belum memahami kandungan informasi dari suatu peristiwa apakah
berdampak positif atau negatif terhadap aliran kas perusahaan.
Studi tipe ini selain sesuai untuk menguji efisiensi informasi (kecepatan
respons terhadap informasi) juga relevan untuk menguji efisiensi keputusan
(ketepatan respons terhadap informasi). Untuk menguji efisiensi keputusan, peneliti
dapat memecah sampel menjadi dua bagian, yaitu kluster perusahaan utama
(kelompok perusahaan yang diduga terkena dampak peristiwa) dan kluster perusahaan
kontrol (kelompok perusahaan yang diduga tidak terkena dampak peristiwa). Dalam
hal ini, hipotesis pasar efisien secara keputusan terbukti bila pasar bereaksi secara
tepat dan mampu membedakan efek peristiwa (informasi) pada kluster yang berbeda.

2.3.3. Studi Peristiwa tak Terduga


Studi peristiwa tak terduga (unanticipated event) merupakan varian dari studi
peristiwa kluster. Studi ini mempelajari respons pasar terhadap suatu peristiwa yang
tidak terduga (unanticipated event). Karakteristik utama dari studi ini adalah peristiwa
yang terjadi bersifat tak terduga. Contoh penelitian tipe ini pernah dilakukan Hill dan
Schneeweis (1983) yang meneliti dampak kebocoran nuklir Three Mile Island
terhadap return tak normal perusahaan utilitas bertenaga nuklir dan non-nuklir.
Mereka menemukan bahwa perusahaan utilitas bertenaga nuklir menderita return tak
normal negatif secara signifikan lebih besar dari perusahaan utulitas bertenaga non-
nuklir dalam waktu sekitar peristiwa. Studi peristiwa tidak terduga juga pernah
dilakukan di Indonesia oleh Asri dan Arief (1998) yang meneliti respons pasar
terhadap peristiwa kerusuhan 27 Juli 1998.
Studi peristiwa tak terduga juga relevan untuk menguji hipotesis efisien secara
informasi dan efisien secara keputusan. Mansor menguji kedua hipotesis dengan
membedakan sampel menjadi dua kluster, yakni kluster perusahaan menggunakan
energi nuklir dan kluster perusahaan yang menggunakan energi non-nuklir. Ia
menemukan bahwa investor bereaksi secara cepat (efisiensi informasi) dan tepat
(efisiensi keputusan).

2.3.4. Studi Peristiwa Berurutan (Sequential Event)


Studi peristiwa berurutan juga merupakan varian dari studi peristiwa kluster.
Studi ini mempelajari respons pasar terhadap serangkaian peristiwa-peristiwa yang
terjadi secara berurutan dalam situasi ketidakpastian yang tinggi. Dalam hal ini
kecepatan dan ketepatan informasi menjadi kunci dari respons pasar.
Contoh studi tipe ini adalah oleh Mansur, Cochran, dan Phillips (1998) yang
meneliti kecelakaan kapal tanker Exon Valdes yang berdampak pada ditutupnya lalu
lintas kapal minyak di perairan Alaska. Peristiwa berurutan terjadi karena pasar belum
memperoleh informasi tingkat kebocoran kapal dan dampak luberan minyak yang
menghalangi kapal-kapal tanker lainnya hingga tahap pengumuman resmi oleh
otoritas perairan setempat.

2.4. Tujuan Studi Peristiwa


Studi peristiwa berusaha mendeteksi respons pasar terhadap suatu peristiwa yang
dipublikasikan. Respon pasar tergantung dari kandungan informasi yang melekat dalam suatu
peristiwa yang diduga berdampak pada aliran kas perusahaan di masa datang. Tujuan studi
peristiwa mencakup pengujian teoritis, pengujian respons pasar, pengujian return tak normal.

2.4.1. Pengujian Teoritis


Studi peristiwa pada dasarnya merupakan metodologi untuk pengujian teori
atau hipotesis efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Peneliti harus melakukan
interpretasi hasil analisis secara hati-hati, terutama bila hipotesis tersebut tidak
terbukti dalam suatu pembuktian secara empiris. Jika hipotesis efisiensi pasar bentuk
setengah kuat tidak terbukti, bukan berarti mendukung efisiensi pasar bentuk lemah.
Karena efisiensi pasar bentuk lemah memiliki metedologi pengujiannya sendiri.
Selain teori hipotesis pasar efisien, peristiwa tertentu terkait dengan landasan
teori relevan lainnya. Berikut ini contohnya:
1. Studi peristiwa tentang pengumuman dividen seringkali dikaitkan dengan teori
signaling. Peningkatan dividen mengandung informasi sinyal atau berita baik
(good news), dan penurunan dividen mengandung informasi sinyal atau berita
buruk (bad news).
2. Studi peristiwa tentang pengumuman pemecahan saham (stock split) dapat
dikaitkan dengan teori signaling dan likuiditas. Teori signaling berargumen
bahwa pemecahan saham menunjukkan sinyal optimisme manajemen akan
mampu meningkatkan kembali harga saham di masa datang. Teori likuiditas
berargumen bahwa pemecahan saham akan membawa harga saham pada
tingkat yang lebih murah dan menarik bagi investor, sehingga saham menjadi
lebih likuid dan dengan meningkatnya permintaan saham akan dapat
meningkatkan harga saham.

2.4.2. Pengujian Respons Pasar


Pengujian respons pasar terkait dengan hipotesis efisiensi informasi
(kecepatan respons pasar) dan efisiensi keputusan (ketepatan respons pasar).
Efisiensi informasi (kecepatan respons pasar) relevan dengan pengujian teori
atau hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat, sedangkan efisiensi keputusan
(ketepatan respons pasar) relevan dengan pengujian teori yang terkait dengan studi
peristiwa seperti telah disinggung pada tujuan pengujian teoretis. Perlu ditekankan
disini bahwa kecepatan respons pasar berarti reaksi pasar bersifat segera dan serentak,
artinya return tak normal (signifikan) hanya terjadi pada satu atau dua spot waktu
seputar pengumuman peristiwa. Return tak normal (signifikan) yang terjadi pada
semua spot waktu di seputar pengumuman peristiwa mengindikasi pasar bereaksi
berkepanjangan dan justru menunjukkan tidak efisien, karena terdapat pelaku pasar
yang bereaksi terlalu cepat atau lambat terhadap suatu informasi. Sebaliknya, bila
terdapat return tak normal (tidak signifikan) pada semua spot waktu di seputar
pengumuman peristiwa menunjukkan bahwa pasar tidak bereaksi atau tidak
memercayaikan dugaan informasi dari suatu peristiwa yang diumumkan.
Ketepatan respons pasar terkait dengan apakah pasar bereaksi dengan benar.
Hal ini diindikasi oleh respons pasar bersifat positif atau negatif. Indikator tersebut
tampak dari return tak normal positif untuk good news dan return tak normal negatif
untuk bad news.

2.4.3. Pengujian Return tak Normal


Secara empiris bentuk pengujian yang umum digunakan dalam studi peristiwa
adalah bertujuan untuk menguji ada atau tidak ada return tak normal di seputar
pengumuman peristiwa. Return tak normal (AR i ) adalah selisih (positif atau negatif)
dari return aktual di seputar pengumuman (R i ) dengan return yang diharapan E (R i )
atau dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut:
AR i = R i − E (R i )
Bila tidak terdapat peristiwa, return aktual (R i ) cenderung tidak berbeda
dengan return yang diharapan E (R i ). Namun bila terdapat suatu peristiwa yang
diduga dapat menyebabkan perubahan aliran kas di masa datang, pasar akan bereaksi
terhadap pengumuman tersebut sehingga return aktual (R i ) cenderung berbeda dari
return yang diharapkan.

2.5. Metode Studi Peristiwa


Studi peristiwa tradisional mengacu pada efek peristiwa yang berdampak pada satu
kelompok perusahaan tertentu yang dapat dibedakan secara tegas oleh pasar.

2.5.1. Prosedur Studi Peristiwa


Metodologi penelitian studi peristiwa konvensional mengikuti prosedur
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi bentuk, efek, dan waktu peristiwa (i) peristiwa apa yang
memiliki nilai informasi; (ii) apakah nilai informasi peristiwa memiliki efek
negatif atau positif terhadap return tak normal perusahaan tertentu; dan (iii)
bilamana peristiwa terjadi atau dipublikasi.
2. Menentukan rentang waktu studi peristiwa termasuk periode estimasi dan
periode peristiwa. Periode estimasi (T-n-e hingga T-n) adalah periode yang
digunakan untuk meramalkan return harapan pada periode peristiwa. Periode
peristiwa (T-n hingga T+n) adalah periode di seputar peristiwa (T0) yang
digunakan untuk menguji perubahan return tak normal. (Catatan: asumsi
jumlah interval waktu adalah sama untuk waktu sebelum dan sesudah
peristiwa yaitu sebanyak n).

3. Menentukan metoda penyesuaian return yang digunakan untuk menghitung


return tak normal. Terdapat tiga metode yang secara luas digunakan dalam
penelitian studi peristiwa:
i. Model-model statististika, yaitu: model disesuaikan rata-rata (mean
adjusted model) dan model pasar (market model).
ii. Model disesuaikan dengan pasar (market adjusted model).
iii. Model-model ekonomika, yaitu: capital asset pricing model (CAPM)
dan arbitrage pricing theory (APT).
Periode estimasi diperlukan bila perhitungan return tak normal
menggunakan model statistika dan model ekonomika. Periode estimasi tidak
diperlukan bila perhitungan return tak normal dihitung dengan menggunakan
model disesuaikan dengan pasar (market adjusted model).
4. Menghitung return tak normal disekitar periode peristiwa (beberapa waktu
sebelum dan sesudah pengumuman peristiwa terjadi). Return tak normal
adalah return aktual disekitar periode peristiwa dikurangi return harapan.
RTN𝑖𝑖 = R 𝑖𝑡 − 𝐸(R 𝑖𝑡 )
Dalam Hal ini:
RTN𝑖𝑖 = 𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 tak normal saham i pada perioda t
R 𝑖𝑡 = 𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 aktual saham i pada perioda t
𝐸(R 𝑖𝑡 ) = 𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 harapan atau return prediksian
Return harapan atau return prediksian 𝐸(R 𝑖𝑡 ), dapat diestimasi dengan
beberapa cara seperti yang telah disinggung pada langkah 3, yaitu:
a. Model statistika:
i. Model disesuaikan rata-rata. Model ini memprediksi 𝐸(R 𝑖𝑡 )
berdasarkan rata-rata return selama periode estimasi:
𝐸(R 𝑖𝑡 ) = 𝜇𝑖 + e𝑖𝑡
Model tersebut dapat diproksi dengan dengan cara sebagai berikut
(rata-rata aritmatik):
t n

R it
E( R it )  t   n e

T
Dalam hal ini T adalah jumlah hari (interval waktu) selama periode
estimasi.
ii. Model pasar. Model ini memprediksi 𝐸(R 𝑖𝑡 ) berdasarkan hasil estimasi
model pasar selama perioda estimasi dengan cara:
𝐸(R 𝑖𝑡 ) = i + iRMt + it
b. Model disesuaikan pasar. Model ini memprediksi 𝐸(R 𝑖𝑡 ) berdasarkan return
indeks pasar pada hari pengumuman peristiwa. Dengan demikian perhitunga
model ini tidak memerlukan periode estimasi.
c. Model- Model Ekonomika
i.Capital asset pricing model :
E( Rit)– RFt + (RMt- RFt) βtRMt
Dalam hal ini RFt adalah tingkat return bebas risiko pada Periode t dan
RMt adalah tingkat returnpasar pada periode t.
ii. Arbitrage pricing model :
E(Rt) = δ_0 + δ_il F_1t+ δ_12 F_12t + … + δ_in F_nt+ e_it
Dalam hal ini F_jadalah faktor yang berpotensi menghasilkan
returndan δ adalah faktor (factor loading).
Dalam banyak studi empiris. Bukti yang ada cenderung kurang konsisten
dengan model-model ekonomika, sehingga model ini kemudian kurang mendapat
perhatian dalam studi empiris berikutnya. Model statistik pada umumnya
membutuhkan periode estimasi antara 100 hingga 200 observasi return harian
sebelum periode peristiwa.
5. Menghitung rata-rata return tak normal dan return tak normal kumulatif dalam
periode peristiwa. Terdapat beberapa metode pengukuran return tak normal di seputar
periode jendela antara lain sebagai berikut :
a. Return tak normal rata-rata (mean tak, normal return) aritmatik :
Return tak normal rata-rata semua sekuritas untuk setiap interval waktu dalam
periode peristiwa:
n

 RTN it
RTN t  i 1
k
Dalam hal ini:
RTN t = return tak normal rata-rata pada waktu ke t.
k = jumlah sekuritas
b. Return tak normal kumulatif (cumulative abnormal return): Return tak normal
kumulatif untuk setiap sekuritas selama periode peristiwa :
RTNK 𝑡 = 𝑡= +𝑛

∑ 𝑅𝑇𝑁𝑖
𝑡= _𝑛

6. Merumuskan hipotesis statistis.


Untuk rata-rata return tak normal:
Ho: RTN = 0
Ha: #0
RTN
Untuk rata-rata returnt ak normal kumulatif :
Ho: RTNK =0
Ha:
RTNK # 0
7. Pengujian dapat dilakukan dengan uji parametik seperti uji t dan Z atau atau uji non-
parametik seperti uji tanda. Return tak normal yang telah distandarisasi 𝑅𝑇𝑁 S
merupakan nilai t hitung untuk setiap sekuritas.
𝑅𝑇𝑁
𝑅𝑇𝑁 S =
KSE (RTN)

Untuk pengujian hipotesis nilai t hitung dapat diperoleh dengan rumus:


∑ 𝑅𝑇𝑁 S
t hitung= √𝑘

8. Probabilitas signifikansi kurang dari probabilitas yang disyaratkan (misalnya 0,01,


0,05 atau 0,10).
2.6. Analisis Statisik
Langkah kedelapan dalam metode studi peristiwa membutuhkan pemilihan alat
analisis statistik untuk menguji hipotesis penelitian. Alat statistik yang digunakan dapat
menggunakan uji t, uji Z, dan uji nonparametik.
2.6.1. Uji Statistik Parametik
Isu dalam studi peristiwa adalah pengestimasian dan peramalan standarisasi
untuk pengujian secara statistik.
1. Kesalahan standar estimasi berdasarkan return rata-rata periode estimasi:
∑𝑖=𝑛
𝑗=𝐼 (𝑅𝑗 −𝑅𝑖 )
2
𝐾𝑆𝐸𝑖 = √
𝑇−𝑛−2

Dalam hal ini:


𝐾𝑆𝐸𝑖 = Kesalahan standar estimasi sekuritas ke 𝑖.
𝑅𝑗 = 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 aktrual sekuritas ke 𝑖selama periode estimasi.
𝑅𝑖 = 𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 rata − rata aritmatik sekuritas ke i selama periode estimasi.
T-n-2 = jumlah hari atau interval waktu selama periode estimasi dikurangi 2.
2. Kesalahan standar estimasi berdasarkan return prediksi periode estimasi:

∑𝑖=𝑛
𝑗=𝐼 (𝑅𝑗 −𝐸(𝑅𝑖 )
2
𝐾𝑆𝐸𝑖 = √ 𝑇−𝑛−2

∑𝑖=𝑛
𝑗=𝐼 (𝑅𝑗 −𝑅𝑖 )
2
𝐾𝑆𝐸𝑖 = √ 𝑇−𝑛−2

Dalam hal ini:


𝐾𝑆𝐸𝑖 = Kesalahan standar estimasi sekuritas ke 𝑖.
𝑅𝑗 = 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 aktrual sekuritas ke 𝑖selama periode estimasi.
𝐸(𝑅𝑖 ) = 𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 prediksi sekuritas ke i selam periode estimasi.
T-n-2 = jumlah hari atau interval waktu selama periode estimasi dikurangi 2.
3. Kesalahan standar estimasi dengan penyesuaian dependensi sederhana (crude
dependency adjustment):
 t n t n k

  RTN it   RTN it 
 t   n e 
 k
 t  t  n  e i 1
T nek 
 
KSEt   
T  n 1

4. Kesalahan standar estimasi dengan cara seksi silang:


 RTN 
k
2
it  RTN t
i 1 1
KSEt  .
k  1 k
5. Kesalahan standar peramalan:

KSPt  KSEi 1 
1

R  R 
Mt M
2

t n

 R  R 
T n 2
Mj M
j 1

2.7. Contoh Studi Peristiwa


Bagian ini memberikan ilustrasi studi peristiwa dengan contoh isu pengumuman
dividen. Bagian penting dalam studi peristiwa adalah pemahaman tentang dasar teori pasar
efisien dan teori yang menjadi latar belakang suatu peristiwa.

2.7.1. Dasar Teori Hipotesis


Dasar Teori Hipotesis Pasar Efesien: Pasar akan merespons informasi yang
diumumkan secara terbuka kepada publik dan diduga memilki kandungan penting dan
secara fundamental berpotensi menyebabkan perubahan penilaian aset.
Dasar Teori Dividen: Dalam hal pengumuman dividen dasar teori yang
dipakai adalah teori signaling. Teori ini menyatakan bahwa peningkatan dividen akan
direspon secara positif oleh pasar dengan argumen bahwa:
a. Dividen pada umumnya bersifat sticky (kenyal), artinya manajer cenderung
enggan merubah kebijakan dividen karena adanya kepentingan para investor
yang menjadi klien mereka ini disebut juga clientle hypothesis, perubahan
dividen (positif atau negatif akan cenderung tidak menyenangkan bagi investor
yang melakukan seleksi saham berdasarkan tujuan mereka (aggressive growth,
stable growth, constant growth, atau fixes income) dipandang sebagai
perubahan kebijakan permanen di masa datang. Hal ini menyebabkan investor
merevisi penilaian aset sehingga harga saham akan berubah.
b. Teori signaling berasumsi bahwa informasi asimetri yang terjadi di pasar
menyebabkan manajer harus melakukan koreksi informasi dengan cara
memberikan tindakan nyata dan secara jelas akan ditangkap sebagai signal
yang membedakannya dari perusahaan lainnya.
Selain teori signaling, terdapat beberapa teori lainnya seperti teori
keagenan, teori dividen tidak relevan, model pembayaran dividen rasidual.
Berdasarkan teori signaling, peningkatan dividen kan direspons positif oleh
pasar.
2.7.2. Metode Penelitian
Data dan Sampel. Perlu ditentukan periode estimasi diambil dari data return
saham 30 hari sebelum periode jendela. Sedangkan periode jendela ditentukan
sebanyak 10 hari sebelum pengumuman dan 10 hari setelah pengumuman.

2.7.3. Analisis Studi Peristiwa


Melakukan perhitungan return harapan terlebih dahulu yaitu dengan model
yang menekankan pada indeks tunggal untuk meramalkan return diharapkann pada
periode jendela.
RTNa=Ra – E(Rn)

Dalam hal ini:


RTNa = return tak normal saham I pada periode t
Ra = return aktual saham I pada periode t
E(Rn) = return harapan atau return prediksian
Dengan ini return harapan dihitung dengan pendekatan statistik sederhana sebagai
berikut:
E(Rn) =𝛼 i + 𝛽 iRMt + 𝜀 it

Berdasarkan persamaan di atas, dengan menggunakan menu intercept dan


slope dalam excel diperoleh model pasar untuk masing-masing sekuritas sebagai
berikut:

E(RAt) = 0,025 + 0,573 RMAt +𝜀 At

E(RBt) = -0,010 + 0,272 RMBt +𝜀 Bt

E(RCt) = 0,030 + 0,220 RMCt +𝜀 Ct

Tahap selanjutnya adalah menghitung rata-rata return tak normal dan return
tak normal kumulatif dalam periode peristiwa.
a) Return tak normal rata-rata (mean tak normal return) aritmatik:
(i) Return tak normal rata-rata semua sekuritas untuk setiap interval waktu
dalam periode peristiwa :
n

 RTN it
RTN t  i 1
k
Dalam hal ini:
RTNt = return tak normal rata-rata pada waktu ke t
k = jumlah sekuritas
b) Return tak normal kumulatif (cummulative abnormal return). Return tak normal
kumulatif untuk setiap sekuritas selama periode peristiwa :
𝑡= +𝑛

𝑅𝑇𝑁𝐾𝑖 = ∑ 𝑅𝑇𝑁𝑖
𝑡= _𝑛

Selanjutnya menguji return tak normal rata-rata atau return normal kumulatif.
Pengujian dilakukan dengan uji t dengan rumus sebagi berikut. Return tak normal
yang telah distandarisasi RTN S merupakan nilai t hitung untuk setiap sekuritas
𝑅𝑇𝑁
RTN S =𝐾𝑆𝐸 (𝑅𝑇𝑁)

Dalam contoh ini kesalahan standar estimasi dihitung dengan cara menghitung
deviasi stanar return saham A, B, dan C berdasarkan data return selama periode
estimasi yaitu t-51 hingga t-11 (bukan data return saham pada periode jendela).

∑𝑖=𝑛
𝑗=𝐼 (𝑅𝑗 −𝑅𝑖 )
2
𝐾𝑆𝐸𝑖 = √ 𝑇−𝑛−2

Dalam hal ini :


KSEi = Kesalahan standar estimasi sekuritas ke i
RiJ = Return aktual sekuritas ke i untuk hari ke j dalam periode estimasi
Rt = Return rata-rata aritmatika sekuritas ke i selama periode estimasi
T-n-2 = jumlah hari atau interval waktu selama periode estimasi dikurangi 2
Untuk pengujian hipotesis nilai t hitung kolektif dapat diperoleh dengan rumus :
Ʃ 𝑅𝑇𝑁 𝑆
t hitung = √𝑘

Hasil lengkap perhitungan RTNS dan t hitung disajikan pada tabel 22.4.
Dalam tabel tersebut RTNS untuk A, B, dan C masing-masing disajikan pada kolom
3, 4, dan 5 secara berurutan. Sedangkan hasil uji t hitung kolektif disajikan pada
kolom 6. Dengan aproksimasi distribusi student t derajat bebas 30, diketahui nilai t
tabel adalah 1,645 untuk pengujian dua sisi. Berdasarkan distribusi t tersebut
diketahui bahwa observasi ke -7, -2, -1, 0, 1, 5, dan 6 terbukti lebih besar dari t tabel.
Observasi ke -7 dan -2 bertolak belakang dengan prediksi teori signaling, sedangkan
observasi memberikan hasil signifikan lainnya sesuai dengan prediksi teori signaling.
Tabel 22.4 Return Tak Normal yang telah distrandarisasi dan Uji t.
SD RA = SD RB = SD RC=
N t t hitung
0.24316 0.19715 0.1884
1 2 3 4 5 6
31 -10 -1.204 0.052 0.436 -0.414
32 -9 0.286 -0.334 0.453 0.234
33 -8 0.355 -1.651 0.356 -0.543
34 -7 -0.944 0.052 -2.431 -1.919
35 -6 0.725 0.751 -0.228 0.720
36 -5 0.101 1.094 0.161 0.783
37 -4 -0.440 -0.443 0.161 -0.417
38 -3 -0.285 0.052 0.307 0.043
39 -2 -1.555 -1.363 -1.462 -2.529
40 -1 2.490 2.133 4.887 5.491
41 0 -0.272 2.909 3.026 3.270
42 1 0.558 1.691 0.608 1.649
43 2 0.127 -0.366 -0.328 -0.328
44 3 -0.371 -0.780 -0.106 -0.726
45 4 -0.887 -0.011 -0.252 -0.664
46 5 0.798 2.046 1.149 2.305
47 6 6.216 4.163 6.757 9.894
48 7 -1.076 -0.536 -0.500 -1.220
49 8 -0.656 0.046 -0.839 -0.837
50 9 -0.248 -1.423 0.720 -0.549
51 10 0.137 0.633 -0.889 -0.069

Pada prinsipnya efesiensi pasar bentuk setengah kuat terbukti bila hanya
terdapat satu atau dua observasi yang terbukti menghasilkan abnormal return berbeda
dari nol, atau terbukti signifikan. Sedangkan efesiensi secara keputusan tebukti bila
tanda (positif atau negatif) atau besaran return tak normal sesuai dengan prediksi
teori. Dalam contoh ini, sulit disimpulkan karena terjadi ambiguitas hasil. Pertama
terlalu banyak observasi yang signifikan memberikan tanda yang bersifat ganda yaitu
beberapa observasi bertanda negatif, dan observasi lainnya bertanda positif.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Studi peristiwa merupakan bagian dalam konsep hipotesis pasar efisien (efficient
market hypothesis) yang dikemukakan oleh Fama (1991). Studi peristiwa merupakan bentuk
studi untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi- strong form). Secara lebih
spesifik studi peristiwa menyelidiki respons pasar terhadap kandungan informasi dari suatu
pengumuman atau publikasi peristiwa tertentu. Kandungan informasi dapat berupa berita
baik (good news) atau berita buruk (bad news). Hipotesis pasar efisien memprediksi bahwa
pasar akan memberi respons pasar positif untuk berita baik, dan respons negatif untuk berita
baik. Respons pasar tersebut tercermin dari return tak normal positif (berita baik) dan return
tak normal negatif.
Efisiensi pasar mengandung makna bahwa pelaku pasar akan bergerak secara bersama
mengikuti perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi tersebut berupa informasi yang
diserap atau direspons oleh pasar secara efisien.

3.2. Saran
Demikian makalah yang dapat kami paparkan tentang metedologi studi peristiwa.
Semoga bermanfaat, dan tentunya makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran dari berbagai pihak.
Dari pihak dosen, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan
makalah. Dari pihak mahasiswa, penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan
berguna sebagai pelengkap belajar. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi hasil
makalah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Eduardus, Tandelilin. 2017. Pasar Modal: Manajemen Portofolio dan Investasi. Yogyakarta:
Kanisius.

Susilo, Sri, dan Aris Miyono. 2002. Surviving Strategies to Cope With the Future:
Proceeding Simposium Nasional Bidang Ilmu Ekonomi, Akuntansi, dan Manajemen:
Diterbitkan dalam Rangka Memperingati Dies Natalis Ke-37 Fakultas Ekonomi, Universitas
Atma Jaya Yogyakarta (hlm: 168, 172). Yogyakarta: Pusat Pemasaran Universitas,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Sunaryo, Deni.2019. Manajemen Investasi dan Portofolio (hlm: 140-141). Pasuruan: Qiara
Media.

Prayitno, Yogo Heru. 2012. Abnormal Return di Sekitar Tanggal PengumumanPembagian


Dividen Setelah Lama Tidak Membagi: StudiPeristiwa Berbasis Data Intraday. Proceeding
For Call Paper Pekan Ilmiah Dosen Feb – Uksw, 14 Desember 2012 (hlm: 445).Retrieved
fromhttp://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/2423

Suganda, Tarsisius Renald. 2018. Event Study: Teori dan Pembahasan Reaksi Pasar Modal
Indonesia (hlm: 1,43-45, 64). Malang: Seribu Bintan

Anda mungkin juga menyukai