Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Investasi dan Pasar Modal
Dosen Pengampu:
Ali Sadikin, S.E., M.M.
19721212 200003 1 002
Disusun oleh:
Atifah 1710312320008
Dina Maulida 1710312320015
Noor Laila Sari 1710312220030
Segala puji dan syukur sudah sepantasnya kita panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi yang
hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua untuk
menikmati segala karunia-Nya, dan hanya dengan qudrat dan iradat-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Metedologi Studi Peristiwa”
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Investasi
dan Pasar Modal. Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman diri penyusun tentang mata kuliah ini. Demi kesempurnaannya, penulis selalu
mengharapkan adanya saran dan masukan dari berbagai pihak.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Manajemen Investasi dan Pasar Modal dan kepada semua pihak yang telah mendukung
hingga terselesaikannya makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penyusun sendiri dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar modal (capital market) adalah yang mempertemukan dua kelompok yang saling
berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) disatu
pihak dan emiten yang memerlukan dana jangka menengah atau jangka panjang dilain pihak.
Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk mobilisasi dana
yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat
utama yang diinginkan para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar
modal adalah perasaan aman akan investasinya. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh
karena investor memperoleh informasi yang jelas, wajar dan tepat waktu sebagai dasar
pengambilan keputusan investasinya (Cahyaningrum, 2001:2).
Pasar efisien (market efficient) adalah suatu kondisi dimana pasar bereaksi secara
cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan
informasi yang tersedia (Hartono, 2013).
Penelitian yang meneliti muatan informasi biasanya menggunakan studi peristiwa
(Susilo, 2002:168). Studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap
suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto,
1998 dalam Susilo, 2002:172). Pengujian muatan informasi dimaksudkan untuk melihat
reaksi pasar modal terhadap peristiwa tersebut. Jika peristiwa tersebut mengandung
informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat suatu perusahaan
mengungkapkanintormasi.
Maka untuk itu perlu mempelajari metedologi peristiwa yang dirancang untuk
keperluan studi empiris dan aplikasi praktis di pasar modal. Dengan memberikan gambaran
komprehensif tentang berbagai kendala dan solusi untuk mengatasi persoalan pengujian
hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat (studi peristiwa). Dimana didalamnnya terdapat
tiga isu utama yaitu: kajian literatur tentang studi peristiwa, metedo penelitian untuk studi
peristiwa, dan isu-isu relevan lainnya tentang studi peristiwa.
Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji
seberapa cepat pasar bereaksi. Jika studi melibatkan kecepatan reaksi pasar untuk
menyerapinformasi maka pengujian ini masuk pada pengujian efisiensi pasarbentuk setengah
kuat. Pasar dikatakan efisien bila dengan cepatmenyerap abnormal return menuju ke harga
keseimbanganbaru.
Bagaimana jika pengumuman event tidak menimbulkanabnormal return?Ada yang
menyimpulkan pasar berarti efisienkarena: tidak ada investor yang memperoleh keuntungan
luarbiasa. Abnormal return terjadi, namun informasi tersebut diserap dengan cepat oleh pasar
sehingga pasar dengan cepat mencapai hargakeseimbangan baru.
Kesimpulan lain: bila tidak terjadi AR berarti pasar tidak efisien.Alasannya jika Tidak
adanya AR berarti investor tidak bereaksikarena mungkinevent tersebut tidak memiliki
kandunganinformasi. Dari kedua kesimpulan ini maka untuk suatu event yangtidak
menimbulkan AR, kesimpulan apakah pasar efisien menjaditidak jelas dan tidak dapat
dijawab.
Untuk itu pengujian efisien pasar seharusnya dilakukan sebagai berikut:
Event Kandungan info Kecepatan Reaksi Efisiensi
Cepat
Event Ada abnormalreturn Lama dan Efisien
berkepanjangan
Tidak ada AR Tidak terjawab Tidak Efisien
Secara empiris, pengujian umum terhadap respons atau reaksi pasar adalah
menggunakanindikator abnormal return. Selain itu indikator trading volume activity juga
diperhitungkan. Sebuah teknik riset keuangan empiris yang memungkinkan seorang menilai
dampak dari peristiwa terhadap harga saham perusahaan merupakan studi peristiwa
(Tandelilin, 2010dalam Suganda, 2018:64).
Tolok ukur yang digunakan untuk melihat reaksi pasar modal adalah abnormal return
dan aktivitas voluma perdagangan saham (trading volume activity).
Pengujian kandungan suatu informasi hanyamelihat apakah pasar bereaksi atau
tidakterhadap informasi. Untuk melihat apakah pasarefisien dalam bentuk setengah kuat atau
tidak,maka perlu dilibatkan kecepatan reaksi pasaruntuk menyerap informasi. Pasar
dikatakanefisien dalam bentuk setengah kuat apabilainvestor bereaksi secara cepat untuk
menyerap abnormal return dan membentuk harga keseimbangan yang baru. Jika investor
bereaksi secara lambat,maka pasar tidak efisien dalam bentuk setengahkuat. Jika informasi
tidak menimbulkan abnormal return maka kesimpulannya pasar efisien tidakjelas atau tidak
dapat dijawab.
a) Abnormal Return
(Hartono 2017dalam Suganda, 2018:44), abnormal return(AR) merupakan
kelebihan dari imbal hasil yangsesungguhnya terjadi (actual return) terhadapimbal hasil
normal. Imbal hasil normal merupakanimbal hasil ekspektasi (expected return) atauimbal
hasil yangdiharapkan oleh investor.Dengan demikian, imbal hasil tidak normal(abnormal
return) adalah selisih antara imbalhasil sesungguhnya yang terjadi dengan imbalhasil
ekspektasi. Menurut pendapat lain,abnormal return merupakan kelebihan dari return yang
sesungguhnya terjadi terhadap return normal (Tandelilin, 2010dalam Suganda, 2018:44).
b) Trading Volume Activity (TVA)
(Natasya dan Suganda 2013 dalam dalam Suganda, 2018:45) Trading volume
activity merupakanindikator yang dapat digunakan untuk memantaukegiatan perdagangan
saham di bursa suatunegara. TVA merupakan jumlah saham yangdiperdagangkan di
bursa pada waktu tertentu.Aktivitas voluma perdagangan saham merupakansuatu
instrumen yang dapat digunakan untukmelihat reaksi pasar modal terhadap informasi.
Voluma perdagangan saham adalah aktivitas perdagangan saham yang terjadi
padawaktu tertentu yang diperoleh dengan caramembandingkan atau membagi antara
sahamyang diperdagangkan dengan saham yangberedar di bursa efek.
2.2. Metedologi Studi Peristiwa
Studi peristiwa merupakan bagian dalam konsep hipotesis pasar efisien (efficient
market hypothesis) yang dikemukakan oleh Fama (1991). Studi peristiwa merupakan bentuk
studi untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi- strong form). Selain efisiensi
pasar bentuk setengah kuat, Fama (1970) juga mengklasifikasikan tipologi efisiensi pasar
bentuk lemah (weak form) dan bentuk kuat (strong form). Secara lebih spesifik studi
peristiwa menyelidiki respons pasar terhadap kandungan informasi dari suatu pengumuman
atau publikasi peristiwa tertentu. Kandungan informasi dapat berupa berita baik (good news)
atau berita buruk (bad news). Hipotesis pasar efisien memprediksi bahwa pasar akan
memberi respons pasar positif untuk berita baik, dan respons negatif untuk berita baik.
Respons pasar tersebut tercermin dari return tak normal positif (berita baik) dan return tak
normal negatif.
Efisiensi pasar mengandung makna bahwa pelaku pasar akan bergerak secara bersama
mengikuti perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi tersebut berupa informasi yang
diserap atau direspons oleh pasar secara efisien. Secara efisien berarti setiap pelaku pasar
tidak mengeluarkan banyak biaya untuk mendapat informasi sehingga mereka dapat bereaksi
secara cepat dan tepat dalam pembentukan keseimbangan harga yang baru. Keseimbangan
harga yang baru ini mencerminkan informasi yang tersedia di pasar. Jika pasar meragukan
kebenaran suatu informasi, maka akan terjadi respons yang terlambat atau terdahulu karena
ada investor yang lebih memilih menunggu hingga waktu tertentu.
Bagaimana reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) berdasarkan informasi publik
dikenal dengan studi peristiwa (event study). Bentuk peristiwa yang diinformasikan
beragam baik informasi dari perusahaan maupun dari luar perusahaan yang mungkin akan
mempengaruhi prospek pertumbuhan perusahaan di masa datang antara lain: pengumuman
dividen, laba, pembelanjaan modal, perubahan komposisi kepemilikan, merger dan akuisisi,
perubahan peraturan pada industri atau bentuk usaha tertentu, kondisi politik, dan bentuk-
bentuk peristiwa lainnya.
R it
E( R it ) t n e
T
Dalam hal ini T adalah jumlah hari (interval waktu) selama periode
estimasi.
ii. Model pasar. Model ini memprediksi 𝐸(R 𝑖𝑡 ) berdasarkan hasil estimasi
model pasar selama perioda estimasi dengan cara:
𝐸(R 𝑖𝑡 ) = i + iRMt + it
b. Model disesuaikan pasar. Model ini memprediksi 𝐸(R 𝑖𝑡 ) berdasarkan return
indeks pasar pada hari pengumuman peristiwa. Dengan demikian perhitunga
model ini tidak memerlukan periode estimasi.
c. Model- Model Ekonomika
i.Capital asset pricing model :
E( Rit)– RFt + (RMt- RFt) βtRMt
Dalam hal ini RFt adalah tingkat return bebas risiko pada Periode t dan
RMt adalah tingkat returnpasar pada periode t.
ii. Arbitrage pricing model :
E(Rt) = δ_0 + δ_il F_1t+ δ_12 F_12t + … + δ_in F_nt+ e_it
Dalam hal ini F_jadalah faktor yang berpotensi menghasilkan
returndan δ adalah faktor (factor loading).
Dalam banyak studi empiris. Bukti yang ada cenderung kurang konsisten
dengan model-model ekonomika, sehingga model ini kemudian kurang mendapat
perhatian dalam studi empiris berikutnya. Model statistik pada umumnya
membutuhkan periode estimasi antara 100 hingga 200 observasi return harian
sebelum periode peristiwa.
5. Menghitung rata-rata return tak normal dan return tak normal kumulatif dalam
periode peristiwa. Terdapat beberapa metode pengukuran return tak normal di seputar
periode jendela antara lain sebagai berikut :
a. Return tak normal rata-rata (mean tak, normal return) aritmatik :
Return tak normal rata-rata semua sekuritas untuk setiap interval waktu dalam
periode peristiwa:
n
RTN it
RTN t i 1
k
Dalam hal ini:
RTN t = return tak normal rata-rata pada waktu ke t.
k = jumlah sekuritas
b. Return tak normal kumulatif (cumulative abnormal return): Return tak normal
kumulatif untuk setiap sekuritas selama periode peristiwa :
RTNK 𝑡 = 𝑡= +𝑛
∑ 𝑅𝑇𝑁𝑖
𝑡= _𝑛
∑𝑖=𝑛
𝑗=𝐼 (𝑅𝑗 −𝐸(𝑅𝑖 )
2
𝐾𝑆𝐸𝑖 = √ 𝑇−𝑛−2
∑𝑖=𝑛
𝑗=𝐼 (𝑅𝑗 −𝑅𝑖 )
2
𝐾𝑆𝐸𝑖 = √ 𝑇−𝑛−2
KSPt KSEi 1
1
R R
Mt M
2
t n
R R
T n 2
Mj M
j 1
Tahap selanjutnya adalah menghitung rata-rata return tak normal dan return
tak normal kumulatif dalam periode peristiwa.
a) Return tak normal rata-rata (mean tak normal return) aritmatik:
(i) Return tak normal rata-rata semua sekuritas untuk setiap interval waktu
dalam periode peristiwa :
n
RTN it
RTN t i 1
k
Dalam hal ini:
RTNt = return tak normal rata-rata pada waktu ke t
k = jumlah sekuritas
b) Return tak normal kumulatif (cummulative abnormal return). Return tak normal
kumulatif untuk setiap sekuritas selama periode peristiwa :
𝑡= +𝑛
𝑅𝑇𝑁𝐾𝑖 = ∑ 𝑅𝑇𝑁𝑖
𝑡= _𝑛
Selanjutnya menguji return tak normal rata-rata atau return normal kumulatif.
Pengujian dilakukan dengan uji t dengan rumus sebagi berikut. Return tak normal
yang telah distandarisasi RTN S merupakan nilai t hitung untuk setiap sekuritas
𝑅𝑇𝑁
RTN S =𝐾𝑆𝐸 (𝑅𝑇𝑁)
Dalam contoh ini kesalahan standar estimasi dihitung dengan cara menghitung
deviasi stanar return saham A, B, dan C berdasarkan data return selama periode
estimasi yaitu t-51 hingga t-11 (bukan data return saham pada periode jendela).
∑𝑖=𝑛
𝑗=𝐼 (𝑅𝑗 −𝑅𝑖 )
2
𝐾𝑆𝐸𝑖 = √ 𝑇−𝑛−2
Hasil lengkap perhitungan RTNS dan t hitung disajikan pada tabel 22.4.
Dalam tabel tersebut RTNS untuk A, B, dan C masing-masing disajikan pada kolom
3, 4, dan 5 secara berurutan. Sedangkan hasil uji t hitung kolektif disajikan pada
kolom 6. Dengan aproksimasi distribusi student t derajat bebas 30, diketahui nilai t
tabel adalah 1,645 untuk pengujian dua sisi. Berdasarkan distribusi t tersebut
diketahui bahwa observasi ke -7, -2, -1, 0, 1, 5, dan 6 terbukti lebih besar dari t tabel.
Observasi ke -7 dan -2 bertolak belakang dengan prediksi teori signaling, sedangkan
observasi memberikan hasil signifikan lainnya sesuai dengan prediksi teori signaling.
Tabel 22.4 Return Tak Normal yang telah distrandarisasi dan Uji t.
SD RA = SD RB = SD RC=
N t t hitung
0.24316 0.19715 0.1884
1 2 3 4 5 6
31 -10 -1.204 0.052 0.436 -0.414
32 -9 0.286 -0.334 0.453 0.234
33 -8 0.355 -1.651 0.356 -0.543
34 -7 -0.944 0.052 -2.431 -1.919
35 -6 0.725 0.751 -0.228 0.720
36 -5 0.101 1.094 0.161 0.783
37 -4 -0.440 -0.443 0.161 -0.417
38 -3 -0.285 0.052 0.307 0.043
39 -2 -1.555 -1.363 -1.462 -2.529
40 -1 2.490 2.133 4.887 5.491
41 0 -0.272 2.909 3.026 3.270
42 1 0.558 1.691 0.608 1.649
43 2 0.127 -0.366 -0.328 -0.328
44 3 -0.371 -0.780 -0.106 -0.726
45 4 -0.887 -0.011 -0.252 -0.664
46 5 0.798 2.046 1.149 2.305
47 6 6.216 4.163 6.757 9.894
48 7 -1.076 -0.536 -0.500 -1.220
49 8 -0.656 0.046 -0.839 -0.837
50 9 -0.248 -1.423 0.720 -0.549
51 10 0.137 0.633 -0.889 -0.069
Pada prinsipnya efesiensi pasar bentuk setengah kuat terbukti bila hanya
terdapat satu atau dua observasi yang terbukti menghasilkan abnormal return berbeda
dari nol, atau terbukti signifikan. Sedangkan efesiensi secara keputusan tebukti bila
tanda (positif atau negatif) atau besaran return tak normal sesuai dengan prediksi
teori. Dalam contoh ini, sulit disimpulkan karena terjadi ambiguitas hasil. Pertama
terlalu banyak observasi yang signifikan memberikan tanda yang bersifat ganda yaitu
beberapa observasi bertanda negatif, dan observasi lainnya bertanda positif.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Studi peristiwa merupakan bagian dalam konsep hipotesis pasar efisien (efficient
market hypothesis) yang dikemukakan oleh Fama (1991). Studi peristiwa merupakan bentuk
studi untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi- strong form). Secara lebih
spesifik studi peristiwa menyelidiki respons pasar terhadap kandungan informasi dari suatu
pengumuman atau publikasi peristiwa tertentu. Kandungan informasi dapat berupa berita
baik (good news) atau berita buruk (bad news). Hipotesis pasar efisien memprediksi bahwa
pasar akan memberi respons pasar positif untuk berita baik, dan respons negatif untuk berita
baik. Respons pasar tersebut tercermin dari return tak normal positif (berita baik) dan return
tak normal negatif.
Efisiensi pasar mengandung makna bahwa pelaku pasar akan bergerak secara bersama
mengikuti perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi tersebut berupa informasi yang
diserap atau direspons oleh pasar secara efisien.
3.2. Saran
Demikian makalah yang dapat kami paparkan tentang metedologi studi peristiwa.
Semoga bermanfaat, dan tentunya makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran dari berbagai pihak.
Dari pihak dosen, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan
makalah. Dari pihak mahasiswa, penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan
berguna sebagai pelengkap belajar. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi hasil
makalah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Eduardus, Tandelilin. 2017. Pasar Modal: Manajemen Portofolio dan Investasi. Yogyakarta:
Kanisius.
Susilo, Sri, dan Aris Miyono. 2002. Surviving Strategies to Cope With the Future:
Proceeding Simposium Nasional Bidang Ilmu Ekonomi, Akuntansi, dan Manajemen:
Diterbitkan dalam Rangka Memperingati Dies Natalis Ke-37 Fakultas Ekonomi, Universitas
Atma Jaya Yogyakarta (hlm: 168, 172). Yogyakarta: Pusat Pemasaran Universitas,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Sunaryo, Deni.2019. Manajemen Investasi dan Portofolio (hlm: 140-141). Pasuruan: Qiara
Media.
Suganda, Tarsisius Renald. 2018. Event Study: Teori dan Pembahasan Reaksi Pasar Modal
Indonesia (hlm: 1,43-45, 64). Malang: Seribu Bintan