Anda di halaman 1dari 29

7 Kesalahan yang Dilakukan Oleh Investor Saham Pemula

Semua investor pernah mengalami yang namanya menjadi pemula pada masa awal-awal mereka
berinvestasi. Sadar atau tidak mereka melakukan kesalahan yang seharusnya tidak terjadi apabila
mereka memikirkannya dalam-dalam sebelum memulai investasi. Kesalahan tersebut bisa
berdampak pada kesuksesan mereka dalam berinvestasi dan bisa saja kesalahan itu tetap ada hingga
sekarang karena dunia investasi selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Warren Buffett juga
pernah membuat kesalahan-kesalahan di awal karir investasinya dan hingga sekarang pun ia masih
membuat kesalahan. Tidak ada manusia yang sempurna namun kita harus terus belajar untuk
memperbaiki diri dan membuat diri kita lebih baik dari yang sebelumnya. Berikut ini adalah
kesalahan yang dilakukan oleh investor saham pemula agar anda tidak melakukan hal yang sama:

Kesalahan Dapat Menghancurkan Nilai Investasi Anda

1. Tidak Melakukan Analisa Sebelum Membeli

Ini adalah kesalahan yang sangat fatal karena membeli saham tanpa melakukan analisa itu sama
seperti berjudi. Peter Lynch mengatakan "Apabila anda membeli saham tanpa analisa itu sama saja
seperti anda berjudi poker dengan kartu anda yang tertutup". Orang yang membeli saham itu tidak
akan tahu apa yang ia beli padahal seharusnya dalam setiap transaksi pembeli seharusnya mengerti
apa yang dia beli. Lakukan analisa fundamental dan teknikal ketika membeli saham karena saham
bukanlah murni perjudian. Ada ilmu yang harus diterapkan di dalamnya agar dapat meraih
keuntungan.

2. Serakah Melihat Saham yang Naik Banyak

Investor pemula akan kagum melihat saham-saham yang naik puluhan persen dalam sehari. Mereka
berpikir apabila mendapatkan saham tersebut mereka akan mendapatkan keuntungan yang besar.
Padahal pada kenyataannya saham-saham tersebut adalah jenis saham gorengan yang harganya bisa
naik turun dalam waktu yang singkat. Saham tersebut digoreng oleh bandar saham untuk menggaet
investor-investor ritel terutama investor pemula yang menginginkan keuntungan. Setelah itu
harganya akan dijatuhkan, teknik ini biasa disebut pump and dump. Bukannya malah mendapatkan
keuntungan investor pemula yang membeli saham yang digoreng akan merasakan kerugian karena
harganya yang jatuh kembali setelah naik.

3. Takut Ketika Terjadi Koreksi Pasar

Saham bisa naik dan bisa pula turun, tidak mempersiapkan diri menghadapi koreksi pasar adalah hal
yang buruk. Bila seorang investor takut akan terjadinya koreksi pasar maka sebaiknya mereka keluar
dari bisnis ini karena koreksi pasar adalah hal yang lumrah terjadi sepanjang waktu. Koreksi pasar
akan terjadi ketika harga naik terlalu tinggi dan pasar akan menyetabilkannya dengan turun kembali.
Tidak mungkin saham akan naik terus tanpa adanya penurunan karena saham adalah instrumen
investasi yang berfluktuasi. Tidak suka? Parkir saja di deposito. Namun saham memberikan imbal
hasil yang sangat besar dalam jangka panjang dan nilainya melebihi instrumen investasi lainnya.

4. Hanya Mengikuti Rekomendasi Orang

Sama seperti yang tidak melakukan analisa, mengikuti rekomendasi orang akan berbahaya jika anda
tidak melakukan analisa sendiri pula. Bisa saja rekomendasi tersebut tidak bagus karena tidak sejalan
dengan pikiran anda. Meskipun seringkali rekomendasi itu benar namun ada pula rekomendasi yang
meleset karena sejatinya tidak ada yang sempurna. Namun apabila anda barengi dengan analisa
anda maka setidaknya anda dapat memetik pelajaran dari kesalahan investasi sehingga dapat
menjadi inevestor yang lebih baik di masa yang akan datang.

5. Menghiraukan Analisa Fundamental

Sejatinya saham merupakan bagian dari suatu perusahaan. Itu berarti suatu saham merupakan
cermin dari kinerja perusahaan. Tidak melakukan analisa kinerja perusahaan yang ada di balik suatu
kode saham adalah kesalahan yang besar. Warren Buffett mengatakan "Bila perusahaan kinerjanya
bagus maka harga sahamnya akan mengikuti" begitu pula sebaliknya bila perusahaan merugi terus
otomatis cepat atau lambat maka harga sahamnya akan jatuh. Saham adalah sebuah kepemilikan
perusahaan dan bukan kode togel jadi lakukan analisa perusahaan di balik kode sahamnya.

6. Tidak Berinvestasi Jangka Panjang

Saham masuk ke dalam instrumen investasi jangka panjang yang artinya saham memberikan imbal
hasil yang besar dalam jangka panjang. Dengan berinvestasi jangka panjang maka risiko saham akan
dapat diminimalisir. Peter Lynch mengatakan "Memprediksi saham akan naik atau turun dalam 1-2
tahun itu sulit, kamu bisa melempar koin untuk menentukannya. Saham lebih mudah diprediksi
dalam 10-20 tahun". Terkadang saham yang bagus mengalami penurunan dalam setahun karena
sentimen negatif dan naik pesat dalam beberapa tahun. Investor yang melakukan cut loss di saham
ini hanya bisa melihat saham tersebut naik tanpa mendapatkan keuntungan.

7. Membeli Saham Gocap

Ini adalah faktor psikologi yang ada di dalam otak investor. Mereka berpikir bahwa harga 50/lembar
adalah harga yang murah dan tidak bisa turun lagi. Namun hal tersebut tidak demikian karena faktor
murah suatu saham ditentukan oleh rasio-rasio fundamental dan bukan dari harganya. Saham GGRM
yang mahal jauh lebih murah dibandingkan saham BUMI yang gocap. Perkara harganya tidak bisa
turun lagi itu memang benar jika di pasar regular namun di pasar negosiasi harga saham bisa
ditransaksikan 10-20 rupiah saja perlembarnya. Banyak saham-saham gocap yang tertidur dan
membuat investornya nyangkut total.
Kesimpulan:

Itulah kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan oleh investor saham yang baru terjun di dunia
saham. Kabar buruknya bila tidak ada yang mengingatkan kesalahan-kesalahan tersebut akan terus
berlanjut terus dalam waktu yang lama. Oleh karena itu artikel ini dibuat untuk investor yang akan
terjun ke dunia saham ataupun investor yang masih menderita kerugian dalam jangka panjang di
dunia saham.

Saham IPO Terbukti Seringkali Naik saat Perdagangan Pertama

Saham IPO merupakan saham perdana yang dilepas ke publik dan sudah melalui proses pemesanan
terlebih dahulu untuk mendapatkannya. Bila saham IPO tersebut dirasa memiliki prospek yang bagus
dan digadang-gadangkan atau oversubscribed maka saham IPO tersebut bisa menjadi berhasil untuk
naik tajam di hari perdagangan yang pertama. Banyak saham yang mengalami kejadian demikian
mulai dari perusahaan BUMN hingga perusahaan swasta. Saham-saham tersebut naik dengan sangat
tajam yaitu bisa mencapai puluhan persen dalam satu hari saja. Itulah mengapa banyak orang-orang
yang mengincar untuk mendapatkan saham IPO karena potensi profitnya yang besardalam jangka
waktu yang pendek.

Sudah banyak saham IPO yang naik dengan tajam di hari perdagangan pertamanya seperti PPRO
yang selalu di besarkan namanya oleh banyak sekuritas karena prospeknya. PPRO di hari
perdagangan pertama naik sebesar 13%. Tidak hanya itu saham BOLT juga naik sebesar 32%, saham
POWR naik sebesar 5%, saham MARI melambung 20% dan saham WSBP juga naik sebesar 12%.
Saham-saham tersebut merupakan salah satu saham yang memiliki nama cukup terkenal dan
prospek yang bagus sehingga harga sahamnya bisa naik dengan pesat. Sebenarnya masih banyak
saham IPO lain yang memiliki cerita yang sama yaitu kenaikan harga saham di hari perdananya. Saya
hanya memberikan beberapa contoh saja karena saham tersebut baru-baru ini IPO sehingga masih
segar dalam ingatan.

Terbatasnya Saham IPO

Keuntungan IPO yang besar itu sejalan dengan kesulitan dalam mendapatkan sahamnya pada saat
masa pemesanan. Sekuritas-sekuritas hanya dijatah saham IPO dengan jumlah yang terbatas dan
kemudian dibagikan kepada nasabah yang menginginkannya. Karena jumlahnya yang terbatas maka
saham yang didapatkan oleh nasabah juga terbatas pula. Sehingga jika kita memesan 100 lot belum
tentu kita akan mendapatkan seluruh pesanan anda dan ada pula yang malah tidak kebagian sama
sekali karena sahamnya sudah habis entah karena telat dalam booking atau karena telah ludes di
booking dalam jumlah yang besar.
Investor retail memiliki ruang yang terbatas dalam pemesanan IPO dibandingkan dengan institusi.
Karena link building dari institusi investasi dengan sekuritas maka institusi akan mendapatkan jumlah
IPO yang besar karena modalnya yang besar pula. Sisa-sisa dari IPO itulah yang akan diberikan pada
nasabah umumnya sehingga kebanyakan nasabah umum hanya mendapatkan jumlah yang sedikit.
Jadi jangan terlalu berharap pada IPO karena ketidak pastian dalam mendapatkan jumlah sahamnya.
Namun secara historis saham IPO memberikan imbal hasil yang besar dalam jangka pendek dan jika
anda beruntung untuk mendapatkan sahamnya dalam jumlah besar maka anda bisa mendapatkan
keuntungan yang besar pula dalam waktu yang singkat.

Kesimpulan:

Saham IPO secara historis memberikan hasil yang besar dalam jangka pendek dan itu merupakan
peluang yang besar untuk mendapatkan keuntungan dengan risiko yang minim. Namun hal itu juga
sejalan dengan keterbatasan jumlah saham IPO yang disediakan.

5 Saham yang Berpotensi Bersinar di 2016

Setelah kita membahas tentang prospek ekonomi Indonesia di tahun 2016 kita tidak lepas dari
menilai saham-saham yang ada di Bursa Efek Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi
akan meningkat namun perusahaan manakah yang akan mendapatkan keuntungannya? Tidak hanya
itu, dalam menilai suatu saham kita harus menganalisa pergerakannya di masa lalu dan kinerja dari
emitennya. Tahun lalu banyak saham-saham yang memiliki kinerja bagus namun harganya jatuh
ataupun stagnan. Saham-saham tersebut mungkin akan dapat bersinar kembali di tahun 2016.

Sektor juga memiliki peranan yang penting dalam menentukan kinerja dari suatu perusahaan dan
sahamnya. Saat ini harga komoditas sedang berada di level yang rendah sehingga sangat disarankan
untuk menghindari saham-saham dari perusahaan pertambangan dan perusahaan produsen CPO.
Dihindari karena banyak perusahaan yang bergerak di sektor tersebut mengalami kesulitan dalam
menorehkan kinerja yang baik pada laporan keuangan mereka. Meskipun demikian bila anda adalah
seorang kontrarian anda bisa masuk ke sektor-sektor yang sedang lesu tersebut dengan catatan
memilih perusahaan yang memiliki kinerja yang baik.

Berbeda dengan komoditas sektor-sektor seperti keuangan, infrastruktur, properti dan consumer
goods memiliki prospek yang dibilang cerah. Dana infrastruktur pada tahun 2016 akan diperbesar
sehingga membawa kabar yang baik untuk perusahaan kontraktor terutama perusahaan kontraktor
BUMN. Sektor properti juga akan mengalami pertumbuhan setelah mengalami perlambatan di tahun
2015 dan juga akan mendongkrak kinerja perbankan yang memberikan kredit di sektor ini.
Sementara itu sektor consumer goods akan tetap menjadi sektor andalan di Indonesia karena
ketahanan sektor ini di setiap kondisi ekonomi dan kebutuhan yang terus meningkat seiring
meningkatnya penduduk kelas menengah.

Berikut adalah saham-saham yang memiliki kesempatan untuk bersinar di tahun 2016:

1. Waskita Karya (WSKT)

Di tengah pembangunan ekonomi yang sedang digencar-gencarkan pemerintah kontraktor mendapat


keuntungannya. Itu terbukti dari kinerja WSKT di tahun 2015 yang tetap ciamik dan harga sahamnya
dalam setahun memberikan imbal hasil sebesar 21%. Pada tahun 2016 ini pemerintah masih
menggelontorkan dana trilyunan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur dan WSKT memiliki
peranan di dalamnya. Analis memprediksi laba yang akan dikantongi WSKT di tahun 2015 akan
mencapai 800 milyar dan meningkat hingga 2 trilyun di tahun 2016. Dengan pertumbuhan yang
supercepat investor saham konstruksi ini akan mendapatkan keuntungan yang besar

2. Matahari Department Store (LPPF)

Tentunya semua orang sudah tidak asing dengan nama mall Matahari. Mall ini menjual aneka ragam
kebutuhan terutama di bidang fashion. Matahari mengincar konsumen kelas menengah dan
konsumen kelas menengah di Indonesia juga sedang bertumbuh. Hal ini membuat Matahari menjadi
saham primadona di tengah pertumbuhan kaum kelas menengah di Indonesia. Kinerja Matahari di
tahun 2015 juga cukup bagus dan harga sahamnya terapresiasi sebesar 15%. Matahari juga sedang
merambah bisnis e-commerce dengan mendirikan mataharimall.com . Saham matahari menjadi
sempurna untuk dimiliki dalam jangka panjang

3. Bank Tabungan Negara (BBTN)

Bank Tabungan Negara memiliki spesialisasi yakni sebagai bank pengucur kredit perumahan rakyat
terbesar. Pemerintah sedang merencanakan program satu juta rumah untuk rakyat dan bank BTN
menjadi bank yang dapat memanfaatkan program tersebut. Kinerja bank BTN di tahun 2015 dapat
dibilang bagus dan sahamnya sudah terapresiasi sebesar 10% di tengah turunnya harga saham
perbankan. Pasar properti diprediksi akan kembali menggeliat di tahun ini dan bank BTN memiliki
posisi yang tepat untuk mengambil kesempatan ini.
4. PP Properti (PPRO)

Tahun 2015 adalah tahun yang tidak cukup baik untuk sektor properti namun itu tidak terjadi pada
perusahaan properti yang satu ini. PPRO mencatat kinerja yang cukup cemerlang di tahun 2015
dengan mampu meningkatkan laba ratusan persen. Melambatnya sektor properti tidak
mempengaruhi kinerja PPRO karena PPRO mengincar konsumen properti dari segmen kelas
menengah kebawah. Di tahun 2016 manajemen mengatakan akan meningkatkan marketing sales
dari 2 trilyun menjadi 2,6 trilyun atau meningkat sebesar 30%. Dengan harga PPRO yang sangat
rendah yaitu PERnya dibawah 10 membuat PPRO menjadi saham yang bagus untuk dikoleksi.

5. Nippon Indosari Corporindo (ROTI)

Siapa yang tidak mengenal Sari Roti? Semua orang di Indonesia pastinya sudah mengenal erat merek
roti yang satu ini. Sari roti adalah merek roti potong dengan jumlah terbesar di Indonesia. Nippon
Indosari jadi terlihat seperti memonopoli pasar roti di Indonesia karena setiap minimarket pasti
menjual merek roti yang satu ini. Itu terlihat walaupun ada perusahaan yang ingin menyaingi Sari
Roti tetap saja konsumen tetap memilih sari roti sebagai pilihannya. Kinerja ROTI terbilang bagus
namun harga sahamnya mengalami penurunan dalam setahun terakhir itu membuat harga
sahamnya lebih menarik pada saat ini. Saham ROTI cocok untuk diinvestasikan pada jangka panjang
mengingat banyak masyarakat Indonesia yang mulai menyukai roti sebagai makanan pengganti.

Kesimpulan:

Kelima saham tersebut memiliki prospek yang cerah di masa depan karena unggul di masing-masing
sektornya. Meskipun prospeknya dan kinerja yang bagus itu tidak membuat harga sahamnya akan
langsung terapresiasi. Penurunan harga pada kelima saham tersebut akan memberikan kesempatan
kepada investor untuk membeli di harga yang lebih murah yang akan memberikan imbal hasil lebih
besar di kemudian hari

5 Tips Keuangan Untuk Memulai tahun 2016

Tak terasa bulan Januari sudah hampir habis namun tentu saja ini masih awal tahun. Awal tahun
biasanya diisi dengan impian dan rencana untuk memulai tahun yang baru. Impian itu bisa berupa
hidup berkecukupan dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi dalam masalah
keuangan. Kesalahan dalam mengambil keputusan keuangan akan berakibat fatal untuk memulai
tahun 2016 ini. Masalah seperti pengeluaran yang berlebihan dan hutang bisa membuat anda tidak
dapat mencapai impian anda yaitu kebebasan finansial, setidaknya anda sedang menempuh target
tersebut.

Rencana Keuangan Sangatlah Penting

Perekonomian yang sedang lesu sungguh mengkhawatirkan. Kelesuan itu hampir dirasakan oleh
semua sektor yang ada di Indonesia jadi tidak hanya sektor komoditas saja yang terkena dampaknya.
Banyak perusahaan yang merasakan kelesuan ekonomi tersebut dan akhirnya melakukan PHK pada
karyawannya untuk menjaga operasional perusahaan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan maka anda harus menyiapkan strategi keuangan seperti mengatur pengeluaran dan
hutang hingga pemilihan asuransi. Untuk lebih jelasnya berikut penjelasannya:

1. Mulailah Mencatat Pengeluaran

Bila anda merasa kesusahan dalam mengatur pengeluaran dan budgeting, maka anda tidak
sendirian. Sangat sulit bagi kita dalam mengingat-ingat apa yang sudah kita keluarkan selama ini.
Terkadang kita membeli barang yang sebenarnya kita tidak butuhkan untuk saat ini alias kita selalu
menuruti apa yang kita inginkan. Hal itu bisa menjadi masalah karena kita akan mengeluarkan uang
untuk barang-barang yang sebenarnya kita tidak terlalu butuhkan. Setiap hari banyak orang dengan
gampangnya pergi ke minimarket banyak membeli barang yang tidak perlu setiap hari, barang-barang
itu seperti snack, rokok ataupun aksesoris. Memulai untuk mencatat pengeluaran dan mengatur
budget sangatlah bagus karena dengan begitu kita dapat mengatur seberapa besar pengeluaran kita.
Ingat jangan sampa besar pasak daripada tiang!

2. Kurangi Hutang Anda atau Cobalah Untuk Tidak Berhutang yang Tidak Produktif

Mengurangi hutang anda dapat mengurangi beban bunga yang anda pikul tiap tahunnya. Bunga
kredit yang mencapai belasan persen dapat meningkatkan jumlah hutang pokok anda dengan
signifikan. Apalagi jika anda berhutang dalam kategori yang tidak produktif maka hutang anda akan
menjadi beban berat pada keuangan anda. Hutang yang produktif digunakan untuk berusaha
mencari pendapatan, misalnya seorang wirausaha yang berhutang untuk membuat toko ataupun
seseorang yang kredit motor untuk menjadi supir ojek. Sedangkan hutang yang tidak produktif
digunakan untuk membeli barang yang bersifat konsumtif

3. Seimbangkan Kembali Investasi Anda

Dalam waktu ke waktu ada baiknya menganalisa portofolio investasi anda dan menyeimbangkannya
karena naik atau turunnya nilai instrumen investasi tersebut. Pahamilah profil risiko anda bila anda
ingin berhati-hati tahun ini maka anda bisa membuat portofolio anda lebih besar instrumen berisiko
rendah seperti deposito atau obligasi. Namun apabila anda ingin mendapatkan potensi keuntungan
yang lebih besar maka anda bisa mencoba instrumen yang risikonya lebih besar seperti saham.
Mulailah berinvestasi sedini mungkin karena investasi yang kecil bisa menjadi besar seiring
berjalannya waktu. Ada pepatah yang mengatakan "Waktu terbaik untuk menanam pohon adalah
sepuluh tahun yang lalu dan waktu terbaik selanjutnya adalah sekarang". Tapi hindarilah investasi
bodong!

4. Pertimbangkanlah Menggunakan Asuransi

Memiliki asuransi membuat anda lebih bisa menghindari risiko-risiko biaya kecelakaan tidak terduga.
Kecelakaan bisa terjadi dimana saja dan kapan saja dan perawatan di rumah sakit yang mahal bisa
menyebabkan uang anda terkuras. Kini tersedia berbagai macam asuransi yang bisa anda pilih dan
sesuaikan dengan kebutuhan anda. Ingat mencegah lebih baik daripada mengobati dan sedialah
payung sebelum hujan!

5. Buatlah Jalan Menuju Kebebasan Finansial atau Pensiun Tenang

Kebebasan finansial adalah dambaan setiap orang dan itu bukanlah hal yang mudah untuk dicapai.
Perlu adanya persiapan di jauh-jauh hari untuk mencapainya. Banyak ahli mengatakan bahwa
kebanyakan orang membutuhkan 80% dari total pedapatan mereka ketika pensiun. Ketika anda bisa
mendapatkan penghasilan 80% secara pasif yaitu dengan bisnis ataupun investasi maka anda bisa
lebih tenang untuk menyiapkan keuangan anda di masa depan.

Kesimpulan:

Itulah kelima tips dalam keuangan untuk menyongsong tahun 2016 ini. Pengaturan keuangan,
pencegahan kecelakaan dan persiapan di masa depan adalah kunci utama dalam membuat
kesehatan keuangan yang baik. Jangan sampai anda tertimpa masalah keuangan karena persiapan
yang kurang.

Anjloknya Harga Saham SRIL dan Hal yang Harus Dicermati

Di tahun ini pemegang saham Sri Rejeki Isman sepertinya harus melapangkan dada sebabnya harga
saham SRIL sudah jatuh sebesar 30%. Sebenarnya ini bukanlah hal yang terlalu buruk sebab harga
saham SRIL sudah naik sebesar 70% dalam setahun ini setelah dihitung dengan penurunannya ini.
Menurut Bareksa, penurunan harga saham SRIL disebabkan oleh hutang yang akan jatuh tempo pada
9 Februari 2016. Total hutang yang jatuh tempo tersebut sebesar $53,8 juta atau sebesar 743 miliar
rupiah (asumsi kurs 13.800/dollar), hutang tersebut diperoleh dari Bank Rakyat Indonesia. Hutang
tersebut harus dilunasi pada Februari 2016 namun kas SRIL pada kuartal III 2016 hanya tercatat $27,9
juta atau setara $385 miliar yang berarti ada gap sebesar Rp 258 miliar. Tidak hanya hutang. pada
bulan November 2015 lembaga pemeringkatan S&P merilis laporan yang menyatakan prospek SRIL
menjadi negatif dari yang tadinya stabil. Itu karena di tahun 2016 managemen SRIL meningkatkan
ekspansi dan akan membuat SRIL membutuhkan pendanaan yang besar.

Logo Sri Rejeki Isman

Sebenarnya pemegang saham SRIL tidak perlu panik karena berita tersebut sebab management pasti
sudah memperkirakan akan hutang yang jatuh tempo tersebut. Tidak mungkin perusahaan besar
seperti SRIL tidak memperkirakan akan hutang yang diperolehnya untuk kegiatan bisnisnya. Lembaga
pemeringkatan pun juga bisa saja salah dalam memberikan rating. Karena rating hanyalah acuan dan
rekomendasi dari lembaga pemeringkatan. Hal yang perlu dicermati adalah tingkat kekuatan SRIL
dalam membayar hutang. Saya akan menunjukkan analisa mengenai laporan keuangan SRIL pada Q3
2015:

1. Tingkat Kekuatan Membayar Hutang

Meskipun SRIL hanya memiliki kas sebesar $27,9 juta namun itu adalah menurut laporan keuangan
pada Q3 2015 dan tentunya bisa saja pihak manajemen menyimpan keuntungan penjualan ke kas
dalam beberapa bulan terakhir ini. Bareksa juga berpendapat bahwa SRIL seharusnya dapat
menyelesaikan masalah hutangnya ini. Selain itu walaupun kas SRIL hanya sebesar $27,9 juta namun
aset lancar SRIL mencapai $376,9 juta. Tentunya hutang yang hanya sebesar $53,8 juta bisa
terbayarkan tanpa masalah. Aset lancar itupun juga lebih besar dari keseluruhan liablitas jangka
pendek yang SRIL miliki yaitu sebesar $57,6 juta

2. Fundamental Bisnis yang Kuat

Walaupun mungkin kita tidak tahu, brand Sri Rejeki Isman sudah mendunia dan kuat dalam pasar
tekstil. SRIL membuat pakaian militer untuk berbagai negara yang ada di dunia. Tidak hanya brand
namun memang SRIL membukukan kinerja yang bagus dalam laporan keuangannya. Dalam triwulan
2015 pendapatan penjualan naik 18% dan laba bersih juga naik 29,8%. Kinerja yang bagus tersebut
juga terjadi beberapa tahun sebelumnyaKebutuhan akan pakaian selalu meningkat tiap tahunnya dan
SRIL mampu memanfaatkan peluang tersebut

3. Valuasi Saham

Saham SRIL saat ini memiliki valuasi yang rendah yakni dengan PER dibawah 10 (sekitar 8-9) dan PBV
1,4 kali pada harga 260-an. Pertumbuhan penjualan dan labanya melebihi nilai PERnya yang
membuat PEGnya dibawah 1. SRIL juga memberikan dividen sebesar Rp 5,38/saham yang
mencerminkan dividen yield sebesar 2%. Valuasi ini cukup menarik untuk perusahaan yang
membukukan kinerja yang baik setiap tahunnya

Kesimpulan:

Bila dicermati secara mendalam penurunan saham SRIL tidak memberikan sesuatu yang
mengkhawatirkan tapi malah memberikan peluang untuk mendapatkan sahamnya di harga yang
murah. Untuk anda yang ragu-ragu bisa menunggu rilisnya laporan keuangan tahunan 2015 atau
menunggu rilisnya laporan keuangan Q1 2016

5 Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Berinvestasi

"Sebelum apapun, persiapan adalah kunci untuk meraih kesuksesan"

~Alexander Graham Bell

Semua kegiatan yang penting membutuhkan persiapan sebelum memulainya. Seperti orang yang
merencanakan traveling ataupun mengadakan pesta pasti memiliki planning sebelum memulainya.
Tidak hanya penting, persiapan merupakan suatu keharusan untuk berhasil dalam melakukan sebuah
kegiatan ataupun untuk menghindari dari masalah yang tidak diinginkan. Tanpa adanya persiapan,
suatu kegiatan akan berjalan dengan tidak teratur dan akan terjadi hal-hal buruk diluar perkiraan.
Begitu juga dalam berinvestasi, orang normal tidak boleh terjun langsung tanpa adanya persiapan.
Bila orang biasa terjun langsung ke dalam dunia investasi tanpa adanya persiapan hal itu akan
membawa penyesalan di kemudian hari. Iming-iming imbal hasil dari investasi tidak dibarengi oleh
edukasi yang baik sehingga yang terjadi bukannya untung malah menjadi buntung.

Persiapan Adalah Jalan Menuju Kesuksesan

Dunia investasi sangatlah kejam! Pasar tidak memperdulikan status, kekayaan ataupun gelar
semuanya memiliki kesempatan mengambil imbal hasil yang sama. Tentu saja hal yang saya
bicarakan disini adalah tentang return investasi dalam persen dan tentu saja orang yang memiliki
modal besar dapat mempermainkan pasar. Namun mempermainkan pasar adalah tindakan ilegal
sehingga secara legal sebenarnya semua orang memiliki kesempatan meraih imbal hasil yang sama.
Orang yang memiliki modal milyaran bisa kehilangan seluruh hartanya dan orang yang berinvestasi
hanya dengan uang jutaan bisa melipatgandakan modalnya hingga tak terhingga.

Dibalik iming-iming imbal hasil investasi sebenarnya ada tulisan yang tersembunyi yaitu "Investasi
dapat menyebabkan kepanikan, kecanduan, gangguan pikiran serta kehilangan modal". Jadi sebelum
berinvestasi orang harus sudah mengetahui tentang bahaya tersebut. Namun seringkali banyak orang
yang tidak mengetahuinya dan terjun ke dalam dunia investasi hanya bermodalkan uang. Hasilnya
dapat ditebak, modal yang nilainya sebesar apapun akan habis jika tidak diimbangi oleh edukasi dan
tata pengelolaannya. Banyak saham-saham yang mencatatkan kinerja yang jelek sehingga bertengger
di level gocap alias 50 rupiah. Jangan harap 50 rupiah adalah harga terendah di bursa. Di pasar
negosiasi banyak saham yang diperdagangkan dibawah level 50. Itu sungguh hal yang mengerikan.

Berikut adalah hal-hal untuk mencegah skenario terburuk itu terjadi:

1. Pahami Risiko

Ini adalah hal yang sangat penting karena risiko setiap instrumen investasi berbeda-beda. Ada yang
berisiko tinggi dan adapula yang berisiko rendah. Obligasi terutama obligasi pemerintah memiliki
risiko yang lebih rendah ketimbang saham namun deposito memiliki risiko yang lebih rendah
daripada obligasi. Risiko yang besar diidentifikasikan akan memberikan return yang besar pula dan
pernyataan itu ada benarnya. Walaupun berisiko tinggi, saham memberikan imbal hasil paling tinggi
dalam dunia investasi dalam jangka panjang namun nilainya bisa berubah menjadi nol ketika
perusahaan dibalik saham tersebut delisting secara paksa ataupun karena bangkrut. Sebaliknya
berinvestasi di barang komoditas dalam artian membeli secara real produknya memberikan return
yang kecil namun harganya tidak mungkin menjadi nol karena komoditas memiliki nilai yang nyata
pada kehidupan.

2. Tetapkan Horizon atau Jangka Waktu Investasi

Setiap instrumen investasi memiliki horizon investasi efektif yang berbeda-beda. Horizon investasi
efektif ini adalah return investasi dilihat dari jangka waktunya. Instrumen Obligasi memberikan
return yang bagus dalam jangka pendek yakni dibawah 5 tahun. Dalam jangka pendek tersebut harga
obligasi relatif lebih stabil dibandingkan saham. Kendati obligasi dapat mengalahkan saham yang
sedang lesu namun secara jangka panjang obligasi kalah. Return saham jauh lebih besar daripada
obligasi dalam jangka waktu lebih dari 5 tahun. Itu karena saham mengikuti pertumbuhan dari
perusahaannya. Bila ekonomi bertumbuh biasanya banyak perusahaan mencetak kenaikan laba dan
ini adalah pendongkrak harga saham tersebut. Namun dibalik imbal hasilnya yang besar saham juga
mencetak penurunan yang besar ketika krisis dan tidak ada orang yang tahu kapan krisis itu akan
datang secara pasti. Oleh karena itu tetapkan horizon investasi sesuai dengan kebutuhan karena
anda pasti tidak ingin ketika ingin menarik dana tapi portofolio sedang hancur lebur. Pilihlah deposito
atau obligasi untuk jangka pendek dan saham untuk jangka panjang

3. Persiapkan Dana yang Menganggur dan Tidak Dibutuhkan

Menggunakan dana yang aktif adalah hal yang fatal. Kita tidak tahu secara pasti apakah instrumen
investasi yang kita tanamkan akan menghasilkan return yang positif. Bisa saja tiba-tiba terjadi krisis
dan dana investasi anda yang ada di portofolio menjadi tinggal separuhnya saja. Apabila dana
tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari itu akan menjadi sebuah masalah besar.
Pastinya anda tidak ingin ketika anak anda disuruh membayar uang sekolah anda tidak dapat
mencukupinya karena dana tabungan anak sekolah anda terparkir di investasi yang sedang lesu. Oleh
karena itu gunakanlah dana yang menganggur dana yang kira-kira dalam 5 tahun ini tidak anda pakai
dan anda tidak akan menjadi pusing ketika berkurang valuasinya. Pengalokasian dana tersebut tentu
saja berbeda-beda untuk setiap orang tergantung tingkat keberanian dalam mengambil risikonya

4. Galilah Pengetahuan yang Mendalam Mengenai Instrumen yang Ingin Ditanam

Tidak memiliki pengetahuan apa-apa mengenai instrumen investasi dan terjun ke dunianya adalah
sebuah tindakan bunuh diri. Bayangkan ketika ingin berinvestasi emas tapi tidak memiliki
pengetahuan tentang hal apa saja yang mempengaruhi emas. Dia hanya melihat investasi emas
bagus karena harganya yang terus naik. Namun seperti yang kita ketahui investasi emas sedang
stagnan dalam beberapa tahun ini. Pengetahuan adalah kunci dari kesuksesan dan setiap investor
harus memilikinya. Pengetahuan akan investasi dapat diperoleh dari buku-buku dan majalah yang
membahas investasi ataupun artikel gratis dari internet yang memuat berita bisnis ataupun artikel
yang membahas langsung tentang investasi. Semua peluang sebenarnya banyak itu semua
tergantung bagaimana kita memanfaatkannya. Dunia investasi merupakan dunia yang tidak pernah
berhenti dalam memperoleh pengetahuan. Setiap hari investor dituntut untuk memperoleh
pengetahuan baru karena pengetahuan itu akan bermanfaat dalam strategi berinvestasi

5. Mempersiapkan Mental dan Pikiran

Bila dipikir-pikir bagian inilah ujian terberat dalam berinvestasi. Investor dituntut untuk menghindari
ketamakan dan melawan ketakutan. Pengendalian dua sifat inilah yang menentukan ketahanan
investor dalam menghadapi pasar. Greed atau ketamakan adalah hal yang umum terjadi ketika pasar
sedang optimis. Keserakahan dengan tidak menjual ketika harganya jauh melampaui harga
normalnya dan membeli kembali ketika harga jauh di atas valuasi realnya akan berujung pada
penyesalan. Pasar yang bullish berubah menjadi bear market dan membuat investor yang serakah
menjadi terserang penyakit yang lain yaitu ketakutan, takut jikalau harganya turun kembali. Bear
market yang terjadi secara cepat dan tajam membuat harga saham yang tadinya overpriced menjadi
undervalue. Investor tamak yang berubah menjadi takut ini akhirnya menjual saham dibawah harga
wajarnya dan menderita kerugian. Tak lama berselang ekonomi membaik dan harga saham kembali
ke harga wajarnya. Itu adalah kisah yang bahkan sering dialami investor. Keserakahan dan ketakutan
adalah dua penyakit investasi yang tidak ada habisnya hingga masa kini. Selain sifat itu investor juga
dituntut untuk berpikir mengenai prospek dari saham yang ia miliki. Seorang investor harus mau
membaca laporan keuangan dan berita agar tidak kehilangan peluang ataupun menderita kerugian
dalam investasinya

Kesimpulan:
Kelima hal tersebut adalah hal dasar yang harus dilakukan investor sebelum berinvestasi. Sebenarnya
masih banyak hal lain yang perlu dipersiapkan sebelum berinvestasi, namun saya rasa kelima hal
tersebut sudah mencakup hal-hal lainnya. Persiapan yang baik adalah kunci dalam meraih
kesuksesan. Tanpa adanya persiapan meraih kesuksesan hanyalah impian belaka.

3 Saham Properti yang Bagus di Bulan September 2016

Di tahun ini industri properti masih belum benar-benar pulih dari perlambatan. Banyak emiten-
emiten properti yang mencatatkan kinerja yang buruk karena terjadi penurunan laba dari periode
yang sebelumnya. Perumbuhan laba emiten-emiten properti tidak sepesat tahun-tahun sebelumnya.
Namun jangan salah sangka kendati sektor properti masih melambat tentu saja masih ada emiten-
emiten yang membukukan kinerja yang bagus. Sebagai investor kita harus dapat mengambil
kesempatan dalam kesempitan. Emiten-emiten ini membukukan kinerja yang bagus dan harganya
masih murah di pasar. Harganyapun terdongkrak oleh kinerjanya yang cemerlang. Inilah emiten-
emiten properti yang layak untuk diinvestasikan sekarang:

1. Kawasan Industri Jababeka (KIJA)

Pada semester ini KIJA memiliki kinerja yang lumayan. Meskipun pendapatannya menurun namun
KIJA melakukan efisiensi sehingga bebannya juga ikut turun. Hal itu terutama beban keuangan yang
tadinya Rp 394 miliar menjadi Rp 169,5 miliar. Dampaknya adalah laba KIJA langsung melesat dari Rp
256,5 miliar menjadi Rp 310,7 miliar atau naik sebesar 21%. Laba Bersih Per Saham (LBPS) KIJA naik
30% dari Rp 12/lembar menjadi Rp 15,7/lembar. Saat ini di harga 300 KIJA memiliki rasio PE sebesar
15 yang umum untuk suatu saham. Dalam setahun saham KIJA telah naik sebesar 64%. Posisi chart
KIJA juga kembali membentuk uptrend dan secara bulanan masih uptrend. Prospek KIJA masih bagus
mengingat dibutuhkannya lahan untuk industri-industri yang baru.

2. Alam Sutera Realty (ASRI)

Bila dilihat secara pertumbuhan maka ASRI seperti KIJA yaitu tidak terlalu bagus karena
pendapatannya yang menurun. Namun ASRI melakukan efisiensi ditengah melambatnya sektor
properti sehingga ASRI mampu menekan beban. Laba bersihnya meningkat 4,5%, mungkin terlihat
kecil namun LBPSnya naik sebesar 22,5% dari Rp 23,17/lembar menjadi Rp 28,4/lembar. Saat ini di
harga 490 ASRI memiliki rasio PE sebesar 13,8. Dalam setahun saham ASRI telah meningkat sebesar
43% dan masih uptrend dalam jangka panjang.
3. Pakuwon Jati (PWON)

Berbeda dengan KIJA dan ASRI, Pakuwon Jati masih membukukan kenaikan pendapatan. Pakuwon
Jati juga mendapatkan surplus positif dari selisih kurs padahal pada periode lalu PWON merugi
karena kurs. Oleh karena itu laba bersih PWON naik dari Rp 824,3 miliar menjadi Rp 961,4 miliar atau
naik sebesar 16,5%. LBPSnya juga naik sebesar 19% dari Rp 15,6/lembar menjadi Rp 18,6/lembar.
Saham PWON termasuk saham yang premium karena di harga yang sekarang 600 PWON
diperdagangkan dengan rasio PE sebesar 20. Dalam setahun sahamnya naik 67% dan masih dalam
posisi uptrend.

Kesimpulan:

Industri properti di tahun ini sangatlah buruk dan lebih buruk dari tahun lalu. Namun itu tidak
membuat kita sebagai investor untuk menganggap enteng sektor ini. Bila anda seorang kontrarian
anda bisa mencoba masuk ke sektor ini karena pasti beberapa tahun lagi sektor ini akan kembali
melakukan pertumbuhan setelah perlambatan ini selesai.

Dapatkan Keuntungan Dengan Menghiraukan Saham Anda

Bila anda adalah seorang investor yang ingin mendapatkan keuntungan di pasar saham maka jalan
terbaik yang bisa anda lakukan adalah membiarkan saham anda. Dengan menghiraukan saham anda
maka anda akan menghilangkan kemungkinan untuk bereaksi berlebihan dan membuat pilihan yang
buruk. Pasar saham merupakan mesin yang sangat sulit diprediksi dan memiliki risiko yang besar. Bisa
saja seorang investor akan kehilangan modalnya dalam jumlah yang besar karena pengaruh emosinya
yang tidak tahan terhadap greed ataupun fear. Kedua sifat itu memang selalu menghinggapi seorang
investor awam yang belum berpengalaman di dunia saham.

Saham Bisa Naik dan Turun Dalam Waktu yang Singkat Tanpa Sebab yang Jelas

Anda Bisa Menghiraukannya

Investor yang memiliki kemampuan untuk menghilangkan emosi mereka ketika mengambil
keputusan mereka dan menghiraukan kebisingan dari pasar saham memiliki kelebihan dibandingkan
orang lain. Fluktuasi harga di pasar adalah sebuah realita, naik turunnya harga saham dalam jumlah
yang besar dapat terjadi hanya beberapa jam saja dan dapat terjadi dalam hitungan yang banyak
berkali-kali dalam setahun. Psikologi membuat investor secara alami mengalami stress di saat
terjadinya fluktuasi harga tersebut. Kita menjadi sangat senang ketika saham kita naik dan depresi
ketika saham kita turun. Kebanyakan orang membiarkan emosi tersebut merenggut logika mereka
dan akhirnya membuat keputusan yang buruk. Investor yang tidak terpengaruh dengan kenaikan dan
penurunan di pasar dapat menghiraukan pergerakan saham yang tidak jelas sembari mengambil
keuntungan dari keserakahan dan kepanikan orang lain.

Benjamin Graham berkata:

"Pada dasarnya, fluktuasi harga memiliki arti yang penting kepada investor sejati. Fluktuasi harga
memberikan kesempatan untuk membeli secara bijak ketika harga jatuh tajam dan bijak menjual
ketika harga naik dengan jumlah yang besar"

Ketika harga saham tidak memberikan kesempatan yang dapat dimanfaatkan maka saham itu
sebaiknya dihiraukan. Di tengah banyaknya berita tentang pasar saham dan berbagai website saham ,
orang-orang dapat mengecek portofolio investasi sahamnya secara online kapan saja. Yang menjadi
masalah adalah terkadang harga saham bergerak lebih cepat ketimbang fundamentalnya. Investor
yang membeli saham perusahaan yang memiliki fundamental dan bisnis yang kuat hanya akan dibuat
gila oleh pergerakan sahamnya secara harian, mingguan atau bulanan.

Mindset

Bayangkan saja apabila bila seorang pemilik rumah memiliki kemampuan untuk mengecek harga
valuasi rumah miliknya setiap hari. Dia akan merasa seperti seorang yang jenius ketika harganya naik
dan sangat khawatir apabila harganya turun. Namun untungnya hal tersebut sulit terjadi sehingga
orang-orang kebanyakan menahan rumahnya untuk dijual dalam waktu yang lama. Oleh karena itu
banyak investor yang lebih berhasil dalam berinvestasi di properti ketimbang di saham. Bila mereka
berinvestasi di properti otomatis mindset mereka berinvestasi jangka panjang dan optimis bahwa
harga rumah pasti akan tetap naik di masa depan. Hal itu sangat bertolak belakang ketika
berinvestasi di saham, mindset mereka berinvestasi jangka pendek dan ketakutan jika harganya turun
dalam. Seharusnya mental mereka tetaplah sama dalam berinvestasi yaitu tetap sama-sama optimis
dan berinvestasi jangka panjang. Namun sekali lagi karena faktor psikologis maka itu merupakan
penyakit yang sulit untuk dihilangkan.

Mr. Market atau Pak Pasar

Untuk mengekspresikan ketidaklogisan pasar Benjamin Graham membuat sebuah analogi yaitu pak
pasar. Diumpamakan dalam pasar terdapat anda dan pak pasar sebagai partner bisnis anda. Di hari
senin pak pasar menawar saham anda dengan harga yang tinggi namun tiba-tiba mood pak pasar
berubah keesokan harinya dan dia menawar dengan harga yang jauh lebih rendah dan ia juga
menawarkan barang yang sama dengan harga yang lebih rendah pula. Pak pasar merupakan orang
yang tidak rasional dan harga yang ia tawarkan bisa berubah-ubah setiap hari. Secara normal jika ada
orang yang seperti ini maka kita akan menjual barang kita ketika ia menawar dengan harga yang
tinggi dan membelinya ketika ia menawarkan dengan harga yang rendah. Namun di dunia saham
agak aneh karena bisa terjadi kebalikannya. Pak pasar itu sendiri adalah bursa saham yang selalu
menampilkan saham yang naik dan turun. Dengan menghiraukan saham anda berarti anda juga
menghindari dari jebakan pak pasar yang tidak rasional tersebut.

Bagaimana penerapannya?

Investor yang tidak membiarkan emosi mengontrol kebijakan mereka dalam membeli dan menjual
saham memiliki kelebihan dibandingkan spekulator. Bila anda merasa sulit mengontrol emosi ketika
melihat harga saham anda yang naik turun maka anda harus mengurangi waktu anda untuk
mengecek harga saham. Jadi yang tadinya mengecek harian menjadi mengecek mingguan atau
bulanan, mengapa? Agar tidak stress dan panik ketika harga saham turun padahal fundamental
masih tetap bagus. Perlu diingat meskipun menghiraukan saham adalah salah satu cara namun kita
tidak boleh menghiraukan saham kita sepenuhnya. Sudah kewajiban kita untuk mengecek laporan
tiap kuartal saham kita namun disela waktu 3 bulan tersebut anda bisa membiarkan saham anda.

Kesimpulan:

Fluktuasi harga saham tidak mengenal yang namanya waktu karena dapat terjadi perubahan yang
besar dalam waktu yang singkat. Kebanyakan harga saham dapat naik atau turun dalam jumlah yang
besar tanpa suatu alasan yang jelas. Investor yang bijak akan membiarkan itu terjadi. Namun perlu
dicatat bahwa adalah suatu kewajiban untuk mengecek kinerja perusahaannya tiap kuartal.

Thursday, September 1, 2016

5 Saham Dividen yang Bagus Untuk Dibeli Pada September 2016

Awal bulan September 2016 diawali dengan penurunan IHSG yang cukup tajam yakni 0,96%. Selain
itu juga IHSG telah membentuk arah downtrend dalam jangka pendek. Meskipun IHSG di awal bulan
ini dipenuhi kekhawatiran namun bila anda seorang investor jangka panjang maka anda tidak perlu
khawatir. Apalagi jika anda adalah seorang investor jangka panjang yang mengoleksi saham-saham
dividen maka koreksi ini adalah hal yang bagus untuk membeli saham yang lebih banyak lagi.

Di Bursa Efek Indonesia ada banyak saham yang memberikan dividen. Ada yang memberikan dividen
dengan persentase yang besar dari harganya dan ada pula yang kecil. Investor sebaiknya menghindari
jumlah dividen yang terlampau besar karena dividen itu sulit untuk berulang di tahun-tahun
berikutnya sehingga tidak cocok untuk investasi jangka panjang. Dividen yang baik adalah yang
jumlahnya normal tapi bertumbuh tiap tahunnya mengikuti laba dari perusahaannya. Pertumbuhan
dividen yang terus menerus dalam bertahun-tahun akan membuat investornya balik modal hanya
dari dividen tersebut. Langsung saja berikut adalah daftarnya:
1. Millennium Pharmacom International (SDPC)

Meskipun saham ini baru memberikan dividen di tahun 2016 namun SDPC layak dilirik. Pasalnya
SDPC memiliki valuasi yang rendah yakni rasio PE sebesar 5 di harga 100. SDPC juga memberikan
dividen sebesar Rp 3/lembar yang mencerminkan dividen yield 3%. Pada laporan Q2 2015 SDPC
mencatatkan kenaikan pendapatan 17,8% dan laba sebesar 39%. Hal itu sejalan dengan ekspektasi
perseroan yang menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebesar 20%. Dalam
setahun saham SDPC sudah naik sebesar 25% namun tetap saja harganya murah dan ini adalah
momentum untuk mengoleksinya.

2. Bank Tabungan Negara (BBTN)

Kendati harganya sudah naik signifikan karena naik 100% dalam setahun ini namun BBTN masih layak
untuk dimasukkan ke portofolio investasi. Kinerja yang bagus pada tahun lalu dan semester ini adalah
salah satu alasannya. Pendapatan bunga BBTN meningkat sebesar 14,6% dan labanya meningkat
sebesar 25%. Valuasi BBTN juga tergolong murah, di harga 2000 BBTN memiliki rasio PE sebesar 10.
Pada tahun ini BBTN memberikan dividen sebesar Rp 35/lembar yang mencerminkan dividen yield
sebesar 1,75%. Meskipun yieldnya kecil namun dividennya meningkat dari tahun lalu yang hanya
sebesar Rp 21/lembar. BBTN memiliki prospek yang cerah sehingga layak dikoleksi untuk jangka
panjang.

3. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR)

BJBR juga termasuk saham bank yang mencatatkan kenaikan saham yang sangat signifikan.
Bayangkan saja saham ini naik sebesar 134% dalam setahun. Kenaikan sahamnya sejalan dengan
fundamentalnya yang mengalami kenaikan juga. Tahun lalu laba BJBR melonjak 24,7% dan pada
semester ini labanya melonjak juga sebesar 47% diikuti oleh kenaikan pendapatan sebesar 25%.
Kendati naik dengan sangat tajam namun saham BJBR masih undervalue dengan rasio PE sebesar 9.
BJBR juga terkenal royal dalam pemberian dividen kepada pemegang sahamnya. Tahun ini BJBR
memberikan dividen sebesar Rp 85/lembar yang mencerminkan dividen yield sebesar 5,25% di harga
1600. Kabar baiknya lagi adalah saham BJBR seperti BJTM yaitu memiliki pola naik ketika menuju hari
pembagian dividennya.

4. Tiphone Mobile Indonesia (TELE)

Di tengah persaingan bisnis sellular yang ketat TELE masih membukukan kinerja yang solid. Terbukti
bisnis pulsanya memberikan dampak yang bagus kepada perseroan karena kinerjanya bagus di
semester ini. Pada semester ini pendapatan TELE meningkat sebesar 42% dan laba bersihnya
meningkat sebesar 19,7%. Secara valuasi pun TELE tidak terlalu mahal karena di harga 640 rasio
PEnya sebesar 11. TELE juga memberikan dividen sebesar Rp 13/lembar dengan yield sebesar 2%.
Sayangnya saham TELE tidak terapresiasi oleh kinerjanya karena mengalami penurunan sebesar 18%
dalam setahun ini. Namun itu membuat sahamnya menjadi undervalue karena kinerjanya yang bagus
di tahun ini.

5. Jatsuindo Tiga Perkasa (JTPE)

Jasuindo merupakan perusahaan produsen dokumen-dokumen sekuriti, niaga, dan teknologi kartu.
Kinerjanya tergolong ciamik karena bertumbuh dalam tiga tahun terakhir. Semester ini JTPE
membukukan pendapatan yang naik sebesar 28% dan laba bersih yang naik 64% dari periode
sebelumnya. Saham JTPE terlalu rendah untuk kinerjanya ini karena di harga 230 saham ini memiliki
rasio PE sebesar 6. JTPE juga memberikan dividen sebesar Rp 14/lembar yang mencerminkan dividen
yield sebesar 6%. Dividen yieldnya sangat besar padahal rasio pembayaran dividennya sebesar 36%
saja, itu karena harga sahamnya yang sangat undervalue dan belum terapresiasi oleh pasar. Secara
grafik juga saham JTPE tidak konsisten dan cenderung downtrend namun karena itulah saham ini
menjadi undervalue. Mungkin karena efek hutangnya yang tergolong besar sehingga investor ragu
untuk membeli saham ini. Namun jika bisnisnya tetap solid dan membukukan kenaikan dalam
bisnisnya maka JTPE adalah saham yang layak untuk diinvestasikan.

Kesimpulan:

Itulah saham-saham berdividen yang layak untuk diinvestasikan. Saham-saham tersebut


membukukan kinerja yang bagus di semester ini dan memiliki potensi untuk menuju ke utara cepat
atau lambat.

3. Investasi properti

Lesunya properti di 2015 disebabkan oleh perlambatan ekonomi dunia yang berdampak ke daya beli
masyarakat, serta masih tingginya BI rate. Pada 2016 seiring dengan estimasi penurunan BI rate maka
diperkirakan sektor properti akan meningkat 10%-15% tahun ini.

Seperti dikutip dari Beritasatu.com, Financial Planner Aidil Akbar Madjid mengatakan harga properti
yang tahun lalu cenderung stagnan dan turun, akan membuka peluang berinvestasi pada properti.
Mengingat perbaikan ekonomi terjadi pada 2016 dan daya beli masyarakat meningkat, maka tahun
2016 saat tepat berinvestasi di properti, terutama di residensial seperti rumah tapak dan apartemen
dengan harga di bawah Rp 1 miliar, kata dia.
4. Investasi Reksa Dana

Investasi reksa dana juga diperkirakan positif di 2016. Menurut Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana
Indonesia (APRDI) Denny R Thaher, seperti dikutip dari Metrotvnews.com, data ekonomi tahun
depan dinilai positif karena belanja pemerintah di bidang infrastruktur meningkat. Serta banyaknya
stimulus ekonomi yang digelontorkan pemerintah.

Pada tahun ini, reksa dana prospektif adalah reksa dana saham, reksa dana campuran dan reksa dana
obligasi. Untuk 2015, dengan inflasi yang dibayangi tingkat suku bunga di Amerika Serikat, maka
tahun ini prospek return reksa dana saham sekitar -10% sampai -15%, sementara untuk reksa dana
obligasi 7%-8%.

Jangan melihat return dari tahun per tahun sebab keuntungan reksa dana sendiri baru bisa dinilai di
atas 3 tahun. Reksa dana termasuk investasi jangka panjang. Saat ini, masyarakat semakin mudah
membeli reksa dana sebab dapat dibeli secara online, kata dia.

Reksa dana saham merupakan reksa dana yang paling disarankan sebab dalam jangka panjang reksa
dana saham telah membuktikan diri terus meningkat performanya. Reksa dana saham dapat
melewati berbagai krisis ekonomi, baik krisis ekonomi paling parah di tahun 1998, maupun di tahun
2008. Namun ingat, reksa dana saham hanya untuk jangka panjang, minimal 1 5 tahun.

Bagi Anda yang ingin memulai investsi reksadana, Anda harus tahu bahwa sifat investasi ini di jangka
menengah (hingga lima tahun) dan jangka panjang (diatas lima tahun). Nah, jika Anda ingin
berinvestasi untuk biaya anak yang akan masuk kuliah 3 tahun lagi, maka itu termasuk investasi
jangka menengah. Sementara bila ingin mengumpulkan dana untuk membeli rumah 7 tahun
mendatang, maka tujuan Anda dapat disebut tujuan investasi jangka panjang.

Selain itu, pilih produk reksadana sesuai dengan profil risiko Anda. Bagaimana profil risiko Anda
ditentukan dengan sikap Anda terhadap volatilitas pasar. Di reksadana berlaku rumus high risk high
return. Berdasarkan potensi risiko-return reksadana secara umum dikategorikan sebagai berikut:

Reksadana berisiko rendah, potensi return rendah: Reksadana pasar uang, reksadana pendapatan
tetap,

Reksadana berisiko sedang, potensi return sedang: Reksadana campuran,

Reksadana berisiko tinggi, potensi return tinggi: Reksadana saham.


Jika sudah menetapkan pilihan reksadana apa yang akan dimasuki, sebaiknya Anda cari informasinya
lebih lanjut. Tempat yang paling tepat untuk itu adalah di website manajer investasi penerbit
reksadana tersebut sendiri, bukan di tempat lain. Untuk mencari website perusahaan penerbit
reksadana tersebut, kita bisa mencari informasi di google saja dengan memasukkan nama produk
reksadana yang dimaksud. Biasanya nama produk reksadana juga sudah memuat nama perusahaan
penerbit, jadi sudah bisa ditebak.

Selanjutnya bedah informasi lebih dalam di website manajer informasi tersebut. Cari tab Produk
misalnya untuk melihat produk-produk reksadana yang diterbitkannya. Seharusnya nama produk
reksadana yang Anda sedang minati akan segera muncul. Lalu baca prospektus (informasi lengkap)
terkait produk reksadana yang Anda minati.

Nah, setelah membaca semua informasi di prospektus, Anda sudah bisa menganalisa sedikit. Jika
masih ingin menggali lebih dalam atau menambah referensi, Anda bisa mendiskusikannya dengan
bank/agen penjual reksadana atau tim marketing manajer investasi. Sampai di level ini sebetulnya
Anda sudah siap berinvestasi reksadana.

5. Investasi Saham

Bagaimana prospek di pasar saham? Sejumlah analis memperkirakan prospek saham BUMN di 2016
akan membaik setelah tertekan di 2015 lantaran pertumbuhan ekonomi akan meningkat seiring
dengan realisasi belanja pemerintah. Turunnya BI Rate dan penerapan Good Corporate Governance
(GCG) juga akan turut mendorong pertumbuhan saham-saham BUMN tahun ini. Sementara
tantangan perlambatan emiten BUMN adalah perlambatan ekonomi di Tiongkok.

Selain itu, para analis juga melihat prospek di sektor perbankan pada 2016. Pertumbuhan ekonomi
akan membuat kemampuan debitur akan semakin tinggi sehingga NPL akan cenderung flat. Selain
itu, pertumbuhan ekonomi akan menopang peningkatan penyaluran kredit di tahun ini.

Sektor telekomunikasi juga masih akan positif. Pasalnya, kebutuhan akan jaringan telekomunikasi
masih akan sangat besar terutama dengan adanya inovasi pengembangan jaringan 4G. Sektor farmasi
juga diperkirakan masih akan tumbuh tahun depan meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan dan penyelenggaraan BPJS.

Para analis menilai, sektor tambang dan komoditas masih akan tertekan di tengah harga minyak yang
terus mengalami penurunan. Di sisi lain, saham sektor konstruksi juga diperkirakan naik walaupun
tidak tinggi sebab harganya saat ini sudah premium. Saham sektor infrastruktur juga diperkirakan
naik seiring gencarnya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah.

6. Unit Link

Unit link merupakan produk asuransi yang digabung dengan investasi. Produk ini menawarkan dua
keuntungan sekaligus. Pertama, Anda bisa mendapatkan proteksi asuransi untuk melindungi diri dari
kejadian tidak terduga di masa mendatang. Kedua, Anda juga akan mendapatkan manfaat investasi
yang bisa menambah aset.

Singkatnya, unit link merupakan layanan keuangan lengkap dalam satu produk. Yakni mulai dari
investasi, asuransi jiwa, kecelakaan, penyakit kritis, plus investasi di reksa dana. Tidak heran jika
produk unit link merupakan produk asuransi yang banyak diminati dan layak jadi koleksi investasi
Anda di 2016.

Selain itu, jika Anda jeli membaca polis, nasabah unit link mendapatkan keuntungan manakala
mereka memilih unit link dengan premi tunggal. Jika risiko meninggal terjadi maka ahli waris bisa
mendapatkan uang pertanggungan (UP) 150% dari premi awal.

Contohnya, seorang nasabah mengikuti program dana pensiun di unit link dengan premi tunggal Rp
500 juta. Nasabah tersebut akan mendapatkan manfaat yakni ketika dia meninggal dunia maka ahli
warisnya akan mendapatkan uang pertanggungan sebesar Rp 500 juta x 150%, atau Rp 750 juta.
Jumlah yang besar bukan?

Astra Life

Di Astra Life, ada beragam pilihan produk unit link yang bisa disesuaikan dengan kemampuan Anda,
termasuk cara pembayarannya (pilihan membayar tunggal atau bulanan). Premi yang dibayarkan
nasabah memberikan perlindungan asuransi dan manfaat investasi dalam bentuk nilai dana.

Beberapa manfaat produk ini yakni manfaat meninggal dunia sebesar uang pertanggungan ditambah
nilai dana yang terbentuk. Manfaat terminal illness (penyakit pada stadium lanjut yang sudah tidak
bisa disembuhkan lagi) sebesar uang pertanggungan ditambah nilai dana yang terbentuk. Ada juga
manfaat Critical Illness, yaitu perlindungan bagi anda yang divonis mengidap penyakit-penyakit kritis.
Ada pula manfaat TPD (manfaat tambahan yang di berikan jika tertanggung mengalami cacat tetap
total baik di sebabkan oleh sakit ataupun kecelakaan) sebesar uang pertanggungan ditambah nilai
dana yang terbentuk. Serta manfaat akhir polis sebesar nilai dana yang dihitung berdasarkan harga
unit yang berlaku pada tanggal berakhirnya polis.

Unit link ini memiliki beberapa kemudahan registrasi, dimana pembeliannya bisa melalui bank
rekanan Astra Life. pembayaran premi juga bisa menggunakan debet langsung rekening nasabah.
Selain itu, proses klaim juga mudah dan cepat.

Selamat berinvestasi.

Tabel diatas adalah hasil investasi dengan metode membeli saham setiap bulan sebanyak satu lot
(dengan penggunaan lot yang saya gunakan masih 500 lembar karena 10 tahun yang lalu satu lot
masih 500 lembar) pembelian dilakukan setiap awal bulan dan dilakukan kurun waktu 2006 2015.

Pada contoh diatas, Anda akan mendapatkan bahwa sembilan dari 10 saham memberikan
keuntungan bervariasi dari untung 200 persen sampai rugi nol koma sekian persen.

Misalnya, modal Anda berinvestasi pada saham Astra International Tbk (ASII) selama 10 tahun
sebesar Rp 279 juta, sahamnya sendiri dijual di 2015, maka Anda akan mendapatkan uang Anda kini
menjadi Rp 360 juta. Belum ditambah dengan pembagian hasil keuntungan setiap tahun yang bila
ditotal adalah Rp 54,8 juta.

Atau contoh lainnya adalah membeli saham Unilever Indonesia (UNVR), memerlukan dana total
sebesar Rp 1,068 miliar selama 10 tahun dengan rata-rata Anda berinvestasi setiap bulan adalah
sebesar Rp 8,9 juta, membuat Anda mendapatkan hasil akhir sebesar Rp 2,4 miliar atau 123 persen
kenaikannya dari aset yang Anda setorkan semuanya.
Lalu bagaimana dengan yang lima tahunan? Mari kita lihat datanya:

Ryan Filbert

Tabel

Dengan berinvestasi setiap bulan selama lima tahun pada saham TLKM, maka Anda memerlukan
modal total di akhir sebesar Rp 129 juta dan membuat hasil investasi serta pembagian keuntungan
bagi Anda menjadi Rp 205 juta, atau senilai 58,66 persen dari modal semua yang Anda investasikan.

Ada beberapa hal yang menarik yang bisa saya sampaikan pada Anda melalui sebuah simulasi
sederhana ini:

1. Berinvestasi jangka panjang memberikan peluang rugi yang lebih kecil

2. Dari 10 saham yang saya ambil datanya, ternyata ada saham yang memiliki kerugian ditabung
selama 5 dan 10 tahun. Sehingga memang penting sekali bisa memilih saham yang tepat.

Oh ya, 10 saham yang saya gunakan adalah saham yang berada di jajaran list indeks selektif LQ45 dan
memberikan dividen secara teratur selama 10 tahun

3. Semakin Anda terlambat memulai menabung, Anda akan lebih mahal harus membayar,
contohnya pada investasi saham selama 10 tahun, investasi pada saham Bank Rakyat Indonesia
(BBRI) memerlukan dana rata-rata Rp 3,7 juta setiap bulan.

Namun untuk lima tahun Anda harus mengeluarkan dana rata-rata sebesar Rp 4,2 juta per bulan.
Sudah dengan modal lebih tinggi secara rata-rata, secara hasil pengembalian terhadap modal
rupanya juga masih kalah pula.

Semoga artikel ini dapat memberikan gambaran bahwa menabung saham di pasar modal Indonesia
rupanya menjanjikan dan sangat menarik untuk dimulai semakin dini.
Satu hal lagi, rupanya ada juga yang dengan modal ratusan ribu memberikan hasil yang sangat baik
bahkan menyaingi saham-saham yang kita investasikan modal kita dengan dana yang besar.

Bagi yang ingin mencoba simulasi dari data ini silahkan klik di https://telegram.me/ryanfilbert untuk
mendapatkan file excel dengan nama Yuk Nabung Saham.xls

Investasi Saham Jangka Panjang Terbaik Ciri Dan Rekomendasi

Investasi saham jangka panjang terbaik, termasuk ciri-ciri dan rekomendasi daftar saham pilihan yang
bagus dan cocok. Di pasar modal (Bursa Efek Jakarta), kebanyakan orang berkeinginan untuk memiliki
saham blue chip. Saham blue chip adalah saham yang memiliki nilai yang lebih dibanding saham
biasa. Saham-saham yang masuk klasifikasi blue chip juga sering di sebut sebagai saham-saham
unggulan. Pada Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham yang masuk dalam kategori blue chip
biasanya terdaftar dalam indeks LQ 45. Jadi di mata investor, ada beberapa saham yang dianggap
blue chip dan ada yang dianggap tidak.

Namun, pada bursa saham Indonesia sampai sekarang tidak ada kriteria atau klasifikasi yang jelas
untuk membedakan mana saham yang berkategori blue chip dan mana yang bukan. Walaupun
belum ada kriteria yang jelas, tetapi berdasarkan beberapa prespektif, ada ciri-ciri perusahaan yang
memiliki saham blue chip. Setidaknya ada 5 ciri, antara lain :

Investasi saham jangka panjang terbaik

1. Perusahaan besar

Perusahaan yang besar dan sudah mapan, berarti perusahaan ini memiliki aset yang besar dan modal
yang kuat. Selain itu, mereka juga memiliki jangkauan pasar yang luas serta didukung oleh
manajemen yang bagus.

2. Perusahaan memiliki reputasi dan nama baik

Reputasi yang baik diukur dari manfaat nyata yang diberikan oleh perusahaan tersebut kepada
konsumen. Selain itu, citra positif yang begitu melekat di masyarakat.
3. Perusahaan memiliki kinerja keuangan yang sehat dan profesional

Perusahaan juga konsisten dan kontinyu membagi deviden bagi para pemegang sahamnya.
Perusahaan dengan saham blue chip, likuiditas saham di pasar cukup tinggi, ditandai dengan
tingginya saham yang beredar di masyarakat.

4. Perusahaan yang memproduksi barang secara massal dengan biaya rendah

Perusahaan yang mampu memproduksi barang secara massal dengan biaya yang rendah tentunya
akan memiliki margin keuntungan yang tinggi. Contohnya sektor consumer goods, perbankan,
pembiayaan, asuransi, semen, pakan ternak, pertambangan, perkebunan kelapa sawit dan otomotif
beserta komponennya.

5. Perusahaan dengan produk harga murah

Harga produk yang murah menjadikan produk tersebut menjadi terjangkau oleh semua kalangan,
sehingga pangsa pasarnya otomatis lebih luas ketimbang produk dengan harga jual yang lebih tinggi.
Hal ini tentunya berimbas kepada laba perusahaan tersebut. Contohnya Unilever (UNVR).

Investasi Saham Jangka Panjang Terbaik

Saham-saham emiten yang memberikan dividen secara rutin dinilai prospektif untuk investasi jangka
panjang. Analis merekomendasikan 40 saham pembagi dividen, antara lain Adhi Karya Tbk (ADHI),
Astra International Tbk (ASII), Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), Gudang Garam Tbk (GGRM), Kalbe
Farma Tbk (KLBF), Semen Indonesia Tbk (SMGR), Bank Mandiri Tbk (BMRI), Vale Indonesia Tbk
(INCO), dan PP Properti Tbk (PPRO).

Menurut Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) dan CSA Institute, emiten yang bisa dijadikan pilihan
investasi jangka panjang harus memiliki komitmen untuk mensejahterakan pemegang saham. Hal ini
ditunjukkan dengan pembagian dividen yang rutin. Selain itu, aspek likuiditas transaksi, tata kelola
perusahaan, dan keterbukaan terhadap pemegang saham juga menjadi pertimbangan. Investasi
saham adalah investasi jangka panjang, jadi tidak disarankan untuk hit and run. Rekomendasi analis
ini diharapkan menjadi acuan bagi masyarakat dalam program 'Yuk Nabung Saham'.

Yuk, nabung saham

Daftar saham jangka panjang terbaik dan bagus yang direkomendasikan


Berikut adalah daftar perusahaan yang masuk dalam perhitungan indeks saham LQ 45 Agustus 2016-
Januari 2017 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00671/BEI.OPP/07-
2016, tanggal 26 Juli 2016 :

No Kode Saham Nama Emiten

1. AALI Astra Agro Lestari Tbk

2. ADHI Adhi Karya ( Persero ) Tbk

3. ADRO Adaro Energy Tbk

4. AKRA AKR Corporindo Tbk

5. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk

6. ASII Astra International Tbk

7. ASRI Alam Sutera Realty Tbk

8. BBCA Bank Central Asia Tbk

9. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

10. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

11. BBTN Bank Tabungan Negara (persero) Tbk


12. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

13. BMTR Global Mediacom Tbk

14. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk

15. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk

16. GGRM Gudang Garam Tbk

18. HMSP H.M. Sampoerna Tbk

19. ICBP Indofoof CBP Sukses Makmur Tbk

20. INCO Vale Indonesia Tbk

21. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk

22. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

23. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk

24. KLBF Kalbe Farma Tbk

25. LPKR Lippo Karawaci Tbk

26. LPPF Matahari Depatment Store Tbk


27. LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk

28. MNCN Media Nusantara Citra Tbk

29. MPPA Matahari Putra Prima Tbk

30. MYRX Hanson International Tbk

31. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

32. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) TbkTbk

33. PTPP PP ( Persero ) Tbk

34. PWON Pakuwon Jati Tbk

35. SCMA Surya Citra Media Tbk

36. SILO Siloam International Hospital Tbk

37. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk

38. SMRA Summarecon Agung Tbk

39. SRIL Sri Rejeki Isman Tbk


40. SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk

41. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

42. UNTR United Tractors Tbk

43. UNVR Unilever Indonesia Tbk

44. WIKA Wijaya Karya ( Persero )

45. WKST Waskita Karya ( Persero )

Catatan : Daftar saham terbaik yang direkomendasikan akan dikaji ulang setiap 6 bulan. Jika kondisi
market sedang jelek, bisa saja yang direkomendasikan hanya 20 saham. Tapi kalau pasar lagi bagus,
bisa lebih dari 40 saham.

Anda mungkin juga menyukai