Anda di halaman 1dari 21

TUGAS 1 MATA KULIAH PENGAYAAN

EKONOMI TRANSPORTASI LAUT


“KONDISI PEREKONOMIAN INDONESIA”

DISUSUN OLEH:
Adinusa Gibran Maulana (04311840000104)

DOSEN:
Hasan Iqbal Nur, S.T., M.T.

DEPARTEMEN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-NYA,sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.Tak lupa saya panjatkan shalawat serta
salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya,para sahabatnya,
dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya.

Laporan ini berbentuk rangkuman materi yang bertujuan untuk memenuhi tugas individu
mata kuliah pengayaan Ekonomi Transportasi Laut bimbingan Bpk. Hasan Iqbal Nur, S.T.,
M.T.. Makalah ini mencoba membahas materi mata kuliah Ekonomi Transportasi Laut
selama satu semester dengan singkat,padat dan jelas serta disertai dengan
pengaplikasiannya. Sehingga pada proses pembelajaran,makalah ini dapat saya gunakan
sebagai modul atau referensi.

Saya cukup menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu saya
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan makalah di
penyusunan makalah yang lebih baik kedepanya.Harapan saya semoga makalah ini
bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Amiin.

Surabaya, 3 April 2021

Adinusa Gibran M.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………………………..2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..3

BAB I....................................................................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang........................................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................................5
1.3. Tujuan Penelitan.....................................................................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................................................6
2.1 Teori dan Definisi………………………………………………………………………………………………………………….…………….7

2.1.1. Teori Ekonomi Mikro……………………………………………………………………………………………………….………….7

2.1.2. Teori Ekonomi Mikro……………………………………………………………………………………………………………..……7

2.1.3. Perbedaan Ekonomi Makro dan Mikro…………………………………………………………………………….………….8

2.1.4. Pendapatan Domestik Bruto……………………………………………………………………………………………………....8

2.1.5. Pendapatan Domestik Regional Bruto………………………………………………………………………………………...9

2.1.6. Transportasi………………………………………………………………………………………………………………………………..9

2.2. Kondisi Ekonomi Indonesia 5 Tahun Terakhir…………………………………………………………………………….……..10

. 2.2.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2015-2019………………………………………………………………….10

2.2.2. Struktur Perekonomian Indonesia Tahun 2015-2019………………………………………………………………….11

BAB III................................................................................................................................................................... 17
3.1. Identifikasi Kebutuhan Data Sekunder…………………………………………………………………………………………….13

3.2. Sumber Data…………………………………………………………………………………………………………………………………..13

3.3. Pengumpulan Data Sekunder………………………………………………………………………………………………………..13

3.4. Penyajian Data Dengan Line Chart………………………………………………………………………………………………….15

BAB IV................................................................................................................................................................... 17
BAB V.................................................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Manusia memiliki naluri untuk melakukan tindakan rasional dalam kehidupan sehari-
harinya mulai dari bangun di pagi hari hingga tidur di malam hari. Menurut Ricetto dan
Tregoe (2001) pada buku berjudul Analytical Processes for School Leaders, berpikir secara
rasional adalah kemampuan untuk mempertimbangkan aspek dan menganalisis relevansi
informasi yang berhubungan dengan suatu kejadian, baik yang berupa fakta, opini, maupun
data Tindakan rasional dalam ekonomi adalah tindakan untuk mendapatkan keuntungan
yang lebih besar dari usaha yang telah dikeluarkan untuk mendapatkan hasilnya. Dan
secara akal pikiran manusia, hal tersebut adalah tindakan logis yang dilakukan manusia dan
memenuhi pernyataan bahwa makhluk hidup melakukan apapun untuk bertahan hidup tak
terkecuali dengan apa yang dilakukan manusia. Akan tetapi, tentu saja segala sesuatu
untuk kepentingan pribadi perlu dibatasi termasuk dalam tindakan rasional dalam
melakukan perdagangan ini. Tindakan rasional dalam melakukan perdagangan tidak
diperkenankan untuk mengambil hak-hak dari individu yang lainnya sesuai dengan
perundang-undagan dan konstitusi yang berlaku pada suatu wilayah tertentu untuk menjaga
keseimbangan sosial. Untuk itulah fungsi ilmu ekonomi dalam mendasari tindakan rasional
yang dilakukan manusia.

Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai interaksi antara individu dan masyarakat
dalam membuat pilihan, dengan menggunakan sumber daya yang terbatas tetapi dapat
digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa untuk
kebutuhan konsumsi, saat ini dan yang akan datang, kepada berbagai individu dan golongan
masyarakat. Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi mikroekonomi dan
makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) dan
normatif, mainstream dan heterodox, serta lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu
terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat

4
digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku
kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya.

Sektor transportasi laut banyak membuka peluang dalam pertumbuhan ekonomi dan
peningkatan nilai mata uang rupiah di negara Indonesia. Negara Indonesia dengan geografis
sebagai negara kepulauan tentu saja membutuhkan transportasi yang memadai untuk sektor
laut karena lautanlah yang menyambungi pulau-pulau di Indonesia. Untuk itu
diperlukannya data-data tentang tren pertumbuhan terhadap sector transportasi laut dari
beberapa periode yang diperkirakan dan setelah data itu didapatkan bisa dilakukan analisa
yang mendalam terhadap penafsiran data tersebut. Dari hasil analisa tersebut, bisa ditarik
kesimpulan tentang tren pada sector transportasi laut di Indonesia yang selanjutnya bisa
dilakukan beberapa upaya dalam menjaga atau meningkatkan tren pada data tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Terdapat beberapa perumusan masalah terkait penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut:

 Apa yang mendasari dalam pengambilan data pada topik tersebut?


 Bagaimana cara mengumpulkan dan menganalisa data yang didapatkan?
 Tindakan apa yang dapat dilakukan setelah mendapat intepretasi dari data yang
didapatkan?

1.3. Tujuan Penelitan

Adapun tujuan dari melakukan penelitian pada topik terkait adalah sebagai berikut:

 Mengetahui alasan dari pengambilan data dari topik yang dipilih.


 Mengetahui cara mengumpulkan serta menganalisa data yang didapatkan.
 Menjelaskan upaya yang bisa dilakukan dari penafsiran data yang didapatkan

5
1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah meningkatkan pemaham penulis


terhadap apa-apa saja yang terjadi pada sector ekonomi dari transportasi laut di Indonesia
yang seharusnya menjadi sorotan penting bagi pemerintah dalam mengambil peluang yang
besar.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori dan Definisi

2.1.1 Teori Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari perekonomian
secara luas atau mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Tujuan ilmu
ekonomi makro adalah untuk memahami peristiwa/fenomena ekonomi dan untuk
memprebaiki kebijakan ekonomi. Ilmuekonomi makro merupakan metode yang berguna
untuk membantu mengembangkan pemikiran tentang bagaimana cara bekerja dan
memperbaiki kondisi perekonomian. Hubungan yang dipelajari dalam ekonomi makro
adalah hubungan kausal antara variable-variable agregatif, diantaranya adalah tingkat
pendapatan nasional, konsumsi rumah tangga, investasi nasional, tingkat tabungan, belanja
pemerintah, tingkat harga harga umum, inflasi, tingkat bunga, kesempatan kerja, neraca
pembayaran, dll.

2.1.2. Teori Ekonomi Mikro

Teori ekonomi mikro mula-mula dikembangkan oleh ahli ilmu klasik pada abad ke-18.
Kata mikro berasal dari bahasa Yunani, yang artinya kecil. Teori ini sering mendapat
perhatian lebih besar daripada teori ekonomi makro. Ekonomi mikro membicarakan tentang
unit-unit individu, seperti perusahaan dan rumah tangga yang mengalokasikan
pendapatannya untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang beraneka ragam. Teori ini
juga akan mempelajari ekonomi secara khusus yang membahas tentang aktivitas ekonomi
dari suatu satuan ekonomi dari keseluruhan, seperti konsumen, pemilik faktor-faktor
produksi, tenaga kerja, perusahaan, industri, dan lain sebagainya.

7
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa ekonomi mikro adalah
bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku individu dalam membuat keputusan-
keputusan yang berhubungan dengan aspek-aspek ekonomi.

2.1.3. Perbedaan Mikroekonomi dan Makroekonomi

Perbedaan ekonomi mikro dan makro dapat dilihat melalui teori ekonomi mikro dan
makro, yang meliputi pengertian, variabel, dan ruang lingkup ekonomi mikro dan makro.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pengertian ekonomi mikro adalah cabang
ilmu ekonomi yang mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil, seperti
perusahaan dan rumah tangga. Sehingga, ekonomi mikro merupakan penjelasan dari
variabel ekonomi yang lebih kecil, seperti konsumsi, investasi, dan tabungan berlandaskan
kepada teori Adam Smith. Secara umum, ruang lingkup kajiannya adalah produsen dan
konsumen. Produsen dan konsumen tersebut dalam dunia ekonomi yang nyata adalah
individu-individu pada rumah tangga keluarga, masyarakat, atau perusahaan.

Ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan).


Variabel-variabel yang juga berdampak, yaitu pendapatan nasional, kesempatan kerja
dan/atau pengangguran, jumlah uang yang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi,
maupun neraca pembayaran internasional. Landasan teori ekonomi makro adalah teori
Keynes. Ruang lingkup teori ekonomi makro adalah usaha masyarakat dan pemerintah
dalam mengelola faktor produksi secara efisien.

2.1.4. Pengertian Pendapatan Domestik Bruto

Pendapatan domestic bruto atau yang dapat disingkat PDB adalah nilai keseluruhan
semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu
tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto (PNB) karena
memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut.
Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan

8
apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak.
Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.

PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran
dan pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran
adalah:

PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + ekspor – impor

Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi oleh


sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan
sektor luar negeri. Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang
diterima faktor produksi:

PDB = sewa + upah + bunga + laba

Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk


tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.

Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus


menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan
pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan
pendekatan pengeluaran.

2.1.5. Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan data statistik yang merangkum
perolehan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah pada satu periode
tertentu. PDRB dihitung dalam dua cara, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar
harga konstan. Dalam menghitung PDRB atas dasar harga berlaku menggunakan harga
barang dan jasa tahun berjalan, sedangkan pada PDRB atas dasar harga konstan
menggunakan harga pada suatu tahun tertentu (tahun dasar). Penghitungan PDRB saat ini
menggunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar. Penggunaan tahun dasar ini ditetapkan
secara nasional.

9
2.1.6. Transportasi

Kemajuan teknologi transportasi mengikuti perkembangan ekonomi dan perdagangan


dan perkembangan perdagangan juga dipengaruhi oleh teknologi sistem transportasi.
Transportasi berperan memperluas daerah cakupan distribusi barang atau jasa, mendukung
distribusi input industri yang efisien, dan memungkinkan terjadinya pola spesialisasi
kegiatan produksi, sehingga menciptakan konsentrasi aktivitas produksi di suatu tempat
tertentu, yang pada akhirnya dapat menimbulkan "Economics of Scale” dan “Aglomeration
Economics" (Jinca, 2011).

Sistem transportasi peti kemas, merupakan gabungan antara berbagai moda angkutan
yang dilakukan dengan menggunakan kontainer, bertujuan untuk memudahkan alih muat
barang dengan menyederhanakan sistem bongkar muat sehingga efektif dan efisien
(Siahaan, 2013). Keterpaduan sistem transportasi kontainer dengan moda transportasi
lainnya memungkinkan untuk dilakukan dengan gabungan antara kendaraan jalan, kereta
api, dengan kapal laut atau ferry dan atau gabungan dengan pesawat udara, kapal laut, dan
kereta api.

2.2. Kondisi Perekonomian Indonesia 5 Tahun Terakhir

Ekonomi Indonesia tahun 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07


persen (c-to-c) dibandingkan tahun 2019. Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan
terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 15,04 persen.
Sementara itu, dari sisi pengeluaran hampir semua komponen terkontraksi, Komponen
Ekspor Barang dan Jasa menjadi komponen dengan kontraksi terdalam sebesar 7,70 persen.
Sementara, Impor Barang dan Jasa yang merupakan faktor pengurang terkontraksi sebesar
14,71 persen.

2.2.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2015-2019

10
Pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2019 adalah sebesar 5,02 persen, melambat
0,15 persen dari pertumbuhan tahun 2018 yang mencapai 5,17 persen. Berdasarkan
komponen pengeluaran, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2019 dicapai oleh
komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 10,62 persen;
diikuti oleh Konsumsi Rumah Tangga sebesar 5,04 persen; sementara pada urutan ketiga
adalah komponen PMTB sebesar 4,45 persen. Berdasar lapangan usaha, pertumbuhan
ekonomi tertinggi pada tahun 2019 dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Lainnya (R,S,T,U)
sebesar 10,55 persen. Capaian ini disusul oleh Jasa Perusahaan (M,N) yang mencapai 10,25
persen dan Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi (J) sebesar 9,41 persen.

Dari data yang didapatkan pada publikasi berjudul Pendapatan Nasional Indonesia
oleh Badan Pusat Statistik mengenai tentang laju pertumbuhan untuk beberapa lapangan
usaha beserta kontribusinya terhadap PDB dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 2.1 Laju Pertumbuhan Beberapa Sektor Lapangan Usaha dan Kontribusinya terhadap PDB
Indonesia

2.2.2 Struktur Perekonomian Indonesia Tahun 2015-2019

11
Struktur ekonomi Indonesia dapat dilihat menurut komponen pengeluaran dan
lapangan usaha. Berdasarkan komponen pengeluaran, struktur ekonomi Indonesia pada
tahun 2019 didominasi oleh komponen Konsumsi Rumah Tangga sebesar 56,62 persen;
diikuti oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 32,33 persen; dan pada urutan
ketiga adalah komponen Ekspor sebesar 18.41 persen. Sementara komponen Impor sebagai
komponen pengurang dalam PDB memberikan kontribusi sebesar 18,90 persen.

Menurut lapangan usaha, struktur ekonomi Indonesia pada tahun 2019 masih
didominasi oleh lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 19,70 persen, diikuti oleh
Perdagangan BesarEceran; Reparasi Mobil-Sepeda Motor sebesar 13,01 persen; Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan sebesar 12,72 persen; dan Konstruksi 10,75 persen. Peranan
keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Indonesia sebesar 56,18 persen.

Data sekunder mengenai struktur ekonomi ini didapat pada publikasi yang dilakukan
oleh Badan Pusat Statistik dengan judul Pendapatan Nasional Indonesia. Berikut merupakan
gambar mengenai beberapa sector usaha yang berkontribusi terhadap tren PDB pada tahun
2019.

Gambar 2.2. Porsi beberapa sector usaha yang berkontribusi terhadap tren PDB pada tahun 2019.

12
BAB III

METODOLOGI

3.1. Identifikasi Kebutuhan Data Sekunder

Tujuan dari analisa data pada penelitian ini adalah mengacu pada topik yang
disampaikan yaitu tentang peranan tranportasi laut dalam perkembangan ekonomi di
Indonesia yang bisa diindikasikan dengan tren volume bongkar muat yang dilakukan di
Pelabuhan Indonesia. Maka dari itu, data yang diperlukan guna melakukan analisis terhadap
tren dari bongkar muat di pelabuhan Indonesia adalah jumlah barang yang melewati proses
bongkar dan muat di pelabuhan baik untuk satuan volume yang dinyatakan dengan satuan
m3 maupun massa yang dinyatakan dalam ton.

3.2. Sumber Data

Data sekunder adalah data yang didapat bersumber pada pihak kedua atau bisa
diartikan didapat dari instansi dan informan terkait penelitian.

Perolehan data sekunder yang didapatkan pada penelitian ini adalah dengan merujuk
pada sebuah publikasi dengan judul “Statistik Transportasi Laut” yang dikeluarkan oleh
Badan Pusat Statistik Indonesia. Data primer ini sendiri didapatkan dari Port Authority –
SIMOPPEL.

3.3. Pengumpulan Data Sekunder

13
Data yang diperoleh dari publikasi tersebut ada pada tabel 3.1 yang
menunjukan bongkar muat barang pelayaran dalam negeri di pelabuhan Indonesia untuk
tahun 2005 sampai 2019.

Tabel 3.1. Barang Bongkar Muat Pelayaran dalam Negeri (000 ton)

Selanjutnya adalah tabel 3.2 yang menunjukkan bongkar muat barang pelayaran luar negeri
di pelabuhan Indonesia.

Tabel 3.2. Barang Bongkar Muat Pelayaran Luar Negeri (000 ton)

14
3.4. Penyajian Data Dengan Line Chart

Dari data pada tabel 3.1 dan 3.3, maka selanjutnya digunakan line chart untuk
memberikan gambaran akan tren dari perkembangan operasi bongkar muat dari dalam
negeri maupun luar negeri untuk tahun 2005 sampai 2019 di Pelabuhan Indonesia.

Untuk tren pada bongkar muat barang pelayaran dalam negeri disajikan pada gambar
3.1 di bawah ini.

15
Tren perkembangan bongkar muat barang Pelayaran Dalam
Negeri pada 2005-2019 (mega ton)
500

450

400

350
Bongkar
300
Muat
250

200

150

100

50

0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 3.1 Line Chart Tren Bongkar Muat Pelayaran Dalam Negeri

Selanjutnya tren pada bongkar muat barang pelayaran luar negeri disajikan pada
gambar 3.2 di bawah ini.

16
Tren perkembangan bongkar muat barang Pelayaran Luar
Negeri pada 2005-2019 (mega ton)
600

500

400
Bongkar
Muat
300

200

100

0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 3.2 Line Chart Tren Bongkar Muat Pelayaran Luar Negeri

17
BAB IV

PEMBAHASAN
Tabel 3.7 dan 3.8 menunjukkan perkembangan volume bongkar muat barang
pelayaran dalam negeri dan luar negeri selama periode 2005-2019. Selama periode tersebut
terjadi fluktuasi volume bongkar muat barang pelayaran dalam negeri maupun luar negeri
dengan perkembangan yang fluktuatif namun cenderung meningkat. Rata-rata peningkatan
per tahun untuk volume bongkar dan muat barang dalam negeri sebesar 8,53 persen dan
8,17 persen, sedangkan untuk pelayaran luar negeri sebesar 6,57 persen dan 9,27 persen.

Secara umum, perkembangan kegiatan bongkar muat barang dalam negeri pada
periode 2005-2019 sejalan dengan perkembangan kegiatan bongkar muat barang luar
negeri. Pada periode 2005-2009, kegiatan bongkar muat barang dalam negeri maupun luar
negeri menunjukkan perkembangan yang cukup fluktuatif. Volume bongkar barang dalam
negeri berkisar antara 151,42 juta ton hingga 249,05 juta ton, sementara itu volume muat
barang berkisar antara 123,14 juta ton hingga 242,11 juta ton. Sementara itu, volume
bongkar muat barang luar negeri berada pada kisaran 44,92 juta ton hingga 61,26 juta ton
untuk bongkar barang dan pada kisaran 145,12 juta ton hingga 223,56 juta ton untuk muat
barang.

Pada periode 2010-2014, volume bongkar muat barang dalam negeri maupun luar
negeri cenderung meningkat. Pada kegiatan bongkar muat barang dalam negeri, kenaikan
tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 28,25 persen untuk bongkar dan 30,94 persen
untuk muat. Sementara itu, kenaikan tertinggi pada kegiatan bongkar muat pelayaran luar
negeri terjadi pada tahun 2013 untuk bongkar (28,53 persen) dan tahun 2011 untuk muat
(61,50 persen). Pada tahun 2015, volume bongkar muat barang dalam negeri maupun luar
negeri mengalami penurunan. Pada pelayaran dalam negeri, penurunan masing-masing
sebesar 16,49 persen untuk bongkar dan 9,91 persen untuk muat. Sementara itu, penurunan
yang terjadi pada pelayaran luar negeri sebesar 2,03 persen utnuk bongkar dan 17,86
persen untuk muat. Setelah mengalami penurunan pada tahun 2015, volume volume
bongkar muat barang dalam negeri maupun luar negeri cenderung mengalami kenaikan
hingga tahun 2019. Volume bongkar dan muat barang dalam negeri pada tahun 2019

18
masing-masing mencapai 445,00 juta ton bongkar dan 363,54 juta ton muat. Sementara itu,
volume bongkar muat barang luar negeri mencapai 104,53 juta ton bongkar dan 349,10 juta
ton pada tahun 2019.

19
BAB V

KESIMPULAN

Pada penelitian ini dilakukan pengamatan dalam tren perkembangan bongkar muat
yang dilakukan pelayaran dalam negeri dan luar negeri oleh Pelabuhan Indonesia untuk
menunjukkan betapa berpengaruhnya peluang dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dari
sector transportasi laut.

Adapun beberapa kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah:

 Pada 2005 sampai 2019 terdapat peningkatan volume bongkar muat pelayaran dalam
negeri sebesar 8,53 persen dan 8,17 persen, sedangkan untuk pelayaran luar negeri
sebesar 6,57 persen dan 9,27 persen.

 Kenaikan tertinggi untuk bongkar muat pelayaran dalam negeri terjadi pada tahun
2011 yang menunjukkan kenaikan senilai 30,94% untuk volume muat dan 28,25 %
untuk volume muat.

 Kenaikan tertinggi pada kegiatan bongkar muat pelayaran luar negeri terjadi pada
tahun 2013 untuk bongkar (28,53 persen) dan tahun 2011 untuk muat (61,50 persen)

 Penurunan volume bongkar muat untuk pelayaran dalam negeri dan luar negeri pada
tahun 2015 tidak terlalu signifikan.

Dari kesimpulan yang telah diberikan, perkembangan dari tren bongkar muat di
pelabuhan Indonesia memberikan kesempatan yang sangat besar untuk perekonomian
Indonesia dan memberikan bukti bahwa operasi logistic semakin diminati oleh para
pebisnis dikarenakan beberapa faktor yang menyebabkan moda transportasi laut ini
lebih efisien dari yang lainnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw Gregory. 2013. Principles of Economics. United Kingdom: Cengage Learning.

Mankiw Gregory. 2013. Principles of Microeconomics. United Kingdom: Cengage


Learning.

Direktorat Neraca Produksi. 2020. Pendapatan Nasional Indonesia 2015-2019. Jakarta :


Badan Pusat
Statistik Indonesia.

Subdirektorat Statistik Transportasi. 2020. Statistik Transportasi Laut. Jakarta : Badan


Pusat Statistik Indonesia.

21

Anda mungkin juga menyukai