Anda di halaman 1dari 3

Pembangunan Ekonomi di Jakarta Tetap Menjadi Prioritas Pasca Perpindahan

Ibukota Negara

Dasar hukum bagi pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) tertulis dalam Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2022 yang ditetapkan pada tanggal 15 Februari 2022.
Seperti yang sudah diketahui, ibu kota Indonesia akan dipindahkan dari Jakarta
ke Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sehubungan
dengan hal ini, beragam pertanyaan dan asumsi dilontarkan oleh masyarakat.
Dikutip dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam acara workshop bertajuk
‘Monetisasi dan Manajemen Barang Milik Negara di Jakarta terkait Pemindahan
Ibu kota Negara’, yang digelar Kementerian Keuangan Republik Indonesia
bekerjasama dengan World Bank (Bank Dunia), beliau menjelaskan bahwa
“Pemindahan ibu kota bertujuan untuk memberikan kesempatan serta peluang
yang lebih merata dengan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan di luar Pulau
Jawa, sehingga ini bukanlah terpusat pada pemerintah saja tetapi dalam hal ini
peran swasta juga sangat dibutuhkan.” Selama kedudukannya sebagai ibu kota
negara, DKI Jakarta dikenal sebagai pusat bisnis terbesar di Asia Tenggara, serta
menjadi pusat lapangan kerja bagi masyarakat di luar pulau Jawa. Hal ini
menunjukkan bahwa DKI Jakarta memiliki peran penting dalam pembangunan
ekonomi nasional. Dapat disimpulkan bahwa salah satu alasan perpindahan ibu
kota negara ini merujuk pada beratnya beban yang dipikul oleh Jakarta dalam
berbagai faktor seperti masalah lingkungan, kemacetan, tingginya populasi, dan
persebaran pembangunan yang tidak merata.
Tingginya kompleksitas permasalahan di DKI Jakarta membuat pemerintah
berfikir bahwa biaya pembangunan di Jakarta sangatlah mahal dibandingkan
dengan mendirikan ibu kota negara baru. Padahal sebagian besar infrastruktur
dan pembangunan berkelanjutan di Jakarta sudah dikerahkan, kalau hal tersebut
ditelantarkan akan menimbulkan dampak negatif dari berbagai sisi ekonomi
khususnya di Jakarta. Dilansir dari buku yang berjudul “Jakarta Pasca
Pemindahan Ibu Kota Negara” terdapat sebuah artikel yang ditulis oleh Nur Iman
Subono & Meidi Kosandi selaku Dosen Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik,
Universitas Indonesia. Dalam artikel tersebut, beliau menjelaskan mengenai
masalah di Jakarta yang bersifat anakronistik seperti banjir dan kemacetan
berulang yang sebenarnya kurang daya dukung pada lingkungan. Beliau berkata
bahwa “Argumentasi ini mengandung masalah, karena di dalam praktiknya
pembangunan IKN yang dilakukan oleh pemerintah tidak berarti pembangunan
Jakarta ditinggalkan. Artinya, sebenarnya agenda pembangunan IKN tetap harus
berjalan bersamaan dengan pembangunan Jakarta untuk memperbaiki daya
dukung lingkungannya.” Guru Besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Prof Sadu Wasistiono menilai berpindahnya salah satu fungsi utama Kota Jakarta
sebagai ibu kota negara dan pusat pemerintahan nasional, membawa
konsekuensi perlunya perubahan nama DKI Jakarta. "Salah satu alternatif nama
yang disarankan adalah Daerah Khusus Provinsi (DKP) Jakarta. Kekhususan
yang dimiliki oleh Kota Jakarta adalah sebagai pusat bisnis nasional, pusat
keuangan dan perbankan skala nasional, pusat lembaga-lembaga internasional,
dan fungsi-fungsi spesifik lainnya,". Karena pada dasarnya, Jakarta sudah
dibentuk sebagai daerah penunjang ekonomi nasional. Yang perlu dibenahi
adalah bagaimana pemerintah memiliki kapasitas dalam membangun kedua
daerah tersebut dengan persebaran yang merata.
Ilustrasi
Adi merupakan seorang ASN yang harus dipindahkan ke IKN sesuai
dengan surat tugas. Disisi lain, Ia memiliki keluarga yang harus dinafkahi di
Jakarta. Pada saat itu, pemerintah sedang melakukan promosi bantuan
untuk mendirikan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) sebagai pemberdayaan
ekonomi masyarakat Jakarta pasca pemindahan Ibu Kota Negara. Dengan
pikiran yang matang, keluarga Adi pun setuju untuk merintis usaha kecil
yang diselenggarakan pemerintah. Tidak hanya itu, pemerintah juga
menyediakan moda bagi para perintis usaha dalam menyalurkan bisnisnya.
Ternyata program UKM yang didirikan oleh pemerintah sukses dan telah
dirasakan manfaatnya oleh banyak keluarga, termasuk keluarga Adi. Hal ini
dikarenakan minatnya investor asing dalam melihat pertumbuhan ekonomi
bisnis di Jakarta. Dengan begitu, lapangan kerja dapat tercipta dan tersebar
dengan rata naik di Jakarta maupun di luar pulau Jawa.
Dalam ilustrasi tersebut dapat dipetik sebuah pesan jika pemerintah memiliki
daya kapasitas yang luas untuk membangun kedua daerah bersamaan, maka
potensial dari kedua daerah tersebut dapat menjulang tinggi. Contohnya,
perpindahan IKN dilakukan beserta gedung pemerintahan dan perkantoran baru,
lapangan kerja yang tersedia pun cukup besar untuk menampung para pekerja
dari Jakarta maupun luar Jakarta. Demikian halnya, Jakarta dapat dibangun
kembali menjadi kota layak huni dan menjadi pusat sektor bisnis. “Menyoal aset
pemerintah atau BMN berupa gedung dan kantor pemerintahan yang berada di
Jakarta, Sri Mulyani, dalam acara workshop bertajuk ‘Monetisasi dan
Manajemen Barang Milik Negara di Jakarta terkait Pemindahan Ibu kota Negara’,
menjelaskan bahwa Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara (DJKN) terus berupaya untuk mencari langkah pengelolaan
terbaik salah satunya dengan serangkaian opsi monetisasi dan optimalisasi. Ia
juga menyampaikan bahwa rencana pemindahan IKN juga dapat dimanfaatkan
sebagai momentum penataan dan perencanaan ulang kota Jakarta menjadi kota
layak huni dan salah satu pusat pertumbuhan perekonomian di Indonesia.”
Tentunya hal ini harus didorong dan diprioritaskan. Beberapa argumentasi di atas
sebenarnya sudah menjadi persoalan lama dan terus menerus seperti
kemacetan, banjir, polusi, serta kurangnya lahan hijau yang bisa ditinjau kembali
dalam rangka pembangunan ulang kota Jakarta. Beberapa solusi yang dapat
ditawarkan yaitu tersebarnya transportasi umum dengan merata sehingga
masyarakat memilih untuk menggunakan angkutan umum daripada pribadi, hal ini
juga dapat mengurai kemacetan dan polusi. Yang kedua, pengelolaan sampah
yang tepat. Yang ketiga yaitu mengembangkan ruang terbuka yang hijau seperti
yang sudah diterapkan di beberapa titik daerah Jakarta. Antusias masyarakat
dalam taman terbuka ini cukup besar, kebanyakan masyarakat memilih fasilitas ini
untuk bersantai, melepas penat, mengerjakan tugas dan lain sebagainya. Yang
terakhir yaitu mendorong pembangunan ulang Jakarta seperti gedung, jalan, dan
transportasi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dapat menciptakan Jakarta
sebagai kota layak huni.
Dalam kesimpulannya, pengembangan ekonomi dan peninjauan lingkungan
pasca pemindahan ibu kota negara merupakan hal yang rumit tetapi memiliki
harapan yang besar kedepannya. Beberapa argumentasi seperti pembangunan
IKN tetap harus berjalan bersamaan dengan pembangunan menjadi tolak ukur
besar untuk menciptakan masa depan Indonesia yang lebih baik. 4 solusi yang
ditawarkan di atas adalah solusi dasar dalam pembangunan kembali Jakarta.

Referensi
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/berita/baca/30630/Pemindahan-IKN-sebagai-
Upaya-Pertumbuhan-dan-Pemerataan-Pembangunan-Indonesia.html
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (2022).
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 41. Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6766.
Agustino, Leo & Labolo, Muhadam & Toana, Ahmad & Rosidin, Angga &
Kandung, Sapto & Nugroho, Kevin & Marbun, Meidi & Kosandi, Muhadam &
Labolo, Iman & Subono, Irpan & Fauzan, Raistiwar & Pratama, Ratna & Wati,
& Rusata, Tatang. (2023). Jakarta Pasca Pemindahan Ibu Kota Negara.

Anda mungkin juga menyukai