Anda di halaman 1dari 13

DESAIN PENELITIAN

IMPLIKASI PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT


DAN PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP PENETAPAN SEBAGIAN
WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
MENJADI IBU KOTA NEGARA

Disusun oleh:
Sukman
NIM. 2108018032

NIM. 2108018032
Di bawah bimbingan:
Dr. Rosmini S.H., M.H. dan Dr. M. Fauzi S.H., M.H
Jumlah Kata: 2.677+

A. Latar Belakang

Pada tanggal 16 Agustus 2019, Presiden Republik Indonesia menyampaikan


pidato kenegaraan ihwal rencana pemindahan Ibu Kota Negara dalam Sidang
Bersama DPD RI dan DPR RI. Dalam pidato tersebut Presiden menerangkan
bahwa diharapkan ibu kota baru nantinya bukan hanya mensimbolisasikan
identitas sebagai satu bangsa melainkan juga sebagai representasi dari kemajuan
bangsa Indonesia, pemerataan, keadilan serta pembangunan. 1 Selanjutnya pada
tanggal 26 Agustus 2019 dalam pemaparannya Presiden memberikan keputusan
bahwa sebagian wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara yang terletak
di Kalimantan Timur sebagai lokasi pembangunan ibu kota negara baru (IKNB).
Secara konstitusional, frasa ibu kota negara hanya tertulis dua kali dalam
Konstitusi yakni di Pasal 2 UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi, “Mejelis
Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota
negara”.2 Kemudian termaktub juga pada Pasal 23G yakni “Badan Pemeriksa
Keuangan berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap

1
https://nasional.kompas.com/read/2019/08/16/18493981/pidato-kenegaraan-jokowi-dan-
wacana-pemindahan-ibu-kota?page=all
2
Artikel dapat dlihat dalam situs resmi Sekretariat Negara Republik Indonesia,
tps://www.setneg.go.id/baca/index/presiden_jokowi_ibu_kota_baru_di_penajam_paser_utara_da
n_kutai_kartanegara, diakses pada tanggal 05 Junii 2022
provinsi”.3 Sementara konstitusi tidak menjelaskan sama sekali terkait definisi rigid
perihal ibu kota negara hingga prosedural pemindahannya. Maka dari itu,
eksistensi Undang-Undang IKN dinilai sangat dibutuhkan, sebab pemindahan ibu
4
kota negara akan berdampak langsung terhadap situasi ketatanegaraan.
Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) merupakan bagian dari strategi untuk
pemerataan pembangunan di Indonesia, yang selama ini sangat terkonsentrasi di
Pulau Jawa. Selain itu, IKN juga membantu kondisi Jawa/Jakarta yang telah
mengalami tekanan yang sangat besar terhadap daya dukung lingkungan yang
harus dijaga sustainabilitasnya.5 Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian
menjelaskan banyak hal saat kunjungannya kerja. Selain berkunjung ke titik nol
IKN bersama Ketua DPR RI Puan Maharani dan Panglima TNI Jenderal Andika
Perkasa, Mendagri Tito Karnavian, secara khusus ia juga langsung menggelar
rapat dengan Gubernur Kaltim dan para bupati/wali kota. Menurut mantan Kapolri
itu, rencana pemindahan ibu kota negara sesungguhnya sudah pernah
disampaikan Presiden Joko Widodo dalam rapat-rapat kabinet pada periode
pertamanya. 6
Wilayah IKN akan menjadi katalis untuk Kalimantan dengan memanfaatkan
keunggulan Kota Balikpapan dan Kota Samarinda. Wilayah IKN seluas kurang lebih
256.142 hektare, terdiri atas 51 wilayah administratif setingkat desa atau
kelurahan yang mayoritas berada di dalam wilayah IKN dengan perincian 15
desa/kelurahan di Kecamatan Sepaku, 21 desa/kelurahan di Kecamatan Samboja,
5 desa/kelurahan di Kecamatan Loa Janan, 2 desa/kelurahan di Kecamatan Loa
Kulu, 7 desa/kelurahan di Kecamatan Muara Jawa, dan I desa/kelurahan di
Kecamatan Penajam.7
Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu daerah penghasil sumber
daya alam di Indonesia. Struktur perekonomian daerah ini ditopang oleh sektor
migas dan pertambangan. Oleh karena itu dari segi pendapatan daerah,
pertambangan migas dan non-migas (batubara) menjadi pendapatan Kabupaten
Kutai Kartanegara. Minyak bumi dan gas alam serta batubara merupakan hasil

3
Jurnal Diklat Keagamaan Volume XII Nomor 33 Mei-Agustus 2018, Hlm 164
4
Ahmad Gelora Mahardika, Rizky Saputra Problematika Yuridis Prosedural Pemindahan Ibu Kota
Negara Baru Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Jurnal Hukum dan Perundang-undangan Vol
2 No 1 - Maret 2022
5
https://kpbu.kemenkeu.go.id/read/1142-1364/umum/orang-juga-bertanya/skema-kpbu-apa-
perannya-dalam-mendukung-pembangunan-ikn
6
https://kaltimprov.go.id/berita/mengapa-ikn-harus-pindah-ke-kaltim
7
Lampiran II Undang.Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Ibu Kota Negara
tambang yang memiliki pengaruh sangat besar dalam perekonomian Kabupaten
ini.8 Secara umum, perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara dipengaruhi
perekonomian global, ketergantungan Kabupaten Kutai Kartanegara terhadap
Sumber Daya Alam (SDA) yang tak terbarukan menyebabkan kondisi fiskal daerah
sangat terpengaruh, sebagian besar komponen pendapatan daerah ini di sumbang
oleh sektor pertambangan dan penggalian (Royalti) melalui dana perimbangan.
Pengaruh harga komoditas minyak dunia dan komoditas pertambangan lainnya
seperti batu bara sangat mempengaruhi perekonomian dan pendapatan daerah
ini. Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luasan sebesar 27.263,10 Km2, yang
terbagi atas 18 kecamatan, seperti Kecamatan Samboja, Kecamatan Muara Jawa,
Kecamatan Sanga-Sanga, Kecamatan Loa Janan, Kecamatan Loa Kulu, Kecamatan
Muara Muntai, Kecamatan Muara Wis, Kecamatan Kota Bangun, Kecamatan
Tenggarong, Kecamatan Sebulu, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kecamatan
Anggana, Kecamatan Muara Badak, Kecamatan Marang Kayu, Kecamatan Muara
Kaman, Kecamatan Kenohan, Kecamatan Kembang Janggut, dan Kecamatan
Tabang. Secara keseluruhan jumlah penduduk di Kabupeten Kutai Kartanegara
sebanyak 786.122.000 jiwa.9
Berdasarkan data distribusi persentase PDRB atas dasar harga berlaku menurut
lapangan usaha terdapat empat lapangan usaha yang memberikan kontribusi
cukup tinggi di Kabupaten Kutai Kartanegara. Jika dilihat pada lapangan usaha
pertambangan dan penggalian tercatat 62,82% pada tahun 2019 sekali pun terjadi
penurunan 3,36% dari tahun 2018. Usaha pertambangan dan penggalian menjadi
sektor dengan persentase tertinggi di Kabupaten Kutai Kartanegara. Selanjutnya
adalah Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dengan 13,33% pada tahun
2019.10 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2022, terdiri
dari Pendapatan Daerah melalui Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat sebesar
Rp.3.861.818.981.000, (tiga trilyun delapan ratus enam puluh satu milyar delapan
ratus delapan belas juta sembilan ratus delapan puluh satu ribu rupiah) atau
81% dari total Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2022. 11
8
Agung Dinarjito, Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Investasi, Dan Indeks Pembangunan Manusia
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional Di Provinsi Kalimantan Timur, Jurnal Pajak dan
Keuangan Negara Vol.1,No.1(2020),Hal.57-72

9
(BPS Kabupaten Kukar, 2020).
10
eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2) : 2345-2358 ISSN 2338-3651, ejournal.ip.fisip-
unmul.ac.id
11
Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 9 Tahun 2021 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2022
Kecamatan Samboja dan Kecamatan Muara Jawa semua wilayahnya masuk
wilayah Ibu Kota Negara. Kecamatan Muara Jawa dan Kecamatan Samboja
disamping memiliki deposit batubara yang melimpah dan juga merupakan
penghasil minyak bumi dan gas dunia (migas) yang sangat penting bagi Kutai
Kartanegara. Tiga perusahaan migas multinasional yang beroperasi di wilayah ini
merupakan Total E&P Indonesie, VICO Indonesia dan Chevron (dulu UNOCAL).
Dua perusahaan migas multinasional yang masih mengeksploitasi cadangan migas
di Kecamatan Muara Jawa merupakan Total E&P Indonesie dan VICO Indonesia.12
Secara administratif, wilayah IKN terletak di dua Kabupaten eksisting yaitu
Kabupaten Penajam Paser Utara (Kecamatan Penajam dan Sepaku) dan
Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Loa Kulu, Loa Janan, Muara Jawa, dan
Samboja). Wilayah Kecamatan Samboja dan Kecamatan Muara Jawa keseluruhan
masuk bagian Ibu Kota Negara di Kabupaten Kutai Kartanegara akan berpengaruh
pada pendapatan daerah Dana Bagi Hasil Migas dan Batu Bara antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.13
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) terdiri atas 5 (lima) jenis
yaitu:14
1. DBH SDA Kehutanan merupakan bagian dari Transfer ke Daerah yang berasal
dari penerimaan SDA Kehutanan.
2. DBH SDA Minyak dan Gas Bumi (Migas) merupakan bagian dari Transfer ke
Daerah yang berasal dari penerimaan SDA Minyak dan Gas Bumi.
3. DBH SDA Mineral dan Batu Bara (Minerba) merupakan bagian dari Transfer ke
Daerah yang berasal dari penerimaan SDA Minerba yang berasal dari Iuran
Tetap (Land-Rent) dan iuran Eksploitasi/Eksplorasi (royalti).
4. DBH SDA Panas Bumi merupakan bagian dari Transfer ke Daerah yang berasal
dari penerimaan SDA Panas Bumi yang berasal dari Setoran Bagian
Pemerintah atau Iuran Tetap dan Iuran Produksi.
5. DBH SDA Perikanan merupakan bagian dari Transfer ke Daerah yang berasal
dari penerimaan SDA Perikanan.
DBH Sumber Daya Alam merupakan dana yang bersumber dari penerimaan
negara bukan pajak (PNBP) dalam APBN, yang dialokasikan kepada daerah

12
http://p2kp.stiki.ac.id/id1/2-3060-2956/Muara-Jawa_68765_p2kp-stiki.html
13
https://bappeda.kaltimprov.go.id. Pokok-Pokok Perkembangan Persiapan Pembangunan Ikn Dan
Kesiapan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Pembangunan Ibu Kota
NusantarA/storage/data-paparans/ February2022 / 320SoiPpb1f9EGFyTBf3. pdf
14
https://djpk.kemenkeu.go.id/?p=5735 diakses pada hari senin tanggal 18 Juli 2022
berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi. Terdiri dari: (1) SDA kehutanan, yang meliputi
iuran izin usaha pengusahaan hutan (IIUPH), pengelolaan sumber daya hutan
(PSDH), dan dana reboisasi (DR); (2) SDA pertambangan mineral dan batubara,
yang meliputi iuran tetap (land-rent) dan iuran produksi (royalty); (3) SDA
perikanan; (4) SDA minyak bumi; (5) SDA gas bumi; dan (6) SDA panas bumi. 15
DBH Minyak dan Gas Bumi DBH Minyak Bumi dan Gas daerah dihitung
menggunakan PNBP minyak bumi dan gas bumi daerah tersebut. Pembagian
15,5% DBH Minyak Bumi tersebut dibagi menjadi:16
1. Untuk penghasil kota/kabupaten maka 3% provinsi, 6% kota/kabupaten
penghasil dan 6% kota/kabupaten pemerataan. Lalu 0,5% dana khusus
pendidikan dibagikan kepada provinsi 0.1%, kota/kabupaten penghasil 0.2%
dan kota/kabupaten pemerataan 0.2 persen.
2. Untuk penghasil provinsi maka 5% provinsi dan 10% kota/kabupaten
pemerataan. Lalu 0,5% dana khusus pendidikan dibagikan kepada provinsi
0,17% dan kota/kabupaten pemerataan 0.33 persen.
Pembagian 30,5% DBH Gas Bumi tersebut dibagi menjadi:
1. Untuk penghasil kota/kabupaten maka 6% provinsi, 12% kota/kabupaten
penghasil dan, 12% kota/kabupaten pemerataan. Lalu 0,5% dana khusus
pendidikan dibagikan kepada provinsi 0.1%, kota/kabupaten penghasil 0.2%
dan kota/kabupaten pemerataan 0.2 persen.
2. Untuk penghasil provinsi maka 10% provinsi dan 20% kota/kabupaten
pemerataan. Lalu 0,5% dana khusus pendidikan dibagikan kepada provinsi
0,17% dan kota/kabupaten pemerataan 0.33 persen.
Selain mendapatkan alokasi DBH SDA Minyak Bumi sebesar 15,5% dan DBH
SDA Gas Bumi sebesar 30,5%, khusus untuk Provinsi Aceh dan Provinsi Papua
Barat juga mendapatkan alokasi DBH SDA Minyak Bumi dan DBH SDA Gas Bumi
Dalam Rangka Otonomi Khusus di Provinsi Aceh masing-masing sebesar 55% dan
40% yang diperuntukkan untuk mendanai program/kegiatan bidang pendidikan
dan kesehatan.
DBH Mineral dan Batubara daerah dihitung menggunakan PNBP yang terdiri
dari dua komponen yaitu Iuran Tetap (Landrent) dan Iuran eksplorasi dan

15
https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/kamus/file/kamus-305.pdf diakses pada hari senin
tanggal 18 Juli 2022
16
Ibid
eksploitasi (royalty) yang dihasilkan setiap daerah. 1. Pembagian 80% DBH
Mineral dan Batubara dari PNBP laudrent tersebut dibagi kepada 16% provinsi dan
64% kota/kabupaten penghasil. 2. Pembagian 80% DBH Mineral dan Batubara
dari PNBP Royalty tersebut dibagi kepada 16% provinsi, 32% kota/kabupaten
penghasil dan 32% kota/kabupaten pemerataan. 17
DBH SDA Panas Bumi daerah dihitung dengan menggunakan PNBP yang
terdiri dari 3 komponen yaitu iuran tetap, iuran produksi dan setoran bersih dari
pengusaha panas bumi ke Pemerintah yang dihasilkan dari setiap daerah.
Pembagian 80% DBH Panas Bumi tersebut dibagi kepada 16% provinsi, 32%
kota/kabupaten penghasil dan 32% kota/kabupaten pemerataan. 18
Dana bagi hasil kehutanan daerah dihitung dengan PNBP Kehutanan yang
terdiri dari Provisi Sumber Daya Hutan (SDH), Iuran Izin Usaha Pemanfaatan
Hutan, dan Dana Reboisasi dari suatu daerah. 1. Pembagian 80% DBH yang
berasal dari Provisi SDH tersebut dibagi kepada 16% provinsi, 32%
kota/kabupaten penghasil dan 32% kota/kabupaten pemerataan. 2. Pembagian
80% DBH yang berasal dari Iutan Izin Usaha tersebut dibagi kepada 16% provinsi
dan 64% kota/kabupaten penghasil. 3. Pembagian 40% DBH yang berasal dari
Dana Reboisasi tersebut dibagi sepenuhnya kepada kota/kabupaten penghasil. 19
Dana Bagi Hasil Perikanan daerah dihitung dari PNBP Pungutan
Pengusahaan Perikanan (P3) dan Pungutan Hasil Perikanan (PHP). Pembagian
80% DBH yang berasal dari PNBP sektor perikanan dibagi ke seluruh
kota/kabupaten di Indonesia.20
Masing-masing penerimaan dari kelima SDA tersebut dialokasikan kepada
daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi.

B. Rumusan Masalah
Ada 2 (dua) permasalahan yang diajukan dalam rencana penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana konsep pengaturan terhadap penentuan Dana Bagi Hasil
pendapatan negara yang bersumber dari Minyak dan Gas antara pemerintah
dan pemerintah daerah dalam perspektif keadilan pembangunan?
17
Ibid
18
Ibid
19
Ibid
20
Ibid
2. Apa Implikasi daerah Kabupaten Kutai Kartanegara terhadap penetapan
sebagian wilayahnya menjadi Ibu Kota Negara dalam Skema Dana Bagi Hasil
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah ?
C. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini menyasar dua hal yang menjadi persoalan penelitian.
Pertama, penulis akan menelusuri pengaturan bagi hasil pendapatan daerah yang
bersumber dari Dana Bagi Hasil (DBH) antara antara pemerintah dan pemerintah
daerah dalam perspektif keadilan pembangunan. Pada bagian ini Penulis akan
menganalisis apa saja basis atau landasan yang menjadi pertimbangan
pengaturan Dana Bagi Hasil (DBH). Kedua, penulis akan menelusuri Apa Implikasi
daerah Kabupaten Kutai Kartanegara terhadap penetapan sebagian wilayahnya
menjadi Ibu Kota Negara dalam Skema Transfer Bagi Hasil antara pemerintah dan
pemerintah daerah. Pada bagian ini Penulis akan mencoba menganalisis dan
membangun konstruksi argumentasi hukum yang dapat ditawarkan menjadi
konsep ideal pengaturan bagi hasil yang wilayah penghasil Migas masuk wilayah
IKN.
D. Landasan Teori
Salah satu fenomena yang paling mencolok dari hubungan antara sistem
Pemerintah Daerah dan pembangunan adalah ketergantungan yang kuat
Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat. Ketergantungan itu terlihat jelas
dari aspek keuangan, yakni Pemerintah Daerah kehilangan keleluasan bertindak
(local discretion) untuk mengambil keputusan penting dan ada campur tangan
Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah Daerah. Pembangunan di Daerah,
terutama secara fisik memang cukup pesat, tetapi tingkat ketergantungan fiskal
antara Daerah dan Pusat sebagai akibat dari Daerah dan Pusat juga semakin
besar. Ketergantungan fiskal terlihat dari relatif rendahnya PAD dan dominannya
transfer dari Pusat.21
Menurut Arifin P. Soeria Atmadja, tujuan utama perimbangan keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, maupun antar Daerah adalah dalam
rangka menyeimbangkan kemampuan fiskal dan kebutuhan fiskal Daerah atau
fiscal need dan fiscal capability dari setiap Daerah yang berbeda agar dapat
meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan otonominya. Sebagai suatu
sistem pembagian keuangan, UU Perimbangan Keuangan diharapkan dapat

21
Nelvia Roza: Tesis, Problematika Dana Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan
Pemerintahan Daerah Dalam Kaitannya Dengan Penyelenggaraan Otonomi Daerah
dilaksakan secara adil, proporsional, demokratis, transparan dan efesien dalam
penyelenggaraan desentralisasi.22
Berdasarkan Ketentuan Umum UU Perimbangan Keuangan, yang dimaksud
dengan perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
sendiri adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional,
demokratis, transparan, dan bertanggungjawab dalam rangka pendanaan
penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan
kebutuhan Daerah, sedangkan berdasarkan Pasal 1 angka 19 UU Perimbangan
Keuangan, yang dimaksud dengan Dana Perimbangan adalah dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk
mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. 23
Dalam teori hukum pembangunan, Mochtar Kusumaatmadja mengemukakan:
“Hukum merupakan suatu alat untuk memelihara ketertiban dalam masyarakat.
Mengingat fungsinya sifat hukum, pada dasarnya adalah konservatif artinya,
hukum bersifat memelihara dan mempertahankan yang telah tercapai. Fungsi
demikian diperlukan dalam setiap masyarakat, termasuk masyarakat yang sedang
membangun, karena di sini pun ada hasil-hasil yang harus dipelihara, dilindungi
dan diamankan. Akan tetapi, masyarakat yang sedang membangun, yang dalam
difinisi kita berarti masyarakat yang sedang berubah cepat, hukum tidak cukup
memiliki memiliki fungsi demikian saja. Ia juga harus dapat membantu proses
perubahan masyarakat itu. Pandangan yang kolot tentang hukum yang
menitikberatkan fungsi pemeliharaan ketertiban dalam arti statis, dan menekankan
sifat konservatif dari hukum, menganggap bahwa hukum tidak dapat memainkan
suatu peranan yang berarti dalam proses pembaharuan24
APBD merupakan instrumen dalam rangka mewujudkan pelayanan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara.
Lingkup anggaran menjadi relevan dan penting di lingkungan pemerintah daerah.
Hal ini terkait dengan dampak anggaran terhadap kinerja pemerintah,
sehubungan dengan fungsi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada

22
Arifin P. Soeria Atmadja, Keuangan Publik dalam Perspektif Hukum Teori, Praktik dan Kritik,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 159
23
Pasal 1 angka (19) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
24
Dian Puji Nugraha Simatupang, Determinasi Keuangan Negara Guna Mewujudkan Keadilan Sosial
(Social Equity) Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, Jurnal Hukum & Pembangunan Tahun ke-51 No.2
April-Juni 2021
masyarakat.25 Menurut konsep, anggaran merupakan suatu alat perencanaan
mengenai pengeluaran dan penerimaan di masa yang akan datang, umumnya
disusun untuk satu tahun. Anggaran merupakan alat kontrol atau pengawasan
terhadap penerimaan atau pengeluaran dimasa yang akan datang.
(Suparmoko,2002) Anggaran Pemerintah merupakan inti dari sistem keuangan
baik pusat maupun daerah.26

E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian

Penelitian dengan pendekatan doktrinal diarahkan pada sekumpulan norma


sebagai sasaran penelitian melalui analisis relasi antar norma, analisis isi,
penggabungan teori norma, dan asas-asas hukum. Pendekatan doctrinal tidak
menghindari pengunaan fakta tertentu dengan asumsi sebagai pendukung
analisis penelitian.27 Pendekatan doktrinal yang berkarakter normatif sebagai
bentuk pendekatan dalam penelitian hukum dengan mengkhususkan diri pada
upaya pemecahan masalah-masalah hukum yang dicirikan dengan adanya
rumusan kesimpulan bernilai hukum atas analisis sekumpulan norma.
Pendekatan ini menurut pengertian Pollack dikenal sebagai legal research.
Tujuan pokoknya adalah hendak menguji apakah suatu postulat normatif
tertentu memang dapat atau tidak dapat untuk memecahkan suatu masalah
hukum tertentu in conreto.28

Rumusan Masalah (R1)

Terkait konsep pengaturan terhadap penentuan Dana Bagi Hasil pendapatan


negara yang bersumber dari Minyak dan Gas antara pemerintah dan
pemerintah daerah dalam perspektif keadilan pembangunan. Analisis
dilakukan dengan interpretasi hasil studi kepustakaan dan konstruksi

25
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 13 No. 2 Tahun 2019
26
Ferdian Nur, Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 13 No. 2 Tahun 2019 Analisis
Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kemandirian Fiskal Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara

27
M. Muhdar, 2019, Penelitian Doctrinal dan Non-Doctrinal Pendekatan Aplikasi Dalam Penelitian
Hukum, Mulawarman University Press, Samarinda, hlm. 12-18
28
Taufik H. Simatupang, Pemihakan Dan Pemilihan Atas Penelitian Hukum Doktrinal Dan Non
Doktrinal, Forum Ilmiah Volume 8 Nomer 1, Januari 2011
argumentasi hukum. Basis penjelasan teoritik akan menggunakan analisis
konsep desentralisasi otonomi daerah.

Rumusan Masalah (R2)

Terkait Implikasi daerah Kabupaten Kutai Kartanegara terhadap penetapan


sebagian wilayahnya menjadi Ibu Kota Negara dalam Skema Dana Bagi Hasil
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Analisis dilakukan dengan
interpretasi hasil studi kepustakaan dan konstruksi argumentasi hukum. Basis
penjelasan analisis dan argumentasi hukum akan menggunakan analisis
teoritik konsep desentralisasi otonomi daerah, teori tujuan hukum, teori
keadilan, dan teori hukum responsif. Analisis dan konstruksi argumentasi
hukum yang dibangun.

2. Teknik Pengambilan Data

Oleh karena penelitian ini menggunakan pendekatan sisi doctrinal dengan


alasan salah satu sasaran studi ini melihat seperangkat norma positif dalam
kaitannya dengan pembagian dana bagi hasil anatara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah serta Penulis tambahkan data tersier. Data primer terdiri
atas informasi dari hasil wawancara dan hasil pengamatan fakta lapangan. 29
Wawancara dilakukan kepada para narasumber terpilih yang memiliki nilai
signifikansi tertentu yang dapat ditentukan dengan purposive sampling30
Wawancara terhadap key persons dilakukan dengan teknik deep interview dan
berpotensi menggunakan teknik snow ball process dalam rangka menemukan
pihak-pihak yang saling terkait dan sebagai upaya menentukan validitas data
dari para resonden.31 Data sekunder dapat berupa dokumen terverifikasi atau
dokumen resmi dan memiliki nilai atau otoritas tertentu ( officially document)32
yang akan Penulis telusuri dengan teknik studi dokumen ( documentary
studies). Terakhir, Penulis tambahkan data tersier berupa bahan hukum yang
akan ditelusuri melalui teknik studi pustaka (library studies).33

3. Lokasi Penelitian

29
M. Muhdar, Ibid, hlm. 50-51
30
Ibid.
31
Ibid, hlm. 51-52
32
Ibid
33
Suratman dan Philips Dillah, 2015, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung, hlm. 107
Dengan mempertimbangkan jarak, waktu dan kemudahan akses 34 lokasi
penelitian ini akan dilaksanakan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi
Kalimantan Timur. Perkiraan kemudahan memperoleh data, relevansi sasaran
penelitian dan representasi kebutuhan data 35 maka instansi atau pihak-pihak
yang menjadi sasaran penelitian di antaranya: Bupati Kutai Kartanegara,
Dinas Pendapatan Kabupaten Kutai Kartanegara, Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Kabupaten Kutai Kartanegara, DPRD Provinsi Kalimantan Timur, DPRD
Kabupaten Kutai Kartanegara, Ahli/Akademisi terkait (bidang Hukum,
Ekonomi, Politik) di Universitas Mulawarman dan Universitas Kutai
Kartanegara. Sasaran penelitian yang daftar respondennya akan ditentukan
kemudian memperhatikan situasi dan kondisi faktual di lokasi penelitian.

4. Alokasi Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan mulai dari penyusunan


disain riset, seminar disain riset, studi pustaka, pengambilan data,
penyusunan laporan, dan publikasi.

Daftar Referensi

Situs resmi Sekretariat Negara Republik Indonesia,


tps://www.setneg.go.id/baca/index/presiden_jokowi_ibu_kota_bar
u_di_penajam_paser_utara_dan_kutai_kartanegara, diakses pada
tanggal 05 Junii 2022

https://news.detik.com/berita/d-4691074/mahfud-md-menurut-hukum-tata-
negara-pemindahan-ibu-kota-wewenang-presiden

Ahmad Gelora Mahardika dan Rizky Saputra, Problematika Yuridis Prosedural


Pemindahan Ibu Kota Negara Baru Dalam Sistem Ketatanegaraan
Indonesia, Vol 2 No 1 (2022)

https://nasional.kompas.com/read/2019/08/16/18493981/pidato-kenegaraan-
jokowi-dan-wacana-pemindahan-ibu-kota?page=all

https://bappeda.kaltimprov.go.id. Pokok-Pokok Perkembangan Persiapan


Pembangunan Ikn Dan Kesiapan Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara Dalam Pembangunan Ibu Kota
Nusantara/storage/data-paparans/February2022
/320SoiPpb1f9EGFyTBf3.pdf

34
M. Muhdar, Op.Cit, hlm. 52
35
M. Muhdar, Op.Cit, hlm. 52-53
https://kpbu.kemenkeu.go.id/read/1142-1364/umum/orang-juga-bertanya /
skema -kpbu-apa-perannya-dalam-mendukung-pembangunan-ikn

Agung Dinarjito, Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Investasi, Dan Indeks


Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional
Di Provinsi Kalimantan Timur, Jurnal Pajak dan Keuangan Negara
Vol.1,No.1(2020),Hal.57-72

Mahfud MD, Moh. 2009, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta: PT Rajagrafindo


Persada.

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 13 No. 2 Tahun 2019

http://p2kp.stiki.ac.id/id1/2-3060-2956/Muara-Jawa_68765_p2kp-stiki.html

eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2) : 2345-2358 ISSN 2338-3651,


ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id

Ahmad Gelora Mahardika, Rizky Saputra Problematika Yuridis Prosedural


Pemindahan Ibu Kota Negara Baru Dalam Sistem Ketatanegaraan
Indonesia, Jurnal Hukum dan Perundang-undangan Vol 2 No 1 -
Maret 2022

Nelvia Roza: Tesis, Problematika Dana Perimbangan Keuangan Antara


Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah Dalam Kaitannya
Dengan Penyelenggaraan Otonomi Daerah

Taufik H. Simatupang, Pemihakan Dan Pemilihan Atas Penelitian Hukum


Doktrinal Dan Non Doktrinal, Forum Ilmiah Volume 8 Nomer 1,
Januari 2011

Suratman dan Philips Dillah, 2015, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta,


Bandung, hlm. 107
Arifin P. Soeria Atmadja, Keuangan Publik dalam Perspektif Hukum Teori,
Praktik dan Kritik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 159

Dian Puji Nugraha Simatupang, Determinasi Keuangan Negara Guna


Mewujudkan Keadilan Sosial (Social Equity) Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia, Jurnal Hukum & Pembangunan Tahun ke-51 No.2 April-
Juni 2021

Muhammad Said Yusuf dan Shirhi Athmainnah PascaSarjana UIN Sunan


kalijaga, Yogyakarta, Konsep Perbankan Syari’ah Dalam
Mewujudkan Pembangunan Nasional Yang Berkeadilan (Tinjauan
Sosiologi Hukum Islam) ISTIKHLAF Vol 3 No 1, Maret 2021

Ferdian Nur, Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 13 No. 2
Tahun 2019 Analisis Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap
Kemandirian Fiskal Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara
Muhdar, Muhamad. 2019. Penelitian Doctrinal dan Non-Doctrinal Pendekatan
Aplikasi Dalam Penelitian Hukum. Samarinda: Mulawarman
University Pres.

Ani Sri Rahayu, Pengantar Pemerintahan Daerah: Kajian Teori, Hukum dan
Aplikasinya, februari 2018

Anda mungkin juga menyukai