Anda di halaman 1dari 6

ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

PENELUSURAN KAWASAN
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) ASAHAN

Anisah Lukman
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik UISU
anisah@ft.uisu.ac.id

Abstrak
Kawasan danau toba merupakan salah satu kawasan pariwisata andalan Indonesia yang terletak diprovinsi
Sumatra Utara. Luas keseluruhan Danau Toba sendiri sekitar 372.681 hektar meliputi 259.721 hektar daratan
dan 112.960 hektar perairan (tubuh air). Selain fungsi pariwisata kawasan danau toba berperan penting bagi
kehidupan Propinsi Suamatera Utara, terdapat 19 sungai yang mengalirkan airnya dari daerah tangkapan air
sekitar danau ke dalam badan air danau toba dengan hanya satu sungai yang merupakan pelepasan air dari
danau ini yaitu sungai Asahan yang bermuara di pantai timur sumatera utara, Air sungai asahan ini
dimanfaatkan untuk PLTA ASAHAN yang merupakan salah satu penyuplai listrik diprofinsi sumatera utara di
samping itu Danau Toba berperan sebagai penyedia air berbagai aktifitas masyarakat Sumatera Utara. Sungai
Asahan dengan bendungan Sigura-gura membuat aliran airnya teratur dan karenanya memiliki waterflow
konstan yang tidak biasa. Sungai ini terletak di salah satu lembah paling liar dari Indonesia dengan air terjun
yang tercurah ratusan meter ke bawah dari dinding ngarai curam vertikal. Sumatera Utara menderita
kekurangan listrik terus menerus karena selain menghidupi propinsinya, Sumatera Utara juga harus
membaginya dengan Aceh atau Riau sehingga ada desakan untuk proyek tersebut. Kunci keberhasilan Proyek
Asahan adalah terjaganya daya dukung ekosistem yang menjamin tersedianya debit air yang cukup dari
Sungai Asahan/Danau Toba untuk dapat menggerakkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan dan
mengoperasikan Pabrik Peleburan Aluminium (PPA) di Kuala Tanjung/Batubara.

Kata –kata Kunci: Penelusuran, Das Asahan, Danau Toba, Sungai

I. Pendahuluan Kawasan Danau Toba oleh sembilan


bupati/walikota para ketua DPRD sekawasan
Dalam perjalannya seiring dengan daya tarik sekawasan danau toba dan sub DAS Asahan serta
pariwisata danau toba yang sangat besar dan ketua Otoritas asahan .
pengaruhnya dalam ekonomi wilayah
pengembangan kawasan tersebut telah memberikan II. Das Asahan
tekanan pada lingkungan yang dibuktikan dengan
penurunan muka air danau yang mempengaruhi Kondisi Geografis
pasokan air bagi PLTA Asahan permukaan air
danau juga tertutup oleh eceng gondok mencapai
luasan 381.8 hektar . Jumlah penduduk di tepian
danau semakin meningkat diiringi pertumbuhan
permukiman baru hotel dan jasa lainnya yang
memberikan dampak negative berupa pembuanngan
limbah cair dan padat ke badan danau selain limbah
beberapa prasarana wisata seperti hotel dan rumah
makan menempati kawasan yang kemampuan
lahannya (topografi atau kelereng yang berat dan
formasi batuan yang mudah longsor) tidak sesuai
untuk pembangunan tersebut sehingga memberikan
beban yang semakin berat terhadap lingkungan .
Pada kawasan sekitar danau juga terdapat
masalah penebangan liar yang menyebabkan hutan
menjadi gundul serta alih fungsi lahan hutan
menjadi lahan pertanian pemanfaatan lahan yang
tidak sesuai dengan hasil penelitian bahwa dari luas Gambar 1. Geografi Asahan
263.989 Hektar daratan daerah tangkapan air (DTA)
DANAU TOBA seluas 149.929 Hektar (56,79%)
sesuai dengan rencana tata ruang dan 114.060 2.1 Letak dan Geografi
hektar (43,21%) tidak sesuai dengan RTRWP. Asahan merupakan salah satu Kabupaten yang
Berbagai permasalahan yang terjadi didanau toba berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara.
tersebut mendapat perhatian berbagai pihak terkait Secara geografis Kabupaten Asahan berada pada
sehingga pada tanggal 6 juni tahun 2004 2003’00”- 3026’00" Lintang Utara, 99001-100000
dideklarasikan kesepakatan pengelolaan Ekosistem
Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 2017 49
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)
Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 1.000 m di atas Karena itu banyak wilayah yang dimanfaatkan
permukaan laut. sebagai daerah perkebunan besar di kawasan ini.
Kabupaten Asahan menempati area seluas Dataran pantai merupakan dataran yang
371.945 Ha yang terdiri dari 13 Kecamatan, 176 dibentuk oleh wilayah laut yang muncul ke darat.
Desa/Kelurahan Definitif. Wilayah Kabupaten Dataran ini membentuk pantai yang landai yang
Asahan di sebelah Utara berbatasan dengan makin lama makin meninggi. Sebagian pantai
Kabupaten Batu Bara, di sebelah Selatan dengan merupakan rawa dan tanah bencah, karena sering
Kabupaten Labuhan Batu dan Toba Samosir, di terjadi pasang di wilayah tersebut yang
sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten menyebabkan tanah berair dan membentuk rawa.
Simalungun dan di sebelah Timur berbatasan Dataran rawa juga terbentuk di muara-muara
dengan Selat Malaka. sungai, di daerah pertemuan sungai dan
penyempitan sungai.
2.2 Iklim
Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang 2.4 Perbukitan
berada di kawasan Sumatera Utara, Kabupaten Perbukitan di wilayah pesisir Asahan tidak
Asahan termasuk daerah yang beriklim tropis dan banyak dijumpai. Daerah berbukit terdapat di
memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan bagian Barat Daya, yaitu Kecamatan Bandar Pasir
musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan Mandoge dan Kecamatan Bandar Pulau.
biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya hari Ketinggiannya hanya mencapai ± 200 m. Bukit
hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya tersebut memiliki lereng yang landai, kecuali Dk.
musim. Haboko yang merupakan bukit memanjang dan
Menurut catatan Stasiun Klimatologi PTPN III memiliki lereng yang terjal dengan kemiringan 30 –
Kebun Sei Dadap, pada tahun 2007 terdapat 132 50%. Secara umum bukit-bukit tidak
hari hujan dengan volume curah hujan sebanyak memperlihatkan pola yang teratur, karena
2.150 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan merupakan bukit-bukit tua yang sudah dikikis arus
September yaitu 342 mm dengan hari hujan sungai. Kikisan arus sungai tersebut membentuk
sebanyak 12 hari. Sedangkan curah hujan paling bukit-bukit kecil berlereng landai yang tidak
kecil terjadi pada bulan Maret sebesar 8 mm dengan berpola.
hari 3 hari. Rata-rata curah hujan tahun 2007
mencapai 179,17 mm/bulan. 2.5 Sungai
Wilayah pesisir Asahan merupakan pesisir di
2.3 Dataran laut pedalaman, berbatasan dengan Selat Malaka.
Wilayah pesisir Asahan pada umumnya datar Arus laut mengalir di sepanjang pantai dari Utara ke
dengan kemiringan lereng 0 – 3%. Pada daerah Selatan atau sebaliknya, bukan merupakan arus
berbukit di sebelah Barat Daya, umumnya yang tegak lurus pantai. Karena itu, daya kikis yang
merupakan wilayah bergelombang dengan dimiliki air laut tidak begitu kuat. Sementara bentuk
kemiringan 3 – 8 %. Dataran pesisir Asahan dataran yang sangat landai dan sungai-sungai tua
merupakan dataran rendah dengan elevasi 0 – 200 yang lebar menunjukkan bahwa wilayah Asahan
m. Pesisir pantai terdapat di Timur Laut, sementara sangat dipengaruhi oleh pengikisan dan
wilayah Barat Daya merupakan tempat titik-titik pengendapan aliran sungai dibanding arus laut.
tertingginya, sehingga wilayah tersebut melereng Pada umumnya sungai yang terdapat di wilayah
dari Barat Daya ke Timur Laut. pesisir Asahan mempunyai pola dendritik. Hal ini
Pada wilayah Kecamatan Bandar Pasir Mandoge disebabkan oleh bentuk wilayahnya yang melereng
terdapat Dk. Haboko yang merupakan pegunungan dari arah Barat Daya ke Timur Laut. Sungai-sungai
memanjang dari Selatan ke Utara yang memiliki muda terdapat di bagian Barat Laut yang mengalir
lereng terjal, sementara di sebelah Barat Daya juga seperti cabang-cabang pohon ke induk sungainya.
terdapat kelurusan gunung dengan arah yang sama Induk-induk sungai tersebut mengalami proses
dengan tebing terjal juga (wilayah pada Kecamatan pengikisan dan pengendapan dan beralih menjadi
Bandar Pasir Mandoge yang bukan merupakan sungai dewasa dan tua di sebelah Timur Laut.
pesisir Asahan). Sementara diantara pegunungan Hampir semua induk-induk sungai tersebut
dan Dk. Haboko merupakan wilayah dataran. Hal mengalir ke Sungai Asahan yang merupakan sungai
tersebut mengindikasikan bahwa daerah tersebut tua di bagian Timur Laut.
mempunyai struktur lipatan dengan lapisan-lapisan Sungai Asahan merupakan sungai terbesar di
batuan keras dan lunak. wilayah pesisir Asahan. Sungai ini memiliki
Wilayah pesisir Asahan merupakan dataran meanders besar, banyak endapan di tengah sungai,
yang sering mengalami banjir, baik yang hampir tanpa kecepatan, gradien kecil, dan lembah
disebabkan arus sungai maupun laut. Hal tersebut sungai yang lebar, yaitu sampai ± 1 km di daerah
membentuk beberapa jenis dataran, antara lain: muaranya. Sungai ini sering mengakibatkan banjir
dataran pantai, dataran banjir, dataran rawa, dataran karena mengalir di daerah datar dan memiliki
tanah bencah dan delta. Banjir yang sering terjadi banyak pertemuan dengan sungai dewasa dan
juga menyebabkan suburnya wilayah ini karena sungai tua lain yang mengalir sebagai anak
endapan aluvial yang terbawa banjir ke dataran. sungainya, sehingga membentuk delta sungai yang

50 Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 2017


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)
merupakan dataran banjir dan rawa di wilayah  Mengamankan kepentingan-kepentingan
pertemuan sungai tersebut dengan laut. Pemerintah dan PERSERO Pengusahaan serta
Pengembangan usaha Perlistrikan dan Peleburan
III. Otorita Asahan Aluminium;
 Mengawasi pelaksanaan Proyek sesuai dan di
3.1 Proyek Asahan dalam batas-batas sebagaimana ditetapkan
Proyek Asaham adalah Proyek yang dalam Persetujuan Induk;
mendayagunakan potensi air Sungai Asahan yang  Memelihara kerjasama dan koordinasi secara
mengalir dari Danau Toba Sumatera Utara untuk terus menerus antara pihak-pihak dalam
pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air mencapai tujuan Persetujuan Induk;
(PLTA) dan Pabrik Peleburan Aluminium (PPA)  Menjamin agar tatacara perijinan dan pemberian
dengan tujuan memajukan ekonomi regional jasa yang diperlukan dalam pelaksanaan
Sumatera Utara dan Nasional. pembangunan Proyek Asahan dapat berjalan
Dasar pengembangan Proyek Asahan adalah lancara dan tertib;
Master Agreement antara Pemerintah RI dengan  Mengembangkan dan mengendalikan
Investor Jepang yang ditandatangani tanggal 7 Juni pelaksanaan pembangunan Proyek Asahan
1975 di Tokyo, Jepang. sesuai dengan rencana yang ditetapkan;
Potensi hidrolistrik Sungai Asahan diperkirakan  Merencanakan dan mengendalikan
lebih dari 1.000 MW. Saat ini yang telah dibangun pengembangan jangka panjang wilayah Proyek
dan dioperasikan pleh PT. Inalum adalah PLTA Asahan berserta prasarananya dalam kerjasama
Asahan II (PLTA Siguragura dan PLTA Tangga) dengan instansi yang bersangkutan.
dengan kapasitas 604 MW yang digunakan untuk
 Berdasarkan MOU antara PT. Inalum dengan
pasokan listrik ke PPA Kuala Tanjung dengan
Otorita Asahan tanggal 7 Desember 1999,
kapasitas produksi 225.000 ton aluminium per
Otorita Asahan ditugaskan untuk mengelola
tahun.
seluruh upaya pemulihan dan pelestarian
PLTA Asahan I (2 X 90 MW), saat ini telah
lingkungan serta pemberdayaan masyarakat di
selesai dibangun oleh PT. Bajradaya Sentranusa
sekitar Proyek Asahan dengan mengalokasikan
(PT.BDSN) bekerjasama dengan China Huadian dan memanfaatkan environmental fund.
Corporation ("CHC"). Trial Operasi dilakukan pada
tanggal 6 Juli 2010 dan peresmian
3.3 Kementerian Negara BUMN
pengoperasiannya dilakukan oleh Bapak Presiden
Merupakan pemegang saham Indonesia di PT.
Republik Indonesia pada tanggal 18 Januari 2011.
Inalum. Saham Pemerintah RI di PT. Inalum
PLTA Asahan III (2 X 87 MW) masih dalam
sebesar 41,12%. Peranan Kementerian BUMN di
tahap persiapan pembangunan. Diperkirakan PT. Inalum lebih difokuskan pada pembinaan aspek
pembangunannya akan selesai pada tahun 2015.
corporate.
PLTA Asahan IV mempunyai potensi listrik 80
MW, saat ini masih dalam tahap persiapan
3.4 Nippon Asahan Aluminium
pembangunan.
NAA adalah pemegang saham investor Jepang
- PLTA Asahan V mempunyai potensi listrik 18
di PT. Inalum. Saham NAA di PT. Inalum sebesar
MW, pembangunan PLTA Asahan V masih 58,88%. NAA berkedudukan di Tokyo, Jepang.
menunggu perijinan dari Bupati Asahan.
3.5 PT. Indonesia Asahan Aluminium
3.2 Otorita Asahan
 PT. Inalum berstatus PMA dengan investasi
Otorita Asahan adalah Lembaga Pemerintah
pada tahun 1978 sebesar 411 Miliar Yen atau
yang bertugas mewakili Pemerintah dan
sekitar US$2 Miliar, dengan pemegang saham
bertanggung jawab atas kelancaran pembangunan
adalah Pemerintah RI dan Nippon Asahan
dan pengembangan Proyek Asahan. Otorita Asahan
Aluminium (NAA). Sejak tahun 1987,
bertanggung jawab kepada Presiden melalui Badan
komposisi kepemilikan saham adalah
Pembina. Badan Pembina diketuai oleh Menko
Pemerintah RI 41,12% dan NAA 58,88%.
Perekonomian RI dan beranggotakan: Mendagri,
 Beroperasi sejak tahun 1982. Fasilitas PT.
Menkeu, Mentamben, Menperin, Menperhub,
Inalum terdiri dari Pabrik Peleburan
Menteri PU, Menakertrans, Gubernur Sumatera
Aluminium (PPA) di Kuala Tanjung,
Utara, dan ketua BKPM.
Kabupaten Batubara dengan kapasitas
Otorita Asahan dibentuk berdasarkan Master
terpasang sebesar 225.000 ton aluminium
Agreement Pasal XIX dan Keppres No.5 tanggal 22
batangan per tahun (original design) dan PLTA
Januari 1976.
Asahan II (604 MW) di Paritohan, kabupaten
Toba Samosir. Produksi PT. Inalum 60%
Tugas-tugas Otorita adalah sebagai berikut :
diekspor ke Jepang dan 40% dipasarkan di
 Memberikan fasilitas dan jaminan bagi
dalam negeri. Jumlah tenaga kerja sebanyak
pelaksanaan persetujuan induk secara tepat dan
2.000 orang.
berhasil;
 Operasi PT. Inalum akan berakhir tahun 2013
dan 3 tahun sebelumnya (31 Oktober 2010)

Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 2017 51


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)
akan dimulai perundingan untuk menentukan
perpanjangan atau pengakhiran kerjasama
dengan pihak Jepang.

Gambar 5. Dam Sigura-gura


Gambar 2. Peta lokasi proyek asahan

Gambar 3. Lake Toba Water Level Gambar 6. Dam Tangga

3.6 Program Otorita Asahan


Salah satu kunci keberhasilan Proyek Asahan
adalah terjaganya daya dukung ekosistem yang
menjamin tersedianya debit air yang cukup dari
Sungai Asahan/Danau Toba untuk dapat
menggerakkan Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA) Asahan dan mengoperasikan Pabrik
Peleburan Aluminium (PPA) di Kuala
Tanjung/Batubara. Debit air Sungai Asahan sangat
dipengaruhi oleh daya dukung Ekosistem Kawasan
Danau Toba (EKDT) yang meliputi Daerah
Tangkapan Air (DTA) Danau Toba dan Daerah
Aliran Sungai (DAS) Asahan .

Secara umum Kawasan DTA Danau Toba dan


DAS Asahan menghadapi tekanan dari kegiatan
Gambar 4. Skema kelembagaan proyek Asahan sosial ekonomi, industri, pertanian, pertambangan
dan permukiman yang berkembang di daerah
tersebut yang mengakibatkan dampak negatif
terhadap kelestarian alam dan daya dukung
lingkungan hidup. Oleh karena itu, upaya-upaya
pengelolaan lingkungan di Kawasan DTA Danau
Toba dan DAs Asahan perlu mendapat prioritas
perhatian seluruh stakeholders Proyek Asahan
termasuk Otorita Asahan.

52 Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 2017


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)
Oleh karena itu, Otorita Asahan,bekerjasama
dengan instansi dan lembaga terkait serta
masyarakat sekitar EKDT secara sistimatik dan
berkesinambungan melaksanakan program-program
pelestarian lingkungan dan pemberdayaan
masyrakat sekitar ekosistem kawasan Danau Toba
yang meliputi Kabupaten Tobasa, Samosir,
Simalungun, Karo, Dairi, Tapanuli Utara, Humbang
Hasundutan, Batubara, Asahan, dan Kota Tanjung
Balai. Program-program meliputi Program
Konservasi Lingkungan, Pemberdayaan Gambar 8. Aliran sungai Asahan
Masyarakat, Pembangunan Infrastruktur Perdesaan,
serta Pemberdayaan Pendidikan.

Gambar 7. Air Terjun Sigura-gura Gambar 9. Penebangan hutan di kawasan dan Asahan

3.7 Pengelolaan Kawasan Danau Toba


Hanya akan berdaya guna dan berhasil guna Adapun sasaran manfaat dari pengelolaan
jika dilakukan bersama-sama serta dengan ekosistem kawasan danau toba tersebut yaitu :
mendefenisikan dan mengintergrasikan keberadaan
factor-faktor ekologi ekonomi dan sosial diwilayah 1. Air di ekosistem kawasan danau toba layak
para pemangku kepentingan secara ekologis bukan di pergunakan sebagai air minum
berdasarkan batas-batas administratif 2. Danau toba memberikan akses seluas-
,sector,kewilayahan semata. Deklarasi dan dokumen luasnya bagi masyarakat untuk berinteraksi
pedoman pengelolaan Ekositem Kawasan Danau dengan ekosistem danau toba
Toba No 0401 beserta dokumen peta kerjanya (rekreasi,dapat direnangi dengan aman )
dengan nomor 0402 atau sering disebut LAKE 3. Lahan didaerah tangkapan AIR danau toba
TOBA ECOSYTEM MANAGEMENT PLAN mempunyai fungsi ekosistem yang optimal
(LTEMP) tersebut merupakan pedoman para 4. Ikan dan hasil pertanian dari ekosistem
pemangku kepentingan dalam melakukan kawasan danau toba layak dikomsumsi
pengawasan Danau Toba. atau tidak terkontaminasi
5. Air Danau Toba dapat digunakan sebagai
Adapun prinsip pengelolaan yang disebutkan sember tenaga listrik
dalam deklarsi tersebut yaitu: 6. Ekositem flora dan fauna dalam keadaan
1. Pemulihan (remediaton) bertujuan agar sehat dan terpelihara keanekaragaman
keberlangsungan ekositem dapat terjaga hayatinya
dengan didasarkan pada indicator ekositem 7. Udara di ekosiostem kawasan danau toba
yang ditetapkan dapat mendukung kehidupan ekosistem
2. Keutuhan dan keberlanjutan (integrity and yang sehat
Sustainability); dimaksudkan untuk
mewujudkan kelestarian ekosistem yang
Guna memastikan arah pengelolaan kawasan
didasarkan pada upaya menjaga keutuhan
danau toba yang optimal disusunlah rencana Tata
komponen ekosistem secara integral dan
Ruang Kawasan Danau Toba yang menjadi
berkelanjutan
pedoman bagi para pemangku kepentingan kawasan
3. Kerangka kemitraan (partnership
danau toba dalam menyusun rencana tata ruang
Framework) dimaksudkan untuk setiap
masing masing wilayah baik dalam kerangka
kegiatan pembagunan didasrkanpada
otonomi maupun kerangka pemgelolaan
prinsip-prinsip rasa memiliki rasa
terintergrasi diantar para pemangku amanah hal ini
tanggung jawab dan rasa ikut berpartisipasi
sesuai dengan penetapan danau toba sebagai
sehingga tercipta upaya pengawasan
kawasan startegis nasional dalam peraturan
bersama dalam menjaga kelestarian
pemerintah no 26 tahun 2008 tentang rencana tata
ekosistem kawasan danau toba .
ruang wilayah nasional yang berimplikasi pada

Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 2017 53


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)
pentingnya revisi penataan ruang kawasan danau Sebagai contoh kegiatan waktu tanam telah
toba baik secara substansif legal maupun regulative. ditentuka sehingga kesuburan tanah tetap
Seiring dengan adanya kebutuhan revisi ini para terpelihara demikian juga pembanguan rumah
pemangku amanah sepakat untuk meng-inkorasikan warga disarankan untuk menghadap ke matahari
LTEMP dalam penyusunan Rencana tata ruang terbit sebagai lambang kehidupan baru yang
kawasan danau toba agar pengelolaan ruang dapat menyinari bumi. Demikian juga denga kegiatan
optimal dan berdaya guna kawasan danau toba dan masyarakat seperti pembuangan limbah rumah
kajian akdemis revisi perda no 1 tahun 1990 tangga. Kawasan Danau Toba yang kemudian akan
sehingga semaksimal mungkin dapat memenuhi memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat
prinsip LTEMP hasil kajian akademis ini antara lain sendiri serta mendorong pengembangan kegiatan
memberikan beberapa rekomendasi strategis ekonomi pengelolaan lingkung.
pengelolaan kawasan danau toba mencakup aspek-
aspek sebagai berikut: IV. Kesimpulan
1. Sinkronisasi program pembangunan daeraha
masing-masing pemangku amanah Dengan adanya pengelolaan lingkungan pada
2. Kelembagaan dan organisasi danau toba, maka aliran sungai asahan akan
3. menjembatani kesenjangan pengambilan berjalan dengan baik sesuai dengan debit aliran
keputusan terhadap masalah ekosistem yang dibutuhkan untuk pembnagkit listrik dan
4. Perlunya penyusunan database pengelolaan untuk industri peleburan aluminium. Pentingnya
ekosistem kawasan danau toba pelestarian alam disekitar kawasan das asahan.
5. Keseimbangan neraca air danau toba melalui Karena selama ini sering terjadi praktik illegal
peningkatan fungsi ekologis daeerah loging yang dilakukan oleh oknum yang tidak
tangkapan air bertanggung jawab.
6. Pengintergrasikan Das sungai Asahan ke
dalam LTEMP Daftar Pustaka
7. Konservasi habitat dan keanekaragaman
hayati KDT [1] Anonim, 2006, Penyusunan Pola
8. Penanganan pertumbuhan dan perkembangan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah
eceng gondok Sungai Asahan”, Satuan Kerja
9. Pengamanan melekat oleh masing-masing Perencanaan Pemrograman dan
stakeholders yang mempunayi limbah Penganggaran Bidang Sumber Daya Air
Departemen Pekerjaan Umum - PT.
Selain itu mempertimbangkan hasil kajian Jasapatria Gunatama, Jakarta.
akademis dan muatan LTEMP penyusunan rencana [2] Ekosistem Kawasan Nasution, Zulkifli,
tata ruang kawasan danau toba juga perlu 2010, Ekologi Danau Toba, USU Press
memperhatikan kearifan lokal yang ada berdasarkan [3] Sosrodarsono, S., 1985, Perbaikan dan
keterangan dari ketua badan pelaksana badan Pengaturan sungai, Edisi ke 1, P.T
koordinasi pelestarian ekosistem kawasan danau Pradnya Paramita, Jakarta.
toba (BP-BKPEKDT) Edward Simanjuntak nilai [4] www.google.wikipedia, tata ruang danau
kearifan lokal merupakan factor penting yang tidak toba.
boleh dikesampingkan nilai kearifan lokal di
sumatera utara “Marsiadapari” dan Manikiri Ari”

54 Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 2017

Anda mungkin juga menyukai