Anda di halaman 1dari 12

HALAMAN JUDUL

TOKOH NASIONAL

JENDERAL SOEDIRMAN

MAKALAH

Diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia

Oleh

Vikria Tahta Alvina

17825/33

XI Mipa 4

PROGRAM MATEMATIKA DAN

ILMU PENGETAHUAN ALAM

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 JEMBER

2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya karena


bimbingannya maka penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tokoh
Nasional Jenderal Soedirman” ini dengan baik dan tepat waktu.

Tujuan dari penulisan makalah adalah salah satu tugas mata pelajaran
sejarah Indonesia. Dalam Penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang dimiliki penulis belum maksimal. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Guru Pengampu mata pelajaran Sejarah Indonesia, Happy
Khoirunnisa’,S.Pd yang telah membimbing dan mengarahkan bagaimana seharusnya
makalah ini dibuat.

Penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada


mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah, serta makalah ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca. Amiin
Yaa Robbal ‘Alamiin.

Jember, 18 February 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

PEMBAHASAN................................................................................................................1

1. Biografi Jenderal Soedirman..................................................................................1

2. Kontribusi Jenderal Soedirman Di Indonesia.........................................................5

PENUTUP.........................................................................................................................8

1. Kesimpulan............................................................................................................8

2. Saran......................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

iii
PEMBAHASAN

1. Biografi Jenderal Soedirman

Jenderal Soedirman

Jenderal Soedirman merupakan pahlawan yang pernah berjuang untuk


merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah. Saat usianya yang
masih relatif muda yaitu saat berumur 31 tahun sudah menjadi seorang jenderal.
Walaupun menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan
Belanda.

Soedirman lahir pada tanggal 24 Januari 1916 dari pasangan Karsid


Kartawiraji dan Siyem. Saat pasangan ini tinggal di rumah saudari Siyem yang
bernama Tarsem, di Rembang, Bodas Karangjati, Purbalingga, Hindia Belanda.
Nama Soedirman merupakan pemberian dari pamannya yang bernama Raden
Cokrosunaryo. Saat Cokrosunaryo mengadopsi Soedirman ia memberinya gelar
Raden, gelar kebangsawanan pada suku Jawa.

1
Soedirman dibesarkan dengan cerita-cerita kepahlawanan. Beliau juga
diajarkan etika dan tata karma serta etos kerja dan kesederhanaan wong cilik atau
rakyat jelata. Untuk pendidikan agama, ia dan adiknya mempelajari Islam di
bawah bimbingan Kyai Haji Qahar; Soedirman adalah anak yang taat agama dan
selalu shalat tepat waktu. Ia dipercaya untuk mengumandangkan adzan dan
iqamat.

Tahun 1916, keluarga Soedirman pindah ke Cilacap. Beliau tumbuh


menjadi seorang siswa yang rajin, ia sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler,
termasuk mengikuti program kepanduan yang dijalankan oleh organisasi Islam
Muhammadiyah. Saat di sekolah menengah, Soedirman mulai menunjukkan
kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi, dan dihormati oleh
masyarakat karena ketaatannya pada Islam. Setelah berhenti kuliah keguruan,
pada 1936 ia mulai bekerja sebagai seorang guru, dan kemudian menjadi kepala
sekolah, di sekolah dasar Muhammadiyah, ia juga aktif dalam kegiatan
Muhammadiyah lainnya dan menjadi pemimpin Kelompok Pemuda
Muhammadiyah pada tahun 1937.

Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, pada saat itu Soedirman
tetap mengajar. Pada tahun 1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air
(PETA) yang disponsori Jepang. Ia menjabat sebagai komandan batalion di
Banyumas. Selama menjabat, Soedirman bersama rekannya bersama prajurit
melakukan pemberontakan, namun Soedirman diasingkan ke Bogor.

Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus


1945, Soedirman melarikan diri dari pusat penahanan, kemudian pergi ke Jakarta
untuk bertemu dengan Presiden Soekarno. Setelah Soedirman mendirikan divisi
lokal Badan Keamanan Rakyat, ia ditugaskan untuk mengawasi proses
penyerahan diri tentara Jepang di Banyumas. Pada tanggal 20 Oktober pasukan
Soedirman dijadikan bagian dari Divisi V oleh panglima sementara yang bernama
Oerip Soemohardjo. Pada tanggal 12 November 1945, dalam sebuah pemilihan
untuk menentukan panglima besar TKR di Yogyakarta, Soedirman terpilih
menjadi panglima besar, sedangkan Oerip yang telah aktif di militer sebelum
Soedirman lahir, menjadi kepala staff. Pada tanggal 18 Desember, Soedirman

2
resmi diangkat menjadi panglima besar. Soedirman memerintahkan serangan
terhadap pasukan Inggris dan Belanda di Ambarawa. Pada saat itulah rakyat
mendukung Soedirman sebagai panglima besar. Selama tiga tahun berikutnya,
Soedirman menjadi saksi kegagalan negosiasi dengan tentara kolonial Belanda
yang ingin kembali menjajah Indonesia, yang pertama adalah Perjanjian
Linggarjati, yang turut disusun oleh Soedirman dan kemudian Perjanjian Renville
yang menyebabkan Indonesia harus mengembalikan wilayah yang diambilnya
dalam Agresi Militer I kepada Belanda dan penarikan 35.000 tentara Indonesia. Ia
juga menghadapi pemberontakan dari dalam, termasuk upaya kudeta pada 1948.
Ia kemudian menyalahkan peristiwa-peristiwa tersebut sebagai penyebab penyakit
TBC. Karena infeksi tersebut, paru-paru kanannya dikempeskan pada bulan
November 1948.

Belanda melancarkan Agresi Militer II pada tanggal 19 Desember 1948,


untuk menduduki Yogyakarta. Di saat pemimpin-pemimpin politik berlindung di
kraton sultan, Soedirman beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya,
melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama
tujuh bulan. Awalnya mereka diikuti oleh pasukan Belanda, tetapi Soedirman dan
pasukannya berhasil kabur dan mendirikan markas sementara di Sobo, di dekat
Gunung Lawu. Dari tempat ini, ia mampu mengomandoi kegiatan militer di Pulau
Jawa, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang dipimpin oleh
Letnan Kolonel Soeharto.

Ketika Belanda mulai mengundurkan diri, Soedirman dipanggil kembali


ke Yogyakarta pada bulan Juli 1949. Meskipun ia ingin terus melanjutkan
perlawanan terhadap pasukan Belanda, ia dilarang oleh Presiden Soekarno.
Penyakit TBC yang diidapnya kambuh. Ia pensiun dan pindah ke Magelang.

Soedirman wafat kurang lebih satu bulan setelah Belanda mengakui


kemerdekaan Indonesia. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki,
Yogyakarta. Kematian Soedirman menjadi duka bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bendera setengah tiang dikibarkan dan ribuan orang berkumpul untuk
menyaksikan prosesi upacara pemakaman. Soedirman terus dihormati oleh rakyat
Indonesia. Soedirman ditampilkan dalam uang kertas rupiah keluaran 1968, dan

3
namanya diabadikan menjadi nama sejumlah jalan, universitas, museum, dan
monumen. Pada tanggal 10 Desember 1964, ia ditetapkan sebagai Pahlawan
Nasional Indonesia.

4
2. Kontribusi Jenderal Soedirman Di Indonesia
Jenderal Soedirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan
bangsa ini. Pribadinya yang teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu
mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa Indonesia di atas
kepentingan pribadinya. Berikut peranan-peranan Jenderal Soedirman dalam
memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

A. Militer
 Soedirman Memimpin Pertempuran Ambarawa
Ketika Brigade Bethel mendarat di Semarang pada tanggal 19 Oktober
1945, selanjutnya pasukan menuju Magelang untuk membebaskan para tawanan
tentara Sekutu. Di Magelang tentara Sekutu bertindak sebagai penguasa yang
mencoba melucuti TKR dan membuat kekacauan. TKR, Resimen Magelang
pimpinan M. Sarbini membalas tindakan tersebut dengan mengepung tentara
sekutu dari segala penjuru. Namun mereka selamat dari kehancuran berkat campur
tangan Presiden Soekarno yang berhasil menenangkan suasana. Kemudian
pasukan Sekutu secara diam-diam meninggalkan kota Magelang menuju
Ambarawa. Akan tetapi Batalyon A. Yani, Suryosumpeno dan Kusen mengejar
pasukan Sekutu tersebut. Satu batalyon dari Divisi Purwokerto, dibawah Iman
Adrongi menghadang gerakan Sekutu di Pingit. Sejak itu pertempuran semakin
meluas. Bala bantuan datang dari Banyumas, Salatiga, Surakarta dan Yogyakarta.
Letnan Kolonel Isdiman Suryokusumo, Komandan Resimen TKR
Banyumas yang merupakan tangan kanan Panglima Besar gugur. Sejak gugurnya
Letnan Kolonel Isdiman (Komandan Divisi V), Kolonel Soedirman merasa
kehilangan perwira terbaik dan ia langsung turun ke lapangan untuk memimpin
pertempuran. Pada tanggal 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan
rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar. Dalam rapat tersebut
Kolonel Soedirman menjelaskan bahwa posisi lawan sudah makin terjepit
sehingga merupakan peluang yang tepat untuk menghancurkan lawan secepatnya
dari Ambarawa.

5
Tepat pukul 04.30 pagi tanggal 12 Desember 1945 serangan mulai
dilancarkan. Pertempuran segera berkobar di sekitar Ambarawa. Satu setengah
jam kemudian, jalan yang menghubungkan Ambarawa dengan Semarang sudah
dikuasai oleh kesatuan-kesatuan TKR. Pertempuran Ambarawa berlangsung
sengit, Kolonel Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan
taktik “Supit Udang” atau pengepungan rangkap sehingga musuh benar-benar
terkurung. Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya terputus sama sekali.
Setelah bertempur selama 4 hari 4 malam, akhirnya musuh mundur ke
Semarang. Benteng pertahanan yang tangguh jatuh ke tangan pasukan kita.
Tanggal 15 Desember 1945, pertempuran berakhir. Kemenangan gemilang di
medan Ambarawa telah membuktikan kemampuan Soedirman sebagai seorang
panglima yang tangguh. Episode gemilang ini telah diabadikan dalam bentuk
Monumen Palagan Ambarawa dan diperingati setiap tahun oleh TNI AD sebagai
hari Infanteri atau hari Juana Kartika.

 Soedirman Memimpin Perang Gerilya


Pasukan Belanda menyerang ibukota RI dan bergerak ke seluruh wilayah
Republik pada tanggal 19 Desember 1948. Pada jam-jam terakhir sebelum
jatuhnya Yogyakarta, dalam keadaan sakit Soedirman menghadap Presiden dan
melaporkan bahwa pasukan TNI sudah siap melakukan rencananya, termasuk
mengungsikan para pimpinan nasional. Jawaban Presiden mengejutkan
Soedirman. Soedirman dinasehati agar tetap tinggal di kota, untuk dirawat
sakitnya.
Menghadapi Agresi Militer II Belanda, Jenderal Soedirman segera
mengeluarkan Perintah Kilat No. I/PB/D/48. Isinya, pada tanggal 19 Desember
1948 Angkatan Perang Belanda telah menyerang kota Yogyakarta dan lapangan
terbang Maguwo, Pemerintah Belanda telah membatalkan persetujuan genjatan
senjata, semua Angkatan Perang menjalankan rencana untuk menghadapi
serangan Belanda. Pada hari itu juga Jenderal Soedirman meninggalkan Yogya
dan memimpin Perang Gerilya yang berlangsung kurang Iebih tujuh bulan
lamanya. Dengan ditandu, ia melakukan perjalanan gerilya naik turun gunung,
masuk hutan ke luar hutan, berpindah-pindah tempat. Tidak jarang Soedirman

6
mengalami kekurangan makanan selama berhari-hari. Belum lagi penderitaannya
karena pengejaran tentara Belanda yang ingin menangkapnya. Ketika Belanda
menyerbu Yogyakarta, para pemimpin militer Belanda ternyata keliru
memperhitungkan peranan Pemerintah Darurat RI (PDRI) dan Soedirman.
Belanda hanya memperhitungkan Soekarno-Hatta dan para politisi sebagai center
of gravity dalam perang. Belanda mengira bahwa dengan menduduki ibukota dan
menangkap Soekarno-Hatta, Republik akan bisa dirubuhkan. Ternyata perkiraan
Belanda keliru. Soekarno telah menyerahkan mandat pemerintahan kepada
Menteri Kemakmuran Sjafruddin Prawiranegara yang sedang berada di Sumatra,
sedangkan TNI tetap utuh. Akhirnya Belanda menyadari kekeliruannya dan
kemudian melakukan pengejaran terhadap Soedirman.

7
PENUTUP

1. Kesimpulan
Jenderal Soedirman merupakan pahlawan yang pernah berjuang untuk
merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan pejajahan. Saat usianya
masih yang masih relatif muda yaitu saat berumur 31 tahun sudah menjadi
seorang jenderal. Soedirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan
bangsa ini. Sebagai panglima besar, yang telah menanamkan semangat,
menggariskan strategi perlawanan rakyat semesta dan secara langsung memimpin
perang Gerilya. Perlawanan yang tidak dikenal menyerah itu, membuat pasukan
Belanda menyerah dan memaksa mengembalikan pemerintahan yang berdaulat ke
ibu kota perjuangan Yogyakarta. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam
membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara. Jenderal Soedirman tetap
berjuang memimpin pasukan walaupun dalam keadaan sakit. Sebagai
penghargaan atas jasa dan pengorbanannya, Jenderal Soedirman mendapat
sebutan Bapak Tentara Nasional Indonesia.

2. Saran
Tujuan dibuatnya makalah ini, adalah untuk menyadarkan setiap bangsa
Indonesia agar selalu mengingat akan perjuangan pahlawan dalam merebut
kemerdekaan Republik Indonesia. Khususnya yang dibahas dalam makalah ini
adalah tentang perjuangan dari seorang Jenderal Soedirman. Dengan sikapnya
yang gigih dalam berusaha, kita sebagai warga negara Indonesia harus bisa
memiliki sifat tersebut. Kita dapat melanjutkan perjuangan beliau dengan
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan menjaga keutuhan negara,
menghormati para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan, dan ikut
serta menjaga dan mengharumkan nama Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Soedirman (diakses pada tanggal 18 February 2017)

http://aryharnum.blogspot.co.id/2016/02/makalah-jendral-sudirman.html (diakses pada


tanggal 18 February 2017)

http://balaiedukasi.blogspot.co.id/2014/05/peranan-tokoh-tokoh-dalam.html (diakses
pada tanggal 18 February 2017)

Anda mungkin juga menyukai