Cantilan Subang STA 0 + 400 sampai STA 0 + 425, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis terhadap lereng dengan tinggi terbatas yang berada pada tanah
yang homogen, dilakukan dengan asumsi bidang longsor terjadi pada permukaan
bidang yang lengkung. Sedangkan lereng dengan tinggi tak terbatas/lereng
menerus diasumsikan bahwa permukaan kelongsoran potensial adalah sejajar
dengan permukaan lereng dengan kedalaman yang dangkal bila dibandingkan
dengan panjang lereng. Lereng tersebut dianggap memiliki panjang tak terhingga
dengan mengabaikan pengaruh ujungnya (Craig, 1987).
Perancangan Dinding Penahan Gabion Sebagai Alternatif Perkuatan Badan Jalan Ruas
Cantilan Subang STA 0 + 400 sampai STA 0 + 425, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
2.3 Mekanisme Dan Klasifikasi Longsoran
Gerakan tanah merupakan proses perpindahan massa tanah atau batuan
dengan arah tegak, mendatar atau miring terhadap kedudukan semula karena
pengaruh air, gravitasi, dan beban luar. Untuk mempermudah pengenalan tipe
gerakan tanah dan membantu dalam menentukan penyebab serta cara
penanggulanganya maka perlu adanya pengklasifikasian tanah berdasar material
yang bergerak, jenis gerakan dan mekanismenya. Adapun macam-macam gerakan
tanah yaitu :
2.3.1 Aliran Cepat (Rapid Flowage)
Gerakan tanah jenis aliran pada umumnya material yang bergerak
terlihat cepat dan dapat diikuti dengan kecepatan mata melihat. Umumnya
terjadi pada material lunak yang jenuh air dan terdapat pada daerah
berlereng. Jika ditinjau dari jenis material yang bergerak dapat dibedakan
menjadi :
a. Aliran tanah (earth flow), jika material yang bergerak berupa tanah.
b. Aliran lumpur (mud flow), jika material yang bergerak berupa lumpur.
2.3.2 Amblesan (subsidence)
Merupakan jenis gerakan tanah yang berupa turunnya permukaan
tanah secara bersama-sama secara cepat atau lambat tergantung kondisi
geologi maupun topografi daerah tersebut. Umumnya terjadi pada daerah
yang lunak serta terdapat beban diatasnya atau pada daerah yang
dibawahnya terdapat goa atau akibat struktur geologi, mungkin juga terjadi
Perancangan Dinding Penahan Gabion Sebagai Alternatif Perkuatan Badan Jalan Ruas
Cantilan Subang STA 0 + 400 sampai STA 0 + 425, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
dengan tipe gerakan jatuh bebas akibat gravitasi yang bergerak cepat.
Material tanah atau batuan lepas dari tebing curam dengan sedikit
pergeseran atau tanpa terjadi pergeseran kemudian meluncur sebagian besar
terjadi pada penggalian batu, tebing pantai yang curam, tebing jalan.
2.3.4 Longsoran (sliding)
Gerakan tanah ini terjadi akibat regangan geser dan perpindahan dari
sepanjang bidang longsoran dimana massa berpindah dari tempat semula
dan berpisah dari massa yang mantap, material yang bergerak kadang
terlihat sangat cepat dan tiba tiba atau dapat juga bergerak lambat.
Jenis gerakan ini dapat dibedakan menjadi seperti berikut :
2.3.4.1 Longsorang Tipe Rotasi (Rotational Slide)
Jika bidang longsoran mempunyai bentuk seperti busur
derajat, log spiral, dan bentuk lengkung yang tidak teratur. Pada
umumnya kelongsoran ini berhubungan dengan kondisi tanah yang
homogen seperti terlihat pada Gambar 2.1 dibawah ini.
Perancangan Dinding Penahan Gabion Sebagai Alternatif Perkuatan Badan Jalan Ruas
Cantilan Subang STA 0 + 400 sampai STA 0 + 425, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
dibawah ini.
Perancangan Dinding Penahan Gabion Sebagai Alternatif Perkuatan Badan Jalan Ruas
Cantilan Subang STA 0 + 400 sampai STA 0 + 425, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
Perancangan Dinding Penahan Gabion Sebagai Alternatif Perkuatan Badan Jalan Ruas
Cantilan Subang STA 0 + 400 sampai STA 0 + 425, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
Perancangan Dinding Penahan Gabion Sebagai Alternatif Perkuatan Badan Jalan Ruas
Cantilan Subang STA 0 + 400 sampai STA 0 + 425, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
1. Kemiringan lereng
Semakin besar sudut lereng semakin besar pula daya dorong disebabkan
meningkatnya tegangan geser (shearing stress) berbanding terbalik dengan
tegangan normal (normal strength) berupa kekuatan penahan.
2. Litologi
Perancangan Dinding Penahan Gabion Sebagai Alternatif Perkuatan Badan Jalan Ruas
Cantilan Subang STA 0 + 400 sampai STA 0 + 425, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
dan meloloskan air kedalam batuan atau tanah menyebabkan pula daya
dorong air terhadap material permukaan lereng, yang biasa menjadi pemicu
terjadinya tanah longsor berskala besar.
2. Pembebanan lereng
Perancangan Dinding Penahan Gabion Sebagai Alternatif Perkuatan Badan Jalan Ruas
Cantilan Subang STA 0 + 400 sampai STA 0 + 425, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
Dinding penahan tanah adalah struktur yang didesain untuk menjaga dan
dan mempertahankan dua muka elevasi tanah yang berbeda (Conduto,2001).
Faktor penting dalam mendesain dan membangun dinding penahan tanah adalah
longsor akibat gaya gravitasi. Tekanan tanah lateral dibelakang dinding penahan
tanah
bergantung kepada sudut geser dalam tanah () dan kohesi (c). Tekanan
lateral
meningkat dari atas sampai ke bagian paling bawah pada diding penahan
tanah.
Bangunan dinding penahan tanah digunakan untuk menahan tekanan tanah
lateral yang ditimbulkan oleh tanah urug atau tanah asli yang labil. Bangunan ini
lebih banyak digunakan pada proyek-proyek seperti irigasi, jalan raya, pelabuhan,
dan lain-lainnya. Elemen-elemen pondasi, seperti bangunan ruang bawah tanah
(basement), pangkal jembatan (abutment), selain berfungsi sebagi bagian bawah
dari struktur, berfungsi juga sebagai penahan tanah di sekitarnya (Hardiyatmo,
2002).
Perancangan Dinding Penahan Gabion Sebagai Alternatif Perkuatan Badan Jalan Ruas
Cantilan Subang STA 0 + 400 sampai STA 0 + 425, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
Perancangan Dinding Penahan Gabion Sebagai Alternatif Perkuatan Badan Jalan Ruas
Cantilan Subang STA 0 + 400 sampai STA 0 + 425, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
Perancangan Dinding Penahan Gabion Sebagai Alternatif Perkuatan Badan Jalan Ruas
Cantilan Subang STA 0 + 400 sampai STA 0 + 425, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat