Anda di halaman 1dari 9

Kota Bandar Lampung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Jump to navigationJump to search
Koordinat:  5,42897°LS 105,26114°BT

Kota Bandar Lampung


Tanjung Karang

Sumatera   Lampung

Searah jarum jam; Tugu Siger, Museum Lampung, Tugu Adipura, Pelabuhan


Panjang, Hotel Novotel Lampung, Gapura Selamat Datang di Kota Bandar Lampung,
Simpang Lungsir dengan Masjid Agung Al-Furqon Bandar Lampung, dan Vihara
Thay Hin Bio.

Lambang
Semboyan: Bandar Lampung Ragom Gawi

Lokasi Kota Bandar Lampung di Pulau Sumatera

Kota Bandar Lampung

Lokasi Kota Bandar Lampung di Pulau Sumatera

Koordinat:  5°25′46,6″LU 105°15′45,26″BT

Negara  Indonesia

Hari jadi 17 Juni 1682[1]

Dasar hukum PP No. 24 tahun 1983

Ibu kota Teluk Betung Utara

Koordinat 5°25′46.6″ LS
105°15′45.26″ BT

Pemerintahan

 • Wali kota Herman HN


Luas

 • Total 197,22 km2 (7,615 sq mi)

Penduduk (2017)[2]

 • Total 1.015.910 jiwa

 • Kepadatan 5.151/km2 (13,340/sq mi)

Demografi

 • Suku bangsa Jawa, Lampung, Sunda, Palembang, Bali,


Minangkabau, Batak, Tionghoa dsb.

 • Agama Islam 89.61%
Kristen Protestan 3.71%
Buddha 3.61%
Katolik 2.12%
Hindu 0.91%
Kong Hu Cu 0.04%[3]

 • Bahasa Indonesia, Jawa, Lampung, dsb.

Zona waktu WIB (UTC+7)

Kode telepon +62 721

Kecamatan 20

Desa/kelurahan 126

Bandar udara Bandara Radin Inten II

Pelabuhan Pelabuhan Panjang


Pelabuhan Tarahan

Flora resmi Durian (Durio zibethinus)[4]

Fauna resmi Monyet (Macaca fascicularis)[5]


Situs web www.bandarlampungkota.go.id

"Tanjung Karang" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat Tanjung Karang (disambiguasi).

Kota Bandar Lampung (Aksara Lampung:  ) adalah


sebuah kota di Indonesia sekaligus ibukota dan kota terbesar di Provinsi Lampung. Bandar
Lampung juga merupakan kota terbesar dan terpadat ketiga di Pulau
Sumatera setelah Medan dan Palembang menurut jumlah penduduk, serta termasuk salah satu kota
besar di Indonesia dan Kota terpadat di luar pulau Jawa.
Secara geografis, kota ini menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatera, tepatnya kurang lebih
165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas
pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya.
Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah daratan 169,21 km² yang terbagi ke dalam 20
Kecamatan dan 126 Kelurahan dengan populasi penduduk 1.015.910 [6] jiwa (berdasarkan data
tahun 2017). Saat ini kota Bandar Lampung merupakan pusat jasa, perdagangan, dan
perekonomian di provinsi Lampung.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Benteng di Teluk Betung (1894).

Masa Pendudukan Belanda (1912-1942)[sunting | sunting sumber]


Wilayah Kota Bandar Lampung pada zaman kolonial Hindia Belanda termasuk wilayah Onder
Afdeling Telokbetong yang dibentuk berdasarkan Staatsbalat 1912 Nomor : 462 yang terdiri dari
Ibukota Telokbetong sendiri dan daerah-daerah disekitarnya. Sebelum tahun 1912, Ibukota
Telokbetong ini meliputi juga Tanjungkarang yang terletak sekitar 5 km di sebelah utara Kota
Telokbetong (Encyclopedie Van Nedderland Indie, D.C.STIBBE bagian IV).
Ibukota Onder Afdeling Telokbetong adalah Tanjungkarang, sementara Kota Telokbetong sendiri
berkedudukan sebagai Ibukota Keresidenan Lampung. Kedua kota tersebut tidak termasuk ke
dalam Marga Verband, melainkan berdiri sendiri dan dikepalai oleh seorang Asisten Demang yang
tunduk kepada Hoof Van Plaatsleyk Bestuur selaku Kepala Onder Afdeling Telokbetong.
Masa Pendudukan Jepang (1942-1945)[sunting | sunting sumber]
Pada zaman pendudukan Jepang, kota Tanjungkarang-Telokbetong dijadikan shi (Kota) di bawah
pimpinan seorang shichō (bangsa Jepang) dan dibantu oleh seorang fukushichō (bangsa
Indonesia).
Masa Kemerdekaan Indonesia[sunting | sunting sumber]

Pawai Pembangunan Kota Bandar Lampung tahun 1940-an, saat ini di Jalan Kartini.

Sejak zaman Kemerdekaan Republik Indonesia, Kota Tanjungkarang dan Kota Telokbetong menjadi
bagian dari Kabupaten Lampung Selatan hingga diterbitkannnya Undang-Undang Nomor 22 tahun
1948 yang memisahkan kedua kota tersebut dari Kabupaten Lampung Selatan dan mulai
diperkenalkan dengan istilah penyebutan Kota Tanjungkarang-Telukbetung.
Secara geografis, Telukbetung berada di selatan Tanjungkarang, karena itu di marka jalan,
Telukbetung yang dijadikan patokan batas jarak ibukota provinsi. Telukbetung, Tanjungkarang dan
Panjang (serta Kedaton) merupakan wilayah tahun 1984 digabung dalam satu kesatuan Kota
Bandar Lampung, mengingat ketiganya sudah tidak ada batas pemisahan yang jelas.
Pada perkembangannya selanjutnya, status Kota Tanjungkarang dan Kota Telukbetung terus
berubah dan mengalami beberapa kali perluasan hingga pada tahun 1965 setelah Keresidenan
Lampung dinaikkan statusnya menjadi Provinsi Lampung (berdasarkan Undang-Undang Nomor : 18
tahun 1965), Kota Tanjungkarang-Telukbetung berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II
Tanjungkarang-Telukbetung dan sekaligus menjadi ibukota Provinsi Lampung.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1983, Kotamadya Daerah Tingkat II
Tanjungkarang-Telukbetung berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung
(Lembaran Negara tahun 1983 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3254). Kemudian
berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 tahun 1998 tentang perubahan tata
naskah dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II se-Indonesia yang
kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Wali kota Bandar Lampung nomor 17 tahun 1999 terjadi
perubahan penyebutan nama dari “Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar
Lampung” menjadi “Pemerintah Kota Bandar Lampung” dan tetap dipergunakan hingga saat ini.
Hari Jadi Kota Bandar Lampung[sunting | sunting sumber]
Hari jadi kota Bandar Lampung ditetapkan berdasarkan sumber sejarah yang berhasil dikumpulkan,
-terdapat catatan bahwa berdasarkan laporan dari Residen Banten William Craft kepada Gubernur
Jenderal Cornelis yang didasarkan pada keterangan Pangeran Aria Dipati Ningrat (Duta Kesultanan)
yang disampaikan kepadanya tanggal 17 Juni 1682 antara lain berisikan: “Lampong Telokbetong di
tepi laut adalah tempat kedudukan seorang Dipati Temenggung Nata Negara yang membawahi
3.000 orang” (Deghregistor yang dibuat dan dipelihara oleh pimpinan VOC halaman 777 dst.)-,
Berdasarkan Staabat Nomor : 10/1873 (Beslit Gouvenur General) tanggal 8 April 1873 nomor 15
tentang Pembagian Keresidenan Lampung menjadi 6 Afdiling TelokBetong dengan Ibukota
TelokBetong (Sumber Buku Selayang Pandang Kota Bandar Lampung) dan hasil simposium Hari
Jadi Kota Tanjungkarang-Telukbetung pada tanggal 18 November 1982 serta Peraturan Daerah
Nomor 5 Tahun 1983 tanggal 26 Februari 1983 ditetapkan bahwa hari Jadi Kota Bandar Lampung
adalah tanggal 17 Juni 1682.

Teluk Betung Barat, Bandar Lampung


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jump to navigationJump to search

Teluk Betung Barat

Kecamatan

Negara  Indonesia

Provinsi Lampung

Kota Bandar Lampung

Pemerintahan

 • Camat -

Luas - km²

Jumlah penduduk -

Kepadatan - jiwa/km²

Desa/kelurahan -5

Teluk Betung Barat adalah sebuah kecamatan di Kota Bandar Lampung, Lampung, Indonesia.

Batas wilayah[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Kemiling dan Kecamatan Tanjung Karang


Utara
Barat

Selatan Kabupaten Pesawaran dan Kecamatan Teluk Betung Timur

Barat Kabupaten Pesawaran


Timur Kecamatan Teluk Betung Selatan

Kelurahan[sunting | sunting sumber]
1. Bakung, dengan kode pos 35238
2. Batu Putuk, dengan kode pos 35239
3. Kuripan, dengan kode pos 35232
4. Negeri Olok Gading, dengan kode pos 35233
5. Sukarame II, dengan kode pos 35234

6.Bakung, Teluk Betung Barat, Bandar


Lampung
7. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
8. Jump to navigationJump to search

Bakung

Kelurahan

Negara  Indonesia

Provinsi Lampung

Kota Bandar Lampung

Kecamatan Teluk Betung Barat

Kodepos 35238

Luas ... km²

Jumlah penduduk ... jiwa

Kepadatan ... jiwa/km²

9. Bakung adalah kelurahan yang berada di kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar


Lampung, Lampung, Indonesia.
RINCIAN SAMPAH PER HARI BERDASARKAN
TEMPAT

Tempat Lain
19%

Komersial Rumah Tangga


9% 48%

Pasar
24%

Rumah Tangga Pasar Komersial Tempat Lain

JENIS SAMPAH

14%
9%

77%

Plastik
Kertas
Bahan Lain (Karet, Kaca, Logam, Kain)
PENGOLAHAN SAMPAH

Diangkut ke TPA Dikubur Didaur Ulang


Dibakar Tak Terolah Lainnya

Hasil pemeriksaan kualitas udara yang dilakukan Laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan di area
TPA Bakung dan pemukiman penduduk di kelurahan Keteguhan dan kelurahan Bakung diketahui bahwa
kualitas udara pada ketiga titik pemeriksaan baik di area TPA Bakung, pemukiman penduduk di
kelurahan Keteguhan dan kelurahan Bakung kualitas udaranya masih dibawah standar baku mutu,
kecuali nilai parameter H2S di area TPA Bakung yang melebihi standar baku mutu. Namun demikian
adanya kadar bahan pencemar pada parameter kimia seperti NOx, CO, SOx perlu mendapat perhatian,
karena senyawa

senyawa tersebut merupakan gas rumah kaca (GRK) yang akan berdampak pada peningkatan suhu
bumi.

Anda mungkin juga menyukai