TINJAUAN PUSTAKA
sebagai aktor utama melakukan kerjasama dengan negara lain yang bersifat lintas
batas negara. Kerjasama seperti ini dikenal pula dengan istilah Hubungan
Internasional.
lain dalam dunia internasional. Pasca perang dingin yang ditandai dengan
awalnya hanya berkisar pada high politic issues yang meliputi isu politik dan
keamanan menjadi low politic issues yang meliputi isu hak asasi manusia,
ekonomi, lingkungan hidup dan terorisme (Perwita & Yani, 2005: 7).
hubungan internasional kini telah memasuki dimensi baru yang perlu ditangani
dengan perangkat teoritis dan metodologi yang memadai dan akurat sehingga
32
33
aktor, baik negara maupun aktor non-negara, yang berlangsung di dalam sistem
suatu masyarakat lainnya, tidak terlepas dari apakah interaksi tersebut disponsori
kepentingan bersama.
tersebut dilakukan untuk memahami adanya interaksi antara state actor dan non
34
state actor yang meliputi multi dimensi bidang. State actor tentu saja negara yang
menjadi kajiannya tetapi untuk non state actor terdapat banyak pelakunya.
semua interaksi yang berlangsung lintas batas negara. Dalam bentuk klasiknya
diperlukan adanya pemahaman mengenai apa yang pada dasarnya terjadi dalam
keamanan nasional.
35
hidup berdampingan dan berhadapan satu sama lainnya tanpa terintimidasi dan
takluk. Fakta seperti ini merupakan yang terjadi pada Hubungan Internasional,
tidak adanya negara yang berkekuatan besar (great power) yang berhasil mencapai
kekuatan militer menjadi sangat penting keberadaannya bila mengingat hal itu.
Pendekatan tersebut pada studi politik dunia adalah ciri khas dari kaum realis
masyarakat yang saling tergantung satu dengan yang lain. Dalam melakukan
bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa
yang tidak dapat dipenuhi di dalam negerinya sendiri (Perwita dan Yani, 2005:
33).
kerjasama akan berakhir jika kepentingan obyektif ini berubah (Sugiono, 2006: 6).
yang sama secara bersamaan. Bentuk kerjasama lainnya dilakukan antara negara
kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi
di dalam negerinya sendiri. Kerjasama internasional adalah sisi lain dari konflik
sejauh mana keuntungan bersama yang diperoleh melalui kerjasama tersebut dapat
demikian terjadi ketika ada dua kepentingan bertemu dan tidak ada pertentangan
tapi dapat ditekan apabila kedua belah pihak bekerjasama dalam kepentingan dan
ekonomi, kerjasama dalam bidang sosial dan kerjasama dalam bidang politik.
Tujuan akhir dari kerjasama yang terjalin ditentukan oleh persamaan kepentingan
dengan kerjasama kolektif antara individu dan negara saja namun diperlukan
Indonesia merupakan negara yang berpenduduk banyak, begitu juga dalam hal
tenaga kerjanya.
multilateral; yang melibatkan banyak negara, dan unilateral; ketika satu negara
internasional sekarang bersifat rutin dan hampir bebas dari konflik. Berbagai jenis
lebih dari satu Negara. Dalam kebanyakan kasus yang terjadi, pemerintah saling
dengan suatu perjanjian atau saling pengertian yang memuaskan semua pihak.
mengatur hal-hal yang menyangkut kepentingan kedua negara saja. Oleh karena
negara lain untuk turut serta dalam perjanjian tersebut. Seperti perjanjian yang
12 Februari 2011).
merupakan suatu bentuk hubungan dua negara yang saling mempengaruhi atau
Pola kerjasama bilateral merupakan bagian dari pola hubungan aksi reaksi yang
meliput proses :
penerima.
tentu saja akan melahirkan sebuah perjanjian yang menjadi suatu kelaziman bila
perangkat norma yang disusun atas dasar kesepakatan bersama dengan tujuan dan
akibat-akibat hukum tertentu, maka secara formal lahir dalam bentuk perjanjian
internasional.
42
negara.
menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuat kesepakatan.
dapat langsung ditujukan pada sasaran tetapi dapat juga merupakan limpahan dari
DR. Anak Agung Banyu Perwita & DR. Yanyan Mochamad Yani dalam bukunya
tujuan utama dan merupakan awal sekaligus akhir perjuangan suatu bangsa
tertentu (Pasal 2 Konvensi Wina). Dalam konteks seperti yang dimaksud di atas,
pada hukum internasional; selalu terbuka pada pihak lain yang tidak
menandatanganinya.
saja, sehingga hanya berlaku khusus bagi para peserta perjanjian (Rudy,
2002:44).
law making treaties guna menjamin segala sesuatu yang berhubungan dengan
yang dibuat oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain
atau unit politik internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan
dikehendaki.
keadaan dan kondisi dimasa depan suatu negara, dimana pemerintah melalui para
Ditinjau dari sifatnya, tujuan politik luar negeri dapat bersifat konkret dan abstrak,
dalam Sidik Jatmika (2000: 152) kajian mengenai Teori Proses Pembuatan
Keputusan Luar Negeri menjelaskan bahwa politik luar negeri dipandang sebagai
2.6 Diplomasi
persetujuan eksekutif, atau tawar menawar dengan negara lain dalam persetujuan
merupakan alat untuk melaksanakan politik luar negeri. Lester Pearson pernah
4. Memperoleh kepastian dengan semua cara yang sah tentang keadaan dan
pengirim.
(http://www.deplu.go.id/dubai/Pages/Divisions.aspx?IDP=1&l=id).
proses perpindahan manusia melewati batas negara dalam kurun waktu lebih
Variabel-Kunci-dari-tiap-Teori-Migrasi-Internasional).
Economic Development in The Third World, adalah untuk memperbaiki status dan
47
keadaan ekonomi melalui pekerjaan dan pendidikan, yang diduga bisa diperoleh
di kota atau negara lain. Banyak studi dan penelitian yang dilakukan oleh para ahli
Banyak upaya yang dilakukan agar jumlah tenaga kerja diimbangi oleh
perluasan lapangan pekerjaan. Tapi hal ini sulit dilakukan mengingat adanya
Pengertian Tenaga Kerja menurut Hadi Setia Tunggul, adalah sebagai berikut :
Ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
Buruh adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan dan diberikan imbalan
kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan kesepakatan kedua belah
pihak, baik secara lisan maupun tertulis, yang biasanya imbalan kerja tersebut
Dalam penelitian ini yang dimaksud Tenaga Kerja Indonesia adalah buruh.
untuk diganti dengan istilah pekerja, sebagaumana yang telah diusulkan oleh
dengan kepribadian bangsa, buruh lebih cenderung menunjuk pada golongan yang
seimbang dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada. Hal inilah yang kemudian
Indonesia. Hal ini menimbulkan banyak tenaga kerja melakukan migrasi ke luar
memenuhi kehidupannya agar lebih layak, tetapi dengan lapangan pekerjaan yang
sempit medorong orang-orang untuk bekerja ke luar negeri sebagai tenaga kerja
Indonesia (TKI). Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah sebutan bagi warga negara
Indonesia yang bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu
2004 tentang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri,
adalah :
terhindar dari permasalahan yang tidak diinginkan. Hal ini seperti dikemukakan
Dalam Pasal 1 ayat 1, Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
MAha Esa Kuasas dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi
39 Tahun 1999 tentang HAM dan Undang-undang No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM).
kelompok orang termasuk aparat negara baik baik disengaja maupun tidak
disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, membatasi dan
atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin
hukum yang berlaku (Pasal 1 angka 6 Undang-undang No. 30 Tahun 1999 tentang
HAM).
50
Pengadilan HAM, apa yang terjadi pada tenaga kerja Indonesia di luar negeri
perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dan serangan yang meluas atau
(kekerasan); perkosaan (pelecehan seksual); dll. Dalam bagian hak asasi ekonomi,
hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak dan pastinya mendapatkan