Anda di halaman 1dari 3

NAMA: ALFAN NURIL TAZALI

KELAS: XII IPS 2


NO PRESENSI: 05

TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK BELAJAR


Rina berusia 17 tahun. Dia berasal dari keluarga yang sederhana
dan sekarang ibunya menderita sakit kanker. Dia ingin mewujudkan
cita-citanya dengan harapan mampu membuat kedua orang tuanya
bangga serta bisa membiayai pengobatan ibunya.
Pada suatu hari Rina mau berangkat ke sekolah, akan tetapi
ibunya mengalami rasa sakit yang parah karena kehabisan obat. Rina
pun kebingungan mau meminta tolong kepada siapa karena ayahnya
sudah berangkat kerja, tetangganya pun juga sudah sibuk dengan
kegiatannya sendiri-sendiri. Tidak ada pilihan lain, demi ibunya cepat
sembuh, Rina pun berangkat membelikan obat ke apotek meskipun
dia nanti harus telat pergi ke sekolah. Sesudah membelikan obat Rina
langsung menuntun ibunya untuk sarapan terlebih dahulu kemudian
meminum obat. Setelah semuanya selesai baru Rina berangkat ke
sekolah meskipun waktunya sudah menunjukkan pukul 08.00.
Sampainya di sekolah, ketika mau mengetuk pintu kelas Rina
langsung di panggil gurunya untuk berdiri di hadapan teman
temanya, kemudian Bu guru pun menanyai Rina dengan suara keras.
“Rina, sudah jam berapa ini, kenapa kamu telat?!!” Tanya si guru.
Rina pun menjawab
“Maaf Bu, tadi ada...” jawab Rina
Bu guru pun tidak mau mendengar alasan Rina
“Sudah sudah!! Kamu itu alasan saja! Sekarang kamu duduk, hari ini
saya maafkan, tapi kalau lain kali terulang kembali kamu saya suruh
berdiri di depan sini!” jawab Bu guru dengan nada keras.
Rina pun akhirnya duduk dengan keadaan mata berkaca-kaca. Dia
pun mengikuti pelajaran sampai selesai.
Keesokan harinya, Rina bangun pagi-pagi supaya dia tidak
terlambat lagi ke sekolah karena Rina juga harus memasak dan
menyuapi ibunya makan. Ketika Rina menyuapi ibunya, tiba-tiba ibu
Rina merasakan sakit yang parah di bagian kepala. Rina pun khawatir
dan bergegas memanggil ayahnya, sang ayah langsung mencari
bantuan untuk membawa istrinya ke rumah sakit. Ketika ibu Rina
mau di antar ke rumah sakit, tiba-tiba ibunya tidak sadarkan diri.
Semua orang yang ada di situ kebingungan dan khawatir. Salah satu
orang pun akhirnya mengecek nadi dan jantung ibu Rina, hasilnya
nadi dan detak jantung sudah tidak aktif artinya ibunya Rina sudah
meninggal. Semua orang di situ merasa sedih, apalagi Rina dan
ayahnya sangat sedih dan terpukul.
“Ibu.........”Teriak Rina sambil menangis.
Pada saat itu, semua warga membantu menguatkan Rina dan
ayahnya serta membantu pemakamannya ibu Rina. Setelah selesai
pemakamannya Rina termenung di teras dan dia baru sadar kalau
tadi dia tidak masuk sekolah. Rina pun tak memikirkan hal itu terlalu
dalam karena dia masih sangat sedih dan menyesal karena sudah di
tinggal oleh ibunya sebelum dia menjadi orang sukses.
Keesokan harinya, Rina pun bangun dengan kehidupan dan
keadaan berbeda, yang biasanya dia pagi-pagi sudah memasak untuk
ibunya, menyuapi ibunya, merawat ibunya ketika sedang sakit,
sekarang sudah tidak akan terulang kembali. Akan tetapi, Rina harus
bangkit demi masa depan supaya bisa membanggakan kedua orang
tuanya. Rina pun akhirnya siap-siap untuk pergi ke sekolah dengan
rasa semangat. Sesudah siap-siap Rina langsung berangkat ke
sekolah, Dia datang pertama kali di kelas kemudian di susul dengan
teman-teman Rina yang lainnya . Sambil menunggu bel masuk, Rina
membaca buku cerita. Ketika bel sudah berbunyi semua siswa
menyiapkan alat tulis dan buku untuk memulai pembelajaran.
Akhirnya Bu guru pun datang dan ketika melihat Rina raut wajah Bu
guru agak kesal karena kemarin Rina tidak masuk tanpa izin. Rina pun
di panggil maju ke depan lagi dan di tanya oleh Bu guru.
“Rina, kenapa kamu kemarin tidak masuk sekolah tanpa izin terlebih
dahulu? Membolos kamu? Bangun kesiangan kamu?” tanya Bu guru
dengan suara keras.
Rina pun akhirnya menjelaskan kepada Bu guru dan teman temannya
kenapa akhir-akhir ini dia sering terlambat dan tidak masuk sekolah.
“Maaf Bu, maaf teman-teman, kemarin saya terlambat masuk karena
penyakit ibu saya kambuh, saya harus mencari obat ke apotek
terlebih dahulu untuk ibu saya, kemudian saya ke sekolah. Hari
setelahnya saya tidak masuk sekolah karena ibu saya meninggal
dunia, maaf Bu saya tidak izin karena pada saat itu pikiran saya
sangat kacau” Jawab Rina sambil menangis.
Ibu guru dan teman-teman Rina pun merasa sedih dan berduka cita,
Bu guru menangis lalu meminta maaf kepada Rina karena selama ini
sudah memarahi Rina. Teman-teman Rina juga sangat terpukul dan
menyesal karena di saat salah satu teman mereka kesusahan, semua
tidak ada yang tahu.
Pesan dari cerpen ini adalah “SESULIT APAPUN KEADAANNYA,
KITA TIDAK PERNAH TELAT UNTUK BELAJAR”.

Anda mungkin juga menyukai