Rina berusia 17 tahun. Dia berasal dari keluarga yang sederhana dan sekarang ibunya menderita sakit kanker. Dia ingin mewujudkan cita-citanya dengan harapan mampu membuat kedua orang tuanya bangga serta bisa membiayai pengobatan ibunya. Pada suatu hari Rina mau berangkat ke sekolah, akan tetapi ibunya mengalami rasa sakit yang parah karena kehabisan obat. Rina pun kebingungan mau meminta tolong kepada siapa karena ayahnya sudah berangkat kerja, tetangganya pun juga sudah sibuk dengan kegiatannya sendiri-sendiri. Tidak ada pilihan lain, demi ibunya cepat sembuh, Rina pun berangkat membelikan obat ke apotek meskipun dia nanti harus telat pergi ke sekolah. Sesudah membelikan obat Rina langsung menuntun ibunya untuk sarapan terlebih dahulu kemudian meminum obat. Setelah semuanya selesai baru Rina berangkat ke sekolah meskipun waktunya sudah menunjukkan pukul 08.00. Sampainya di sekolah, ketika mau mengetuk pintu kelas Rina langsung di panggil gurunya untuk berdiri di hadapan teman temanya, kemudian Bu guru pun menanyai Rina dengan suara keras. “Rina, sudah jam berapa ini, kenapa kamu telat?!!” Tanya si guru. Rina pun menjawab “Maaf Bu, tadi ada...” jawab Rina Bu guru pun tidak mau mendengar alasan Rina “Sudah sudah!! Kamu itu alasan saja! Sekarang kamu duduk, hari ini saya maafkan, tapi kalau lain kali terulang kembali kamu saya suruh berdiri di depan sini!” jawab Bu guru dengan nada keras. Rina pun akhirnya duduk dengan keadaan mata berkaca-kaca. Dia pun mengikuti pelajaran sampai selesai. Keesokan harinya, Rina bangun pagi-pagi supaya dia tidak terlambat lagi ke sekolah karena Rina juga harus memasak dan menyuapi ibunya makan. Ketika Rina menyuapi ibunya, tiba-tiba ibu Rina merasakan sakit yang parah di bagian kepala. Rina pun khawatir dan bergegas memanggil ayahnya, sang ayah langsung mencari bantuan untuk membawa istrinya ke rumah sakit. Ketika ibu Rina mau di antar ke rumah sakit, tiba-tiba ibunya tidak sadarkan diri. Semua orang yang ada di situ kebingungan dan khawatir. Salah satu orang pun akhirnya mengecek nadi dan jantung ibu Rina, hasilnya nadi dan detak jantung sudah tidak aktif artinya ibunya Rina sudah meninggal. Semua orang di situ merasa sedih, apalagi Rina dan ayahnya sangat sedih dan terpukul. “Ibu.........”Teriak Rina sambil menangis. Pada saat itu, semua warga membantu menguatkan Rina dan ayahnya serta membantu pemakamannya ibu Rina. Setelah selesai pemakamannya Rina termenung di teras dan dia baru sadar kalau tadi dia tidak masuk sekolah. Rina pun tak memikirkan hal itu terlalu dalam karena dia masih sangat sedih dan menyesal karena sudah di tinggal oleh ibunya sebelum dia menjadi orang sukses. Keesokan harinya, Rina pun bangun dengan kehidupan dan keadaan berbeda, yang biasanya dia pagi-pagi sudah memasak untuk ibunya, menyuapi ibunya, merawat ibunya ketika sedang sakit, sekarang sudah tidak akan terulang kembali. Akan tetapi, Rina harus bangkit demi masa depan supaya bisa membanggakan kedua orang tuanya. Rina pun akhirnya siap-siap untuk pergi ke sekolah dengan rasa semangat. Sesudah siap-siap Rina langsung berangkat ke sekolah, Dia datang pertama kali di kelas kemudian di susul dengan teman-teman Rina yang lainnya . Sambil menunggu bel masuk, Rina membaca buku cerita. Ketika bel sudah berbunyi semua siswa menyiapkan alat tulis dan buku untuk memulai pembelajaran. Akhirnya Bu guru pun datang dan ketika melihat Rina raut wajah Bu guru agak kesal karena kemarin Rina tidak masuk tanpa izin. Rina pun di panggil maju ke depan lagi dan di tanya oleh Bu guru. “Rina, kenapa kamu kemarin tidak masuk sekolah tanpa izin terlebih dahulu? Membolos kamu? Bangun kesiangan kamu?” tanya Bu guru dengan suara keras. Rina pun akhirnya menjelaskan kepada Bu guru dan teman temannya kenapa akhir-akhir ini dia sering terlambat dan tidak masuk sekolah. “Maaf Bu, maaf teman-teman, kemarin saya terlambat masuk karena penyakit ibu saya kambuh, saya harus mencari obat ke apotek terlebih dahulu untuk ibu saya, kemudian saya ke sekolah. Hari setelahnya saya tidak masuk sekolah karena ibu saya meninggal dunia, maaf Bu saya tidak izin karena pada saat itu pikiran saya sangat kacau” Jawab Rina sambil menangis. Ibu guru dan teman-teman Rina pun merasa sedih dan berduka cita, Bu guru menangis lalu meminta maaf kepada Rina karena selama ini sudah memarahi Rina. Teman-teman Rina juga sangat terpukul dan menyesal karena di saat salah satu teman mereka kesusahan, semua tidak ada yang tahu. Pesan dari cerpen ini adalah “SESULIT APAPUN KEADAANNYA, KITA TIDAK PERNAH TELAT UNTUK BELAJAR”.