Anda di halaman 1dari 2

Nama : Haifa Aulia Jasmine

NIM : 20201241032

Prodi : PBSI A/F

Peta Konsep

Suatu hari, ada seorang anak bersama sahabatnya sedang dalam perjalanan pulang
dari sekolah. Ketika melewati persimpangan anak itu menemukan selembar kertas, lalu ia
mengambilnya. Ternyata itu adalah selembar uang seratus ribu. Ia merasa sangat senang lalu
ia pergunakan sampai tak tersisa. Sesampinya di rumah, ia bertemu dengan ibunya dengan
wajah kebingungan bercampur lesu. Uang yang akan dipergunakan untuk acara perpisahan
hilang di persimpangan. Tono langsung teringat lembaran uang yang ditemukannya tadi
siang. Itu pasti uang Ibu, gumamnya dalam hati.

Sepulang Sekolah

Hari ini, Tono pulang sekolah lebih awal karena para


guru akan mengadakan rapat penting. Seperti biasanya, ia
pulang dengan berjalan kaki bersama sahabatnya, Dito. Rumah
Tono dan Dito memang tidak jauh dari sekolah sehingga dapat
ditempuh hanya dengan berjalan kaki.

Ketika melewati persimpangan, Tono melihat selembar


kertas tepat di bawah sebuah pohon mangga di pinggir jalan.

“Tunggu, Dit,” ujar Tono. Dito pun langsung


menghentikan langkahnya.

Tono segera mendekati lebaran kertas yang dilihatnya untuk memastikan


perkiraannya benar atau tidak. Ternyata benar! Lembaran kertas yang dilihatnya itu adalah
selembar uang seratus ribuan.
“Lihat, Dit. Aku dapat uang!” ujar Tono gembira sambil berlari mendekati Dito yang
kebingungan.

“Uang siapa itu, Ton?” tanya Dito.

“Mana aku tahu. Aku dapat di bawah pohon dan sekarang jadi milikku,” Tono
memasukkan uang tersebut ke dalam kantongnya, “aku traktir, yuk.”

“Ogah, ah. Kalau orangnya datang terus nanyain uangnya, gimana? Kan harus
dikembalikan.” Dito menolak.

“Huh, yaudah kalau gak mau. Aku mau main PS sama makan bakso sampai puas aja,
ah.  Dadah.” Tono pun berlalu tanpa mempedulikan omongan Dito, sedangkan Dito
hanya menggelengkan kepalanya.

Setelah puas bermain, Tono pun pulang ke rumah. Ia merasa puas sekali hari ini.
Uang yang ditemukannya tadi telah habis dipakai bermain dan jajan.

“Ton, sepertinya kamu tidak bisa ikut acara perpisahan di sekolah,” Ibu tiba-tiba
datang dengan wajah kebingungan bercampur sedih.

“Loh, kenapa, Bu?” Tono yang sudah lama menunggu acara tersebut jelas kecewa
dengan perkataan Ibu.

“Uangnya hilang sewaktu Ibu pulang ke rumah. Sepertinya jatuh di persimpangan.


Ibu tidak punya uang lagi untuk bayar acara perpisahan, sedangkan batas akhir
pembayarannya besok pagi. Darimana Ibu bisa dapat uang seratus ribu dalam sehari,
jualan dari pagi sampai sore saja belum tentu dapat segitu banyak,” jelas Ibu sambil
membereskan keranjang jualannya.

Tono langsung teringat lembaran uang yang ditemukannya tadi siang. Itu pasti uang
Ibu, gumamnya dalam hati. “Ta.. Tapi kan, Bu… “

“Ah, sudahlah. Ibu sudah susah, jangan dibuat makin susah. Acara perpisahan kan
bukan acara penting. Ibu capek, mau istirahat.”

Tono pun menyesal telah mengambil yang bukan miliknya dan kini ia harus
menerima akibat perbuatannya.

Anda mungkin juga menyukai