Anda di halaman 1dari 10

Pulanglah Nak !

Karya : Arisandi
Setelah lulus SMA Tomi pergi merantau ke Jakarta untuk melanjutkan
studinya, dia pergi meniggalkan ayah, ibu dan adik perempuannya yang bernama
Vina yang masih duduk di bangku SD kelas 4. Ayah dan ibunya sangat mencintai
kedua anaknya, Terlebih Tomi yang akan pergi meninggalkan mereka untuk waktu
yang lama. Tomi adalah anak yang baik, dia rajin beribadah, lima waktu tak pernah
ditinggalkannya. Bukan hanya itu Tomi juga memiliki otak yang cerdas, di
kelasnya dia selalu mendapat peringkat pertama. Setelah Tomi pergi, tersisa
adiknyalah yang terus menemani kedua orangtuanya. Ayah tomi bekerja sebagai
seorang nelayan dan petani, sedangkan ibunya bekerja membantu suaminya bertani
sayur dan menjual sayur-sayur itu di pasar. Penghasilan mereka cukup untuk
membiayai sekolah kedua anak mereka. Tomi pergi kuliah ke jakarta dengan
beasiswa, dia mengambil jurusan ekonomi bisnis di salah satu universitas yang
bergengsi di Jakarta.

Saat ini mereka sedang disibukan dengan kepergian Tomi ke Jakarta. Setelah
disibukan dengan mengepak semua barang yang akan dibawa Tomi, mereka
langsung menuju Pelabuhan untuk melepas anaknya merantau di negeri orang.
Sesampainya di-Pelabuhan ternyata kapal sudah bersandar di Pelabuhan, sebelum
Tomi pergi naik ke atas kapal, ibunya memberi nasihat kepadanya. “Nak, disana
jaga diri baik baik,ya. Disana kota besar, terus rajin beribadah minta pertolongan
dan perlindungan Allah. Hanya dialah yang dapat menolongmu nanty di sana.
karena ibu dan bapak tak dapat menemani kamu di sana,nak. kami hanya bisa
berdoa demi keselamatan kamu di sana nanti. In sya Allah jika ibu dan bapak
dapat rejeki kami akan mengirimkanmu uang untuk kehidupan kamu disana,ya.
pergilah, gapailah mimpimu,nak” kata ibunya dengan mata yang sudah berair yang
akan jatuh ke pipinya. “iya, bu. Ibu juga jaga diri baik-baik ya bu. Sehat sehat
selalu. Dan doakan Tomi agar sukses ya,bu” sambung Tomi dengan mata yang
sudah mulai berair. “ingat, disana bergaulah baik-baik jangan sampa kamu salah
pergaulan nanti,ya” kata ayah Tomi yang terlihat tegar namun di dalam hatinya
sedih untuk mepelasakan putra semata wayangnya. “iya,pak” jawab Tomi dengan
senyum yang terlihat tegar. “ sampai disana beritahu kami kalau sudah sampai”
kata ayahnya “iya,pak. aku pergi dulu ya,bu’ pa’. Jaga diri baik-baik. Sampaikan
salam sayangku kepada Vina” kata Tomi yanng langsung mengambil barang-
barangnya dan berlalu pergi meniggalkan kedua orang tuanya. Vina tidak dapat
mengantar kakaknya, karena sekolah membuat dia tidak dapat mengantar kakak
tercintanya untuk pergi ke Jakarta. Kedua orang tua Tomi terus melihat punggung
anaknya yang berjalan menjauh.

Tomi sudah berada diatas kapal diapun meletakkan barang-barangnya di satu


tempat dan pergi ke atas anjungan kapal. Kapal sudah membunyikan suara
pertanda akan berangkat, Tomi yang sudah berada di anjungan kapal melihat
ibunya melambaikan tangannya ke arah Tomi karena ibu Tomi dapat melihat Tomi
yang berada di anjungan. Tomi pun membalas lambaian tangan ibunya dan
terlpeaslah semua kesedihannya, diapun meneteskan air matanya. Air mata terus
mengalir membasahi pipinya beriringan dengan kapal yang sudah berjalan
meningglakan pelabuhan kampung halamannya. Karena tak dpat menahan tangis
saat melihat ibu dan bapaknya yang terus menjauh darinya. Dia kembali masuk ke
dalam kapal dan mengeringkan air matanya.

Keesokan harinya Tomi sampai di Jakarta dengan selamat, diapun mencari


supir taksi untuk membawa dan menemaninya mencari tempat tinggal. Setelah
beberapa jam mencari kos-kosan yang agak murah dan dekat dengan kampusnya.
Diapun membayar supir taksi dan mengucapkan terima kasih karena sudah
menemaninya mencari tempat tinggal yang sesuai dengan kemaunnya. Setelah
meletakan barang-barangnya di dalam kamar kos miliknya, dia mengambil
handphonenya dan menghubungi orang tuanya. Saat telepon sudah terhubung
dengan telepon milik ibunya dia pun mengucapkan salam dan mengatakan kalau
dia sudah sampai dengan selamat. “assalamualaikum,bu. Alhamdulilah Tomi sudah
sampai dengan selamat bu” kata Tomi. “waalaikumsalam. Alhamdulilah. Sudah
ketemu kos kosannya ?” tanya ibunya. “sudah bu, alhamdulilah dapat kos yang
dekat dengan kampus dan biayanya murah bu” jawab tomi. “alhamdulilah, kamu
sudah makan ?” tanya ibunya lagi. “belum bu, tapi setelah ini saya pergi cari
makan,bu” jawab Tomi. “ayah dan Vina, dimana bu ?” tanya tomi. “ ayahmu
belum pulang dari laut, begitu juga dengan Vina belum pulang sekolah dia” jawab
ibunya. “ oh,ya sudah sampaikan salam ku pada ayah dan Vina ya ,bu” sambung
Tomi. “ iya, nanti ibu sampaikan” jawab ibunya. “yasudah bu kalau begitu aku
tutup ya, wassalamualaikum” kata Tomi. “ waalaikumsalam” balas ibunya.

Setahun sudah Tomi pergi meninggalkan keluarganya , selama setahun Tomi


hanya dapat mendengar kabar keluarganya melalui telepon. Saat ini sedang lebaran
idul fitri, yang mana seharusnya semua keluarga berkumpul. Namun, Tomi tidak
dapat pulang karena biaya perjalanan dan kuliah yang membuat dia harus
merayakan lebaran di tanah orang sendirian. Mendengar suara takbiran dari
menara-menara mesjid membuat dia meneteskan air matanya, rindu dengan
suasana lebaran bersama anggota keluarga. Pertama kali dia merayakan lebaran
sendiri tanpa ditemani anggota keluarganya, benar-benar merasa kesepian. Tapi
itulah, demi kesuksesan hidup dan mengubah naisb keluarganya di masa depan
membuat dia harus melewati itu semua. Dia hanya bisa mengucapkan minal aidin
dan memohon maaf, sekligus berbincang dengan ayah dan adiknya melalui telepon
genggam, hanya itu yang dapat dilakukannya saat ini.

Empat tahun sudah Tomi berada di rantau orang untuk kuliah, empat tahun
yang dilaluinya hanya dpat bertukar kabar melalui telepon. Setiap tahun selalu
merayakan lebaran sendiri dan dia mulai terbiasa akan hal itu. Empat tahun itu di
laluinya dengan suka maupun duka, akhirnya diapun lulus tepat waktu. Saat
wisuda keluarganya hanya dapat bersyukur namun tidak dapat menemani anaknya
di saat-saat bahagia itu. kondisi keuangan yang membuat mereka tak mampu untuk
ke Jakarta menemani anaknya wisuda. Tomi dapat memhamai hal itu, setelah
wisuda Tomi langsung mendpat pekerjaan yang memadai bekerja disebuah instansi
perusahaan. Setelah mendpat kabar tersebut orang tua Tomi sangat bahagia.

Setelah mendapat pekerjaan Tomi disibuk-kan dengan pekerjaanya,


sehingga komunikasi dengan orang tuanya tida sesering saat dia kuliah. bahkan
dalam sebulan hanya sekali di menghubungi, itupun hanya menanyakan kabar
orang tuanya. Terkdang orang tua Tomi atau Vina-lah yang menghubungi Tomi
untuk menanykan kabar darinya tapi Tomi jarang untuk menjawabnya . Hanya
disaat tertentu Tomi dapat menjawab telepon tersebut. Saat lebaran pun sama,
biasanya Tomi-lah yang langsung menghubungi kedua orang tuanya tapi sekarang
keadaan sudah berbalik orang tua Tomi-lah yang menghubungi anaknya.

Sudah 2 setengah tahun Tomi bekerja, selama itupun komunikasi Tomi


dengan keluarganya dapat dihitung dengan jari. Keadaan itu membuat ibu,ayah,
dan Vina semakin rindu kepada Tomi. Sudah jarang mendengar suaranya, dan
sudah lama tidak bertatap muka dengan tomi. Tinggal menghitung hari lebaran idul
fitri akan datang,saat sedang menyiapkan makanan untuk berbuka. tiba-tiba
terdengar suara nada dering telepon dari handphone ibu Tomi. Ibunya Toni-pun
pergi mengangkat telepon tersebut dan membaca nama orang yang menelponnya.
Membaca nama orang di telponnya, membuat ibu tomi tersenyum bahagia.
“hallo,assalamualaikum,nak. Kamu kemana saja selama ini, nak ? kita sudah tidak
mendengar kabar darimu lagi” kata ibu Tomi. “waalaikumsalam, iya bu. Maaf ya
bu. Tomi sibuk skali bekerja, Tomi selalu menjadi orang kepercayaan bos Tomi
bu. Itulah yang membuat Tomi tidak dapat menghubuni kalian di sana.
Alhamdulilah, sekarang Tomi sudah menjadi tangan kanan dari bos Tomi bu, saya
sudah diangkat menjadi sekertaris perusahaan bu” balas Tomi. “alhamdulilah,
kamu sehat-sehat sajakan ?” tanya ibu tomi. “alhamdulilah, iya bu. Aku sehat bu.
Oh iya, aku nelpon Cuma mau bilang, lebaran tahun ini aku bisa pulang bu. Aku
akan merayakan lebaran sama ibu dan yang lainnya” balas Tomi lagi. Mendengar
pernyataan Tomi yang akan pulang dan merayakan lebaran bersama dengan mreka
membuat ibu Tomi tersentuh dan menangis bahagia “alhamdulilah. Iya nak, ibu
rindu skali sama kamu sudah lama kita nggak ketemu. Ibu akan menunggu
kedatangan-mu nak. Ibu akan menyampaikan berita bahagia ini ke Vina dan
ayahmu” kata ibu Tomi dengan tangisan bahagianya. “iya, bu maafkan aku. Sudah
membuat ibu rindu padaku. In sya alllah lebaran nanti saya pasti akan datang bu.
Gitu dulu ya bu Tomi mau berbuka nanti Tomi kabari lagi. Wassalamualikum bu”
sambung tomi. “ waalaikumsalam” balas ibu Tomi.

Mendengar kabar bahwa Tomi akan pulang dan merayakan lebaran


bersama, vina dan ayahnya tersenyum bahagia. Saking bahagia-nya vina melompat
kegirangan karena rindu yang dipendamnya selama ini kepada kakaknya akhirnya
terbayarkan dengan kedatangan Tomi saat lebaran nanti. “alhamdulilah, bu.
Ahirnya kakak akan datang sudah 7 tahun kita tidak bertemu kakak dan akhirnya
dia akan datang. Alhamdulilah. Betapa senangnya aku bu” kata Vina setelah
medengar kabar tersebut. “iya, nak. Hehe” kata ibunya senang. “bu , pokoknya kita
harus persiapkan semuanya bu untuk kedatangan kakak. Kita harus masak
makanan yang enak dan banyak untuk kedatangan kakak nanti” kata Vina bahagia.
“iya, iya” jawab ibunya dengan senyum bahagia. “ya sudah, sebelum itu ayo kita
berbuka dulu” sambung ayah Tomi yang menengahi kebahagiaan Vina dan ibunya.

Lebaran pun tiba, dari hari dikeluarkannya zakat sampai subuh di hari
lebaran Vina dan ibunya disibukkan dengan masak makanan untuk penyambutan
kedatangan Tomi. Setelah menyajikan makanan di meja makan, merekapun bersiap
untuk sholat idul fitri. Mereka berangkat ke mesjid untuk melaksanakan sholat idul
fitri dengan khusyuk. Stelah sholat Vina, ibu dan ayahnya bergegas pergi ke rumah
menanti orang yang mereka rindukan. Sesampainya di rumah, ibu Tomi pergi
menyiapkan meja makan sambil menunggu kedatangan Tomi. Sedang asik
mengtaur makanan di meja nada dering telepon pun berbunyi membuat ibu tomi
sedikit tersentak dan langsung mengangkat telpon yang ternyata dari anaknya.
“halo, assalmualaikum. Nak, gimana sudah sampe ?” tanya ibu tomi dengan
senangnya yang membuka pembicaraan. “waalaikumsalam. Ibu, tomi minta maaf
ya bu. Tomi tidak jadi pulang bu. Besok itu Tomi ada kerjaan yang tidak dapat
Tomi tinggalkan. Jadi bu, maaf ya bu mungkin tahun depan bu saya akan datang
lebaran bersama ibu dan bapak disana. Sekali lagi maafkan Tomi,ya bu. Minal
aidin bu” jelas Tomi. Mendengar penjelasan Tomi kalau dia tidak jadi pulang
membuat ibunya yang tadinya sangat bahagia menjadi sangat sedih. Ibu tomi
mengehmbuskan nafasnya lalu menjawan panggilan tomi “iya, nak. Tidak apa.
Jaga dirimu baik-baik ya disana. Jangan lupa istirahat yang cukup jangan terus-
terusan bekerja nanti kamu sakit” sambung ibu tomi mensehati.” Iya bu, tomi tutup
ya bu. Sekali lagi minal aidin bu sampaikan salamku pada ayah dan vina.
Wassalamualaikum” sambung tomi. “waalaikumsalam” balas ibu tomi
sedih.setelah menutup panggilan dari tomi , ibu tomi memberi kabar kepada ayah
tomi dan vina. Ayah tomi yang tadinya sedang duduk di ruangan tamu dengan
baju muslimnya langsung berdiri dari tempat duduknya dengan persaan sedih dan
langsung masuk ke kamar untuk mengganti baju. Lain halnya dengan vina, dia
marah akan kelakuan kakaknya itu, diapun berlari ke kamar dan menagis di sana.
Ibu tomi hanya terdiam melihat kesedihan itu. Ibu tomi menjadi murung dan pergi
ke arah jendela ruang tamu dan memandang jauh ke luar. Memandang sawah yang
terhampar luas di luar rumah sambil melamun.

Vina yang terus menangis di kamar akhirnya menjadi marah dan mengambil
handphonenya lalu menelpon kakaknya. Saat sudah terhubung dengan kakanya
vina langsung berkata sambil menangis “kakak tahu nggak, ibu selama ini sedih
atas kepergian kakak ke jakarta. Aku belum pernah melihat ibu selam 7 tahun
terkahir sebahagia kemarin saat medengar kamu mau pulang. Aku tidak
menyakngka kalau kakak akan tega kepada ibu” kata vina sambil menagis. “iya,
kakak tahu. Tapi maaf memang kakak tidak bisa pulang. Ada pekerjaan yang harus
kakak selesaikan” balas tomi. “apakah pekerjan itu sangat penting sehingga kakak
harus melukai perasaan ibu. kalau misalmya kakak masi punya kerjaan yang belum
selesai jangan memberi tahu kalua mau pulang. aku yakin skali kak, ibu pasti
hatinya sangat terluka saat mendengar kabar ini darimu. Kamu tidak bisa lhat
kesedihan ibu di sini. Tapi aku merasakan sesakit dan sesedih apa ibu saat
medengar kamu tidak jadi pulang. Ibu bangun pagi skali hanya untuk memasak
makanan untuk penyambutanmu.. Aku dan ibu melawan ngantuk untuk bisa
mempersiapkan penyambutan mu besok. Ibu sangat bahagia mempersiapkan itu
semua. Aku lelah, aku belum tidur kak dari kemarin hanya untuk mempersiapkan
semuanya kak. Beitupun ibu” jelas vina. “ aku tahu,vin. Tapi mau bagaimana lagi.
Maafkan kakak,ya” balas tomi. “sudahlah kak, lebih baik jangan pulang sekalian
daripada harus memberi harapan palsu kepada kami. mentang-mentang kakak
sudah sukses kakak sampai lupa untuk pulang. Dan melupakan ada orang yang
rindu dan menunggu kedatanganmu, wassalamualaikum” kata vina marah dan
langsung mematikan handphonenya lalu melanjutkan tangisannya.

Ibu tomi yang sedari tadi berdiri ngelamun memandang luar dari jendela,
akhirnya meneteskan airmatnya. Tiba-tiba ada yang datang berjalan mengendap
dari arah belakang ibu tomi. Orang itupun langsung memeluk ibu tomi dan “minal
aidin walfaidzin,bu. Mohon maaf lahir dan batin. Maafkan tomi sudah berbohong
kepadamu bu. Hanya untuk memberikan kejutan kepada kalian, hehe” kata tomi
sambil memluk ibunya dari belakang. “astaga,nak. Hiiiiks. Dasar kamu
ya,hehe.hiiiiks” kata ibu tomi dengan wajah senang bercampur tangis. “mana
mungkin aku mau menyakiti perasaan ibu, yaaah. Aku terlanjur dosa deh, karena
telah membuat ibu nangis. Jangan nangislah,bu. orang yang kamu rindukan sudah
berada di sini” kata tomi dengan nada sedikit bercanda. Ibu tomi memeluk tomi
dengan perasaan bahagia karena anak yang dirindukan selama 7 tahun akhirnya
bisa dipeluk juga. Ayah tomi pun keluar dari kamar karena mendengar suara
tangisan istrinya, saat keluar ternyata si ayah belum menggati pakain-nya dan
mendapati istrinya sedang memeluk seseorang. Mengetahui ayahnya keluar dari
kamar, tomi melepaskan pelukan ibunya dan pergi menuju ayahnya dan ingin
berjabat tangan. Saat ingin berjabat tangan tomi tiba-tiba ditampar ayahnya yang
membuat ibu tomi kaget. Setelah menampar anaknya dia langsung memeluk
anaknya itu. Lalu meneteskan air matanya. “kamu ini kenapa tidak pulang, kamu
membuat ayah marah. Apalagi dengan berbohong kalau tidak jadi pulang.hiiks”
kata ayahnya. “hahaha, iya maaf ya pak. Mungkin tamparan tadi adalah hukuman
buat saya agar saya tidak menyiksa kalian dengan perasaan rindu. Tamprlah saya
Sepuasnya pak karena sudah menyiksa kalian dengan rindu selama 7 tahun ini”
kata tomi dipelukan ayahnya. “ ayah nya pun melepaskan pelukannya dan
menatapa anaknya “ apa yang kamu katakan. Mau ayah tampar lagi” kata ayahnya.
“ janganlah pak sakit,hahaah” jawab tomi sambi memegang pipinya. Ayah tomi
pun kembali memluk anaknya itu.

Setelah bertemu dengan kedua orang tuanya, dia pergi ke kamara adiknya
yang dia sayangi. Saat memasuki kamar vina, dia melihat adiknya sedang
tengkurap di tempat tidur sambil menangis. “coba kamu bilang lagi. Kamu rindu
siapa ?” tanya tomi dengan nada sedikit bercanda. Mendengar suar dari arah pintu
kamarnya, membuat vina memalingkan wajahnya. Dia melihat kakaknya sedang
berdiri bersandar di tiang pintu dan melipat tanggannya itu. Membuat dia kaget dan
langsung melompat dari tempat tidurnya dan pergi memukuli kakaknya
“kakak,iiihh. Keterlaluan skali sih,nyebelin iiiiih”kata vina manja. “hahaha, aw,
aw,aw, sakit vina” kata tomi menahan sakit saat dipukul-pukul adiknya itu.
“biarin-biarin, iiiih dasar nyebeliiin” sambung viina lagi dan behenti memukul-
mukul kakaknya lalu menghapus air matanya yag terus mengalir. Melihat vina
yang sudah berhenti memukul, Tomi-pun langsung memeluk adiknya yang sedang
menangis haru dan bahagia itu. “hahah. Ada yang rindu kakaknya nii ? akhirnya,
rindu juga ya sama gue. Dulu suka ngelawan gue akhirnya rindu juga,kan. Waduuh
ternyata vina cengeng sudah besar sekarang” canda tomi. “hiiii, apaansih” balas
Vina manja sambi memeluk kakaknya itu. Tomi,ibu dan ayahnya hanya bisa
tertawa melihat tingkah manja Vina kepada kakaknya. “aku minta oleh-oleh” kata
Vina. “ada ko’ tenang sudah disiapin” balas Tomi. “ yee asiiik” kata Vina
kegirangan.

Setelah saling melepaskan rindu, mereka pun makan bersama dan


mereyakan lebaran dengan penuh kegembiraan.
“ jangan menyiksa orang tua dengan perasaan rindu”

The End

Anda mungkin juga menyukai