Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aisy NJM{ah

Kelas : 8 Ibnu Rusdy

Tema : Segala Kisah Indah Di Negeriku

Judul : Berbeda Bukan Sebuah Halangan

Sore ini Annita sedang duduk santai di balkon depan rumahnya sambil menikmati teh hangat yang
baru saja dia buat, saat sedang meminum teh nya tiba tiba dia dikagetkan dengan suara mobil truk yang
melintasi depan rumah nya, “truk apa itu?” batin Anita lalu dengan rasa penasaran ia mendekat ke pagar
rumah nya agar bisa melihat dengan jelas sebenarnya ada apa dan kenapa ada truk itu. Anita mengamati
truk itu dengan serius, ternyata truk tersebut berisi furnitur rumah, “oh sepertinya akan ada yang pindah
kesini, berarti aku punya tetangga baru!” Anita sangat senang saat membayangkan akan memiliki tetangga
baru, dia juga berharap kalau tetangga baru nya nanti ada yang seumuran dengan nya jadi dia akan
memiliki teman baru.

Semua barang di truk itu sudah diturunkan dan disimpen didepan rumah tersebut, tak lama
kemudian datanglah mobil berwarna putih, Anita yakin itu adalah mobil tetangga baru mereka karena mobil
itu berhenti tepat di rumah itu. Ketika semua penumpungnya turun Anita bisa melihat bahwa kelurga itu
terdiri dari 1 bapak 1 ibu dan 2 anak nya, menurut dugaan Anita salah satu dari mereka berusia sama
dengannya.

Tiga hari berlalu semenjak kejadian pindah rumah tersebut, sekarang Anita dan sang ibu sedang
menemui seseorang yang sejak jadi mengetuk rumah mereka, saat dibuka ternyata yang dating adalah
tetangga baru mereka, dia datang dengan membawa senampang kue yang terlihat sangat lezat.
“Assalamuallaikum, perkenalkan nama saya ibu Sinta saya baru 3 hari pindah disini semoga kita bisa
menjadi tetangga yang baik ya.” Wanita tersebut berbicara dengan nada yang sedikit tinggi namun
wajahnya tersenyum, Anita bingung sebenarnya ibu itu sedang marah atau ramah pada ibunya? Setelah
mengatakan itu ibu Sinta memberikan kue yang dia bawa tadi kepada ibunya dan mempersilahkannya
untuk masuk dan mengonrol di dalam rumah.
Saat sedang makan malam Anita bertanya pada ibu nya, “ibu, kenapa tetangga kita berbicara
seperti berteriak-teriak? Apakah dia sedang marah ke ibu?” mendengar pertanyaan dari sang anak
membuat ibu nya sedikit tertawa lalu menjelaskan apa yang sebebarnya terjadi pada sang anak, “nak, ibu
Sinta tadi bukan sedang marah marah namun memang seperti itu logat bicaranya, ibu Sinta tadi bercerita
kalau

ia baru pindah dari Batak, apakah kamu tau nak seperti apa logat orang batak?” sang ibu bertanya
namun Anita hanya memasang muka bingung sambil menggelengkan kepala pertanda dia tidak
mengetahuinya, sambil tersenyum ibunya menjelaskan kembali kepada sang anak “Bagi orang batak nada
berbicara seperti itu sudah biasa, sudah menjadi kebiasaan mereka sejak dulu, ibu Sinta juga sempat
menjelaskan tadi alesan kenapa orang batak memiliki logat bicara seperti itu karena dulu masyarakat suku
batak letak rumah nya berjauhan sehingga saat berbicara mereka harus sedikit berteriak, itulah mengapa
hingga sekarang orang batak ketika berbicara bernada tinggi namun mereka seperti ibu bukan karena
mereka sedang marah.” Anita mendengarkan penjelasan sang ibu dengan seksama sambil sesekali
mengganggukan kepalanya, “jadi seperti itu ya bu, berarti Anita tadi salah paham hehehe”, setelah
penjelasan tadi dari sang ibu mereka kembali melanjutkan makan malam mereka.

Bermain basket di taman komplek adalah aktivitas yang sedang Anita lakukan saat ini, dia dengan
semangat dan gesit berusaha memasukan bola tersebut kedalam ring, gagal berhasil gagal berhasil itu ters
berulang terjadi saat Anita bermain. “Kau jago juga bermain bola.” Anita terkejut dengan suara yang tiba
tiba muncul dibelakang dirinya, dengan spontan dia berbalik hendak melihat siapa orang itu namun sayang
Anita tidak mengenali orang tersebut namun ia ingat kalau sosok yang sekarang berada di depannya ini
adalah salah satu anak dari ibu Sinta, tetangg barunya itu. “halo, kamu tetangga yang baru pindah itu ya?
Kenalin nama aku Anita umurku 13 tahun, semoga kita bisa berteman akrab ya!” sambil mengelurkan
tangan Anita mencoba memperkenalkan dirinya “hey, namaku Bara dan umur kita sama, salam kenal ya.”
Bara membalas uluran tangan Anita dan bersalaman. Meski mereka baru kenal namun mereka ternyata
bisa cepat berteman baik buktinya sekarang mereka sedang memperebutkan bola basket itu dan berusaha
untuk dapat memasuki bola itu ke ring lebih banyak agar bisa menjadi pemenang.

“Ibu! Ibu!” Anita berlari memasuki rumah nya sambil dengan semangat memangil sang ibu
berulang kali. “Astagfirullah Anita, saat memasuki rumah kamu harus mengucapkan salam dahulu” IBu
mengingatkan Anita “Astagfirullah Anita lupa, assalamualaikum ibu hehe maaf salam nya terlambat”
“waalaikumsalam, kenapa nak? Kayanya lagi semangat banget nih” “betul bu! Anita lagi semangat karena
seneng akhirnya Anita punya temen baru, ibu tau kan ibu Sinta punya anak? Nah ternyata salah satunya
itu seumuran denganku dan tadi di taman komplek kita berkenalan dan berteman. Memang pas awal Anita
masih sedikit kaget dengan logat bicara nya yang seperti sedang marah marah tapi ternayata meski
logatnya begitu tapi dia anak yang sangat baik dan ramah, buktinya sekarang saja kita sudah akrab!’ Anita
menceritakan semua yang terjadi di taman komplek dengan semangat membuat sang ibu tersenyum
mendengarnya “wah benarkah? Sekarang Anita mengertikan kalau kita tidak boleh menilai orang hanya
dari luarnya saja, selain itu Indonesia ini adalah negara yang sangat kaya akan suku budaya salah satunya
seperti suku batak yang memiliki sebuah keistimewaan tersendiri, Anita harus bangga menjadi bagian dari
negeri ini, anita bangga tidak lahir di Indonesia?” sang ibu bertanya, “Anita bangga! Anita bangga jadi anak
Indonesia!”

Tamat.

Anda mungkin juga menyukai