sebesar Rp 3.000,00 dari hasil penjualan teh. Suatu hari, Ibu Anin sakit
kebun teh.
"Kamu tak usah bekerja di kebun, Anin. Lebih baik, kamu di rumah
"Tak apa-apa, bu. Ibu disini saja, kan ada Mina yang menjaga Ibu
"Mina, kamu jaga Ibu, ya. Kakak berangkat, dulu,"pinta Anin kepada
perjalanan,"kata Ibu.
Setelah berpamitan, Anin keluar dari rumah menuju kebun teh yang
bersama.
"Oh, begitu. Nek, biar Aku saja yang membawa keranjang itu.
dalam keranjang. Nenek Miryani juga ikut bersama Anin. Tak terasa,
daun teh yang dipetik sudah banyak dan terisi penuh. Mereka berdua
Mereka berdua bergegas pergi dan pulang. Tapi, karena berbeda jalan
"Nak, rumah Nenek ada di jalan sana. Terima kasih sudah menemani
semua sembako ini dibeli oleh Ibu. Anin pun langsung berlari ke kamar
Ibunya.
"Bu, kenapa banyak sekali sembako di depan rumah?"tanya Anin
bingung.
"Sembako? Ibu tak tahu, nak. Coba Ibu lihat,"kata Ibu. Ibu pun
berjalanan pelan ke arah luar rumah. Anin dan Mina merangkul pundak
dan tangan Ibunya supaya tak jatuh. Saat melihat sembako yang
"Bu, semua ini datang dari mana?"tanya Ayah bingung. "Oh, ya, bu,
"Mungkin saja ini pemeberian dari Nenek yang tadi saat ke kebun,