Anda di halaman 1dari 4

Dulu Sampah, Sekarang Berkah mungkin ini tedengar remeh di telinga kalian, namun hal yang kalian anggap

remeh ini dapat sangat membantu teman kalian.. Riuh suara para siswa memenuhi ruang kelas yang panas dan sumpek itu, belum lagi ditambahnya debu-debu bekas konstruksi sekolah mereka yang memenuhi ruang kelas. Semuanya sibuk membawa alat-alat kebersihan untuk membersihkan ruangan kelas mereka. Ada yang benar-benar bekerja dan ada juga yang berlarian kesana kemari dengan membawa peralatan bersih-bersih dan memainkannya bak stik golf. Ada juga yang berada di pojokan dan temu kangen sambil bergosip. Rima !ni belum bersih lho "asa gitu aja nyapunya gak bener sih#$ %jar Ara kepada Rima. Ara dengan jahil menginjak sapu yang sedang digunakan Rima untuk mendapatkan perhatiannya. Sabar dong Ra !ni kan lagi aku bersihin Daripada kamu ganggu aku mending kamu ambil tuh sapu dipojokan terus bantuin aku nyapu disini $ ujar Rima. !h, ogah ah "endingan aku ikut Sherin sama yang lainnya ngegosipin Reka yang baru dapet pa&ar. 'yapu yang bersih ya Rim $ Ara langsung bergegas ke pojokan dan bergabung dengan Sherin untuk ikut bergosip. (etika Ara, Sherin serta yang lainnya sedang asik bergosip tentang pa&ar baru Reka, Reka memasuki ruang kelas. Shhh.. $ Sherin memberi tanda kepada teman temannya untuk diam sambil menaruh jari telunjuknya di depan bibir mungilnya. Ara dengan jahil memanggil Reka, Reka, sini bentar dong $ ujarnya sambil melambaikan tangannya. Reka dengan sedikit bingung menghampiri mereka. (enapa#$ ujar Reka sambil memegang belakang tengkuk lehernya. )* dong $ ujar Ara dengan suara yang nyaring. )*#$ +anya Reka dengan bingung. !ya )ajak *adian (an kamu baru jadian sama Dewi anak kelas sebelah $ Reka hanya tersenyum menanggapi godaan Ara. Belum selesai gossip yang mereka diskusikan, salah seorang guru memasuki ruangan kelas mereka. 'ak, ini bel sekolah sudah berbunyi dari tadi lho (elas kalian juga sudah bersih, ayo &epat pulang 'anti orang tua kalian khawatir anaknya tidak pulang-pulang $ %jar bapak "ur kepada mereka. Dengan hati yang berat dan malas, akhirnya mereka saling berpamitan dan pulang ke rumahnya masing-masing. (eesokan harinya mereka kembali bersekolah seperti biasa. 'amun, ada kejadian yang membuat mereka sangat terkejut. Bima, ketua kelas mereka, pagi ini berdiri di depan kelas sambil mengumumkan kabar yang kurang mengenakkan. +eman-teman, jadi begini ya, hari ini aku mau ngumumin bahwa teman kita, Reka kemarin terkena musibah. Rumahnya kebakaran. Sekarang dia lagi kesusahan, dan sudah kewajiban kita sebagai teman untuk membantunya. *adi, aku mohon kita semua bisa bekerja sama buat meringankan beban Reka dengan ngumpulin dana sukarela.$ ,uki, yang dikenal memiliki mulut yang pedas, nyeletuk ketika Bima membahas tentang dana sukarela. Aduh, kere deh aku Belum bayar S)) bulan ini, belum bayar ba--ar sekolah, belum lagi bayar uang kas, eh, udah ada lagi tagihan baru. )using aku.$ ,uki menepuk jidadnya

dan berlagak pusing. +ina yang duduk di belakang ,uki ikut-ikutan pusing bersama ,uki Bener sih ,uk, banyak tagihan, tapi yang kere itu sebenernya orang tua kita juga kali. Bukan kitanya. (ita mah enak tinggal minta duit, tapi orang tua kita kan mesti kerja buat dapetin duit$ %jar +ina membenarkan pandangan ,uki. Bima yang sedari tadi, se&ara diam-diam memperhatikan per&akapan ,uki dan +ina pun merasa sedikit terketuk hatinya ketika mengingat pengeluaran yang harus dikeluarkannya. Bukan karena apa, Bima adalah siswa yang mendapatkan beasiswa di sekolahnya. .alaupun biaya sekolahnya ditanggung oleh sekolahnya tetap saja biaya diluar itu harus ditanggung dirinya sendiri. Bima semakin sedih ketika mengingat ibunya yang harus bersusah payah bekerja untuk memenuhi kebutuhannya dan ibunya sendiri. (etika keadaan kelas menjadi ribut, Bima kembali ke tempat duduknya dan berpikir sejenak. Bima melihat kebawah kakinya, ada sesuatu yang menyangkut di sol sepatunya. !a men&abutnya dan memba&a tulisan yang ada di kertas yang kusam serta le&ak itu Bank Sampah$ itulah tulisan yang tertulis di kertas yang berbentuk seperti brosur itu. Bima masih belum memahami apa arti kata Bank Sampah$ itu, maka ia bertanya kepada Ara yang duduk disebelahnya. Ara, apa sih bank sampah itu#$ +anya Bima penasaran. Ara menaikkan ka&a matanya dan menarik napasnya. *adi gini lho Bim..$ Ara memasang an&ang-an&ang untuk menjelaskan tentang Bank Sampah. Bank Sampah itu, tempat dimana kita bisa menukarkan sampah kita menjadi uang Bim. Sudah banyak kok kota-kota di !ndonesia yang membangun Bank-Bank Sampah, dan banyak pula yang berhasil. /ontohnya itu sekolah yang baru-baru ini mengunjungi sekolah kita, S"A' 0 "anado. *adi, mereka itu punya system di sekolah mereka yang membuat mereka dapat menukarkan sampah plastik dengan uang. Sebenarnya bukan langsung ditukar sih Bim, sama seperti bank yang lainnya, uang mereka nantinya akan berada di sebuah rekening, yang didasarkan pada jumlah-jumlah sampah yang mereka berikan masing-masing. *adi, intinya bank sampah itu, tak jauh beda dari bank-bank lainnya, untuk menabung dan menghasilkan uang.$ 1hhh, jadi begitu toh Ra. Aku mengerti sekarang.$ Bima mengangguk-nganggukkan kepalanya. Bima kembali maju ke depan kelas. +eman-teman setelah mempertimbangkan pengeluaran kita bulan ini, aku batalkan pengumpulan uang sukarela Reka.$ Semua anak-anak kaget mendengar pernyataan Bima. +erus Reka bagaimana dong# (asihan dia, baru saja kemarennya dapet pa&ar, eh, malah kena musibah.$ %jar Sherin. +enang saja, kita masih bisa kok membantu Reka, &uma &aranya saja yang berbeda. /ukup beri aku sampah plasti& sebanyak-banyaknya, maka kita bisa membantu Reka.$ujar Bima dengan penuh per&aya diri. Semua teman-teman Bima bingung medengar perkataan Bima. Rima pun mengangkat tangannya untuk bertanya. +api Bim, apa yang bisa kita lakukan dengan sampah-sampah plasti& itu untuk Reka#$ pertanyaan Rima dibarengin oleh anggukan-anggukan kepala temantemannya yang lain. *adi, aku ingin mengenalkan kepada kalian yang namanya Bank Sampah. Apakah ada yang pernah dengar tentang Bank Sampah sebelumnya#$ +anya Bima kepada teman-temannya. Semuanya terlihat bingung dan mengeleng-gelengkan kepala mereka.

.alaupun aku juga baru tahu tadi, mungkin Ara bisa memberikan penjelasan lebih baik kepada kalian mengenai Bank Sampah ini kepada kalian.$ Ara pun maju ke depan kelas dan kembali menjelaskan apa itu Bank Sampah dan keuntungan dari Bank Sampah. .ah Aku mengerti sekarang Bim (amu memang jenius $ ujar 2udha yang baru saja terbangun dari tidurnya. 'amun ada juga yang sedikit sinis menanggapi ide Bima. !h, tapi apa kamu gak jijik mungutin sampah# (ita mulung gitu# 3ak punya kerjaan banget sih.$ %jar Reina dengan ekspresi jijik. "emang sih ini menjijikan, tapi &oba tempatkan diri kalian sebagai Reka. Bagaimana susahnya ia. Bagaimana ia memerlukan bantuan, kita mesti sedikit peka terhadap keadaannya sekarang. "ungkin ini tedengar remeh di telinga kalian, namun hal yang kalian anggap remeh ini dapat sangat membantu teman kalian.$ %jar Bima dengan bijak. +eman-teman sekelas Bima, mulai merasa setuju dengan usulan Bima dan mulai membi&arakan sampah apa saja yang akan mereka berikan. 'ah, jadi teman-teman apakah kalian setuju sama ideku#$ +anya Bima dengan semangat. +entu dong Bim 3ak nyangka ya, ternyata sampah bisa jadi berarti dan berguna juga dalam kesusahan. !ya nggak temanteman#$ ujar ,uki sambil tersenyum. !ya $ ujar teman-teman mereka yang lain se&ara serempak. (eesokan harinya, Bima dan teman-temannya dipenuhi dengan sampah plastik. "ereka membawa banyak sekali sampah plastik untuk ditukarkan dengan uang dan diberikan kepada Reka. Ada yang membawa 4 karung sampah bahkan ada yang membawa 5 karung. Selesai pelajaran, Bima dan teman-temannya segera bergegas ke Bank Sampah yang berada tidak jauh dari sekolah mereka, mereka segera menukarkan sampah-sampah plastik yang mereka bawa dengan uang. Bima mengumpulkan uang hasil penukaran sampah mereka. +eman-teman, sampah kita bernilai Rp 6.777.777 $ %jar Bima dengan girang kepada teman-temannya. .ah, banyak juga ya Bim. (alau begini terus, bisa-bisa aku kaya gara-gara sampah nih $ ujar 2udha. Bisa saja kamu 2udh$ kata Bima sambil tertawa geli. (alau begitu, uang ini kita langsung berikan saja kepada Reka saja sekarang $ %sul Rima. Baiklah, ayo kita berangkat $ Bima memimpin teman-temannya memasuki gang sempit. 3ang itu penuh dengan riuh ke&eriaan mereka. Apa yang dikatakan orang tua ada juga benarnya ,terkadang musibah itu dapat membuat kita menjadi satu. Bima dan teman-temannya, sampai di depan rumah )aman Reka. Bima yang kebetulan melihat Reka segera memanggilnya dan menyerahkan sumbangan yang mereka dapatkan kepada Reka. +eman-teman, terima kasih sekali ya. +ernyata kalian sangat peduli kepadaku, aku merasa sangat bersyukur memiliki teman-teman seperti kalian. +erima kasih ya sekali lagi.$ %jar Reka sambil menahan air mata yang menggenangi bola matanya. !tulah gunanya teman $ kata Bima kepada Reka. Reka yang kehabisan kata-kata, hanya dapat memeluk Bima dan merasa bersyukur memiliki teman-teman seperti mereka.

Di hari itu, Bima dan teman-temannya pulang dengan hati yang ringan dan bahagia. "ereka mendapatkan pelajaran yang sangat berarti untuk saling menghargai dan saling peduli satu sama lainnya. "ereka juga belajar, bahwa sampah yang dulunya sangat tidak berarti ternyata dapat menjadi bantuan yang berarti bagi mereka. 8innie-"ar&hintya-De9i,-Aldi-(anya-:asbi

Anda mungkin juga menyukai