Di sore hari seorang ayah pulang dari kantor, di sambut dengan istri dan anak laki lakinya.
Ayah: yaa begitulah, seperti biasa. namun hari ini lebih melelahkan karna ayah menemui beberapa perusahaan besar di
indonesia
anak laki laki dari pasutri itu tiba tiba membuka suara dengan santai sambil bermain gitar
Brama:ayah, aku butuh uang untuk memperbaiki keuangan perusahaan karna ada beberapa kesalahan karyawan yang harus
aku selesaikan,
Brama:ayahh aku butuh uang, mengertilah jika ayah ingin perusahaan ini berjalan lancar!!
ibunya yang sedang santai sambil dipijat pembantupun setuju dengan apa yang dikatakan anak laki lakinya
Ibu: Ayahh, anakmu benar ayo mengertilah jika perusahaanya ingin berjalan lancar turuti saja permintaan anakmu. dia anak
kita seorang wirausaha dia tau apa yang terbaik untuk perusahaanya
Ibunya selalu menyetujui dan memberikan apa yang anak laki lakinya inginkan, sedangkan Brama sebagai seorang anak laki laki
pertama dari keluarga terkaya di kota medan, hanya berpikir untuk memanfaatkan kekayaan orangtuanya
( suara telpon )
Pradipta:wahh apa tuhh apaaa? (sambil bersemangat dan tidak sabar mendengarnya)
Brama:bro! malem ini kita party yaa, gue berhasil nipu orang tua gue. masalah uang?? aman!! gue yang nanggung
Brama:brisik lu pada, maunya gratis ajaa. yauda gue tunggu nanti malam yaa di club, lo pada tinggal datang aja bawa jiwa raga
doang ga berat kan??
Malam hari telah tiba, Brama, Pradipta, dan Kenzie sedang berada di sebuah club malam mereka berpesta dan bersenang
senang dengan uang hasil menipu orang tua Brama.
Di sisi lain, anak perempuan dari keluarga terkaya itu berjuang mati matian mengejar impianya di universitas padjajaran. tidak
banyak meminta barang ataupun menikmati harta kekayaan orangtuanya, hidup di kostan secukupnya.
Sementara di medan tempat keluarganya berkumpul di rumah megahnya, ibu dan ayahnya sibuk merencanakan kepergian ke
salah satu wisata terdekat untuk berkumpul dan bermain bersama kedua anaknya
Ibu:ayahh, sepertinya kita butuh refresing. Ibu setres di rumah terus, sudah lama juga anak perempuan kita tidak pulang,
mungkin dia juga penat dengan mata kuliahnya.
ayah:wahh ide yang bagus tuhh, kapan kita akan pergi? ibu telpon anak perempuan kita nanti ayah yang jemput.
Ibu:ibu telpon sekarang, kalo dia ga sibuk sama mata kuliahnya ayah jemput nanti malam besok kita berangkat ke bukit sabana
itu lohh ( dengan senang hati dan sangat bersemangat)
Ayah:iya bu iyaa, apasi yang ngga buat ibu sama anak anak. ayah harus bahagiakan mamah sama anak anak selagi ayah masih
ada ayah pasti akan berusaha
Ibu:masyaallah suamiku.. makasi ibu akan segera telpon anak kita sekarang
( dering telpon )
Sabrina:Hallo, ada berita penting apa bu? tumben nelpon jam segini,
Ibu:sayaangg ini penting banget, kamu sedang apa? Ibu mengganggu waktu kamu ya?
Sabrina:aduuh, ibu baperan juga yaa. aku lagi baca buku di taman. ngga ganggu kok emangnya ada apa bu?
Ibu:ini lohhh ibu sama ayahh berencana mau ke bukit sabana itu lohhh, ibu mau ngajak kamu sama kakak kamu buat ikut juga,
gimana? mau kan? mau ya? mau dong, ( dengan nada memohon ) kamu juga kali kali harus refresing biar ga setres belajar
terus. nanti malem ayah jemput kamu yaa besok kita berangkat.
Sabrina:ini ibu kok maksa ya, ada apa ya, jadi curiga ( tertawa hambar )
Ibu:sayangg ibu kangen sama anak ibu, ibu mau kita berkumpul layaknya keluarga yang utuh dan bahagia meskipun hanya
sesekali, ayolah beri waktumu buat ibu dan ayah, abang kamu juga.
Sabrina:waduhhh kaya ada yang lempar bawang nih, oke ibu negara aku ikuti ajakan mu.
Ibu:nahh gitu dong, nanti malem ayah jemput kamu yaa, kamu siap siap dulu ibu nungguin kamu disini.
Sabrina:baik bu.
Dengan senang hati sang ibu memberitahu suaminya untuk menjemput anak perempuannya,
sang ayah yang sedang meminum kopi di halaman belakang rumah tersedak
ayah: ohokk ohokk ( batuk batuk ) ada apa bu? kok teriak teriak?
Ibu:ini lohhh anak kita mau ikut besok ke bukit sabana, dan sekarang ayah harus jemput dia ke jatinangor. ayooo cepaaatt
(memaksa sambil mendorong dorong )
Setelah siap siap sang suami pergi untuk menjemput anak perempuannya
Akhirnya yang ditunggu tunggu telah tiba. Suara pintu terdengar sang ibu dengan cepat membuka pintu dan di ikuti
pembantunya, ternyata tiba anaknya di rumah, langsung di sambut hangat oleh ibu, abang dan juga pembantunya.
Sabrina: ah bibi bisa ajaa, bibi juga makin cantik aja nihh
Ibu:nakk.. kamu pasti capee istirahat dulu yuk. bi tolong ambilin minuman yaa,
Sabrina:ga usah bu, bibi duduk aja kebetulan tadi di jalan aku beli makan dulu sama ayah. sini kita ngobrol aja buat berangkat
besok,
Di rumah megah kediaman keluarganya, disitu satu keluarga ditambah pembantunya tampak sedang berkumpul layaknya
keluarga bahagia yang utuh, mereka bertukar cerita dan tertawa, hingga larut malam.
Sesuai dengan yang telah di rencanakan sang ibu, hari ini keberangkatan ke bukit sabana. Pasutri dan dua anak itu tampak
sedang bersiap siap, begitupun dengan pembantu yang tampak begitu bersemangat .Hingga sampai pada tempat yang mereka
tuju "bukit sabana" mereka berkumpul di salah satu tempat yang ada di situ, di atas rumput hijau tampak anak perempuan
pasutri terkaya itu sedang menceritakan keseruannya belajar di Universitas padjajaran. Tampak pula sang ayah yang dengan
penuh harap menceritakan harapanya kepada sabrina dan brama.
Sabrina:aku lebih suka pergi ke taman baca sih bu, karna menurut aku taman baca disana sangat adem dan bikin aku fokus kalo
duduk sambil belajar
Ayah: sabrina, ayah sangat berharap kamu menjadi anak yang sukses dunia akhirat yaa nak. mengangkat derajat orangtua
kamu, ayah ingin melihat kamu berhasil mencapai impian kamu, ayah ingin melihat kamu memakai toga kampus impian kamu,
ayah ingin mengucapkan HAPPY GRADUATION di hari wisuda kamu saat kamu memakai toga nak.
Ayah:ayahh juga menyimpan harapan kepadamu brama. kamu pemuda ayah satu satunya, kelak jika ayah sudah tidak ada
kamu yang akan menjadi pengganti ayah. kelak jika ayah sudah tidak ada kamu yang akan menjaga sabrina dan ibu. kamu
jangan pernah menyakiti dan menelantarkan dua perempuan kesayangan ayah ini brama.
Sabrina:abang gimana sih gitu salah gini salah (kesel sabrina seraya mau melempar barang kepada brama)
Ibu:sudahh sudahh.. pangeran ibu sama ratu ibu akan sukses dunia akhirat mereka akan saling sayang
Perbincangan antar ayah, ibu, brama, dan sabrina berakhir hingga acara berkumpul dan bermain bersama keluarga ini telah
terpenuhi sudah keinginan sang ibu untuk berkumpul dan bermain. ke esokan harinya, tiba saatnya anak perempuan pasutri
terkaya itu untuk kembali ke tempatnya menimba ilmu di "Universitas Padjajaran" hari terus berjalan, waktu demi waktu
pasutri terkaya dan satu anak laki-laki wirausahawan itu menjalani hidup dengan kemewahan.
Di halaman rumah mewah kediaman pasutri terkaya di medan itu terlihat sedang ngobrol serius
Ibu:ayahh.. ada apa? hari ini ayah terlihat sangat kecapean, ayo cerita ibu ada disini bersama ayah
Ayah:ibu, ayah bingung harus cerita darimana. ayah ga mau ibu kecewa sama yang terjadi di perusahaan kita.
Ayah:sebenarnya, hari ini di kantor keuangan sedang bermasalah. Sarena bagian keuangan di kantor sudah lama tidak masuk,
dan tidak ada kabar. Sedangkan semua gaji karyawan ada di tangannya, sehingga banyak karyawan yang komplen karena
belum mendapatkan hak gajinya.
Ibu:Ya Allah, ujian apa ini. Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang ayahh..
Ibu:bagaimana jika kita berhentikan dulu pembantu kita untuk mengurangi sebagian pengeluaran keuangan kita ayah?
Ayah:boleh tuhh, itu urus saja sama ibu. ayah akan memikirkan perbaikan perusahaan
Ibu:baiklah, ayah jangan menyerah. disini ada ibu dan anak anak
Sore hari pembantu di rumah megah itu terlihat sedang menyiram tanaman. Majikannya menghampiri pembantu itu dan ikut
membantu menyiram tanaman, perbincangan terjadi
ibu:bi iyem, ada hal penting yang harus saya bicarakan bersama bibi.
Pembantu:astagaa nyonya, bagaimana bisa terjadi begitu? (kaget dengan mata membulat)
Pembantu:astagaa, nyonya sabar ya. saya tidak bisa membantu nyonya tapi saya akan berdoa supaya masalah ini cepat selesai
Ibu:iya bi, terimakasih. saya bingung harus bagaimana membicarakanya kepada bibi
Pembantu:membicarakan apa nyonya, bicara sajaa. mungkin saya bisa membantu nyonya
Ibu:sebenarnya saya ga mau melakukan ini bi iyem, tapi saya terpaksa harus melakukanya. maaf ya jika bibi keberatan tapi ini
yang terbaik buat bibi dan keluarga saya.
Pembantu:tidak apa apa nyonya bicara saja jika itu yang terbaik untuk keluarga nyonya dan juga saya
Ibu:maaf ya bi, saya terpaksa harus memberhentikan bibi untuk bekerja di rumah ini demi mengurangi pengeluaran keuangan
bi, karna seperti yang bibi tau. keuangan di rumah ini sedang bermasalah, saya harap bibi mengerti dengan kondisi ini. Karena
kemungkinan besar kebangkrutan pada perusahaan suami saya akan terjadi.
Pembantu:DEGG.. Ya Alloh nyonyaa kenapa harus melakukan ini, saya tidak bisa meninggalkan nyonya dalam kondisi seperti ini
Ibu:bi.. saya mohon. Saya tidak mau ada penolakan untuk saat ini. jika bibi ingin membantu saya mengertilah, karna saya
berharap bibi dapat pekerjaan yang lebih baik dari ini dan bibi bisa membantu sekeluarga saya
Pembantu:baiklah nyonya saya mengertii, tapi saya tidak akan melupakan semua kebaikan nyonya dan tuan juga kebaikan anak
anak kepada saya selama ini
(majikan dan pembantu itu berpelukan erat pembantu itu merasa seperti akhir dari segalanya jika harus meninggalkan orang
orang baik seperti majikannya itu)
Sementara sabrina di luar kota tidak tahu apa apa dengan kondisi keluarganya saat ini.
Sabrina sebagai salah satu mahasiswa di Universitas Padjajaran hari ini telah selesai mengikuti mata kuliah pada jam 15.00 yang
di berikan dosen ( suara siswa bubaran ). kelas sudah kosong tapi dia masih ada di dalam kelas, mengingat akan dilaksanakanya
wisuda dia terpikir untuk menghubungi orangtuanya di medan. karena sudah lama tidak mendapatkan kabar dari mereka, dan
mereka juga tidak bertanya apa apa.
Sabrina:aku bentar lagi wisuda, tapi ibu dan orang rumah ga ada kabar sudah 1 minggu. Ayah sama ibu susah di hubungi,
sedangkan abangku tidak pernah menjawab sama sekali. Andai saja jika bi iyem punya hp mungkin aku bisa menghubunginya
Sabrina:mungkinkah mereka sibuk? atau sedang liburan? tapi aku harus coba hubungi mereka lagi,
pertanyaan demi pertanyaan selalu muncul di benaknya, dia pusing memikirkan keluarganya belum lagi dengan tugas
kuliahnya.
Tanpa Sabrina ketahui keluarganya di medan, sedang terlilit hutang dikarenakan ulah abangnya yang selalu meminjam uang ke
rentenir dengan mengatas nama kan ayah nya, sehingga rumahnya yang megah selalu didatangi oleh beberapa rentenir.
Pertikaian antara rentenir dan pasutri terkaya di medan itu sering terjadi
Rentenir:tok tok.. tok tok.. tok .. (mengetuk pintu dengan nada kencang)
Rentenir:suami ibu, telah meminjam uang senilai 500jt dan hari ini telah jatuh tempo.
Dengan panik istrinya langsung mencari sang suami ke setiap ruangan dan sambil memanggil berteriak
Ibu:Ayahhhh.. Ayahhhh..
Dengan cepat pasutri itu menemui lentenir tersebut yang tiba tiba sudah duduk manis sambil ngopi dan minum di ruangan
tanpa di suruh pemilik rumah.
Ayah:kalian siapa?
Ibu:kok kalian sudah masuk aja padahal saya belum menyuruhnya sama sekali
Rentenir:saya datang kesini ingin menagih hutang senilai 500jt yang telah di sepakati dan jatuh tempo pada hari ini
Ayah:apa maksudmu?, mungkin kalian salah orang. saya tidak pernah meminjam uang kepada siapapun.
Tiba tiba suara pintu terbuka, di balik pintu terdapat Brama yang hendak memasuki rumah. Brama yang sudah mendengar
semuanya tiba tiba membuka suara
Brama:mereka benar yah, aku yang meminjam uang pake nama ayah.
Brama:emangnya kenapa bu? lagian ayah orang terkaya di sini kenapa harus keberatan, tinggal bayar saja apa susahnya.
Ibu:nakk.. ayahmu baru saja mengalami kebangkrutan hanya saja kami tidak ingin memberitahunya kepadamu karena kami
hanya ingin kamu menjalankan usaha yang telah Ayah kamu berikan dengan baik tanpa memikirkan kebangkrutan yang telah
dialami oleh ayahmu (menangis)
Brama:aku ga mau tau, itu urusan ibu sama ayah dan juga urusan orang orang itu. (sambil keluar rumah)
Rentenir:kami tidak mau tahu, kami hanya ingin uang kami kembali dengan utuh sekarang juga!! (Nada kencang)
Ayah:baiklah, untuk kali ini kami mohon beri waktu dulu. saya akan membicarakanya dulu dengan istri saya.
Rentenir:katanya orang terkaya di medan, tapi uang 500jt aja minta waktu halaaahh. yasudah besok kami akan kesini lagi
uangnya harus sudah ada jika tidak rumah ini akan saya sita!!
Di malam hari di ruang tamu, pasutri itu sibuk membicarakan bagaimana caranya membayar hutang kepada rentenir tadi.
Sedangkan Brama hanya santai sambil bermain gitar,
Ayah:ayah juga gatau bu, sudah tidak ada orang yang bisa membantu kita sekarang karena kebangkrutan di kantor juga
membuat ayah ga bisa membayar karyawan.
Istrinya teringat bahwa Brama mempunyai usaha yang telah di berikan suaminya, dan berpikir untuk minta tolong kepada
anaknya
Ibu:nakk.. sekarang kamu sudah tau dengan kondisi usaha ayahmu, sepertinya ibu sama ayah sudah tidak perlu
menyembunyikanya lagi. Sekarang harapan ibu cuman kamu nak, ibu berharap kamu bisa membantu ayah dan ibu dalam
kondisi sekarang ini.
Ayah:Brama, ayah tau perusahaan yang kamu kelola berjalan lancar. jadi ayah berharap kamu bisa membayar hutang kepada
lentenir tadi karna itu hutang kamu juga
Brama:apa maksud ayah? ayah kepala keluarga di sini, yang harus bertanggung jawab itu ayah bukan aku!! (sambil keluar
rumah)
Ucapan seorang pemuda wirausaha itu membuat ibu dan ayahnya kaget, mereka tidak menyangka dengan anaknya yang
mereka percayai itu ternyata tega membiarkan orang tuanya dalam keadaan seperti ini karena ulahnya sendiri, ini sangat tidak
seperti yang mereka bayangkan.
Ibu:ayahh anak kitaa (dengan raut wajah sedih sambil menunjuk anaknya yang hendak pergi)
Kini di tengah malam hanya tinggal sepasang suami istri. Seorang ayah yang sedang mati matian menahan diri dari serangan
jantung dan hanya di temani seorang istri, seorang ayah itu sudah tidak bisa tahan lagi yang akhirnya harus dilarikan kerumah
sakit.
“Apakah aku harus pulang dulu untuk memberitahu keluargaku di medan? tetapi uangku tidak akan cukup untuk biaya
transportasi kesana”
“Aku tidak mau mengikuti wisuda ini jika orangtuaku saja yang membiayainya tidak ada, untuk apa aku belajar mati matian jika
keberhasilanku saja tidak di saksikan oleh kedua orang tuaku dan abang kesayangan ku”
“Ya Allah aku berharap ayah dan ibuku datang menyapaku, meminta maaf karena mereka tidak mengabariku selama ini”
“Ya Allah, aku juga berharap abangku memberi kejutan dengan datang kesini dan mengucapkan ‘HAPPY GRADUATION ADIKU’ “
Tiba tiba dering telpon berbunyi, sabrina yang sedang melamun kaget. dia beranjak mencari Hpnya dan berharap itu sebuah
panggilan dari keluarganya. Setelah menemukan Hpnya ternyata panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Harapan jika
panggilan ini dari keluarganya tetap ada di benak sabrina, panggilan di jawab oleh sabrina
Sabrina:ibuu, ibu kemana aja kenapa ibu baru ngabarin sekarang, aku nungguin kabar ibu. ayah mana? abang mana? mereka ga
pernah jawab chatt aku bu di telpon juga ga pernah di angkat. kalian kenapa? kalian marah sama aku?
Ibu:tidak nak tidakk.. maafin ibu sama ayah kamu ya? abang kamu juga maafin ya nak..
Sabrina:ibu kenapa? suara ibu kaya yang lagi sedih? kenapa bu?
Ibu:sayang maafin ibu baru mengabari mu sekarang, ayahmu dilarikan kerumah sakit nak, ayahmu terserang penyakit jantung,
sekarang sedang di RS NUSA INDAH maafin ibu ya sayang,
Sabrina shok dengan kabar dari ibunya barusan, tidak banyak bicra sabrina langsung berpamitan kepada ibunya dan langsung
mematikan Hpnya.
Sabrina:oke bu,baiklah tidak apa apa. aku akan pulang sekarang juga. tunggu aku ya. assalamualaikum
Dengan cepat Sabrina berkemas, tapi sebelum beranjak dari tempat duduknya dia teringat akan uang sakunya yang
menurutnya tidak akan cukup untuk membayar transportasi umum, dia terpikir untuk menjual hpnya saja.
pikiran sabrina:
Setelah mendapatkan ide, sabrina beranjak pergi untuk menjual hp dan berangkat ke medan menemui keluarganya.
Kini Sabrina tiba di rumah sakit. saat membuka ruang periksa ayahnya, sabrina lemas dia tidak tahan melihat ayahnya terbaring
lemas di atas berankar. Sedangkan ibunya terlihat sedang menyemangati suaminya, hingga akhirnya sabrina melangkah
mendekati ibu dan ayahnya yang terbaring lemas.
Sabrina:ayahh.. ibu..
Ibunya tersontak kaget saat mendengar suara anak perempuanya. sang ibu tidak menyangk anaknya pulang sendiri memakaai
transportasi umum, sembari menengok ibunya memanggil begitupun juga dengan sabrina
Anak perempuan dan seorang ibu itu berpelukan erat, tanpa mereka sadari air mata pun tumpah di atas kokohnya bahu dua
perempuan hebat itu. Sabrina melihat ayahnya seperti ingin mengatakan sesuatu, sabrina segera melepas pelukan ibunya dan
hendak menghampiri lebih dekat kepada ayahnya.
Sabrina:iyaa ayahh iyaa, ini akuu, aku sabrina anak perempuan ayahh. ayahh sudah lama ga ngabarin aku, ayah ga video call
aku, ayahh ga nanyain aku lg apa, ayahh kangen aku kan?
Sabrina tampak sangat ceria menceritakan keinginan ayahnya, tak hanya itu sabrina tampak sedang berhayal liar karna dia
menceritakan hayalan hayalannya saat wisuda nanti. Sedangkan ayahnya yang terbaring lemas hanya mengangguk sambil
tersenyum manis dan tidak menjawab.
Sabrina:ayahh harus pulih lagi yaa.. ayahh harus kuat karna disini ada aku dan ibu yang masih butuh ayahh, ada abang juga
yang masih butuh bimbingan ayah dalam segala hal termasuk mengelola bisnisnya. Ayahh selalu ingin melihat anak ayah
berhasil kan? ayah juga ingin melihat anak ayah sukses kan?. Ayah harus pulih.. karna sebentar lagi ayah akan melihat anak
perempuan ayah ini berhasil mencapai impiannya, anak ayah akan memakai toga kampus impianya. Ayah, ibu, abang, dan aku
akan berfoto di depan gedung Universitas Padjajaran.
Sementara ibunya yang dari tadi hanya menyimak percakapan suami dan anak perempuanya, akhirnya sang ibu membuka
suara dengan menanyakan kuliah sabrina.
Sabrina:kuliah aku alhamdulillah baik kok bu (dengan wajah murung karena teringat dengan wisudanya besok hari)
Ibu:kamu kenapa terlihat murung nak? kamu ga bisa bohong sama ibu, ayo bicara kamu kenapa?
Sabrina:bu, sebenarnya wisuda akan dilaksanakan besok
Sabrina:gimana aku mau bilang bu, orang rumahnya aja susah di hubungi. Tapi gapapa bu tenang aja, ini bukan masalah besar
kok. karna ayah akan pulih, semuanya pasti akan baik baik aja, iya kan yahh? (bertanya kepada ayah dan di angguki ayahnya)
Ibu:abang lagi ke luar kota untuk pertemuan dengan perusahaan di sana dengan waktu yang pasti akan lama. dan bi iyem lagi
pulang kampung, katanya anaknya sedang sakit. mungkin bi iyem juga ga akan ke sini lagi
Saat sabrina hendak menyimpan tas, tiba tiba seseorang membuka pintu ruangan dengan keras. terdapat dua lelaki yang
memakai baju hitam
Rentenir:oo.. ternyata orang terkaya di mendan akan ada panggilan maut ya?, pantas saja rumah mewahnya tidak
berpenghuni!!
Ibu:astaghfirullah..
Rentenir:wee.. anaknya cakep juga ya? neng mau ikut abang ga?
Tanpa menunggu jawaban rentenir itu langsung menarik dan memeggang tangan sabrina untuk dijadikan bahan ancaman.
Seketika suasana terasa mencekam. Sabrina berusaha melepaskan diri dari kedua rentenir itu. ibunya tidak bisa melakukan apa
apa hanya berusaha meminta kepada rentenir itu untuk melepaskan anaknya.
Rentenir:kami ga punya banyak waktu, jika anak ini mau dilepaskan bayar hutangnya sekarang, jika uangnya masih belum ada
maka berikan saja surat rumahmu sekarang juga!!
Sedangkan di atas berankar ayahnya tiba tiba drop, napasnya tersenggal senggal. sang ibu panik langsung memberikan surat
rumahnya kepada rentenir itu sabrinapun melepaskan diri dan segera mendekati ayahnya. Kedua rentenir itu tersenyum dan
keluar meninggalkan ruangan. Ibu dan sabrina menangis berusaha menguatkan ayahnya dan berharap akan baik baik saja.
Tetapi sang ayah sudah tidak bisa menahan sakitnya lagi, ayahnya seperti hendak ingin mengucapkan syahadat sehingga sang
ibu yang mengerti langsung membimbing suaminya untu mengucapkan syahadat.
Selesai sudah ayahnya mengucapkan syahadat dengan bimbingan seorang istri dan selesai pula hidup sang ayah beranak dua
itu. kini sang ayah akan istirahat untuk selamanya. Ibu tak kuasa melihat suaminya yang sudah tak bernyawa, sabrina juga tak
menyangka yahnya akan pergi lebih dulu meninggalkan dirinya dan ibu juga abangnya.
2 minggu kemudian...
Setelah kepergian sang ayah, sabrina dan ibunya merasa sudah cukup untuk hanya diam di kontrakan kecil. ibunya sudah
menceritakan bagaimana abangnya dan semua yang terjadi selama sabrina kuliah di luar kota (mengulang cuplikan). Kini
saatnya sabrina sebagai salah satu anak dari janda miskin itu untuk bangkit. Sabrina terpikir untuk mencari kerja di medan saja
biar dekat dengan ibu nya.ke esokan harinya Sabrina mulai mencari kerja ke beberapa perusahaan
Tempat:
-kebun mawar
-BLK
-serba 35
Sabrina sudah melamar ke beberapa perusahaan tetapi tidak ada satupun yang mau menerimanya sebagai karyawan ataupun
sebagai penjaga toko. Ditengah mencari pekerjaan sabrina kelelahan dan berniat duduk untuk istirahat sebentar, saat sedang
beristirahat sabrina berusaha menyemangati diri dengan mengingat masih ada ibunya yang harus di bahagiakan.
“Ya Allah, bantu aku. Kemana sekarang aku harus mencari pekerjaan, untuk nafkah hidup bersama ibuku”
“Ya Allah apapun pekerjaan yang engkau berikan kepadaku akan aku jalankan dengan sebaik baiknya”
Tanpa sabrina sadari seorang ibu ibu mendengarkan keluh kesah sabrina. Hingga ibu ibu itu merasa iba dengan kondisi sabrina
saat ini. ibu ibu itu menghampiri sabrina dan lantas bertanya.
Merine:Hii, nak. Kamu sedang apa? kamu terlihat seperti sedang banyak pikiran, kamu juga kayanya kecapean
Sabrina:aku hanya ingin pekerjaan yang halal saja bu, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ibu saya di rumah, karena saya
juga harus membayar kontrakan bu
Merine:kalo begitu kebetulan saya sedang membutuhkan karyawan seperti kamu karena saya adalah istri dari pemilik kebun
raya di bali, jika kamu mau kamu boleh ikut bersama saya sekarang
Sabrina:oiyaa nama ibu siapa? saya sabrina, salam kenal bu (sambil mengulurkan tangan)
Merine: salam kenal sabrina, saya merine (berjabat tangan bersama sabrina)
Merine:jika mau sekarang juga bisa, tetapi kebetulan perusahaan saya berada di bali
Sabrina:aduuhh gimana ya? saya bingung bu. saya ga bisa jauh dari ibu saya, saya harus jagain ibu saya karena jika saya tidak
ada ibu saya hanya akan menjalani hidup seorang diri di kota ini. tetapi di sisi lain saya sangat membutuhkan pekerjaan ini
demi bisa menghidupi ibu saya.
Merine:sabrina, kamu benar benar anak yang bertanggung jawab nak. ibumu pasti bangga punya anak sepertimu. sabrina,
kamu jangan khawatir percaya sama saya, saya akan memfasilitasi ibu kamu untuk hidup di kota ini. kebetulan saya punya
beberapa kontrakan disini. jika ibu kamu mau, ibu kamu boleh memakainya, ga perlu mikirin biaya kontrakan, karna itu pumya
saya pribadi, jadi pake saja oleh ibu kamu biar kamu bisa tenang dan fokus bekerja di sana
Merine:tidak kok sabrina, tidak sama sekali kamu tenang saja. kalo kamu tidak keberatan apakah kamu mau mengantar saya
menemui ibu mu
Sabrina dan bu Merin beranjak dari tempat duduknya dan pergi menemui ibu sabrina. sesampainya di kontrakan sabrina dan
bu merine melihat ibu sabrina sedang makan nasi tanpa lauk. ibu sabrina kaget saat kedatangan anaknya bersama orang yang
tidak di kenal
Merine:saya merine bu, salam kenal ya. tadi kami bertemu di warkop saat sabrina sedang beristirahat
Sabrina: bu merine istri dari seorang pengusaha yang mempunyai kebun raya bali dan bu merine menawarkan aku untuk
bekerja di sana bu,
Sabrina:aku mau, karna aku butuh pekrjaan ini supaya aku bisa menghidupi ibu
Ibu:baiklah jika itu mau kamu, ibu tidak apa apa nak
Sabrina:ibu jangan khawatir, bu merin punya kontrakan dan ibu boleh menempatinya. kata bu merine ibu gaperlu mikirin biaya
kontrakannya, iyakan bu merine?
Setelah mendapat izin dari bu naksha, sabrina berpamitan karna akan segera berangkat ke bali ditemani bu merine. Setelah
menikmati panjangnya perjalanan, akhirnya kini sabrina dan bu merine tiba di tempat perusahaannya.
Tiba waktunya untuk sabrina bekerja di kebun raya bali sebagai orang terpercaya yang meminpin bagian Manajemen wisata.
1 bulan kemudian
Di sore hari saat sabrina selesai melakukan pekerjaanya, sabrina berniat untuk pulang saat sabrina hendak berjalan untuk
keluar dari kebun raya bali itu sambil mencari sesuatu di dalam tasnya sabrina menabrak sepasang kekasih yang sedang
ngobrol di dekat sana, beberapa barang yang di genggam sabrina jatuh,
Sabrina:tadii akuu..
Sabrina tidak melanjutkan pembicaraanya saat melihat sepasang kekasih itu yang tak lain laki lakinya adalah abangnya sendiri.
Ya dia Brama yang selama ini tidak ada kabar ternyata mempunyai kehidupan baru di bali.
Brama:sabrinaa kauu??
Sabrina:jangan tanya aku sedang apa, harusnya aku yang nanya abang sedang apa. oiya, seperti yang aku lihat abang sedang
merintis kehidupan baru ya? setelah apa yang sudah abang lakukan kepada ayah dan ibu di medan saat aku masih kuliah
Sabrina:serius? abang tidak merasa bersalah sama sekali? setelah membuat ayah jatuh sakit hingga meninggal?
Sabrina:wahh wahh, ternyata selain tidak tau diri abang juga ga tau ayah sendiri telah meninggal dunia gara gara ulah abang
sendiri? kok bisa? pemuda wirausaha seperti apa abang ini?
Brama:kok kamu jadi nylahin abang!! kamu ga tau apa apa karna pada saat itu kamu sedang tidak ada dirumah
Sabrina:aku tau, aku udah tau semuanya. bukanya emang abang yang salah kan?, Kurang apa ayah dan ibu, padahal ayah sudah
memberikan sebagian perusahannya sama abang, ayah rela kehilangan perusahaanya demi perusahaan abang. ibu juga selalu
membela abang dalam semua hal, abang bohong saja ibu percaya. tapi kenapa? abang tega biarin ayah dan ibu di kejar kejar
rentenir karna ulah abang sendiri. hingga ayah jatuh sakitpun abang ga peduli. Bahkan ayah meninggal abang ga tau, abang
malah asik asik di sini bersama perempuan lain padahal di sana ibu sedang kesusahsan. Ibu kehilangan ayah, ibu juga
kehilangan semua hartanya. sekarang, rumah saja ibu sudah tidak punya, aku terpaksa meninggalkan ibu di kontrakan bu
merine sendirian. dan abang masih tidak merasa ini salah abang? aku ga nyangka abang bisa selicik itu sama orang tua sendiri.
Allicia:hehh.. lo sadar ga sihh kalo lo itu ga jelas. mungkin lo perlu masuk RSJ. aku kasih paham ya, Brama itu yatim piatu dia ga
punya ibu ataupun ayah apalagi adik ga waras kaya lo. terus tadi lo bilang kalo brama itu wirausaha? lo salah besar ya, dia itu
ga punya apa apa, apalagi perusahaan prusahaan yang lo maksud tadi. Selama ini brama hidup bahagia sama gue. jadi lo ga
usah gangguin kita, iyakan sayang?
Brama:allicia maaf, aku harus pergi menemui ibuku (brama pergi untuk pulang ke medan)
Tanpa mereka ketahui Bu Merine yang dari tadi menyaksikan kejadian panas itu menghampiri mereka saat allicia hendak
mengejar brama
Allicia:buu.. perempuan gila ini membuat brama pergi ninggalin aku, dan aku harus ngejar brama sebelum brama pergi jauh
(lari mengejar brama)
Merine:sabrina, jadi kamu sama brama? (tidak menyangka)
Sabrina:iya Bu Merin aku adiknya Brama, saya dengar tadi allicia manggil bu merin ‘bu’ apakah allicia anaknya bu merine?
Merine:ya, allicia anak saya hanya saja dia sama brama baru pulang dari belgia. memang sudah lama mereka berpacaran dan
seperti yang di katakan anak saya brama memang mengaku tidak punya keluarga. makanya saya memberikanya rumah karena
anak saya allicia sangat mencintainya.
Sabrina:maafkan abang saya karena sudah membohongi bu merin dan allicia, terimakasih juga karena selama ini bu merin
memberikan kehidupan yang layak kepada abang saya. saya akan sangat berhutang budi kepada bu merine
Merine:sudah jangan terlalu berlebihan begitu ahh, lagi pula saya sudah menganggap brama sebagai anak saya sendiri kok,
begitu juga dengan kamu
Sabrina merangkul bu merine, dia sangat bersyukur karena sudah di pertemukan dengan orang sebaik bu merine. mereka
berpelukan hangat
Sedangkan Allicia yang kehilangan jejak Brama kebingungan di pinggir jalan dan terpikir untuk menelpon sahabatnya karena
saat ini Allicia sangat membutuhkan bantuanya.
Allicia:ada misi penting yang harus kita selesaikan, lo cepetan kesini dehh gue tunggu di kebun raya ayah gue ya.
Grizelle:okee..
Allicia sedang menunggu grizelle di salah satu tempat di dalam wisata kebun raya milik ayahnya, Allicia tampak sangat gelisah
tidak sabar ingin segera menemui sahabatnya. Mengingat perlakuan Sabrina kepada brama Allicia menyimpan dendam kepada
sabrina. allicia tidak akan merasa puas sebelum balas dendam kepada sabrina
Pikiran Allicia:
“tadi sabrina bilang ibunya tinggal di kontrakan ibu gue? bagus dong, jika benar begitu berarti ini kesempatan gue buat balas
dendam sama perempuan gila itu lewat ibunya”
usai memikirkan itu, sabrina tersenyum licik dan segera menghubungi suruhannya untuk mengusir ibu sabrina dari kostan
ibunya.
“hallo, ya saya allicia. saya punya tugas penting buat kalian berdua jadi dengarkan baik baik”
“lo tau rumah kontrakan ibu gue kan yang di medan?. nah kalian cari rumah kontrakan yang di isi sama ibu ibu yang bernama
bu nakhsa”
“jika rumah kontrakanya sudah ketemu, lo usir paksa aja ibu tua bangka itu”
“tapi, jangan lupa. pastikan tidak ada satu orang pun yang tau termasuk anaknya apalagi ibu gue”
Hingga tibalah Grizelle di kebun raya itu, Allicia menyapa dengan cepat
Allicia:Hii Zell, lama amat lo
Grizelle:ya aku harus jalan dulu kali, eh nelpon siapa tadi? serius amat
Allicia:lo tau ga sii tadi ada perempuan yang ngakunya adik cowo gue, kejadiannya kaya gini.. (cuplikan ulang)
Allicia:makanya gue juga ga ngerti. gue mau lo ikut gue ke medan sekarang, temenin gue nyusulin Brama
Grizelle:istighfar ci, kamu udah tau brama pembohong tapi kamu masih mau ngejar brama ke medan?
Allicia:gue cinta brama zell, gue cinta sama brama, lo ngerti ga sih
Grizelle:iya aku ngerti klo kamu cinta sama brama, tapi pertanyaanya brama cinta ga sama kamu ci??
Grizelle:seyakin apa kamu ci? sampe kepedean gitu. kalo dia beneran cinta dia gabakal boongin kamu sama bu merine,
menurut aku, brama uda keterlaluan karna uda ga nganggap orang tuanya ada. melihat kenyataan brama seperti itu kenapa
kamu masih tidak sadar juga
Allicia:Zell, kalo lo emang gamau nemenin gue buat pergi ke medan nyusulin brama gapapa zell, lo gaperlu jelek jelekin brama.
gue gabakal maksa kok. (kesal allicia)
Grizelle:ga gitu maksudnya ci, oke aku mau nanya. apa yang membuat kamu yakin kalo brama cinta sama kamu?
Grizelle:kamu salah ci, bukan brama yang selalu ada buat kamu, tapi kamu yang selalu ada buat brama.
Allicia:udaa zell udaa, gue ga ada waktu buat dengerin ceramah lo. gue akan ke medan sekarang lo pulang aja (hendak pergi)
Grizelle:ngga ci, aku ga bisa biarin kamu pergi sendiri ke medan. yaudah aku ikut
Allicia dan Grizelle berdiri dan hendak pergi dari kebun raya itu dan segera melakukan perjalanan ke medan.
Sedangkan di medan di rumah kontrakan bu merine, bu naksha tampak sedang di paksa keluar oleh dua preman.
Preman:banyak bacot lo. cepat keluar, atau lo mau di bakar hidup hidup disini?
bu naksha menangis tak berdaya,tanganya ditarik tarik di paksa untuk keluar. sambil menangis tersedu sedu bu naksha pergi
meninggalkan rumah kontrakan itu. di pinggir jalan bu naksha kebingungan seraya berbicara pada diri sendiri
“Ya Allah mengapa hamba harus hidup seperti ini?”
“dosa apa yang sudah hamba lakukan hingga hamba menjadi seperti ini”
“Ya Allah ampuni dosa dosa hamba, pertemukan hamba dengan anak anak hamba”
Sedangkan Brama yang berniat pulang untuk menemui ibunya malah duduk manis bersama perempuan cantik kaya raya di
suatu tempat, brama tampak sedang bertukar cerita dan tertawa bersama perempuan cantik kaya raya tersebut. Tanpa brama
sadari Allicia yang masih berstatus pacarnya sedang menuju menghampirinya di ikuti temanya grizelle dengan emosi yang
membara.
Allicia:Brama! apa yang kamu lakukan di sini? dan siapa perempuan ini?
Allicia:pacar?(tak percaya)
Grizelle:aku bilang juga apa ci (suara pelan sambil nyubit nyubit kesal)
Allicia:Brama, kenapa kamu diam saja? ayo jelasin siapa perempuan gatal ini?
Elmeira:ayo sayang kita pergi saja, karna menghindari orang orang dengan gangguan jiwa seperti mereka itu lebih baik (sambil
pergi meninggalkan tempat)
Allicia:Brama tunggu..
belum end
karna selama ini sadar ga sadar kamu di manfaatin sama brama
Grizelle:ga gitu ci. maksud aku, kalo brama emang beneran cinta sama kamu brama gabakal tega bohongin kamu sama bu
merine ,kamu jangan cuman mikirin brama aja tapi coba pikirin bu merine ci mama kamu sendiri selama ini abis abisan ngasih
apapun buat brama, tapi kenyataanya brama berkhianat. sekarang brama pergi ke medan dan ga bilang apa apa sama kamu
juga sama bu merine mungkin karna kaget mendengar keadaanya orangtuanya di medan, oke kalo itu aku setuju. tapi kalo
kamu harus ngejar brama dengan alasan kamu cinta sama brama, aku sebagai sahabat mu ga setuju karna kesannya kamu
perempuan murahan kaya kamu yang ngejar ngejar brama. dan kamu masih mikirin brama?, kamu coba otaknya di pake dulu
karna orang kalo uda jatuh cinta kadang bego.
Di Bali pada sore hari sabrina berjalan kaki untuk menuju ke tempat tinggalnya yang merupakan kepunyaan bu merine , sambil
berjalan menikmati hembusan angin perjalanan Sabrina terus saja kepikiran orang tuanya, hingga sabrina berpikir untuk pulang
dulu dan menemui orang tuanya di medan. ibunya tidak mempunyai hp, jadi sabrina tidak bisa mengirim pesan ataupun
menelpon ibunya. brama yang bilang akan menemui ibunya tidak kunjung memberi kabar kepada bu merine maupun kepada
sabrina, apalagi Allice yang tidak di ketahui entah kemana. Saat ini sabrina sangat khawatir kepada ibunya.
“maafin aku ya bu, aku harus ninggalin ibu sendirian di kota kelahiran”
“ayah, maafin aku ya. aku tidak menuruti perintah ayah untuk menjaga ibu”
“ayah yang tenang ya di sana, aku ga lupa perintah ayah untuk membahagiakan ibu”
“Ibu.. tunggu aku ya, aku akan segera pulang menemui ibu”
saat sabrina sibuk dengan pikirannya untuk pulang, tiba tiba sabrina berpapasan dengan bu merine
Merine:sabrina?
Sabrina:eh bu, kebetulan banget nih ada yang mau aku obrolin sama ibu
Sabrina:bu merine jika ibu mengijinkan, saya ingin pulang dulu bu ke medan untuk menemui ibu saya di sana
Merine:oh iya boleh, kenapa tidak. kamu akan berangkat kapan biar nanti saya siapkan sesuatu buat bu naksha di sana
Sabrina:mungkin hari ini bu. ibu tidak perlu repot repot, saya malu ibu sudah terlalu banyak membantu saya
Merine:ngga kok, nanti kamu jika ada apa apa jangan sungkan hubungi saya ya
setelah mendapat ijin dari bu merine, sabrina segera bergegas untuk pulang ke medan dan menemui ibu nya. Sesampainya di
kota medan sabrina memakai ojek untuk sampai lebih cepat ke kontrakan bu merine.
sabrina:saya kerja mas demi bisa mengembalikan takdir ibu saya (tukang ojek tertawa hambar)
Sabrina:ibu sedang apa disini? mengapa ibu membawa karung dan botol bekas? baju ibu sudah kotor kenapa ibu tidak
menggantinya
Ibu:nak.. seminggu sesudah kamu pergi ke bali, ibu ga punya tempat tinggal.
Ibu:nakk.. ibu di usir oleh dua preman dari rumah kontrakan yang bu merine kasih itu,setiap hari ibu tidur di depan warkop
dekat sana. jika ibu bangun lebih dari jam 3 ibu akan di siram oleh pemilik warkopnya. setiap pagi ibu selalu pergi ke pasar
untuk mencari makanan bekas di tong sampah
Sabrina tak kuasa mendengar cerita ibunya, sabrina tak bisa membayangkan seberapa menderitanya sang ibu tanpa dirinya
selama ini. sabrina kembali memeluk ibunya, sabrina merasa sangat bersalah karena sudah meninggalkan ibunya. di dalam
pelukan sang ibu mengutarakan isi hatinya
Sabrina:iya bu, iyaa aku ga bakalan ninggaliin ibu lagi ko. maafin aku ya bu
,
ENDING:
Sabrina berhasil mencapai kesuksesannya dengan meneruskan usaha abangnya Brama, karena abangnya mengidap
penyakit struk. Tetapi pacar dari Brama selalub berusaha merebut posisi sabrina