Adegan 01
SEBUAH PERKAMPUNGAN KUMUH, NAMPAK SEBUAH RUMAH DARI KARDUS DENGAN SAMPAH-
SAMPAH YANG DIAREAL PANGGUNG BAGIAN BELAKANG, LAMPU MENYOROT PADA RATNA YANG
MASUK BERSAMAAN DENGAN LANGKAHNYA, KEMUDIAN DUDUK DI SEBUAH KURSI DIDEPAN
RUMAHNYA
Ratna : wah bosen, tiap hari seperti ini, tidak ada perubahan. Kalau seperti ini terus hidup
juga tidak akan maju-maju
NENENG MASUK
Neneng : apa, bosen, oh kamu sudah bosen sama aku, oh yah sudah….. kita gak usah temenan
lagi
Ratna : kamu ini gimana sih, aku kan belum selesai ngomongnya
Neneng : apa lagi? Sudah cukup jelas tau penjelasan dari kamu tadi
Ratna : tunggu, sebentar…… Aku ini bosen dengan kehidupan ini sekarang, aku tidak bosen
sama kamu. Apa kamu juga tidak bosen tinggal diantara rumah-rumah kardus seperti ini
Neneng : lah terus maumu apa? tidak ada yang bisa kita lakukan
Ratna : ya memang tidak ada kalau kita cuman bisa menerima, berusaha dong
Neneng : kita kan udah kerja siang malam, itu kan juga sudah usaha. Tuh tadi lihat mbak rahmi
menyekolahkan si siti itu juga salah satu cara jalan untuk menuju kaya
Ratna : kelamaan…….
Ratna : aku mau pergi dari kampung ini. Aku mau mencari kerja
TANPA DISADARI IBU DAN BAPAK RATNA DATANG KELUAR DARI RUMAHNYA
Ratna : ibu, denok pengen jadi orang kaya. Bukannya ibu seneng kalau aku jadi orang kaya?
Ratna : ibu dan bapak seharusnya dukung cita-cita luhur aku dong
Mbok : kamu boleh kerja apa saja, dimana saja, asal masih tinggal bersama ibu dan bapak
dirumah
Neneng : ibu dan bapak biar kelihatan gaul pakai celana jeans aja. Hahahahahaaa…….biar gaul
gitu
NENENG EXIT
Bapak : sudah lah bu, jangan dikhawatirkan ratna itu kan sudah besar. lagi pula niatnya baik
kok mencari kerja
Bapak : buk turuti apa kemuwan ratna sekarang. Yang terpenting skarang bagaimana
keinginan si ratna itu tersampaikan?
Mbok : ya sudahlah pak kalau begitu, kalau ini memang yang terbaik untuk ratna.
Bapak : ya sudah kalau memang begitu, kita pangggil saja ratna dulu
RATNA MENYAHUT DAN KELUAR DARI DALAM RUMAHNYA MENUJU TEMPAT DUDUK ITU
Bapak : tidak apa-apa nak,hanya saja sebelum kamu berangkat nanti kami mau mengadakan
selamatan
Mbok : iya ratna, agar kamu nanti selama bekerja dapat diberikan keselamatan
Ratna : walah ibu dan bapak ini ada-ada saja, semacam itu bukan jamannya lagi, sekarang
udah modern
Mbok : tapi ratna selamatan semacam itu merupakan kebudayaan daerah ini asli turun
temurun dari nenek moyang kita dulu
Ratna : tapi, bu apa ruginya sih kalau kita tidak melaksanakannya. Kan selamatan itu banyak
mengeluarkan uang mendingan buat uang ongkosku saja, pokoknya ratna tidak
mau
Bapak : jaga omonganmu ratna, kamu ini memang tidak bisa diatur
Mbok : ya sudah pak jika memang itu kemauannya kita turuti saja?
RATNA PUN MENUJU RUMAHNYA DAN MASUK BAPAK DAN IBUNYA MSIH ADA DITEMPAT ITU DENGAN
RASA CEMAS BERDUAAN LALU BERJALAN KELUAR PENTAS DAN LAMPU PADAM
Adegan 02
NAMPAK PENTAS YANG MASIH SEPI RUMAH TERBUAT DARI KARDUS ITU TAMPAK DISOROT
LAMPUYANG MENERANGINYA. DISELA-SELA LARUTNYA MALAM RATNA YANG MASIH TIDUR
TERBANGUN DAN KELUAR DARI RUMAHNYA SEPERTI MERASA TERGANGGU DENGAN FIKIRANNYA KINI
DIA BERJALAN KEBINGUNGAN SEPERTI TERJADI YANG ANEH PADA DIRINYA KESELURUH SUDUT PENTAS
LALU DIRINYA SEPERTI ORANG YANG DIHANTUI DAN MERASA KETAKUTAN DAN AHIRNYA
MERASA LELAH KEMUDIAN MENATA KURSI YANG ADA DIDEPAN RUMAHNYA ITU LALU TIDUR TERLELAP
DISITU KEMUDIAN LAMPU MATI
Adegan 03
SUARA-SUARA TERDENGAR DARI MULUT IBU DAN BAPAKNYA DARI DALAM RUMAH
MEMANGGIL-MANGGIL RATNA LALU KELUAR DARI DALAM RUMAHNYA MENUJU RATNA YANG TIDUR
DIKURSI-KURSI ITU DAN KEMUDIAN MEMBANGUNKAN RATNA
Mbok : loh emangnya kamu tidak tau, ya sudah kamu siap-siap dulu sana kamu kan mau pergi
sekrang
BAPAK RATNA YANG BERDIRI TEGAK DIPINTU ITU RATNA KEMUDIAN BERJALAN KEARAHNYA
DAN MASUK KEDALAM RUMAHNYA SEDANGKAN BAPAKNYA MENUJU IBU YANG MENATA KURSI ITU
Bapak : ada apa sih bu?
Mbok : mana ku tau pak, sudahlah yang panting ratna tidak apap apa
NENENG, PIKA, SATMI, MASUK MENUJU MBOK DAN BAPAK RATNA YANG ADA DIDEPAN
RUMAHNYA
Semuanya : assalamualaikum
Neneng : pak, bu, benar ratna mau berangkat sekarang kerja sebagai TKW?
Mbok : benar
Mbok : boleh, tapi tunggu saja sebentar lagi keluar, masih siap-siap didalam
NAMPAK RATNA SUDAH MAU KELUAR DARI DALAM RUMAH IBU DAN BAPAKNYA LANGSUNG
MENUJU RATNA YANG TENGKURAP DIPINTU UNTUK MELAKUKAN SUATU ADAT KEBIASAAN SETEMPAT
SEBELUM BERANGKAT LALU MELAKUKAN SUATU ADAT KEBIASAAN DIMANA KEBIASAAN INI DILAKUKAN
PADA SESEORANG YANG AKAN HIJRAH.
KINI RATNA BERJALAN DIDAMPINGI OLEH BAPAK DAN MBOKNYA DARI PINTU RUMAHNYA
MENUJU TEMAN-TEMAN RATNA YANG ADA DIKURSI ITU
Semuanya : ratna
TEMAN-TEMANNYA PUN KELUAR DARI PENTAS KINI TINGGAL BAPAK DAN IBUNYA DIKURSI ITU
TIDAK LAMA KEMUDIAN BERJALAN MASUK KEDALAM RUMAHNYA LALU LAMPU PENTAS PADAM
Adegan 04
NAMPAK SIMBOK DUDUK DIKURSI ITU DENGAN RASA CEMAS DAN GUNDAH AKAN KEPERGIAN RATNA
SETELAH BEBERAPA BULAN TIDAK LAMA KEMUDIAN BAPAK KELUAR DARI DALAM RUMAHNYA MENUJU
ISTRINYA
Mbok : kenapa tidak stress pak anak kita ratna tidak mau diselamatin, saya ini sebagai ibunya
khawatir pak
Mbok : tapi pak, ahir-ahir ini ibu merasakan firasat yang tidak enak tentang ratna
BAPAK PUN MASUK KEDALAM RUMAHNYA SEDANGKAN MBOK ITU MASIH ADA DIKURSI ITU TIDAK
LAMA KEMUDIAN PAK LURAH DAN BU LURAH DATANG
Mbok : kabar apa ya pak, tentang bantuan raskin, mari duduk dulu pak
Lurah : begini buk, ratna dikabarkan meninggal dunia. Ini suratnya dari kepolisian
Bapak : (keluar dari dalam rumahnya) ada apa buk, ada apa dengan ratna
Bapak : apa meninggal, heh jangan sembarangan kamu pak lurah (menceklik pak lurah)
Lurah : (merasa kesakitan dan tidak bisa mengucapkan sesuatu dan terus dibertak oleh bapak
ratna)
Bu lurah : hei pak, ini beneran ini suratnya dari kepolisian kalau tidak percaya, sudah lepaskan
suami saya
Bu lurah : pak, jangan kasar-kasar ya pada suami saya, jelek-jelek begitu tapi saya tetap sayang
padanya
Mbok : bapak, sudah pak. Memang benar ratna meninggal, ratna dimana kamu nak
(menangis)
Bapak : (melepaskan ceklikan pada pak lurah berjalan ketempat mbok) yang sabar ya pak
MBOK PUN PINGSAN DAN PARA WARGA MENOLONGNYA KARENA STRESS, BAPAK CUMA
MELIHATNYA DENGAN SEKSAMA KARENA DIA SUDAH MENGERTI LALU MELIHAT PAK LURAH DENGAN
RASA LESUH PAK LURAH BERJALAN KEARAH BAPAK YANG MASIH SEDIH ITU LALU DUDUK DIDEKATNYA
Lurah : sudahlah pak, sabar saja
Bu lurah : pak sebelum ratna pergi apakah kira-kira ada sarat yang tidak dilakukan
Bapak : yang saya ingat itu, selamatan bu lurah, saat itu ratna ngotot tidak mau
Bapak : sudah pak tapi ratna orangnya keras kepala maka tidak dilaksanakan pak dan saat itu
uang kita memang pas-pasan untuk ongkos saja
Mbok : (sadar dan langsung berteriak berjalan mencari menuju ratna) ratna, ratna, dimana
dimana kamu nak
Bapak : (menghampiri mbok) sudahlah bu kita ikhlaskan dan doakan saja semoga ratna
bahagia
DISELA-SELA ITU PAK LURAH BERDIRI MEMBERIKAN PERHATIAN PADA SELURUH WARGA SEDANGKAN
PARA WARGA MENDENGARKAN SAJA
Lurah : saudara-saudara. maka selayaknya jika diantara keluarga kita mau bepergian
laksankan dulu adat budaya yaitu selamatan yang dapat menghilang kelemahan
kita yaitu apes
Bu lurah : dan tujuannya agar selamat dalam perjalanan selama merantau dari rumah, dan
budaya itu jangan sampai dihilangkan tetap kita pegang dan lestarikan
SELESAI