Adegan 01
Ratna : wah bosen, tiap hari seperti ini, tidak ada perubahan. Kalau seperti ini terus hidup
juga tidak akan maju-maju
NENENG MASUK
Neneng : apa, bosen, oh kamu sudah bosen sama aku, oh yah sudah….. kita gak usah
temenan lagi
Ratna : kamu ini gimana sih, aku kan belum selesai ngomongnya
Neneng : apa lagi? Sudah cukup jelas tau penjelasan dari kamu tadi
Ratna : tunggu, sebentar…… Aku ini bosen dengan kehidupan ini sekarang, aku tidak bosen
sama kamu. Apa kamu juga tidak bosen tinggal diantara rumah-rumah kardus seperti ini
Neneng : lah terus maumu apa? tidak ada yang bisa kita lakukan
Ratna : ya memang tidak ada kalau kita cuman bisa menerima, berusaha dong
Neneng : kita kan udah kerja siang malam, itu kan juga sudah usaha. Tuh tadi lihat mbak
rahmi menyekolahkan si siti itu juga salah satu cara jalan untuk menuju kaya
Ratna : kelamaan…….
Ratna : aku mau pergi dari kampung ini. Aku mau mencari kerja
Neneng : mau pergi kemana kamu ?
Ratna : aku mau kemana saja, aku ingin jadi TKW saja,
TANPA DISADARI IBU DAN BAPAK RATNA DATANG KELUAR DARI RUMAHNYA
Ratna : ibu, denok pengen jadi orang kaya. Bukannya ibu seneng kalau aku jadi orang
kaya?
Ratna : ibu dan bapak seharusnya dukung cita-cita luhur aku dong
Mbok : kamu boleh kerja apa saja, dimana saja, asal masih tinggal bersama ibu dan bapak
dirumah
Neneng : ibu dan bapak biar kelihatan gaul pakai celana jeans aja. Hahahahahaaa…….biar
gaul gitu
NENENG EXIT
KINI TINGGAL IBU DAN BAPAKNYA BERDUA DIKURSI ITU
Bapak : sudah lah bu, jangan dikhawatirkan ratna itu kan sudah besar. lagi pula niatnya
baik kok mencari kerja
Bapak : buk turuti apa kemuwan ratna sekarang. Yang terpenting skarang bagaimana
keinginan si ratna itu tersampaikan?
Mbok : ya sudahlah pak kalau begitu, kalau ini memang yang terbaik untuk ratna.
Bapak : ya sudah kalau memang begitu, kita pangggil saja ratna dulu
RATNA MENYAHUT DAN KELUAR DARI DALAM RUMAHNYA MENUJU TEMPAT DUDUK ITU
Bapak : tidak apa-apa nak,hanya saja sebelum kamu berangkat nanti kami mau
mengadakan selamatan
Mbok : iya ratna, agar kamu nanti selama bekerja dapat diberikan keselamatan
Ratna : walah ibu dan bapak ini ada-ada saja, semacam itu bukan jamannya lagi, sekarang
udah modern
Mbok : tapi ratna selamatan semacam itu merupakan kebudayaan daerah ini asli turun
temurun dari nenek moyang kita dulu
Ratna : tapi, bu apa ruginya sih kalau kita tidak melaksanakannya. Kan selamatan itu
banyak mengeluarkan uang mendingan buat uang ongkosku saja, pokoknya ratna tidak
mau
Bapak : jaga omonganmu ratna, kamu ini memang tidak bisa diatur
Bapak : sudah pasti salah lah kamu ini memang anak yang bejat tidak tau etika
Mbok : ya sudah pak jika memang itu kemauannya kita turuti saja?
RATNA PUN MENUJU RUMAHNYA DAN MASUK BAPAK DAN IBUNYA MSIH ADA DITEMPAT
ITU DENGAN RASA CEMAS BERDUAAN LALU BERJALAN KELUAR PENTAS DAN LAMPU
PADAM
Adegan 02
NAMPAK PENTAS YANG MASIH SEPI RUMAH TERBUAT DARI KARDUS ITU TAMPAK DISOROT
LAMPUYANG MENERANGINYA. DISELA-SELA LARUTNYA MALAM RATNA YANG MASIH
TIDUR TERBANGUN DAN KELUAR DARI RUMAHNYA SEPERTI MERASA TERGANGGU
DENGAN FIKIRANNYA KINI DIA BERJALAN KEBINGUNGAN SEPERTI TERJADI YANG ANEH
PADA DIRINYA KESELURUH SUDUT PENTAS
LALU DIRINYA SEPERTI ORANG YANG DIHANTUI DAN MERASA KETAKUTAN DAN AHIRNYA
MERASA LELAH KEMUDIAN MENATA KURSI YANG ADA DIDEPAN RUMAHNYA ITU LALU
TIDUR TERLELAP DISITU KEMUDIAN LAMPU MATI
Adegan 03
SUARA-SUARA TERDENGAR DARI MULUT IBU DAN BAPAKNYA DARI DALAM RUMAH
MEMANGGIL-MANGGIL RATNA LALU KELUAR DARI DALAM RUMAHNYA MENUJU RATNA
YANG TIDUR DIKURSI-KURSI ITU DAN KEMUDIAN MEMBANGUNKAN RATNA
Mbok : loh emangnya kamu tidak tau, ya sudah kamu siap-siap dulu sana kamu kan mau
pergi sekrang
BAPAK RATNA YANG BERDIRI TEGAK DIPINTU ITU RATNA KEMUDIAN BERJALAN
KEARAHNYA DAN MASUK KEDALAM RUMAHNYA SEDANGKAN BAPAKNYA MENUJU IBU
YANG MENATA KURSI ITU
Mbok : mana ku tau pak, sudahlah yang panting ratna tidak apap apa
NENENG, PIKA, SATMI, MASUK MENUJU MBOK DAN BAPAK RATNA YANG ADA DIDEPAN
RUMAHNYA
Semuanya : assalamualaikum
Neneng : pak, bu, benar ratna mau berangkat sekarang kerja sebagai TKW?
Mbok : benar
Mbok : boleh, tapi tunggu saja sebentar lagi keluar, masih siap-siap didalam
NAMPAK RATNA SUDAH MAU KELUAR DARI DALAM RUMAH IBU DAN BAPAKNYA
LANGSUNG MENUJU RATNA YANG TENGKURAP DIPINTU UNTUK MELAKUKAN SUATU ADAT
KEBIASAAN SETEMPAT SEBELUM BERANGKAT LALU MELAKUKAN SUATU ADAT KEBIASAAN
DIMANA KEBIASAAN INI DILAKUKAN PADA SESEORANG YANG AKAN HIJRAH.
KINI RATNA BERJALAN DIDAMPINGI OLEH BAPAK DAN MBOKNYA DARI PINTU RUMAHNYA
MENUJU TEMAN-TEMAN RATNA YANG ADA DIKURSI ITU
Semuanya : ratna
TEMAN-TEMANNYA PUN KELUAR DARI PENTAS KINI TINGGAL BAPAK DAN IBUNYA DIKURSI
ITU TIDAK LAMA KEMUDIAN BERJALAN MASUK KEDALAM RUMAHNYA LALU LAMPU
PENTAS PADAM
Adegan 04
NAMPAK SIMBOK DUDUK DIKURSI ITU DENGAN RASA CEMAS DAN GUNDAH AKAN
KEPERGIAN RATNA SETELAH BEBERAPA BULAN TIDAK LAMA KEMUDIAN BAPAK KELUAR
DARI DALAM RUMAHNYA MENUJU ISTRINYA
Mbok : kenapa tidak stress pak anak kita ratna tidak mau diselamatin, saya ini sebagai
ibunya khawatir pak
Mbok : tapi pak, ahir-ahir ini ibu merasakan firasat yang tidak enak tentang ratna
BAPAK PUN MASUK KEDALAM RUMAHNYA SEDANGKAN MBOK ITU MASIH ADA DIKURSI
ITU TIDAK LAMA KEMUDIAN PAK LURAH DAN BU LURAH DATANG
Mbok : kabar apa ya pak, tentang bantuan raskin, mari duduk dulu pak
Lurah : begini buk, ratna dikabarkan meninggal dunia. Ini suratnya dari kepolisian
Bapak : (keluar dari dalam rumahnya) ada apa buk, ada apa dengan ratna
Bapak : apa meninggal, heh jangan sembarangan kamu pak lurah (menceklik pak lurah)
Lurah : (merasa kesakitan dan tidak bisa mengucapkan sesuatu dan terus dibertak oleh
bapak ratna)
Bu lurah : hei pak, ini beneran ini suratnya dari kepolisian kalau tidak percaya, sudah
lepaskan suami saya
Bu lurah : pak, jangan kasar-kasar ya pada suami saya, jelek-jelek begitu tapi saya tetap
sayang padanya
Mbok : bapak, sudah pak. Memang benar ratna meninggal, ratna dimana kamu nak
(menangis)
Bapak : (melepaskan ceklikan pada pak lurah berjalan ketempat mbok) yang sabar ya pak
MBOK PUN PINGSAN DAN PARA WARGA MENOLONGNYA KARENA STRESS, BAPAK CUMA
MELIHATNYA DENGAN SEKSAMA KARENA DIA SUDAH MENGERTI LALU MELIHAT PAK
LURAH DENGAN RASA LESUH PAK LURAH BERJALAN KEARAH BAPAK YANG MASIH SEDIH
ITU LALU DUDUK DIDEKATNYA
Bu lurah : pak sebelum ratna pergi apakah kira-kira ada sarat yang tidak dilakukan
Bapak : yang saya ingat itu, selamatan bu lurah, saat itu ratna ngotot tidak mau
Bapak : sudah pak tapi ratna orangnya keras kepala maka tidak dilaksanakan pak dan saat
itu uang kita memang pas-pasan untuk ongkos saja
Mbok : (sadar dan langsung berteriak berjalan mencari menuju ratna) ratna, ratna, dimana
dimana kamu nak
Bapak : (menghampiri mbok) sudahlah bu kita ikhlaskan dan doakan saja semoga ratna
bahagia
DISELA-SELA ITU PAK LURAH BERDIRI MEMBERIKAN PERHATIAN PADA SELURUH WARGA
SEDANGKAN PARA WARGA MENDENGARKAN SAJA
Lurah : saudara-saudara. maka selayaknya jika diantara keluarga kita mau bepergian
laksankan dulu adat budaya yaitu selamatan yang dapat menghilang kelemahan kita yaitu
apes
Bu lurah : dan tujuannya agar selamat dalam perjalanan selama merantau dari rumah,
dan budaya itu jangan sampai dihilangkan tetap kita pegang dan lestarikan