Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS CERPEN

ARIN DAN MIMPINYA

Karya RISA ISMAYA

BENIGNO ALFAYED S. ( 08/IXH )


Arin dan Mimpinya
Karya : Risa Ismaya
Tahun terbit : 2017
Arin berasal dari keluarga yang cukup harmonis yang terdiri dari ayah, ibu,
dan dengan 2 anak perempuan mereka yaitu Arin dan Raty. Karena
keterbatasan dana, sejak SMP Arin sudah bersekolah jauh dari orang tuanya.
Dia tinggal bersama saudara dikeluarga ibunya. Seringkali ia merasa ingin
bersekolah bersama keluarga, ibu, ayah, dan 1 adiknya. Tapi sayangnya, ia
sudah terlanjur meminta kepada orang tuanya untuk tinggal dan bersekolah
dengan bibinya yang tinggal sangat jauh dari tempatnya berada.
Tiga tahun sudah berlalu, Arin meminta kepada orangtuanya supaya
setelah lulus SMP ia melanjutkan kesekolah negeri dekat dengan orang
tuanya. Permintaan itu dikabulkan oleh ibunya tetapi ayahnya sedikit
keberatan. “Kenapa kamu pindah, Rin ? apakah ada masalah di sekolahmu
sehingga kamu ingin pindah?” tanya ayahnya. “Tidak yah, Arin ingin pindah
sekolah karena Arin ingin mencari pengalaman lebih banyak lagi di sekolah
lain” jawab Arin. “Lalu bagaimana dengan bibi mu, apakah dia setuju
dengan keputusanmu itu?” tanya ayahnya. Dengan berat hati Arin
menjawab, “Aku belum bicara kepada bibi, tetapi pasti aku akan
mengatakan padanya segera”.
Arin sebenarnya tahu jika orang tuanya merasa keberatan bukan karena
dia harus tinggal bersama bibinya. Namun karena mereka tidak mampu untuk
mensekolahkan Arin di sana. Arin pun bimbang dan ragu. Di satu sisi dia ingin
kumpul lagi bersama orang tuanya, di sisi lain dia tahu ayahnya tak punya
uang untuk menyekolahkannya. Hari demi hari berlalu, Arin semakin rindu
kepada keluarga kecilnya. Tak jarang dia selalu menangis hingga larut
malam.
Bibi Arin pun menyadari apa yang Arin rasakan saat ini. “Kamu kenapa
nak?” tanya bibinya. “Aku baik-baik saja kok bulek, aku hanya sedang
kelelahan,” jawab Arin. Sebenarnya Bibinya pun sudah mengetahui apa yang
sedang Arin rasakan tetapi dia tak mau menambah beban Arin saat ini. “Nak
bibi akan selalu mendoakanmu, Bibi juga akan selalu mendukung apa yang
ingin kau lakukan, berusahalah dengan giat untuk mendapatkan
keinginanmu,” nasehat bibinya. Setelah mendapatkan nasehat itu, Arin
menjadi semangat. Meskipun Arin belum membicarakan masalah kepada
bibinya, dia tahu bahwa bibinya akan selalu mendukungnya.
Beberapa hari setelah itu, Arin mendapat kabar bahwa sekolah SMAN 1
Bumi Putera di dekat rumah orang tuanya mengadakan lomba pidato dan
pemenangnya akan diterima bersekolah disana dan mendapatkan beasiswa.
Arin pun mengikuti lomba pidato itu dan akhirnya keluar sebagai pemenang.
Dia pun memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua dan Bibinya.

Pada awalnya mereka belum menyetujuinya. Namun setelah


mendapatkan penjelasan dari Arin, akhirnya permintaannya diperbolehkan
oleh orangtua dan bibinya. Tapi sayang, pihak sekolah sempat menahan Arin
karena prestasi-prestasi dari dirinya. Sekolah tidak mengizinkan Arin pindah ke
SMA lain karena ia membawa prestasi cemerlang. Tetapi setelah mendesak
kepala pimpinannya, akhirnya Arin diperbolehkan pindah. Ia sangat senang
sekali. Ia juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang
sayang padanya. Arin berpesan kepada teman-temannya untuk selalu
semangat dan giat dalam belajar dan juga tidak melupakannya.
Ketika masuk tahun ajaran baru, Arin pun bisa kembali berkumpul bersama
orang tuanya. Ia berkumpul bersama ayah, ibu, dan adiknya. Rasa rindu yang
sangat mendalam dapat berkumpul bersama keluarga walaupun makan
dengan lauk sambal akan terasa lebih nikmat bila berkumpul bersama.
 Sinopsis
Mimpinya memiliki tema tentang kebersamaan bersama keluarga. Disini
menceritakan bahwa Arin yang ingin bersekolah di yang tidak jauh-jauh
dari keluarganya.Hal ini terbukti dari kalimat berikut ini “Rasa rindu yng
sangat mendalam dapat berkumpul bersama keluarga walaupun
makanan dengan lauk sambal akan terasa lebih nikmat bila berkumpul
bersama”.
 Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen “Arin dan Mimpinya”
1.Tema : Kebersamaan keluarga

2. Latar :

- Tempat : Rumah bibinya, Sekolah Arin, Rumah Arin


- Suasana : Sedih (Tak jarang dia selalu menangis hingga larut malam),
Bahagia (Dia pun memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua
dan Bibinya), Haru (Ia juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-
temannya yang sayang padanya)
- Waktu : Malam (Terbukti saat Arin menangis karena rindu keluarganya),
Pagi hari (Terlihat ketika Arin mengikuti lomba pidato dan berpamitan
kepada temannya)
3. Alur : Maju
a. Pengenalan :
Arin berasal dari keluarga yang cukup harmonis yang terdiri dari
ayah, ibu, dan dengan 2 anak perempuan mereka yaitu Arin dan
Raty.
b. Penanjakan laku
Tapi sayangnya, ia sudah terlanjur meminta kepada orang tuanya untuk
tinggal dan bersekolah dengan bibinya yang tinggal sangat jauh dari
tempatnya berada.
c. Klimaks
Mereka tidak mampu untuk mensekolahkan Arin di sana. Arin pun bimbang
dan ragu. Di satu sisi dia ingin kumpul lagi bersama orang tuanya, di sisi lain
dia tahu ayahnya tak punya uang untuk menyekolahkannya. Hari demi hari
berlalu, Arin semakin rindu kepada keluarga kecilnya. Tak jarang dia selalu
menangis hingga larut malam.
d. Penurunan laku
Bibi Arin pun menyadari apa yang Arin rasakan saat ini. “Kamu kenapa nak?”
tanya bibinya. “Aku baik-baik saja kok bulek, aku hanya sedang kelelahan,”
jawab Arin. Sebenarnya Bibinya pun sudah mengetahui apa yang sedang
Arin rasakan tetapi dia tak mau menambah beban Arin saat ini. “Nak bibi
akan selalu mendoakanmu, Bibi juga akan selalu mendukung apa yang ingin
kau lakukan, berusahalah dengan giat untuk mendapatkan keinginanmu,”
nasehat bibinya. Setelah mendapatkan nasehat itu, Arin menjadi semangat.
Meskipun Arin belum membicarakan masalah kepada bibinya, dia tahu
bahwa bibinya akan selalu mendukungnya.
e. Penyelesaian masalah
Arin mendapat kabar bahwa sekolah SMAN 1 Bumi Putera di dekat rumah
orang tuanya mengadkan lomba pidato dan pemenangnya akan diterima
bersekolah disana dan mendapatkan beasiswa. Arin pun mengikuti lomba
pidato itu dan akhirnya keluar sebagai pemenang. Dia pun memberitahukan
kabar gembira itu kepada orang tua dan Bibinya. Pada awalnya mereka
belum menyetujuinya dan Sekolah tidak mengizinkan Arin pindah ke SMA lain
karna ia membawa prestasi cemerlang. Setelah mendesak kepala
pimpinannya, akhirnya Arin diperbolehkan pindah. Ia sangat senang sekali. Ia
juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang
padanya. Arin berpesan kepada teman-temannya untuk selalu semangat
dan giat dalam belajar dan juga tidak melupakannya.
Ketika masuk tahun ajaran baru, Arin pun bisa kembali berkumpul bersama
orang tuanya. Ia berkumpul bersama ayah, ibu, dan adiknya. Rasa rindu yang
sangat mendalam dapat berkumpul bersama keluarga walaupun makan
dengan lauk sambal akan terasa lebih nikmat bila berkumpul bersama.
 Tokoh
Arin : (Antagonis) hal ini terbukti karena adanya perang batin antara Arin dan
hatinya berikut kutipan ceritanya “Arin pun bimbang dan ragu.Di satu sisi dia
ingin kumoul lagi bersama orang tuanya, di sisi lain dia tahu ayahnya tak
punya uang untuk menyekolahkannya”. Bibi (Tritagonis) hal ini terbukti karena
bibi disini sebagai penengah berikut contoh kutipan ceritanya “Nak bibi akan
selalu mendoakanmu, bibi juga akan selalu mendukung apa yang ingin kau
lakukan, berusahalah dengan giat untuk mendapatkan keinginanmu”. Ayah
(Tritagonis) karena sifat ayah disini juga sebagai penengah berikut kutipan
ceritanya “Kenapa kamu pindah, Rin? Apakah ada masalah di sekolahmu
sehingga kamu ingin pindah?”.
 Penokohan
- Arin : Pada cerpen ini tokoh arin memiliki watak yang penyayang, pintar,
berkemauan tinggi. Berikut terbukti ketika Arin berusaha untuk memenangkan
lomba pidato supaya dia dapat bersekolah dekat dengan keluarganya “Arin
pun mengikuti lomba pidato itu dan akhirnya keluar sebagai pemenang”.
- Bibi : Pada cerpen ini bibi memiliki sifat yang sabar, penyayang, baik,
perhatian. Hal ini terbukti karena ketika Arin menangis bibi menenagkan Arin
berikut kutipan ceritanya “Kamu kenapa nak?”.
- Ayah : Dicerpen ini karakter ayah adalah pesimis, baik,penyayang.Hal ini terbukti dari
ketika Arin meminta ingin pindah sekolah ayah menolak karena takut ia tidak dapat
membiayai sekolah Arin berikut kutipan ceritanya “Permitaan itu dikabulkan oleh ibunya
tetapi ayahnya sedikit keberatan”.
 Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan pada cerpen ini adalah orang ke tiga tunggal hal ini
terbukti karena penulis cerpen hanya menempatkan diri sebagai narator atau pencerita.
Berikut bukti bahwa pada cerpen ini menggunkan sudut pandang orang ketiga tunggal
“Arin berasal dari keluarga yang cukup harmonis yang terdidri dari ayah, ibu, dan 2 anak
perempuan mereka yaitu Arin dan Raty. Karena keterbatasan dana, sejak SMP Arin sudah
bersekolah jauh dari orang tuanya. Dia tinggal bersama saudara dikeluarga ibunya.
Seringkali ia merasa ingin bersekolah bersama keluarga, ibu, yah, dan 1 adiknya. Tapi
sayangnya, ia sudah terlanjur meminta kepada orang tuanya untuk tinggal dan bersekolah
dengan bibinya yang tinggal sangat jauh dari tempatnta berada”.
 Amanat
1. Jangan pernah menyerah dengan keadaan karena setiap masalah pasti memilikijalan
keluar untuk menyelesaikannya.
2. Bersyukurlah atas apa yang telah dimiliki.
3. Motivasi bisa datang dari siapa saja, gunakan motivasi itu untuk menambah semangat
dalam mencapai sesuatu yang diinginkan
 Gaya Bahasa
Pengarang menyampaikan ceritanya dengan bahasa yang mudah
dimengerti tanpa kiasan sehingga kita sebagai pembaca tidak perlu sulit
untuk membacanya. Berikut kutipan ceritanya yang membuktikan bahwa
cerpen ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti “Arin sebenarnya
tahu jika orang tuanya merasa keberatan bukan karena dia harus tinggal
bersama bibinya. Namun karena mereka tidak mampu untuk mensekolahkan
Arin di sana”.
Majas :
hiperbola
Bukti : dia selalu menangis hingga larut malam.

 Unsur Ekstrinsik Cerpen “Arin dan Mimpinya”


1. Nilai-nilai dalam cerita
- Moral : Saat tokoh Bibi mendukung apa yang akan dilakukan oleh Arin.
Bukti : . “Nak bibi akan selalu mendoakanmu, Bibi juga akan selalu mendukung apa
yang ingin kau lakukan, berusahalah dengan giat untuk mendapatkan
keinginanmu,” nasehat bibinya. Setelah mendapatkan nasehat itu, Arin menjadi
semangat. Meskipun Arin belum membicarakan masalah kepada bibinya, dia
tahu bahwa bibinya akan selalu mendukungnya.
- Perjuangan : Saat Arin tak berputus asa dengan nasibnya.
Bukti : sekolah SMAN 1 Bumi Putera di dekat rumah orang tuanya mengadkan
lomba pidato dan pemenangnya akan diterima bersekolah disana dan
mendapatkan beasiswa. Arin pun mengikuti lomba pidato itu dan akhirnya keluar
sebagai pemenang. Dia pun memberitahukan kabar gembira itu kepada orang
tua dan Bibinya.

- Kekeluargaan : Saat Arin berkumpul bersama keluarganya.


Bukti : Ketika masuk tahun ajaran baru, Arin pun bisa kembali berkumpul bersama
orang tuanya. Ia berkumpul bersama ayah, ibu, dan adiknya. Rasa rindu yang
sangat mendalam dapat berkumpul bersama keluarga walaupun makan dengan
lauk sambal akan terasa lebih nikmat bila berkumpul bersama.

2. Latar belakang penulis

Penulis menjumpai beberapa fenomena di masyarakat tentang terpisahkannya


keluaraga akibat keadaan. Fenomena ini banyak terjadi di masyarakat, oleh
karena itu penulis ingin menginspirasi semua masyarakat khususnya yang memiliki
keadaan yang sama untuk terus berjuang karena setiap ada masalah pasti ada
jalan keluar.

Anda mungkin juga menyukai