Anda di halaman 1dari 15

Judul Cerpen : 100 Origami buatan Ranti

Ranti menatap laptop di depannya dengan perasaan sangat puas,ujian


bahasa inggris yang dia kerjakan minggu lalu mendapat nilai
tertinggi,meskipun Ranti sangat tidak terbiasa dengan sistem ujian via daring
tapi syukurlah dia dapat mengerjakannya dengan baik,mau bagaimana lagi
sudah hampir setahun ini Ranti tidak berangkat kesekolah namun hanya
belajar di rumah menggunakan laptop dan melakukan video call dengan Guru
serta Teman sekelasnya dengan laptop tersebut.Menurut Ranti hal itu sangat
membosankan dia jadi tidak bisa bermain dengan para sahabatnya di sekolah,
dia benar-benar benci saat-saat seperti ini padahal tahun ini dirinya
memasuki tahun terakhir sekolah dasar.

“Loh loh kok mukanya cemberut gitu sih Ran,kufoto kujadiin meme nih” ujar
kakaknya dengan nada bercanda,Ranti kaget sekali tiba-tiba kakaknya itu
sudah berada disampingnya,

“Ih Kak Lisa ngagetin Ran aja, Aku cuman heran aja kok kita gak boleh keluar
rumah sih bosen tau” kata Ranti sambil memukul bahu Lisa

“Yeuu dasar bocah kan di tv udah dijelasin kalau virus covid nih berbahaya
kita gak boleh keluar rumah sembarangan,nanti kalau ketularan fatal
akibatnya”

“Menurut Kakak kalau ketularan virus itu kita bisa jadi zombie nggak ya ?”
sebenarnya Ran cuman bercanda kok waktu tanya hal ini ke Kakaknya,Ranti
sendiri sebenarnya tau bahaya virus covid itu gini-gini dia juga suka nonton
berita loh, tapi dia cuman ingin denger jawaban kakaknya itu.

“Heh ngarang kamu kebanyakan nonton film,yahh kalau zombienya secantik


Kakak sih mungkin nggak ada yang takut yaa”

Ranti geli banget sewaktu mendengar jawaban Kakaknya,dia sangat


senang sekali waktu kakaknya mengatakan hal konyol begitu,karena saat ini
Ranti hanya tinggal bertiga bersama Kakaknya Lisa yang masih kuliah, dan
pembantunya Bi Inem di rumah ini,meskipun sudah terbiasa Ranti kadang-
kadang merasa sangat kesepian, Ibunya sudah meninggal sejak Ranti
lahir,sedangkan Ayahnya saat ini bekerja di luar kota dan hanya pulang
sebulan sekali,baik Ranti maupun Kakaknya sangat jarang menemui Ayahnya
itu tapi setidaknya Kakaknya yang suka bercanda ini membuat suasana di
rumah tidak begitu suram.

“Kak kapan sih Ayah pulang,padahal dulu Ayah selalu pulang sebulan sekali”
karena Ranti menanyakan hal yang tiba-tiba,Lisa jadi agak bingung
menjawabnya.

“Gimana ya ran,Kakak tau kok perasaan Ranti,tapi kita kan tau kalau Ayah
pulang sekarang bahaya banget kondisinya,lagian dua hari yang lalu kan kita
udah video callan sama Ayah ”

Inilah kenapa Ranti benar-benar membenci pandemi ini,gara-gara itu


Ayahnya jadi nggak boleh pulang kampung dan harus menetap sementara di
sana selama setengah tahun ini, pada akhirnya Ranti maupun Kakaknya
hanya berkomunikasi dengan Ayahnya lewat via video call saja, meskipun
video call itu rutin dilakukan nggak enak aja kalau nggak ketemu langsung.

“Tuh kan Ranti bener-bener benci pandemi jadi nggak bisa ketemu Ayah sama
Temen-Temen”

“Ihh kan ada Kakak kalau Ayah maksain pulang terus jadi zombie gimana
hayoo”

“Kakak becanda mulu ahh” Ranti nggak habis pikir deh Kakak ini lawak
turunan siapa sih perasaan Ayah kalem deh, Ranti juga yakin sifat ibunya
pasti juga gitu.

“Udah ah Kakak capek juga becanda terus mau ngerjain tugas kuliah dulu”
lahh nih orang siapa juga yang nyuruh ngelawak mulu ya pikir Ranti.
Keesokan harinya setelah makan malam Ranti sedang bersantai dikamar
sehabis menunaikan sholat maghrib,dia melipat kertas lipat yaitu origami dan
membentuknya menjadi burung bangau,Ranti sangat suka melakukan hal
ini,karena waktu kecil dulu Ayahnya sering sekali membuatkan Ranti kertas
lipat berbentuk ini, “Kalau Ayah pulang nanti pasti kaget kalau aku bikin 100
origami buat Ayah” pikir Ranti saat itu, dia memang berencana membuat 100
origami berbentuk burung bangau untuk ayahnya dan saat ini sudah 80
origami yang sudah dia buat.

“Ranti !!!” Ranti kaget tiba-tiba Kakaknya membuka pintu kamar Ranti sambil
memanggil namanya.

Buset nih orang main masuk aja ke kamar orang lain,meskipun masih SD
Ranti tau ya yang namanya privasi.

“Apaan sih Kak ketuk pintu dulu kali tau privasi nggak sih”

“Eh iyya maaf Kakak lupa hehe” kata Kakaknya sambil garuk-garuk kepala
dan nyengir

“Ran ayo ke ruang tamu Ayah vidcall tuh”

“Ih serius !”

“Duarius dehh ayoo buruan keruang tamu !”

Mendengar hal itu dari kakaknya sontak membuat Ranti berlari dari kamar
ranti di lantai dua ke ruang tamu di lantai satu.

“Eh pelan-pelan dong ran nanti jatuh nangis” tegur Kakaknya ke Ranti

Tapi Ranti tidak mengiraukan hal itu dan menuju ke depan


laptop,terlihat wajah ayahnya di layar laptop meskipun via video call sekalipun
Ranti tetap merasa sangat senang bisa berkomunikasi dengan ayahnya seperti
ini.
“Halo Ran sama Lisa anak Ayah gimana kabar kalian sehat ?” tanya Ayahnya
dengan senyum khasnya yang benar-benar membuat Ranti Kangen

“Alhamdulillah sehat Ayah” Jawab Lisa dan Ran berbarengan

“Ayah sendiri gimana,kapan pulang ? Ranti kangen banget”

“Alhamdulillah Ayah juga sehat disini,maafin Ayah ya Ran Ayah nggak bisa
pulang bulan ini,tapi Ayah udah bilang sama bos Ayah kalau Ayah bakal
pulang bulan depan dua hari sebelum ulang tahun Ran”

“Wahh beneran Ranti seneng banget !”

Ulang tahun Ranti bulan September yaitu bulan depan nanti,mendengar


bahwa Ayahnya akan pulang kerumah sebelum hari ulang tahunnya tentu
saja membuat Ranti sangat bahagia karena tahun lalu Ranti hanya merayakan
ulang tahunnya dengan Kak Lisa dan Bi Inem di rumah sedangkan Ayahnya
hanya merayakan bersama Ranti melalui video call.

“Tuh Yah si Ran emang bener-bener heboh dasar bocah” ujar Kakaknya yang
duduk di samping Ranti

“Pokoknya Ayah akan ngusahain untuk pulang ke rumah kalian pokoknya


sehat-sehat terus ya”

Setelah itu Ranti dan Kakaknya terlibat percakapan yang lumayan lama
dengan Ayahnya sebelum naik ke kamar untuk pergi tidur,tapi entah kenapa
Ranti tidak bisa tidur malam itu dan terus memikirkan kejutan 100 origami
burung bangau untuk ayahnya nanti saat pulang ke rumah,pasti Ayahnya
akan sangat senang.

Sambil memikirkan hal itu tanpa sadar Ranti pun terlelap dan masuk ke
alam mimpi,dalam mimpi tersebut dia,Ayahnya dan Kakaknya menaiki origami
burung bangau yang sangat besar,burung bangau itu terbang melintasi
angkasa hingga Ranti bisa melihat rumah-rumah sekeliling yang terlihat
kecil.Bahkan dimimpi itu Ibunya dan Bi Inem juga muncul,Meskipun Ranti
tidak pernah melihat ibunya sejak lahir tetapi Ranti tetap mengenali wajah
Ibunya dari foto yang dia punya,dalam mimpi tersebut benar-benar
membahagiakan karena Ranti menggandeng Ibunya dengan perasaan sangat
bahagia.

Pagi hari itu Ranti merasa sedikit mengantuk saat mengikuti kelas
daring mungkin karena semalam dirinya tidur terlalu larut,tapi saat kelas
sudah berakhir dan tugas dari gurunya sudah dikerjakan,Ranti memakai
masker dan pergi ke halaman depan untuk menghilangkan rasa kantuknya
Halaman depan rumah itu cukup luas dengan berbagai bunga ditanam disana
Ranti benar-benar merasa suasana saat itu benar-benar sepi karena jarang
sekali kendaraan maupun orang yang lewat, mungkin karena saat itu jam
masih menunjukkan pukul Sembilan pagi bahkan Kakaknya dan Bi Inem
sibuk dengan pekerjaanya sendiri-sendiri di dalam rumah.

Saat sedang asik berjalan-jalan di sekitar halaman tiba-tiba sesuatu


muncul dari semak-semak dan mengagetkan Ranti,saat didekati ternyata itu
hanya seekor anak kucing berwarna putih “Yaampun kukiran apaan ternyata
cuman anak kucing” Ranti pun mengelus-ngelus anak kucing itu sambil
berpikir bagaimana jika dia punya hewan peliharaan ya,namun beberapa saat
kemudian lamunan Ranti pecah karena anak kucing itu tiba-tiba saja
mengeong dan berlari keluar halaman,tanpa sadar Ranti mengerjarnya dan
tiba di halaman tetangga.

Dia mencari anak kucing itu tapi tidak melihatnya dimanapun,Ranti jadi
heran anak kucing itu larinya cepat sekali padahal Ranti berpikir mau
mengadopsinya lalu dari arah samping tiba-tiba ada yang memanggil namanya
saat Ranti menoleh ternyata orang tersebut adalah tetangganya si Tante
Fania,rasanya sudah lama sekali Ranti tidak melihat tetangganya itu semenjak
lockdown karena pandemic,Ranti pun menghampiri Tante Fania dan balik
menyapanya.

“Pagi Tante” kata Ranti sambil tersenyum


“Yaampun Ranti udah lama nggak liat kamu keluar rumah,gimana kabar mu
sama kakakmu ? “

“Alhamdulillah sehat tante”

Tante Fania adalah tetangga yang baik,dulu sebelum ada pandemi ini
Tante Fania sering menyuruh Ranti mampir ke rumahnya untuk mengambil
camilan dan meminum segelas jus,mungkin karena Tante Fania merasa
sedikit kesepian. Karena kata Kakak semua anak Tante Fania bersekolah di
luar negeri dan suaminya sudah meninggal lima tahun lalu,Ranti jadi merasa
bersalah membiarkan Tante Fania tinggal sendirian di rumahnya. Ranti jadi
ingin sekali mampir dan menemani tante Fania seperti dulu,tapi saat itu Ranti
terkejut ketika melihat ke dalam rumah Tante Fania karena ada seorang anak
perempuan yang sepertinya seumuran dengannya di dalam rumah itu,karena
penasaran Ranti pun bertanya pada Tante Fania.

“Maaf Tante yang dirumah itu anak Tante kah ? “ awalnya Tante Fania tidak
paham apa yang ditanyakan Ranti namun pada akhirnya beliau menyadarinya
dan menjelaskan.

“Oh itu keponakan Tante Ran namanya Laras dia dua tahun lebih tua dari
kamu,dia tinggal disini mulai seminggu yang lalu karena orang tua Laras
meninggal akibat virus covid”

Ranti yang mendengar hal itu merasa sedikit syok karena Ranti sendiri
memang tidak punya ibu tapi dia masih punya Ayah dan Kakak jadi dia tidak
bisa membayangkan bahwa anak bernama Laras itu kehilangan kedua orang
tuanya sekaligus dan harus tinggal Bersama Tante Fania.

“Ranti kapan-kapan ajak main Laras ya dia memang anaknya sedikit pamalu
tapi dia anak yang baik kok”

“Tentu Tante kebetulan Ranti sendiri sangat suka berteman sama semua
Orang hehe”
Setelah itu Ranti pamit sama Tante Fania untuk masuk ke dalam
rumah,tapi Ranti masih memikirkan keponakan Tante Fania itu, dia memiliki
ide untuk mengundang anak itu dan Tante Fania dipesta ulang tahunnya
nanti,Ranti tau kok kalau waktu pandemi ini tidak boleh mengadakan pesta
berame-rame,tapi Ranti hanya ingin mengundang mereka berdua saja,siapa
tau baik Ranti dan Laras bisa berteman akrab nantinya apalagi tetangga
sendiri.

Hari demi hari telah berlalu,Ranti sudah menyelesaikan 100 origami


buatannya itu di H-3 sebelum hari ulang tahunnya,yang berarti besok adalah
hari kepulangan ayahnya ke rumah,Ranti sangat tidak sabar menantikan hari
esok,dari kemarin dia rajin sekali menyelesaikan 100 origami itu, meskipun
begitu dia tidak serta merta meninggalkan tugas sekolah yang diberikan
gurunya,biar bagaimanapun Ranti termasuk anak terpintar di kelas dan dia
tidak ingin kehilangan citranya itu. Lalu dari lantai dua terdengar suara Lisa
yang memanggil namanya.

“Ran itu anuu,aduh gimana ngomongnya ya” kata kakaknya dengan suara
terbata-bata,Ranti jadi bingung kenapa wajah Kakaknya itu terlihat
kebingungan.

“Kenapa kak kok takut-takut gitu ngomongnya,kek gak biasanya aja”

“Ran barusan ayah telfon,katanya besok ayah gak bisa pulang dulu ke
rumah,soalnya masih nggak dibolehin untuk pulang kampung sama Bosnya
dan keknya Ayah bakalan pulang bulan depannya lagi”

Ranti yang mendengar omongan kakaknya itu seketika sangat shock


dan sedih,padahal Ranti menantikan hal itu tapi kenapa ayahnya
mengecewakan dirinya seperti ini,rasanya Ranti kesal sekali.

“Tapi ayah kan udah janji ke Ranti buat pulang sebelum hari ulang tahun
Ranti kok malah sebulan lagi !”
“Kakak tau perasaan Ranti,Kakak juga kecewa sama kabar ini,tapi pasti ayah
udah ngusahain yang terbaik Ran”

“PADAHAL RANTI UDAH NUNGGUIN DARI KEMARIN,INI BENER-BENER


NGGAK ADIL !”

Dengan rasa marah dan kecewa Ranti naik ke kamarnya dan mengunci
pintu,terdengar suara Kakaknya yang mengejar dan memanggil namanya,tapi
Ranti tidak peduli saat ini perasannya benar-benar campur aduk
sedih,kecewa,dan emosi,Ranti jadi bertanya kepada dirinya sendiri kenapa
juga Ranti harus membuat 100 origami burung bangau itu kalau ujung-
ujungnya bakal seperti ini.

Malam itu Ranti tidak turun sama sekali dari kamar,bahkan saat makan
malam tiba,Bi Inem terpaksa harus mengantarkan makanan itu ke kamar
Ranti agar dia bisa memakannya di kamar,Lisa sudah berusaha berbicara
kepada Ranti agar dia mau keluar kamar,tapi saat ini dia benar-benar ingin
sedirian dan tidak mau diganggu siapa pun. Perasaannya masih belum bisa
menerima kalau Ayahnya tidak bisa pulang ke rumah besok.rasanya saat ini
dia benar-benar ingin menemui ayahnya di tempat kerjanya itu lalu menculik
Ayahnya diam-diam untuk dibawa kerumah. Tiba-tiba sebuah ide gila terpikir
dikepalanya.

Malam itu benar-benar terasa sunyi mungkin sekarang sudah pukul 9


malam tapi Ranti terus memikirkan ide gila yang tiba-tiba terbesit di
kepalanya ini,apa dia harus melakukan ide gila itu,tapi bagaimanapun juga
dia ingin melakukannya,setelah itu dia turun dari tempat tidur dan
mempersiapkan semuanya.

Keesokan harinya Ranti mengendap-ngendap mengambil kunci rumah


di ruang tamu dan membuka pintu depan,kira-kira saat itu masih pukul 5
pagi jadi baik Bi Inem atau Kakaknya masih tidur,entah apa yang dipikirannya
akhirnya Ranti memutuskan melakukan ide gila itu yaitu mengunjungi
Ayahnya di luar kota. Ranti sudah mempersiapkan semua barang-barang yang
akan dibawanya tadi malam,mulai dari baju-baju,uang,dan smart phone dia
meletakkan semua itu di tas ranselnya. Tidak lupa dia juga memakai masker
dua lapis untuk perjalan ini.lalu keluar gerbang depan dan langsung
memesan ojek online untuk mengantarnya ke stasiun,hingga beberapa saat
kemudian ojek online itu datang menjemput Ranti.

“Pak Saya anterin ke stasiun ya”

“Siap mbaknya”

Sepertinya abang ojek online itu tidak curiga kepada Ranti,soalnya


perawakan Ranti memang dewasa meskipun dia masih SD tidak jarang orang-
orang mengira dia sudah SMA,mungkin karena tubuhnya yang tinggi. Di
perjalanan Ranti memikirkan Kakaknya pasti dia kaget tidak melihat Ranti di
kamar karena Ranti sama sekali tidak membeitahu siapa-siapa tentang idenya
ini.

Akhirnya Ranti sampai di stasiun dan membeli tiket ke kota tujuannya


nanti,Ranti hafal dimana letak kantor ayahnya meskipun belum pernah
kesana Ranti pernah diberi tahu alamatnya oleh kakak, oleh sebab itu setelah
naik kereta nanti dia akan memesan ojek online lagi agar diantarkan ke kantor
ayahnya tersebut, Ranti sendiri sebenarnya tidak takut pada perjalanan ini
karena dia yakin dia sudah terbiasa meskipun belum pernah naik kereta
sendirian Ranti sudah belajar semua itu dari internet, lagi pula saat berangkat
sekolah pun dia selalu naik ojek online.

Suasana di stasiun saat itu benar-benar sepi mungkin karena efek


pandemi jadi jarang ada orang yang berpergian sekarang,Ranti tiba-tiba
merasa bosan dia melihat tiket di saku bajunya keretanya ternyata berangkat
pukul 9 sedangkan ini masih pukul 6 pagi, Tanpa sadar perut Ranti
mengeluarkan suara pasti ini karena dia belum sarapan. Oleh karena itu dia
bangkit dari kursi lalu pergi ke mini market terdekat dan mmembeli roti untuk
dimakannya sebagai pengganjal perut.
Jam masih menunjukkan pukul delapan sebelum keretanya datang,itu
berarti masih satu jam lagi dari pada bosan akhirnya Ranti memutuskan
untuk berkeliling stasiun. Di depan stasiun mulai banyak ojek online dan
becak yang berhenti ditempat,sedangkan di dalam beberapa orang terlihat
berlalu lalang,Ranti melihat setiap sudut stasiun ini kalau dilihat-lihat
memang bagus juga bangunannya,sebenarnya stasiun ini sudah ada dari
jaman belanda mungkin hanya dilakukan sedikit renovasi untuk
mempertahankan kekokohan bangunannya.

Setengah jam kemudian Ranti menuju ke peron untuk menunggu


keretanya,namun dia terkejut saat dia merogoh saku bajunya tiket yang dia
beli tadi hilang,Ranti pun mencari di saku baju satunya tapi tetap tidak ada
padahal dia yakin dia meletakkan tiket itu disana,mau tidak mau Ranti pun
kembali ke loket dan ingin membeli tiket lagi tapi saat sampai di loket
petugasnya mengatakan bahwa kereta untuk tujuan itu akan tiba jam 3 di
stasiun ini,itu lama sekali tidak mungkin dia menunggu selama itu. Lalu dia
pun tidak jadi beli tiket itu dan mencoba mencari tiket sebelumnya,dia
menelusuri stasiun itu ke tempat dia berkeliling tadi tapi dia tidak
menemukannya. Lalu dia mencoba kembali ke mini market tempat dia
membeli roti tadi tapi dia juga tidak menemukan tiketnya di situ,hingga mata
Ranti salah fokus ke bendera bertanda silang yang ada di gang sebelah mini
market yang tandanya ada orang meninggal,”Perasaan tadi nggak ada deh
bendera itu”tanpa sadar dia memasuki gang itu dan mendapati tempat tinggal
orang meninggal itu,di depan rumahnya berjejer kursi dan dia melihat anak
laki-laki yang lebih kecil darinya menangis sangat keras,lalu dia pun bertanya
kepada ibu-ibu disampingnya

“Anu permisi bu,ini meninggalnya kapan ya ?,soalnya tadi saya tadi pagi lewat
depan gang belum ada bendera silang” tanya Ranti dengan nada sopan

“Jam 4 tadi mbak,cuman memang bendera itu baru dipasang jam 8 nan”

“Oh iyya bu,kalau boleh tau meninggal karena apa ya”


“Karena covid mbak,kasian anaknya yang laki-laki itu ditinggal kedua orang
tuanya padahal masih kecil baru umur 9 tahun”

“DEGG”

Ternyata anak laki-laki yang dilihatnya menangis tadi merupakan anak


dari suami istri yang meninggal itu,entah kenapa dia jadi ingat keponakan
Tante Fania si Laras yang katanya orang tua Laras juga meninggal karena
virus covid,setelah meninggalkan gang Ranti pun kembali ke stasiun tapi dia
masih kepikiran anak laki-laki tadi,padahal dia masih kecil tapi harus
kehilangan kedua orang tuanya pasti rasanya sedih sekali,virus covid ini
benar-benar berbahaya itu sebabnya kita diharuskan tinggal di rumah selama
pandemi ini. Tiba-tiba Ranti berfikir bagaimana kalau ternyata dirinya
sekarang tertular virus covid itu karena sudah keluar dari rumah dan
bagaimana kalau setelah dia kembali ke rumah nanti dia akan menularkan
virus itu ke Kakaknya,ke Bi Inem bahkan ke Ayahnya,Ranti tidak mau hal itu
terjadi Ranti tidak mau kehilangan orang-orang yang dia sayangi lagi cukup
ibunya saja yang meninggalkan Ranti, Dia tidak ingin sendirian lalu perasaan
menyesal tiba-tiba menyerang dirinya karena pergi diam-diam seperti ini,dia
sudah menjadi anak yang benar-benar nakal.

“MEONGG”

Ranti terkaget dari lamunan ternyata ada anak kucing di kakinya dia
mengangkat anak kucing itu dan merasa familiar bukannya anak kucing ini
yang dilihatnya di halaman rumah,warnanya pun persis,tapi tidak mungkin
kan anak kucing ini pergi sejauh itu saat dia menempatan anak kucing itu
dipangkuannya tiba-tiba ada suara yang memanggil namanya. Ranti pun
berdiri karena merasa familiar dengan suara itu.

“RANTI” ternyata itu suara Lisa Kakaknya dia sekarang berlari ke arah Ranti
dan memeluk dirinya

“Kak Lisa,Kakak tau aku disini ?”


“Ya Allah Ran maafin kakak, tadi Kakak sama Bi Inem udah cari kamu
kemana-mana bahkan di rumah Tante Fania kamu juga nggak ada
disana,Kakak panik banget sampai akhirnya kakak memutuskan mau telfon
ayah tapi kakak kepikiran jangan-jangan kamu mau nyusul Ayah
mangkannya Kakak pergi ke sini”

Ranti melihat wajah panik kakaknya dengan perasaan bersalah


seharusnya Ranti tidak melakukan hal sebodoh ini sehingga membuat
kakaknya khawatir, tanpa sadar air mata meluncur ke pipi Ranti dan dia
memeluk Kakaknya dengan sangat erat padahal dia nggak pernah memeluk
Kakaknya seperti itu sebelumnya.

“Maafin Ranti ya Kak,Ranti seharusnya nggak buat Kakak khawatir kek


gini,Ranti takut banget jangan-jangan sekarang Ranti kena virus corona”
Mendengar hal itu dari Ranti Kakaknya sedikit terkikik

“Insyaallah enggak Ran,kan kamu udah pakek double masker dan stasiun ini
juga sepi,mangkannya habis ini kita pulang ke rumah terus mandi supaya
nggak ada virus yang menempel”

“Beneran Kak ?”

“Iyya tapi nggak tau juga sih kalau virus yang nempel ditubuhmu itu virus
zombie hiyy”

Di saat-saat seperti ini pun Kakaknya masih membuat Ranti tertawa,


lalu Ranti menunjukkan anak kucing yang diatemukan itu ke
kakaknya,ternyata anak kucing tadi tidak lari tapi tetap duduk disamping
Ranti sambil menjilat tanggannya.

“Kak Ranti boleh nggak melihara anak kucing ini nggak ?”

“Ehh lucu banget boleh kok,sebenernya kakak juga berencana adopsi hewan
peliharaan buat dirumah tapi ternyata kamu udah nemu duluan”
“Kalau gitu aku mau namain dia Shiro yang artinya putih sesuai warna
bulunya”

“Wihh kreatif juga kamu”

Setelah itu mereka kembali kerumah membawa Shiro keluarga baru


mereka,Ranti senang sekali akhirnya dia bisa punya hewan peliharaan jadi dia
tidak terlalu kesepian lagi.

Lalu dua hari berikutnya ulang tahun Ranti akhirnya tiba,dia sudah
mengundang Tante Fania dan Laras untuk datang nanti siang sekalian dia
juga mau berkenalan dengan Laras,tapi ada sesuatu yang mengejutkan Ranti
saat sarapan di pagi hari karena tiba-tiba ada yang membunyikan bel
rumah,tapi baik Bi Inem maupun Kak Lisa nggak ada yang mau membuka
pintu malahan mereka menyuruh Ranti yang membukanya. Dengan agak
bingung Ranti pun membuka pintu depan dan begitu terkejutnya Ranti yang
ada dihadapannya sekarang adalah Ayahnya.

“AYAH !”

“Ranti Happy Birthday sayang”

Mereka berdua langsung berpelukan Ranti tidak percaya kalau Ayahnya


sudah pulang kerumah sekarang.

“Ayah katanya pulang bulan depan tiba-tiba ngangetin Ranti begini”

“Ini karena Ayah mau ngasih kejutan buat kamu,Alhamdulillah setelah


berkali-kali mengajukan akhirnya permintaan ayah untuk pulang kampung
saat hari ulang tahun kamu disetujui karena sebelumnya Ayah memang tidak
diperbolehkan dulu untuk pulang Ran”

Ranti benar-benar salut ternyata ayahnya memang berusaha begitu


keras agar dapat pulang ke rumah dengan cepat,tidak seperti Ranti yang
kemaren melakukan hal bodoh yang berniat mau keluar kota untuk menyusul
ayahnya,tapi sepertinya Ayah Ranti tidak tau menahu soal hal ini,pasti karena
Kakaknya Lisa tidak memberitahu Ayahnya soal itu.

“Oh iyya yah Ranti punya kejutan loh”

“Wah kejutan apa nih ?” tanya Ayahnya dengan antusias

Saat Ayahnya bertanya,tiba-tiba Ranti langsung menyeret tangan


Ayahnya ke kamarnya untuk memberitahu kejutan yang dimaksud yaitu 100
origami burung bangau yang dibuat Ranti selama ini.Ayah Ranti pun tampak
terkejut dan terharu saat mengetahui 100 origami buatan Ranti itu dan dia
tidak berhenti memuji Ranti sehingga dia jadi merasa bersalah karena tidak
bisa setiap saat menemani kedua putrinya di rumah karena harus bekerja.

“Maafin Ayah ya Ranti karena nggak bisa nemenin kamu ataupun


Kakak,karena kesibukan Ayah”

Melihat ayahnya yang meminta maaf begitu kepada dirinya,Ranti jadi


ingin menangis Ranti tau bahwa selama ini Ayahnya bekerja seperti itu untuk
dirinya dan juga Kakaknya jadi Ranti seharusnya tidak bisa bersikap egois
seperti sebelum-sebelumnya.

Siang harinya Tante Fania dan Laras akhirnya datang ke rumah Ranti
untuk merayakan ulang tahunnya, dia pun berkenalan dengan Laras dan
meminta Laras sekali-sekali datang ke rumahnya untuk bermain,Laras terlihat
senang sekali dengan ide itu,Ranti pun juga sangat bahagia dia mendapatkan
teman baru si Laras dan keluarga baru si kucing putih Shiro. Lalu Ranti juga
senang meskipun di tengah-tengah pandemi ini semua keluarganya dapat
berkumpul untuk merayakan pesta ulang tahunnya ini, dan menurut Ranti ini
adalah ulang tahun terbaik, Ranti juga berjanji pada dirinya sendiri untuk
menjadi lebih dewasa dan tidak egois lagi mulai sekarang agar tidak
menyusahkan Kakak ataupun membuat khawatir Ayahnya,bagaimanapun
Ranti sangat menyayangi mereka dan Ranti ingin semua keluarganya selalu
sehat dan terus berkumpul bersama dirinya. Ranti juga tahu bahwa ibunya
saat ini juga senang melihat mereka dari atas sana, lalu setelah ini dia akan
meminta Ayah dan Kakaknya untuk membuat origami burung bangau
bersama dirinya.

Anda mungkin juga menyukai