“Loh loh kok mukanya cemberut gitu sih Ran,kufoto kujadiin meme nih” ujar
kakaknya dengan nada bercanda,Ranti kaget sekali tiba-tiba kakaknya itu
sudah berada disampingnya,
“Ih Kak Lisa ngagetin Ran aja, Aku cuman heran aja kok kita gak boleh keluar
rumah sih bosen tau” kata Ranti sambil memukul bahu Lisa
“Yeuu dasar bocah kan di tv udah dijelasin kalau virus covid nih berbahaya
kita gak boleh keluar rumah sembarangan,nanti kalau ketularan fatal
akibatnya”
“Menurut Kakak kalau ketularan virus itu kita bisa jadi zombie nggak ya ?”
sebenarnya Ran cuman bercanda kok waktu tanya hal ini ke Kakaknya,Ranti
sendiri sebenarnya tau bahaya virus covid itu gini-gini dia juga suka nonton
berita loh, tapi dia cuman ingin denger jawaban kakaknya itu.
“Kak kapan sih Ayah pulang,padahal dulu Ayah selalu pulang sebulan sekali”
karena Ranti menanyakan hal yang tiba-tiba,Lisa jadi agak bingung
menjawabnya.
“Gimana ya ran,Kakak tau kok perasaan Ranti,tapi kita kan tau kalau Ayah
pulang sekarang bahaya banget kondisinya,lagian dua hari yang lalu kan kita
udah video callan sama Ayah ”
“Tuh kan Ranti bener-bener benci pandemi jadi nggak bisa ketemu Ayah sama
Temen-Temen”
“Ihh kan ada Kakak kalau Ayah maksain pulang terus jadi zombie gimana
hayoo”
“Kakak becanda mulu ahh” Ranti nggak habis pikir deh Kakak ini lawak
turunan siapa sih perasaan Ayah kalem deh, Ranti juga yakin sifat ibunya
pasti juga gitu.
“Udah ah Kakak capek juga becanda terus mau ngerjain tugas kuliah dulu”
lahh nih orang siapa juga yang nyuruh ngelawak mulu ya pikir Ranti.
Keesokan harinya setelah makan malam Ranti sedang bersantai dikamar
sehabis menunaikan sholat maghrib,dia melipat kertas lipat yaitu origami dan
membentuknya menjadi burung bangau,Ranti sangat suka melakukan hal
ini,karena waktu kecil dulu Ayahnya sering sekali membuatkan Ranti kertas
lipat berbentuk ini, “Kalau Ayah pulang nanti pasti kaget kalau aku bikin 100
origami buat Ayah” pikir Ranti saat itu, dia memang berencana membuat 100
origami berbentuk burung bangau untuk ayahnya dan saat ini sudah 80
origami yang sudah dia buat.
“Ranti !!!” Ranti kaget tiba-tiba Kakaknya membuka pintu kamar Ranti sambil
memanggil namanya.
Buset nih orang main masuk aja ke kamar orang lain,meskipun masih SD
Ranti tau ya yang namanya privasi.
“Apaan sih Kak ketuk pintu dulu kali tau privasi nggak sih”
“Eh iyya maaf Kakak lupa hehe” kata Kakaknya sambil garuk-garuk kepala
dan nyengir
“Ih serius !”
Mendengar hal itu dari kakaknya sontak membuat Ranti berlari dari kamar
ranti di lantai dua ke ruang tamu di lantai satu.
“Eh pelan-pelan dong ran nanti jatuh nangis” tegur Kakaknya ke Ranti
“Alhamdulillah Ayah juga sehat disini,maafin Ayah ya Ran Ayah nggak bisa
pulang bulan ini,tapi Ayah udah bilang sama bos Ayah kalau Ayah bakal
pulang bulan depan dua hari sebelum ulang tahun Ran”
“Tuh Yah si Ran emang bener-bener heboh dasar bocah” ujar Kakaknya yang
duduk di samping Ranti
Setelah itu Ranti dan Kakaknya terlibat percakapan yang lumayan lama
dengan Ayahnya sebelum naik ke kamar untuk pergi tidur,tapi entah kenapa
Ranti tidak bisa tidur malam itu dan terus memikirkan kejutan 100 origami
burung bangau untuk ayahnya nanti saat pulang ke rumah,pasti Ayahnya
akan sangat senang.
Sambil memikirkan hal itu tanpa sadar Ranti pun terlelap dan masuk ke
alam mimpi,dalam mimpi tersebut dia,Ayahnya dan Kakaknya menaiki origami
burung bangau yang sangat besar,burung bangau itu terbang melintasi
angkasa hingga Ranti bisa melihat rumah-rumah sekeliling yang terlihat
kecil.Bahkan dimimpi itu Ibunya dan Bi Inem juga muncul,Meskipun Ranti
tidak pernah melihat ibunya sejak lahir tetapi Ranti tetap mengenali wajah
Ibunya dari foto yang dia punya,dalam mimpi tersebut benar-benar
membahagiakan karena Ranti menggandeng Ibunya dengan perasaan sangat
bahagia.
Pagi hari itu Ranti merasa sedikit mengantuk saat mengikuti kelas
daring mungkin karena semalam dirinya tidur terlalu larut,tapi saat kelas
sudah berakhir dan tugas dari gurunya sudah dikerjakan,Ranti memakai
masker dan pergi ke halaman depan untuk menghilangkan rasa kantuknya
Halaman depan rumah itu cukup luas dengan berbagai bunga ditanam disana
Ranti benar-benar merasa suasana saat itu benar-benar sepi karena jarang
sekali kendaraan maupun orang yang lewat, mungkin karena saat itu jam
masih menunjukkan pukul Sembilan pagi bahkan Kakaknya dan Bi Inem
sibuk dengan pekerjaanya sendiri-sendiri di dalam rumah.
Dia mencari anak kucing itu tapi tidak melihatnya dimanapun,Ranti jadi
heran anak kucing itu larinya cepat sekali padahal Ranti berpikir mau
mengadopsinya lalu dari arah samping tiba-tiba ada yang memanggil namanya
saat Ranti menoleh ternyata orang tersebut adalah tetangganya si Tante
Fania,rasanya sudah lama sekali Ranti tidak melihat tetangganya itu semenjak
lockdown karena pandemic,Ranti pun menghampiri Tante Fania dan balik
menyapanya.
Tante Fania adalah tetangga yang baik,dulu sebelum ada pandemi ini
Tante Fania sering menyuruh Ranti mampir ke rumahnya untuk mengambil
camilan dan meminum segelas jus,mungkin karena Tante Fania merasa
sedikit kesepian. Karena kata Kakak semua anak Tante Fania bersekolah di
luar negeri dan suaminya sudah meninggal lima tahun lalu,Ranti jadi merasa
bersalah membiarkan Tante Fania tinggal sendirian di rumahnya. Ranti jadi
ingin sekali mampir dan menemani tante Fania seperti dulu,tapi saat itu Ranti
terkejut ketika melihat ke dalam rumah Tante Fania karena ada seorang anak
perempuan yang sepertinya seumuran dengannya di dalam rumah itu,karena
penasaran Ranti pun bertanya pada Tante Fania.
“Maaf Tante yang dirumah itu anak Tante kah ? “ awalnya Tante Fania tidak
paham apa yang ditanyakan Ranti namun pada akhirnya beliau menyadarinya
dan menjelaskan.
“Oh itu keponakan Tante Ran namanya Laras dia dua tahun lebih tua dari
kamu,dia tinggal disini mulai seminggu yang lalu karena orang tua Laras
meninggal akibat virus covid”
Ranti yang mendengar hal itu merasa sedikit syok karena Ranti sendiri
memang tidak punya ibu tapi dia masih punya Ayah dan Kakak jadi dia tidak
bisa membayangkan bahwa anak bernama Laras itu kehilangan kedua orang
tuanya sekaligus dan harus tinggal Bersama Tante Fania.
“Ranti kapan-kapan ajak main Laras ya dia memang anaknya sedikit pamalu
tapi dia anak yang baik kok”
“Tentu Tante kebetulan Ranti sendiri sangat suka berteman sama semua
Orang hehe”
Setelah itu Ranti pamit sama Tante Fania untuk masuk ke dalam
rumah,tapi Ranti masih memikirkan keponakan Tante Fania itu, dia memiliki
ide untuk mengundang anak itu dan Tante Fania dipesta ulang tahunnya
nanti,Ranti tau kok kalau waktu pandemi ini tidak boleh mengadakan pesta
berame-rame,tapi Ranti hanya ingin mengundang mereka berdua saja,siapa
tau baik Ranti dan Laras bisa berteman akrab nantinya apalagi tetangga
sendiri.
“Ran itu anuu,aduh gimana ngomongnya ya” kata kakaknya dengan suara
terbata-bata,Ranti jadi bingung kenapa wajah Kakaknya itu terlihat
kebingungan.
“Ran barusan ayah telfon,katanya besok ayah gak bisa pulang dulu ke
rumah,soalnya masih nggak dibolehin untuk pulang kampung sama Bosnya
dan keknya Ayah bakalan pulang bulan depannya lagi”
“Tapi ayah kan udah janji ke Ranti buat pulang sebelum hari ulang tahun
Ranti kok malah sebulan lagi !”
“Kakak tau perasaan Ranti,Kakak juga kecewa sama kabar ini,tapi pasti ayah
udah ngusahain yang terbaik Ran”
Dengan rasa marah dan kecewa Ranti naik ke kamarnya dan mengunci
pintu,terdengar suara Kakaknya yang mengejar dan memanggil namanya,tapi
Ranti tidak peduli saat ini perasannya benar-benar campur aduk
sedih,kecewa,dan emosi,Ranti jadi bertanya kepada dirinya sendiri kenapa
juga Ranti harus membuat 100 origami burung bangau itu kalau ujung-
ujungnya bakal seperti ini.
Malam itu Ranti tidak turun sama sekali dari kamar,bahkan saat makan
malam tiba,Bi Inem terpaksa harus mengantarkan makanan itu ke kamar
Ranti agar dia bisa memakannya di kamar,Lisa sudah berusaha berbicara
kepada Ranti agar dia mau keluar kamar,tapi saat ini dia benar-benar ingin
sedirian dan tidak mau diganggu siapa pun. Perasaannya masih belum bisa
menerima kalau Ayahnya tidak bisa pulang ke rumah besok.rasanya saat ini
dia benar-benar ingin menemui ayahnya di tempat kerjanya itu lalu menculik
Ayahnya diam-diam untuk dibawa kerumah. Tiba-tiba sebuah ide gila terpikir
dikepalanya.
“Siap mbaknya”
“Anu permisi bu,ini meninggalnya kapan ya ?,soalnya tadi saya tadi pagi lewat
depan gang belum ada bendera silang” tanya Ranti dengan nada sopan
“Jam 4 tadi mbak,cuman memang bendera itu baru dipasang jam 8 nan”
“DEGG”
“MEONGG”
Ranti terkaget dari lamunan ternyata ada anak kucing di kakinya dia
mengangkat anak kucing itu dan merasa familiar bukannya anak kucing ini
yang dilihatnya di halaman rumah,warnanya pun persis,tapi tidak mungkin
kan anak kucing ini pergi sejauh itu saat dia menempatan anak kucing itu
dipangkuannya tiba-tiba ada suara yang memanggil namanya. Ranti pun
berdiri karena merasa familiar dengan suara itu.
“RANTI” ternyata itu suara Lisa Kakaknya dia sekarang berlari ke arah Ranti
dan memeluk dirinya
“Insyaallah enggak Ran,kan kamu udah pakek double masker dan stasiun ini
juga sepi,mangkannya habis ini kita pulang ke rumah terus mandi supaya
nggak ada virus yang menempel”
“Beneran Kak ?”
“Iyya tapi nggak tau juga sih kalau virus yang nempel ditubuhmu itu virus
zombie hiyy”
“Ehh lucu banget boleh kok,sebenernya kakak juga berencana adopsi hewan
peliharaan buat dirumah tapi ternyata kamu udah nemu duluan”
“Kalau gitu aku mau namain dia Shiro yang artinya putih sesuai warna
bulunya”
Lalu dua hari berikutnya ulang tahun Ranti akhirnya tiba,dia sudah
mengundang Tante Fania dan Laras untuk datang nanti siang sekalian dia
juga mau berkenalan dengan Laras,tapi ada sesuatu yang mengejutkan Ranti
saat sarapan di pagi hari karena tiba-tiba ada yang membunyikan bel
rumah,tapi baik Bi Inem maupun Kak Lisa nggak ada yang mau membuka
pintu malahan mereka menyuruh Ranti yang membukanya. Dengan agak
bingung Ranti pun membuka pintu depan dan begitu terkejutnya Ranti yang
ada dihadapannya sekarang adalah Ayahnya.
“AYAH !”
Siang harinya Tante Fania dan Laras akhirnya datang ke rumah Ranti
untuk merayakan ulang tahunnya, dia pun berkenalan dengan Laras dan
meminta Laras sekali-sekali datang ke rumahnya untuk bermain,Laras terlihat
senang sekali dengan ide itu,Ranti pun juga sangat bahagia dia mendapatkan
teman baru si Laras dan keluarga baru si kucing putih Shiro. Lalu Ranti juga
senang meskipun di tengah-tengah pandemi ini semua keluarganya dapat
berkumpul untuk merayakan pesta ulang tahunnya ini, dan menurut Ranti ini
adalah ulang tahun terbaik, Ranti juga berjanji pada dirinya sendiri untuk
menjadi lebih dewasa dan tidak egois lagi mulai sekarang agar tidak
menyusahkan Kakak ataupun membuat khawatir Ayahnya,bagaimanapun
Ranti sangat menyayangi mereka dan Ranti ingin semua keluarganya selalu
sehat dan terus berkumpul bersama dirinya. Ranti juga tahu bahwa ibunya
saat ini juga senang melihat mereka dari atas sana, lalu setelah ini dia akan
meminta Ayah dan Kakaknya untuk membuat origami burung bangau
bersama dirinya.