Anda di halaman 1dari 2

Nama : Farah Cindy Adilah

Kelas : HPI-A

NIM : C93218082

Matkul : Alternatif Penyelesaian Sengketa

Tahapan Teoritik dalam Alternatif Penyelesaian Sengketa

A. Sengketa bermula dari adanya konflik. Banyak faktor yang melatarbelakangi munculnya
konflik seperti faktor politik, ekonomi, perdagangan, etnis, dan perbatasan dan tahapan
konflik dibagi menjadi 3 yaitu :
a. pre conflict stage
b. conflict stage
c. dispute
B. Sengketa dapt diselesaikan melalui dua jalur yaitu Jalur Yudisial (Litigasi) dan Jalur
Konsesus (Non Litigasi)
C. Lalu Penyelesaian sengketa di luar pengadilan (non litigasi) atau yang dikenal dengan
alternatif penyelesaian sengketa dilakukan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi,
konsiliasi, atau penilaian ahli.
a. Konsultasi merupakan suatu tindakan yang bersifat personal antara suatu pihak
tertentu, yang disebut dengan klien dengan pihak lain yang merupakan pihak konsultan,
yang memberikan pendapatnya kepada klien tersebut untuk memenuhi keperluan dan
kebutuhan kliennya tersebut.
b. Negosiasi adalah cara untuk mencari penyelesaian masalah melalui diskusi
(musyawarah) secara langsung antara pihak-pihak yang bersengketa yang hasilnya
diterima oleh para pihak tersebut.
c. Mediasi antara lain adalah upaya penyelesaian sengketa dengan melibatkan pihak
ketiga yang netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan, yang
membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai penyelesaian (solusi) yang diterima
oleh kedua belah pihak.
d. Konsiliasi adalah konsiliasi pada dasarnya hampir sama dengan mediasi, mengingat
terdapat keterlibatan pihak ke-3 yang netral (yang tidak memihak) yang diharapkan
dapat membantu para pihak dalam upaya penyelesaian sengketa mereka, yaitu
konsiliator.

Selain itu, dikenal pula ARBITRASE yaitu cara penyelesaian suatu sengketa perdata
di luar peradilan umum. Pengertian dari arbitrase Pada dasarnya, merupakan cara
penyelesaian sengketa di luar peradilan, berdasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat
oleh para pihak, dan dilakukan oleh arbiter yang dipilih dan diberi kewenangan mengambil
keputusan.

D. Contoh kasus penyelesaian sengketa menggunakan Lembaga Arbitrase :

Kasus wanprestasi antara Penggugat (Ronald Sunrise) dan tergugat (PT Bali Trikarsa).
Dalam perkara ini, hakim memutuskan bahwa Pengadilan (PN Denpasar) tidak berwenang
mengadili perkara ini, dan menolak gugatan penggugat untuk mengadili tergugat, dengan
pertimbangan bahwa permasalahan diantara para pihak (pihak penggugat dan tergugat)
haruslah diselesaikan di Badan Arbritase Nasional (BANI).

Berdasarkan Pasal 3 UU No.30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa, Pengadilan Negeri tidak mempunyai hak untuk memutuskan perkara kedua belah
pihak yang sudah menyepakati perjanjian arbitrase.

Terkait Putusan Hakim dalam Putusan Perkara Pengadilan negeri Denpasar Kelas I A
Nomor 3/Pdt.G/2017/PN.DpsBerdasarkan bukti -bukti yang ada, Majelis Hakim berpendapat
bahwa apabila ada permasalahan diantara para pihak (pihak penggugat dan tergugat) haruslah
diselesaikan di Badan Arbritase Nasional (BANI). Sesuai dengan ketentuan Pasal 18 dan
didalam perjanjian itu ternyata telah ditandatangani oleh masing-masing pihak dan apabila
pihak penggugat beralasan bahwa bukti berupa perjanjian belum ditandatangani oleh para
pihak ternyata tidak demikian, maka terhadap hal itu alasan penggugat patut untuk
dikesampingkan, dan oleh karena itu eksepsi tergugat hukum oleh karena itu harus dikabulkan
dengan ini Pengadilan Negeri Denpasar tidak memiliki wewenang mengadili dan memutuskan
sengketa ini.

Anda mungkin juga menyukai