Anda di halaman 1dari 5

Judul Cerpen : “Senyuman Kebahagiaan”

Rasa kantuk masih menyelimuti Gina pagi itu,dia bergegas ke kamar mandi hanya untuk
menyikat gigi dan mencuci muka karena mandi di udara sedingin ini sepertinya bukan hal yang
tepat,setelah itu dia kembali ke kamar untuk membangunkan temannya Rika yang masih tertidur
pulas,melihat cara Rika tertidur yang tidak beraturan membuat Gina tertawa.

“Ka,Rika bangun yuk udah pagi nih” Ucap Gina sambil mengguncang-guncang tubuh Rika yang
masih tidak bergerak,sepertinya Rika adalah tipe anak yang bener-bener susah untuk dibangunin.

Tanpa pikir panjang Gina mengambil ponselnya lalu menyetel lagu dengan suara kencang
dan dia dekatkan di kuping Rika yang masih tertidur pulas,seketika Rika langsung kaget dan
bangun dengan mata membelalak.

“Astagfirullah,kaget anjiir,Gina apa-apaan sih !” Omel Rika dengan suara parau

“Habisnya kamu nggak bangun-bangun dari tadi”

“Tapi yang lembut dikit dong”

“Iya deh maaf hihi”Kata dina sambil terkikik geli

“Emang ada apaan pagi-pagi”

“Kita kan harus rapat pagi ini untuk bahas proker KKN,ayo cepet sikat gigi dan cuci muka”

“Eh iyya ya,kalau gitu tunggu bentar ya”

Sebenernya Gina juga males banget pagi-pagi gini rapat tapi kata ketua kelompok Gina
Anton,kalau rapat enak pagi aja karena siangnya biar bisa panjang ngerjain kegiatannya. Gina
melihat jam masih menunjukkan pukul tujuh,kalau jam segini mah dia masih tidur nyeyak sekali
di kamarnya sendiri,tapi karena kegiatan KKN ini dia sekarang tidak tidur dirumahnya namun
menginap di rumah sepupu Anton,yang kebetulan tempat Gina melakukan KKN.

Desa ini memang tidak seberapa jauh dari rumah Gina,mungkin hanya menempu dua jam
perjalanan,meskipun begitu Gina bersyukur karena bisa melakukan kegitatan KKN di desa ini
tanpa harus keluar kota. Karena keadaan yang masih pandemi kampus Gina memutuskan agar para
mahasiswanya memilih tempat KKN sendiri yang tidak seberapa jauh dari rumah dan harus satu
daerah tentunya. Di dalam kelompok Gina yang satu DPL hanya tiga orang yang satu daerah
dengannya yaitu Anton,Gina dan Rika jadi dosen pembimbing mereka memutuskan agar mereka
sekelompok saja untuk mengerjakan KKN ini. Mereka pun setuju dan memutuskan untuk
melakukan kegiatan KKN di desa Anton yang masih zona hijau dari virus Corona.

Beberapa menit kemudian Anton mengirimkan chat di grup kalau dia sudah berada di
depan rumah,saat itu juga Gina dan Rika memakai masker dan keluar rumah.

“Heii udah siap semua nih” Sapa Anton pada mereka berdua

“Udah nih sekarang kita mau rapat dimana ?”

“Gimana kalau aku ajak kalian ke suatu tempat dulu”

Gina dan Rika menoleh satu sama lain bingung dengan ucapan Anton,setelah itu Anton
mengajak mereka ke jalan desa yang lebih ujung dan menemukan rumah gubuk yang sudah reot
seperti mau rubuh. Lalu dari dalam keluar seorang lelaki berusia tiga puluhan yang terlihat
mempersiapkan sesuatu di sepeda reyotnya,rupanya laki-laki itu abang-abang penjual gulali.

“Assalamualaikum” Sapa Anton pada abang itu

“Wallaikumsalam eh dek Anton mau kemana nih pagi-pagi”

“Saya sama teman-teman saya mau survei tempat buat KKN pak”

“Wah semoga lancer ya tugasnya adek-adek,bapak mau jualan dulu”

Setelah bapak itu pergi dengan sepedanya,Anton mengajak kami lebih dekat kerumah itu lalu dia
mengatakan bahwa Bapak penjual gulali tadi namanya Bang Asep,dan beliau hanya tinggal berdua
besama ibunya yang sudah tua di rumah ini.

“Gini guys aku ngajak kalian kesini karena mau nyaranin gimana kalau untuk proker kita,kek
renovasi sedikit rumah tua ini,soalnya rumah ini itu satu-satunya rumah di desa ini yang
bangunannya udah nggak layak huni,aku kasihan sama Bang Asep dan ibunya kalau tinggal di
rumah dengan kondisi kek gini”

“Wah ide bagus tuh” Timpal Gina balik

“Aku juga setuju-setuju aja,sekalian membantu sesame iya kan” Kata Rika dengan semangat

“Oke kalau gitu nanti sore kita bicarain lagi sama Bang Asep dan minta persetujuan Pak Kades”
Sorenya mereka bertiga pun kembali ke rumah itu dan bertemu bang Asep di teras
rumah,saat itu pun Anton menjelaskan proker yang direncanakan mereka yaitu sedikit merenovasi
rumah Bang Asep,mendengar itu Bang Asep awalnya merasa keberatan karena takut merepotkan
kami dan merasa tidak enak,lalu Anton menjelaskan sekali lagi kalau yang mereka renovasi tidak
semuanya namun hanya memperbaiki bagian atap yang gentengnya tidak terawat dan saluran air
yang katanya macet. Sepertinya karena melihat kesungguhan kami Bang Asep pun akhirnya
menerima permintaan itu,keesokan harinya pun mereka bertiga meminta izin Pak Kades akan hal
ini.

Setelah mendapat persetujuan dari semua pihak,kegiatan KKN mereka pun dimulai,di
minggu pertama mereka mulai menyiapkan berbagai biaya baik mengajukannya ke kampus atau
pun dari sumbangan para relawan di media sosial dimana mereka menyebarkan informasi tentang
sumbangan ini,bahkan warga desa juga ikut memberikan sumbangan,mungkin karena mereka
semua sudah tahu bagaimana kondisi Bang Asep dan ibunya. Gina sangat senang karena semuanya
berjalan lancar,mencari tukang untuk memperbaiki rumah dan saluran air Bang Asep pun sudah
didapatkan,dengan begini renovasi rumah kecil-kecilan ini segera dimulai minggu berikutnya.

Semua kegiatan mereka berjalan lancer di minggu-minggu berikutnya,mereka bertiga juga


bergantian megecek semua pekerjaan yang dilakukan para tukang terkadang juga ikut
membantu,seperti Anton yang kemerin membantu memasang genteng,tidak lupa mereka juga
menulis laporan secara berkala untuk diserahkan ke Dosen lapangan. Gina dan Rika juga ikut turun
tangan dalam renovasi ini meskipun mereka perempuan tapi mereka tidak mau diam saja,tiba-tiba
Gina terlintas satu ide.

Sebenarnya sangat tidak enak ngomong hal ini ke Rika dan Anton karena Gina takut
mereka tidak setuju,pada akhirnya Gina ingin melakukan ini sendiri,suatu ketika Gina melihat
Bang Asep akan berjualan Gulali dengan sepedanya namun Gina merasa bahwa sepeda bang Asep
itu sudah butut seperti akan rusak jika digunakan terus. Akhirnya Gina pun merasa bahwa dia ingin
sekali membelikan Bang Asep sepeda baru sebenarnya Gina ingin membertitahukan ini pada
kedua temannya tapi Gina merasa tidak enak karena idenya ini sangat mendadak lagipula biaya
yang diperlukan pasti sudah sangat pas untuk merenovasi rumah ini. Oleh sebab itu lah Gina ingin
menggunakan uang tabungannya untuk hal ini.
Di minggu ke tiga KKN dia mengecek tabungannya di ATM menggunakan aplikasi E-
Banking,lalu dia juga melihat-lihat sepeda di online shop,pilihannya pun jatuh pada salah satu
sepeda yang pasti akan mudah digunakan Bang Asep saat berjualan gulali,namun sayangnya harga
sepeda itu lumayan mahal uang tabungan Gina tidak cukup,saat melihat-lihat sepeda lain harganya
malah lebih mahal dua kalilipat dari sepeda sebelumnya. Melihat wajah dina yang terlihat resah
Rika pun agak khawatir lalu bertanya pada Gina.

“Gin,kenapa kok lesu cerita gih sama aku” Kata Rika sambil merangkul Pundak Gina

“Eh Gapapa kok Ka”

“Cerita aja sih gapapa kamu lagi nggak enak badan atau gimana ? ”

Anton yang berada di dekat mereka pun penasaran dan ikut menimbrung

“Eh ada apa ?,Gina nggak enak badan ya,kalau gitu istirahat aja”

“Nggak kok Ton”

Melihat teman-temannya yang khawatir,Gina jadi bingung dan merasa bersalah,apa boleh
buat pada akhirnya Gina pun menceritakan kegelisahan dan keinginannya membelikan sepeda baru
untuk Bang Asep,mendengar hal itu dari Gina baik Anton maupun Rika saling pandang dan
tertawa.

“Yaampun Gina kukira kenapa,kenapa nggak ngomong aja pakai rahasia-rahasia segala”Kata
Anton pada Gina

“Habisnya aku nggak enak sama kalian,soalnya ideku ini dadakan banget”

“Gina kita kan teman sekelompok,udah sewajarnya kalau saling membantu ketika kesusahan”

“Bener Gina lagian ide kamu itu buaguss banget aku juga jadi kepikiran,kalau gitu sih aku juga
mau bantu”Ucap Rika menimpali ucapan Anton

Mendengar hal itu dari teman-temannya Gina jadi agak terharu,pada akhirnya mereka
bertiga pun setuju membelikan sepeda baru untuk Bang Asep dengan patungan dari uang mereka
masing-masing. Dan pada minggu keempat renovasi rumah Bang Asep dan Ibunya selesai,genteng
dan tembok sudah tidak berlubang serta saluran air yang sudah diperbaiki.
Bang Asep mengajak ibunya yang sudah tua keluar rumah untuk melihat genteng mereka
yang sudah tidak bocor lagi,saat itu lah Gina dan teman-temannya memberikan hadia terakhir dari
mereka bertiga.

“Anu Bang ini Saya sama temen-temen ngebeliin sepeda baru untuk abang,Saya harap Bang Asep
seneng dengan Hadiah dari kami,soalnya saya liat sepeda yang biasa Abang pakai jualan seperti
udah mau rusak jadi,kami bertiga harap Bang Asep bisa memakai sepeda ini untuk berjualan
gulali”

Melihat sepeda baru yang dibawa Gina bang Asep terbelalak lalu menjabat tangan mereka
bertiga.

“Ya Allah Bang Asep ngeliat kalian mau renovasi rumah ini aja udah bersyukur banget,sekarang
malah ngasih sepeda,kalian ini bener-bener mulia ya” Kata Bang Asep pada mereka bertiga sambil
menitikan air mata

Mereka bertiga pun ikut bahagia lalu mereka salim kepada ibu bang Asep yang juga
kelihatan terharu. Begitulah kegiatan KKN mereka selama satu bulan berakhir,kekompakan dan
komunikasi adalah kunci utama agar kegiatan dan rencana yang mereka buat bisa berjalan dengan
lancar sampai akhir. Entah kenapa melihat senyuman Bang Asep dan Ibunya benar-benar membuat
KKN mereka menjadi pengalaman yang berharga.

Anda mungkin juga menyukai