Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR JAWABAN

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PANCASILA

Nama Mahasiswa : Brigitta Injilia Tampi


Nomor Pokok : 3020210144
Nomor Urut :
Kelas :A
Mata Ujian : Penyelesaian Sengketa Internasional
Nama Dosen : Prof.Dr.Eddy Pratomo,S.H.,M.A.
Hari/Tanggal : Selasa, 2 Mei 2023
Semester :6

1.
a. Penyelesaian melalui negosiasi merupakan cara yang paling penting. Banyak
sengketa diselesaikan setiap hari oleh negosiasi ini tanpa adanya publisitas atau
menarik perhatian publik.Alasan utamanya adalah karena dengan cara ini, para
pihak dapat mengawasi prosedur penyelesaian sengketanya dan setiap
penyelesaiannya didasarkan pada kesepakatan atau konsensus para pihak. Cara
penyelesaian melalui negosiasi biasanya adalah cara yang pertama kali ditempuh
manakala para pihak bersengketa. Negosiasi dalam pelaksanaannya memiliki dua
bentuk utama: bilateral dan multilateral.
b. Jasa-jasa baik adalah cara penyelesaian sengketa melalui atau dengan bantuan
pihak ketiga. Pihak ketiga ini berupaya agar para pihak menyelesaikan
sengketanya dengan negosiasi. Jadi fungsi utama jasa baik ini adalah
mempertemukan para pihak sedemikian rupa sehingga mereka mau bertemu,
duduk bersama dan bernegosiasi. Keikutsertaan pihak ketiga dalam suatu
penyelesaian sengketa dapat dua macam: atas permintaan para pihak atau atas
inisiatifnya menawarkan jasa-jasa baiknya guna menyelesaikan sengketa.
c. Mediasi adalah suatu cara penyelesaian melalui pihak ketiga. Ia bisa negara,
organisasi internasional (misalnya PBB) atau individu (politikus, ahli hukum atau
ilmuwan). Ia ikut serta secara aktif dalam proses negosiasi. Biasanya ia dengan
kapasitasnya sebagai pihak yang netral berupa mendamaikan para pihak dengan
memberikan saran penyelesaian sengketa. Jika usulan tersebut tidak diterima,
mediator masih dapat tetap melanjutkan fungsi mediasinya dengan membuat
usulan-usulan baru. Karena itu, salah satu fungsi utama mediator adalah mencari
berbagai solusi (penyelesaian), mengidentifikasi hal-hal yang dapat disepakati
para pihak serta membuat usulah-usulan yang dapat mengakhiri sengketa.
d. Jika dalam sengketa internasional terdapat perbedaan pendapat dari suatu
kenyataan yang ada, maka pihak- pihak yang bertikai dapat menyetujui untuk
memprakarsai enquiry atau penyelidikan. Enquiry dilakukan oleh pihak ketiga
yang tidak memihak dimaksud untuk mencari fakta dan penyelidikan yang
merupakan cara efektif untuk mengurangi ketegangan serta mencegah timbulnya
pertikaian internasional. Penunjukkan pihak ketiga ini didasarkan atas reputasi
mereka yang tinggi dalam percaturan internasional dan mempunyai akses yang
luas dalam masyarakat internasional.
e. Konsiliasi adalah cara penyelesaian sengketa yang sifatnya lebih formal
dibanding mediasi. Konsiliasi adalah suatu cara penyelesaian sengketa oleh pihak
ketiga atau oleh suatu komisi konsiliasi yang dibentuk oleh para pihak. Komisi
tersebut bisa yang sudah terlembaga atau ad hoc (sementara) yang berfungsi
untuk menetapkan persyaratan-persyaratan penyelesaian yang diterima oleh para
pihak. Namun putusannya tidaklah mengikat para pihak.Persidangan suatu komisi
konsiliasi biasanya terdiri dari dua tahap: tahap tertulis dan tahap lisan. Pertama,
sengketa (yang diuraikan secara tertulis) diserahkan kepada badan konsiliasi.
Kemudian badan ini akan mendengarkan keterangan lisan dari parapihak.
2.
a. Arbitrasi adalah salah satu opsi dalam menyelesaikan kasus tindak perdata yang
dibuat atas dasar perjanjian arbitrasi di luar peradilan umum serta melibatkan
pihak ketiga. Perjanjian dari arbitrasi adalah dibuat secara tertulis oleh pihak yang
bersangkutan terlebih dulu sebelum melakukan arbitrasi. Dengan dilakukannya
arbitrasi ini, pihak ketiga atau arbiter yang berfungsi sebagai saksi, pendengar,
ataupun penonton, akan menjadi bukti jaminan dari kedua belah pihak ketika
mengambil keputusan.
Di Indonesia sendiri, penyelesaian konflik secara arbitrasi adalah diatur dalam
UU No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
Melihat dari hukum bisnis di Indonesia, saat terjadi konflik sengketa,
penyelesaian jalur arbitrasi adalah melalui Pengadilan Negeri atau lembaga
arbitrasi lainnya yang ditentukan.
Contoh Arbitrasi
Terdapat beberapa contoh konflik arbitrasi yang perlu kamu ketahui dan pahami.
Misalnya, kasus antara perusahaan dengan serikat pekerjanya terkait masalah
kenaikan gaji. Dalam konflik ini, arbiternya adalah pemerintah yang akan
memutuskan standar kenaikan gaji. Hal lainnya dalam contoh arbitrasi adalah
sengketa antara Avanti dan Kementerian Pertahanan RI yang terjadi pada tahun
2018. Sengketa ini diselesaikan dengan menunjuk Lembaga London Court of
International Arbitration (LCIA) sebagai arbiter. LCIA memenangkan Avanti atas
Kemenhan RI berdasarkan sengketa pembayaran sewa satelit ARTEMIS Avanti.
Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia yaitu diwakili Kemenhan RI wajib
membayar kerugian kepada Avanti sebesar US$20,075.
b. Penyelesaian yudisial merupakan suatu penyelesaian sengketa internasional
melalui suatu pengadilan internasional yang dibentuk sebagaimana mestinya,
dengan memberlakukan kaidah-kaidah hukum. Lembaga pengadilan internasional
yang berfungsi sebagai organ penyelesaian yudisial dalam masyarakat
internasional adalah International Court of Justice.
3.
a.
PIAGAM PBB
Pasal 2(3): All Members shall settle their international disputes by peaceful
means in such a manner that international peace and security, and justice, are not
endangered.
Pasal 2(4): All members shall refrain in their international relations from the
threat or use of force against the territorial integrity or political independence of
any state, or in any other manner inconsistent with the purposes of the United
Nations.
Kedua Pasal diatas merupakan ketentuan yang saling melengkapi sering disebut
dengan “two faces at the same coin”.

b. The Manila Declaration on the Peaceful Settlement of International Disputes


diterima oleh MU PBB dalam resolusi n 37/10, tgl. 15 November 1982.
Deklarasi Manila diprakarsai oleh negara-negara Non-Blok (Mesir, Indonesia,
Mexico, Nigeria, Philippines, Romania, Sierra Leone, and Tunisia).
Isi Deklarasi untuk memajukan hukum internasional, seperti pada Pasal 33
Piagam PBB, dan instrumen HI lainnya yaitu: Declaration on Principles of
International Law concerning Friendly Relations and Cooperation among States;
American Treaty on Pacific Settlement; European Convention on the Peaceful
Settlement of Disputes dan General Act for the Pacific Settlement of International
Disputes.
4.
a.
 Persetujuan Jenewa April 1988 yang berisi penarikan mundur pasukan Uni
Soviet (Rusia) dari Afghanistan.
 Perdamaian di Nikaragua, El Salvador dan Guatemala Desember 1989.
 Dialog antara Pemerintah Guatemala dengan gerilyawan tahun 1990.
 Invasi Turki terhadap Cyprus Utara tahun 1974.
 Invasi Kuwait oleh Irak tahun 1990

b.
 Proses Perdamaian Konflik Kamboja (akhir 1989-awal 1990).
 Perundingan Damai Konflik Pemerintah Filipina dengan Moro National
Liberation Front (MNLF), 1993- 1996.
5.
a. Kasus-kasus yang ditangani Mahkamah Pidana Internasional adalah genosida,
kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan agresi. Sebagai
pengadilan terakhir, Mahkamah Pidana Internasional berusaha untuk melengkapi
(bukan menggantikan) pengadilan nasional.
b. Pengadilan pidana inernasional atau dalam bahasa Inggris di sebut internasional
criminal court (ICC)

Anda mungkin juga menyukai