Anda di halaman 1dari 4

Universitas Pancasila

Fakultas Hukum

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Mata kuliah : HUKUM ACARA PERDATA


Hari/ Tanggal : Jum’at / 08 Juli 2022
Waktu / Kelas : 13.00 - 14.30 / Kls: Reguler
_______________________________________________________________________
PERHATIAN: - Soal di down loud di SIAK, Jawablah semua soal secara
berurutan, diketik di kertas Quarto / folio dan atau A4 80 gr.
- Open book buku cetak, termasuk kumpulan slide,diktat /bahan ajar
dan atau catatan.
- Jawaban di scan format pdf dan di up loud kembali ke SIAK,
tepat jam 14.30

ILLUSTRASI KASUS

Pada hari minggu tanggal 10 November 2021 pukul 11.30 WIB, Tn. C (Pasien)
masuk IGD Rumah Sakit, dengan keluhan nyeri tenggorokan, pusing, panas 38
derajat celsius. Kesadaran sudah apatis. Pada saat di IGD, Pasien ditangani oleh
dr. YYY. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dr. YYY, pada saat Pasien masuk
IGD sudah dalam kondisi fase akhir pengelupasan kulit seluruh tubuh. Kemudian
dr. YYY melakukan tindakan mengukur tensi meter kepada pasien (saat itu tensi
rendah, yang pasti saya lupa berapa), dr. YYY menyuruh perawat memberikan infus
NaCL, kemudian dr. YYY konsul ke dr. XXX, SpPD. Setelah itu pasien diganti
infusnya dengan Gelofusin dan diambil darah (hasil terlampir), selanjutnya cek
Glukosa sewaktu hasilnya 218 mg/dl.

Pasien dibawa ke ruangan perawatan (VIP 2), saya lupa jam pastinya. Seingat saya
pada saat di IGD dr. YYY menyampaikan ke perawatnya infusin Gelofusin harus
habis dalam waktu 1 jam untuk menaikkan tekanan darah pasien. Di ruang
perawatan pasien diberikan terapi injeksi Methylprednisolon dan Ceftriaxon dan
obat oral Sanmol 500 mg. Perawat memberikan alat ukur suhu untuk memantau
suhu tubuh pasien dan menjelaskan kalau suhu normal akan dilakukan transfusi
darah. Perawat memberitahukan keluarga, kalau pasien membutuhkan donor darah
golongan A3 labu. Dari keluarga cuma anaknya yang bernama SN yang mempunyai
golongan darah A. Pukul 16.30 WIB SN lalu berangkat ke PMI untuk melakukan
donor, tapi SN tidak bisa mendonorkan darahnya dikarenakan Hb lagi turun. Maka
dari itu kami memberi darah dari PMI. Perawat lalu memberitahu keluarga darah
akan datang pukul 19.30 WIB dan bisa dilakukan transfusi kalau suhu pasien normal
minimal 37,4 derajat celcius (ini info dari dr. IS), pukul 18.00 WIB keluarga
mengukur suhu pasien dan didapati suhu tubuhnya 37,4 derajat celcius, kami terus
menerus melaporkan ke perawat jaga pada jam tersebut. Dari keluarga kami yang
bernama Ur dan Ri menyampaikan ke perawat jaga pada jam tersebut dan jawaban
dari perawat (tanpa identitas/name tag, Cuma ada 1 perawat yang memakai
identitas pada saat dinas sore tersebut) adalah “Ya sudah, tunggu saja darah dari
PMI nya belum datang!! (dengan nada judes, tidak ramah & tidak empati sama
sekali), kami keluarga yakin perawat yang bicara ini adalah perawat senior dengan
ciri-ciri usia lebih tua dari yang lain & berambut pendek. Seharusnya sebagai
perawat senior mempunyai etika & tanggung jawab yang baik tapi kami sekeluarga
yakin perawat ini tidak mempunyai rasa empati sama sekali, kami keluarga
menempatkan pasien di ruangan yang menurut kami terbaik yaitu ruang perawatan
di atas standar supaya pasien dapat pelayanan yang optimal, faktanya kami tidak
seperti itu, kami sudah disepelekan & ditelantarkan dengan bukti keluarga suda
melaporkan beberapa kali mengenai kondisi pasien ke perawat tapi perawat jaga
sore ogah-ogahan & tidak melihat kondisi pasien di ruangan. Pada saat itu
berangsur-angsur kondisi pasien makin drop. Kami sekeluarga menginginkan
pasien selama di IGD sampai perawatan di ruangan itu divisit sama Dokter
penanggung jawab spesialis penyakit dalam karena kondisi pasien yang memang
kritis, tapi faktanya dari pasien masuk RS sampai pasien keluar RS dalam kondisi
meninggal Dokter penanggung jawab spesialis penyakit dalam tersebut tidak sama
sekali visit, kami atas nama keluarga kecewa mestinya pihak RS menyampaikan
kalau Dokter penanggung jawab penyakit dalam tersebut yang kami minta yaitu dr.
XXX, SpPD sedang ada di luar kota mohon pihak RS menyampaikan kepada
keluarga untuk menggantikan Dokter penanggung jawab spesialis penyakit dalam
dengan Dokter SpPD lainnya yang standby di kota kami, ini tidak dilakukan sama
pihak RS. Kami sekeluarga maklum, hari minggu Dokter libur, tapi berhubung
kondisi pasien kritis RS seharusnya sudah ada ketentuan untuk mencari Dokter
SpPD yang stand by di Kota Kami, sekali lagi kami keluarga kecewa dalam hal ini.
Jam 19.00 kondisi pasien makin drop, kami keluarga menginformasikan ke perawat
jaga pada jam tersebut, jawabannya sama yaitu menunggu darah dari PMI tanpa
melihat kondisi pasien di ruangan padahal keinginan kami keluarga perawat itu
melihat kondisi pasien, malah kami menginginkan perawat tersebut mengobservasi
kondisi pasien di ruangan secara langsung & melaporkan ke Dokter DPJP nya, hal
ini sama sekali tidak dilakukan sama perawat-perawat yang berdinas saat itu.

Pukul 20.00 WIB kami keluarga melihat kondisi pasien semakin kritis, kembali kami
melaporkan kondisi pasien ke perawat jaga dan kami juga menanyakan darah dari
PMI kok belum datang juga. Untuk kesekian kalinya, perawat menjawab sama
“Tunggu aja darahnya dari PMI” dan tetap tanpa melihat kondisi pasien secara
langsung dan tidak melakukan tindakan apapun. Pukul 20.30 kami keluarga
semakin khawatir dengan kondisi pasien kembali lagi kami melaporkannya ke
parawat jaga dan kami meminta kepastian kapan darah datang dari PMI yang
katanya datang jam 19.30, jawaban perawat “Darah sudah dalam perjalanan dari
PMI, tunggu aja Pak” itupun tanpa melihat langsung kondisi pasien padahal
keluarga besar kami sudah banyak yang menangis, berteriak histeris di ruangan
pasien. Lalu pihak kelurga a.n Ur meminta ke perawat jaga untuk pasien segera
masuk ICU, dan jawaban perawat jaga adalah “Ga bisa Pak, kondisi pasien kan
masih sadar walaupun sudah drop, prosedur masuk ICU kan kala kondisi pasien
koma, nanti kami yang disalahkan”. Jam 21.45 kondisi pasien sudah spoor
(mendekati koma) keluarga menginformasikan ke perawat jaga kata perawat jaga
darah sudah datang dari PMI namun darah tidak compatible dengan darah pasien
akhirnya keluarga mendesak untuk memanggil dokter jaga akhirnya perawat kontak
ke Dokter jaga yang saat itu dokter jaganya adalah dr. ABCD dokter jaga datang,
begitu datang dokter langsung ke ruangan pasien bersama perawat berambut
pendek yang judes, di ruangan pasien dokter memeriksa kondisi pasien dan
memutuskan untuk masuk ruangan ICU, setelah itu kami marah kenapa tidak dari
tadi pasien segera masuk ICU dan itupun tidak ditanggapi sama sekali sama dokter
dan perawat tersebut, tidak meminta maaf sama sekali kepada keluarga.

Pada saat kondisi sangat kritis tersebut keinginan kami keluarga segera pasien
dibawa ke ICU, nyatanya kami menunggu lama juga pasien masuk ICU, kami
keluarga tanya ke perawat jangan lama-lama karena kondisi pasien sangat kritis &
mengkhawatirkan, tapi jawaban perawat adalah menunggu operan shift jaga
perawat & membersihkan ruangan ICU karena tadi sore ada pasien anak kecil yang
dirawat di ICU meninggal dunia. Akhirnya jam 22.45 pasien masuk ICU, jam 23.30
pasien sudah tidak tertolong lagi dan meninggal dunia. Setelah meninggal dunia,
kami direpotkan dengan pelunasan pembayaran yang seharusnya malam itu kami
selesai pembayaran berhubung ADM RS tutup jam 22.00 jadi kami mengurus biaya
ADM sementara sama perawat ICU itupun kami diminta kembali ke RS untuk
pembayaran sesuai prosedur ADM RS.

TUGAS:
1. Lakukan pemaparan terhadap kasus tersebut!
2. Lakukan sistematisasi dan inventarisasi terhadap perundang-undangan yang
terkait!
3. Lakukan interpretasi terhadap kedua point di atas!

Selamat Ujian

Disiapkan oleh: Mengetahui: Disetujui oleh:

Atas nama Tim Haper


Wibisono Oedoyo,SH.,MH. Luh Rina Apriani,SH.MH. Dr.Zaitun Abdulah, S.H., M.H.

Dosen Kabag. Admin. Wakil Dekan I


Akademik

Anda mungkin juga menyukai