5 jam perawatan di Ali pasien mengeluh nyeri perut kumat dan badan rasanya
panas dingin. Kemudian keluarga pasien menyampaikan keluhannya ke perawat
dan perawat dengan tanggap melayani dan memeriksa pasien. Dari pemeriksaan
perawat Tensi = 120/80, Nadi = 90, RR = 20, suhu = 37,5 . Kemudian perawat
konsul ke dokter jaga, dan dari dokter jaga memberikan advice Inj. Norages ekstra.
Setelah mendapat terapi keluhan pasien membaik. Kemudian perawat memberikan
edukasi mengenai tatacara dan persiapan dilakukan apendikogram.
Hari ke 3
Saat visit pagi hari, dokter melakukan pemeriksaan, dari anamnesis pasien
mengeluh nyeri perut yang memberat kadang-kadang, mual, belum BAB dan flatus
jarang selain itu pasien merasakan demam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan Tensi
= 110/70, nadi = 85. RR = 80, suhu = 37, didapatkan nyeri tekan di mc burney,
bising usus menurun, defans muscular (-).
Setelah visit pasien diantar ke radiologi untuk dilakukan pemeriksaan
appendikogram. Kemudian setelah dikonsulkan ke dokter spesialis hasilnya
appendicitis akut. Kemudian perawat melaporkan hasilnya ke dokter bangsal.
Kemudian dokter bangsal mengedukasi ulang keluarga dan meminta informed
concern dari keluarga. Setelah mendapat penjalasan dari dokter keluarga
bermusyawarah dan setuju untuk dilakukan operasi. Kemudian dokter member
advice untuk dilakukan permeriksaan darah pre operasi dan EKG. Dua jam setelah
pengambilan sampel, laborat menelpon ternyata hasil elektrolitnya abnormal
(mekanisme pelaporan hasil lab kritis), di dapatkan hiperkalemi, kemudian perawat
melaporkan ke dokter bangsal dan dokter bangsal mengkonsulkan ke spesialis,
advis dari dokter spesialis pemberian meylon 1 flash bolus pelan. Setengah jam
kemudian hasil lab lain dan EKG jadi kemudian perawat melaporkan ke dokter
bangsal, hasil lab lain selain elektrolit dalam batas normal. Dan dokter bangsal
konsul ke dokter spesialis anesthesia dan dokter bedah dan operasi direncanakan
malam nanti jam 8. Setelah itu keluarga di edukasi masalah jadwal operasi dan
persiapan puasa sebelum operasi.
Jam satu siang pasien mengeluh nyeri seluruh lapang perut, pasien gelisah.
Kemudian keluarga melaporkan keluhan pasien ke perawat. Kemudian perawat
memeriksa vital sign, didapatkan Tensi 70/50, Nadi 120, suhu 39, RR = 22. Pasien
menghubungi dokter bangsal lewat telpon. Tidak lama kemudian dokter bangsal
datang dan memeriksa pasien. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan di
seluruh lapang perut, Bising usus negative. Kemudian dokter bangsal mengadvice
untuk memasukan 1 flabot infuse diguyur, kemudian dokter bangsal konsul ke
dokter spesialis bedah dan disarankan masuk ke ruang HCU untuk pengawasan.
Karena HCU penuh, pasien tidak dapat segera masuk ke HCU, dari informasi
perawat HCU sebetulnya ada satu pasien yang akan dipindah, namun masih
menunggu visit dokter spesialis dalam kurang lebih 2 jam lagi. Kemudian dokter
dan perawat mengedukasi keluarga pasien mengenai hal ini, ditawarkan untuk
menunggu atau menawarkan untuk dirujuk. Dari musyawarah keluarga, keluarga
menghendaki untuk ditangani di RSAS dan tidak bersedia untuk dirujuk.
Perawat/dokter kemudian meminta informed concern mengenai penundaan
pelayanan dan penolakan rujuk. Dua jam kemudian HCU menghubungi bahwa
pasien dapat dipindah ke HCU.
Setelah mempersiapkan obat perawat Ali melakukan operan dengan perawat HCU.
Selama di HCU keluhan pasien membai, jam 4 sore, vital sign pasien stabil, tensi =
120/80, RR 20, nadi = 80, suhu 36,5. Diagnosa : App akut, peritonitis, dan observasi
hipotensi e.c hipovolemi DD Sepsis. Perawat melaporkan kondisi pasien ke dokter
anesthesia dan dokter bedah, advicenya operasi tetap akan dilakukan jam 8 malam.
Jam 8 malam pasien dipindah dari ruang HCU dalam kondisi stabil, Tensi = 120/80,
nadi 76, RR = 20, suhu = 36,8. Operasi dilakukan selama 3 jam, dokter bedah
melakukan appendiktomi dan Laparotomy Eksplorasi. Jam 11 pasien dipindahkan
kembali ke ruang HCU, karena selama operasi terjadi pendarahan, setelah operasi
dokter bedah melakukan pemeriksaan Hb ulang, hasilnya Hb pasien 8,2 dan dokter
bedah menyarankan untuk dilakukan tranfusi PRC 1 kolf. Perawat pun mengedukasi
mengenai penambahan 1 kolf darah dan keluarga pun setuju.
Hari ke 5
Karena kondisi pasien sudah baik dan stabil, dokter memindahkan pasien dari HCU
ke kamar semula, namun karena Ali penuh, keluarga ditawari untuk pindah ke
bangsal abu. Kemudian setelah keluarga pasien setuju, pasien pun kemudian di
pindah ke bangsal abu. Setelah melakukan operan, perawat abu kemudian
melakukan orientasi dan edukasi kepada keluarga pasien.
Hari ke 6
Atas advice dokter drain dan DC dilepas, pada pemeriksaan didapatkan pasien
sudah tidak ada keluhan, pemeriksaan fisik tidak ada kelainan, tensi = 110/80, nadi
78, RR= 20, suhu = 36,7.
Hari ke 7
Kondisi sudah baik dan pasien diizinkan untuk pulang. Karena rumah pasien dekat
dengan salah satu perawat amal sehat, pasien meminta untuk dilakukan home care