1 Masalah:
Identifikasi:
Pada pukul 14.30, Saya Sr. E menerima operan dari Sr. M, pasien
14.30 atas nama Tn. A, setelah kami selesai melakukan operan BRM di
Nurse Station, kemudian kami ke ruangan untuk melakukan operan
pasien. Pukul 15.00, kami melakukan operan di kamar 329 A atas
nama pasien Tn. A, saya Sr. E memperkenalkan diri dan
memberitahu pasien dan keluarga bahwa Saya perawat yang sedang
berdinas saat ini. Setelah memperkenalkan diri, kemudian saya
segera untuk mengecek kondisi pasien Tn. A termasuk tanda-tanda
vital pasien. Saat itu pasien di ruangan sudah terpasang monitor dan
pada saat itu TTV pasien di monitor menunjukkan :
Pukul 17.30, Saya Sr. E kembali ke kamar 329 untuk melihat kondisi
Tn. A beserta monitoring untuk tanda-tanda vital pasien. Saat di
monitor dan dilakukan pemeriksaan manual TTV pasien saat itu :
Pasien saat itu sadar penuh, kemudian saya meraba tangan dan kaki
pasien teraba dingin. Kemudian Saya Sr. E kembali ke Nurse Station
dan menyiapkan obat Norepinephrin. Setelah selesai menyiapkan
obat pasien, Saya menelpon dokter jaga di IGD untuk melaporkan
hasil TTV dan kondisi pasien terakhir. Kemudian advis dokter jaga
untuk melanjutkan norepinephrine dan observasi TTV pasien.
Setelah Saya memberikan norepineprin kepada pasien, Saya kembali
menekan bel dan meminta rekan lain di NS untuk meminta
memanggil dokter jaga untuk membantu melihat kondisi pasien.
Pukul 20.30, Saya mengecek kondisi Tn. A dan TTV pasien saat itu :
TD : 72/49 mmHg, HR : 107x/m, RR : 22x/m, S : 35,9, SpO2 97%.
Kemudian setelah dokter jaga dan Saya melihat kondisi pasien, Saya
melanjutkan pekerjaan lain dengan mengecek kondisi pasien lain dan
memberikan obat. Pukul 21.30-22.00, Saya melakukan operan jaga
ke dinas selanjutnya, Saya Sr. E dan Sr. V melakukan operan BRM.
Setelah semuanya selesai, kemudian kami ke pasien melakukan
operan jaga. Selanjutnya Saya juga mengoperkan pasien ke dinas
malam, Tn. A yg sedang dalam observasi TTV dan sedang dalam
penggunaan obat Norepineprin yang terpasang di syringe pump. Saya
Sr. E menjelaskan ke Sr. V sampai cara mengatur dosis obat yang
diminta. Ternyata saat Saya menjelaskan kami tidak teliti dan
menjalankan syringe pump dengan dosis yang tidak sesuai yaitu 3,50
cc / jam yang seharusnya sesuai advis DPJP 13,50 cc/jam. Kemudian
10-15 menit setelahnya, KJ (Kepala Jaga) mengecek kondisi Tn. A
dan kemudian mengoreksi pemberian obat norepineprin yang salah
dalam dosis pemberiannya.
Akar Masalah:
I. DATA PASIEN
Nama : Tn. A
No. RM : A. 01.
Ruangan : Perawatan lantai 3
Umur * :
£0-1 bulan £> 1 bulan – 1 tahun
£> 1 tahun – 5 tahun £> 5 tahun – 15 tahun
£> 15 tahun – 30 tahun £> 30 tahun – 65 tahun
£> 65 tahun
Jenis kelamin : ¨ Laki-laki £ Perempuan
Penanggung Biaya Pasien:
£Pribadi Asuransi Swasta
£ASKES Pemerintah £ Perusahaan
£JAMKESMAS £ BPJS
Kronologis Insiden :
Pada pukul 14.30, Saya Sr. E menerima operan dari Sr. M, pasien atas nama Tn. A, setelah kami
selesai melakukan operan BRM di Nurse Station, kemudian kami ke ruangan untuk melakukan operan
pasien. Pukul 15.00, kami melakukan operan di kamar 329 A atas nama pasien Tn. A, saya Sr. E
memperkenalkan diri dan memberitahu pasien dan keluarga bahwa Saya perawat yang sedang
berdinas saat ini. Setelah memperkenalkan diri, kemudian saya segera untuk mengecek kondisi pasien
Tn. A termasuk tanda-tanda vital pasien. Saat itu pasien di ruangan sudah terpasang monitor dan pada
saat itu TTV pasien di monitor menunjukkan :
Kesadaran : compos mentis, TD : 98/64 mmHg, HR : 101x/m, RR : 21x/m, S : 36,7, SpO2 99%.
Setelah mengecek kondisi pasien Tn. A dan memonitoring tanda-tanda vital pasien, kemudian Saya
Sr. E kembali ke Nurse Station untuk mempersiapkan pekerjaan selanjutnya. Saya Sr E, juga
mendapat operan dari dinas pagi bahwa melihat kondisi terakhir dari Tn. A dimana pasien rencana
akan di pindahkan ke ruang HCU, tetapi karena masalah biaya menurut DPJP pasien masih bisa di
observasi diruangan perawatan umum. Seperti diketahui pasien Tn. A masuk ke ruang perawatan
umum dari IGD Covid dengan jaminan umum dikarenakan tidak bisa memakai jaminan BPJS saat itu
karena pasien sebelumnya telah 2x dianjurkan rawat saat berobat di IGD non covid tetapi pasien
menolak dirawat dan pulang APS karena menolak rawat di ruang rawat isolasi. Kemudian beberapa
saat Saya Sr. E mendapat telpon dari bagian front office untuk mutasi pasien T. A ke jaminan BPJS
agar bisa digunakan jaminan BPJS nya. Setelah itu Saya melibatkan dokter jaga IGD untuk naik ke
ruangan melihat kondisi pasien dengan tujuan membantu melaporkan kondisi terakhir pasien ke DPJP
apakah pasien dapat di pindahkan ke HCU karena jaminan BPJS nya sudah dapat digunakan.
Kemudian dokter jaga kemudian naik ke ruangan dan meminta advis dari DPJP. Kemudian DPJP
memberikan advis bahwa pasien tetap di rawat di ruang perawatan umum.
Pukul 17.30, Saya Sr. E kembali ke kamar 329 untuk melihat kondisi Tn. A beserta monitoring untuk
tanda-tanda vital pasien. Saat di monitor dan dilakukan pemeriksaan manual TTV pasien saat itu :
Kesadaran : Compos mentis, TD 101/67 mmHg, HR : 103x/m, RR : 21x/m, S : 36,6, Spo2 97%
Kemudian setelah saya memastikan kondisi Tn. A aman untuk di tinggalkan sebentar, selanjutnya
Saya Sr. E mengecek kondisi pasien lain di ruangan dan meminta keluarga Tn. A jika butuh bantuan
dapat memencet bel ke Nurse Station. Pukul 19.00, kemudian Saya Sr E mengecek kondisi semua
pasien di ruangan serta memberi obat sesuai dengan jadwal pemberian obat. Pukul 20.35, saat Saya
sedang memberi obat di kamar 314, Saya mendengar bunyi syringe pump, kemudian Saya segera
menengok ke kamar 329, dimana Saya melihat obat Norepinephrin yang terpasang di syringe pump
sudah habis, dan di saat itu TTV pasien di monitor menunjukkan : TD : 67/48, HR 102x/m, RR
21x/m, S : 35,9, SpO2 99%.
Pasien saat itu sadar penuh, kemudian saya meraba tangan dan kaki pasien teraba dingin. Kemudian
Saya Sr. E kembali ke Nurse Station dan menyiapkan obat Norepinephrin. Setelah selesai menyiapkan
obat pasien, Saya menelpon dokter jaga di IGD untuk melaporkan hasil TTV dan kondisi pasien
terakhir. Kemudian advis dokter jaga untuk melanjutkan norepinephrine dan observasi TTV pasien.
Setelah Saya memberikan norepineprin kepada pasien, Saya kembali menekan bel dan meminta rekan
lain di NS untuk meminta memanggil dokter jaga untuk membantu melihat kondisi pasien. Pukul
20.30, Saya mengecek kondisi Tn. A dan TTV pasien saat itu : TD : 72/49 mmHg, HR : 107x/m, RR :
22x/m, S : 35,9, SpO2 97%.
Kemudian setelah dokter jaga dan Saya melihat kondisi pasien, Saya melanjutkan pekerjaan lain
dengan mengecek kondisi pasien lain dan memberikan obat. Pukul 21.30-22.00, Saya melakukan
operan jaga ke dinas selanjutnya, Saya Sr. E dan Sr. V melakukan operan BRM. Setelah semuanya
selesai, kemudian kami ke pasien melakukan operan jaga. Selanjutnya Saya juga mengoperkan pasien
ke dinas malam, Tn. A yg sedang dalam observasi TTV dan sedang dalam penggunaan obat
Norepineprin yang terpasang di syringe pump. Saya Sr. E menjelaskan ke Sr. V sampai cara mengatur
dosis obat yang diminta. Ternyata saat Saya menjelaskan kami tidak teliti dan menjalankan syringe
pump dengan dosis yang tidak sesuai yaitu 3,50 cc / jam yang seharusnya sesuai advis DPJP 13,50
cc/jam. Kemudian 10-15 menit setelahnya, KJ (Kepala Jaga) mengecek kondisi Tn. A dan kemudian
mengoreksi pemberian obat norepineprin yang salah dalam dosis pemberiannya.
TINGKAT DESKRIPSI
RESIKO
High Resiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 30 hari, kaji dengan detil & perlu
( tinggi ) tindakan segera serta membutuhkan perhatian top manajemen,
Moderate Resiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 1 minggu, manajer
(sedang ) terkait sebaiknya menilai dampak terhadap biaya dan kelola resiko
• Obat Norepineprin yang tidak mencukupi dosis yang diminta mengakibatkan tekanan darah pasien
turun tiba-tiba.
Penyebab yang melatarbelakangi / akar masalah Insiden:
• Pemberian dosis obat norepineprin yang tidak sesuai dengan dosis yang di minta.
Investigasi Lengkap : Ya
Diperlukan Investigasi lebih lanjut : Tidak
Investigasi setelah Grading ulang :