Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN MANAJEMEN PENGELOLAAN PASIEN PADA Tn.

S
DENGAN DIAGNOSA CHRONIC KIDNEY DISEASES DI RUANG
RAJAWALI 6B RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Manajemen Keperawatan


Pembimbing Akademik : Arif Yanto, M.Kep
Pembimbing Klinik : Ns. Khoirul Umam, S.Kep

Oleh :
Suwarni
G3A018094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018/2019
A. IDENTITAS
Tanggal masuk rumah sakit : 16 September 2019 Jam : 13.30 WIB
Tanggal pengkajian : : 17 September 2019 Jam : 21.30 WIB
Identitas Klien
Nama : Tn. S
No. Rekam Medis : C748751
Umur : 37 tahun
Ruang Rawat Inap : Rajawali 6B Bed 1.1
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Rengas pendawa, kec. larangan Brebes
Pekerjaan : Wiraswasta
DPJP : Ayudyah Nuraini, dr.,SpPD
PPJP : Khoirul Umam
PembiayaanKesehatan : Umum-Non PBI
Kelas Ruangan : Kelas 3
Diagnosa Medis : CKD
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. N
Usia : 32 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku : Jawa
Hubungan dengan Klien : Keponakan
Bahasa : Jawa
Alamat : asmil yonif raider 400/BR
No. Telepon : 085870567870
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
Dua minggu sebelum pasien masuk rumah sakit, pasien dirawat di RSUD
Brebes selama 13 hari. Kemudian pasien dirujuk ke RSUP Dr.Kariadi
Semarang. Pada tanggal 16/9/19 jam 10.45 wib Tn. S datang ke IGD RSUP Dr.
Kariadi Semarang dengan keluhan utama pandangan kabur dan lemas. Lemas
dirasakan sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, lemas terus menerus
membuat pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Pasien juga
mengatakan mata kabur sudah dirasakan 1 bulan yang lalu, riwayat cuci darah
sudah 6 bulan di RSUD Brebes. Riwayat cuci darah setiap hari jumat, pasien
juga mengatakan mual tapi tidak muntah, nafsu makan menurun, tidak ada
sesak, pasien mengatakan ada riwayat diabetes melitus dalam keluarganya.
Pasien terdiagnosa CKD st v on HD dan DM tipe 2 dengan pemeriksaan awal
o
TD: 110/ 80 mmHg, nadi 80x/ menit, RR: 20x/ menit, suhu: 37 C, SpO2:
98%, BB: 95 kg TB: 173 cm, pasien mendapat terapi infus Nacl 0,9% 12 tpm,
injeksi ranitidin 50 mg/12jam, bicnat 500mg/8jam PO, CaCo3 500g/8jam,
kalitake 1 sachet/8jam. Pada hari Selasa 17 september 2019 pukul 13.30 WIB
pasien dibawa ke ruang Rajawali 6B untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut. Saat pindah ruangan pasien dalam keadaan umum baik, kesadaran
composmentis dengan E4M6V5. Pasien terpasang infus NaCl 0,9% 12 tpm,
Pasien tidak membawa obat dari rumah, serta tidak membawa obat dari IGD
untuk diruangan.
Saat dilakukan pengkajian Tn. S mempunyai riwayat CKD kurang lebih
hampir 2 tahun dan memiliki riwayat DM tipe 2. Keluarga mendapatkan
orientasi ruangan (ruangan bed pasien, ruang tunggu keluarga, kamar mandi)
dan edukasi fasilitas kesehatan yang didapatkan diruangan, serta mempersiakan
kebutuhan selama perawatan seperti tisu basah, tisu kering, sabun mandi, serta
minyak oles untuk melembabkan tubuh pasien. Keluarga juga dipaparkan
peraturan jam kunjung selama diruang Rajawali 6B. Keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien tidak mempunyai alergi obat ataupun makanan.
Hasil pengkajian penilaian resiko jatuh dengan menggunakan The
Morse FallRisk (MFR) untuk mengukur resiko jatuh pada pasien, score
penilaian yang didapatkan adalah 50 pasien termasuk dalam kategori pasien
dengan resiko jatuh sedang. Pada pengkajian resiko jatuh pasien mendapatkan
skor 75 dengan kategori resiko tinggi, pasien dalam kondisi ketergantungan
berat dengan skor 7 menggunakan Barthel Index. Gelang pasien sudah
terpasang sejak pasien masuk dari IGD. Perawat memasang label kuning pada
pasien dengan resiko jatuh tinggi serta memasang kertas jadwal alih baring
setiap 2 jam sekali.
Berdasarkan pengkajian yang sudah dilakukan, diagnose keperawatan yang
dialami pasien yaitu:
1. Kelebihan volume cairan (00026) berhubungan dengan mekanisme
pengaturan melemah. Pasien mengatakan lemas dan kaki sebelah kanan dan
kirinya bengkak-bengkak. Pasien tampak dalam kondisi lemas dengan
kesadaran compos mentis (E4M6V5). TD: 110/90 mmHg, Nadi 84x/menit,
RR: 20 x/menit, SpO2: 98%. Pasien tampak edema pada ekstremitas bawah
dengan pitting edema 1cm.
Input : infus = 700cc
Obat injeksi = 100cc
Makan = 300cc
AM = 5cc x 95 = 475
Output : urine = 250cc
BAB = 100cc
IWL = 15cc x 95kg/24 = 59,3
Maka balance cairan pada Tn. S dalam 24 jam adalah : intake – output =
1575cc – 409cc = 1166cc. Pasien tidak mengalami nyeri Hasil
laboratorium : ureum 51 mg/dl dan kreatininnya 3.6 mg/dl. Intervensi yang
dilakukan yaitu monitor Balance Cairan/24 jam. monitor hemodinamik,
TTV serta GCS pasien, dan membantu ADL pasien. Intervensi kolaboratif
yang dilakukan yaitu memberikan kalitek 1 sachet/8jam, bicnate
500mg/8jam, asam folat 1mg/24jam, ranitidin 50mg/12jam (IV), asam
mefenamat 500mg/8jam.
C. PENGELOLAAN PASIEN
1. Proses Penerimaan atau Serah Terima Pasien Baru di Ruangan
a. Serah Terima Pasien
Pasien datang ke Rumah sakit pada tanggal 16 september 2019 jam
10.45 wib melalui TPPRI (Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap)
untuk menajalankan perawatan. Setelah menandatangani dari IGD
ditempatkan di ruang Rajawali 6B dengan bed nomor 1.1 diantar oleh
perawat jaga IGD yaitu perawat B. Pasien terpasang infus Nacl 0,9%
12 tpm ditangan sebelah kiri diserahkan oleh perawat TIM A diruang
Rajawali 6B :
Tanggal / waktu : Selasa, 17 september 2019 pukul 13.30 WIB
Nama : Tn. S
Dx Medis : CKD
Asal Ruangan : IGD
Pengantar : Ny. N sebagai keponakan
b. Serah Terima Obat dan Alat
Daftar obat oral yang diterima
No Nama Obat Jumlah
- - -

Daftar Nama obat injeksi yang diterima


No Nama Obat Jumlah
- - -

Daftar Alat yang diterima


No Nama Obat Jumlah
- - -

c. Data pemeriksaan penunjang yang dibawa


-
2. Orientasi ruangan
Pasien dirawat di ruang Rajawali 6B TIM A bed 1.1. Perawat melakukan
anmnesa, dimulai dari mengukur tanda-tanda vital. Perawat melakukan
assessment pada pasien yaitu resiko jatuh dan balance cairan. Perawat
menjelaskan apa saja yang menempel di tubuh pasien kepada keluarga
serta menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan pada kebutuhan cairan
pasien. Keluarga pasien menerima orientasi ruang dimulai dari kapasitas
ruangan, nomor bed pasien, ruang tunggu, fasilitas kesehatan yang
didapatkan pasien selama perawatan, fasilitas kamar mandi dan mushola
untuk keluarga penunggu pasien, hak dan kewajiban pasien dan keluarga
pasien, edukasi cuci tangan sebelum dan sesudah dari lingkungan pasien,
serta hal-hal apa saja yang dibutuhkan pasien selama perawatan. Setelah
orientasi selesai dilakukan, perawat memberikan lembar bukti untuk
ditandatangani pasien/keluarga bahwa pasien dan keluarga sudah
mendapatkan edukasi tentang hak dan kewajiban, persetujuan umum,
tata tertib, orientasi ruang, dan edukasi cuci tangan. Berikut merupakan
checklist orientasi pasien baru:
Disampaikan kepada : ( ) Pasien (√) Keluarga
( )Lainnya (Sebutkan), ................
( )Tidak dapat dilakukan karena…………..
PELAKSANAAN
NO JENIS ORIENTASI
YA TIDAK
1. Perawat mengucapkan salam dan √
memperkenalkan diri
2. Perawat mengantar pasien/keluarga pasien ke √
kamar
3. Perawat menginformasikan kepada pasien dan √
keluarga tentang:
a. Nama ruang, nomor kamar tempat pasien
dirawat
b. Kapasitas ruangan
c. Fasilitas yang ada, fungsi dan cara penggunaan;
seperti bedsite monitor, tiang infus, meja dan
kursi, almari, tempat sampah, arah mata angin,
dll.
d. Alat bantu komunikasi (bel, aipon) dan cara
penggunaannya
e. Lokasi atau tempat stase perawat/petugas
(Nurse station)
4. Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga cara √
meninggikan dan menurunkan tempat tidur
pasien, cara memasang pengaman tempat tidur
pasien dan cara mengunci roda tempat tidur
5. Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga √
tentang lokasi kamar mandi dan fasilitas yang ada
di dalamnya, fungsi pot urinal, pispot, dan
pegangan kamar mandi
6. Perawat memberi informasi mengenai dokter yang √
merawat dan perawat yang bertanggung jawab
terhadap pelayanan saat itu
7. Perawat menjelaskan kepada pasien mengenai √
maksud, tujuan dan fungsi pemasangan gelang
pasien, pasien akan selalu diientifikasi dengan
menyebutkan nama dan tanggal lahir (pada saat
melakukan tindakan pengambilan sampel darah,
transfusi darah, melakukan tindakan invasi,
pemberian obat)
8. Perawat menjelaskan kepada pasien dan keluarga √
pasien bagaimana cara:
a. Memperoleh informasi/edukasi mengenai
kondisi pasien
b. Penunjukan kewenangan penerima informasi
(pelepasan informasi)
c. Memperoleh pelayanan rohani, apabila
membutuhkan
d. Melaporkan kejadian/perubahan kondisi pasien
e. Menyampaikan keluhan berkaitan dengan
pelayanan/sarana yang kurang memuaskan
f. Tata tertib kunjungan pasien (jam besuk)
9. Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga √
tentang layanan informasi dan pengaduan di
Customer Service
10. Perawat menjelaskan kepada pasien mengenai √
jalur evakuasi jika terjadi bencana di rumah sakit
11. Perawat mengajarkan kepada keluarga pasien √
mengenai cara cuci tangan melalui 6 langkah
12. Mengucapkan salam dan berpamitan √
pasien/keluarga
Riwayat Alergi
(√) Tidak
( ) Ya
Nama Obat/Bahan/Makanan Bentuk Reaksi Alergi
- -

3. Tabel Ketergantungan Pasien (Barthel Index)


Index 0 1 2 3 Keterangan
Makan, Minum 0 : Tidak mampu
√ 1 : Dibantu
2 : Mandiri
Mandi √ 0 : Tergantung orang lain
1 : Mandiri
Perawatan diri √ 0 : Tergantung orang lain
(grooming) 1 : Mandiri
Berpakaian (dressing) 0 : Tidak mampu
√ 1 : Dibantu
2 : Mandiri
BAB (bladder) √ 0 : Inkontinensia
(tidak teratur/ perlu enema)
1 : Kadang inkontinensia
(sekali seminggu)
2 : Kontinensia (teratur)
BAK (bowel) 0 : Inkontinensia
√ (pakai kateter/terkontrol)
1 : Kadang inkontinensia
(maks 1 x 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
Transfer 0 : Tidak mampu
1 : Butuh bantuan alat dan 2 orang
√ 2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
Mobilitas 0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
√ 2 : Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 : Mandiri
Penggunaan toilet 0 : Tergantung bantuan orang lain
√ 1 : Membutuhkan bantuan tapi beberapa
hal dilakukan sendiri
2 : Mandiri
Naik turun tangga 0 : Tidak mampu
√ 1 : Membutuhkan bantuan
2 : Mandiri
Total Score 9 Ketergantungan sedang
Sumber: Dewi, Sofia Rosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan
Geriatrik. Yogyakarta:Deepublish.
Interpretasi hasil Barthel Index :
20 : Mandiri
12–19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
5–8 : Ketergantungan berat
0 – 4 : Ketergantungan total
Berdasarkan hasil pengkajian barthel index, Tn. S didapatkan skor 9 yang
termasuk dalam kategori ketergantungan sedang. Untuk pasien rawat inap
dengan kebutuhan perawatan sedang memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam.
Sehingga jumlah kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan klien persift-
nya adalah :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 4
= = 0,57 = 1 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
Jam kerja efektif per shift 7

4. Prinsip Pasien Safety


Menurut IPSG (aInternational Patient Safety Goals) terdapat 6 sasaran
keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif,
penggunaan obat, ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh.
Perawatan yang didapatkan oleh pasien sudah melakukan 6 prinsip
patient safety, yaitu:
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien baru RSUP dr.Kariadi, pasien diberikan tanda
pengenal berupa gelang identifikasi pasien. Gelang identifikasi pasien
terdiri dari 2 warna yaitu warna biru untuk pasien laki-laki dan warna
merah muda untuk pasien perempuan. Gelang identifikasi pasien
berisi nama, dan nomor rekam medis. Selain gelang, ada penanda
berupa tanda risiko yang dipasangkan di gelang identifikasi pasien.
Tanda risiko penanda terdiri dari 3 warna, yaitu: warna kuning
digunakan pada pasien yang memiliki risiko jatuh, warna merah
digunakan pada pasien yang memiliki alergi, dan warna ungu untuk
DNR (Do Not Resusitate) (KARS, 2012). Pada saat transfer Tn.S
terpasang gelang identitas pasien dengan warna biru yang bertuliskan
nama dan nomor RM, serta terdapat tanda risiko tambahan. Pada bed
dan gelang pasien terpasang tanda resiko jatuh yang berwarna kuning.
Pelaksanaan identifiksi diruangan 6B sejauh ini sudah berjalan baik,
pasien dan keluarga dari awal masuk ruangan sudah dijelaskan terkait
pengunaan gelang akan dicek setiap sebelum melakukan tindakan
yang diberikan kepada pasien untuk dicek setiap saat agar tidak terjadi
kesalahan atau kekeliruan dalam proses pengobatan dan perawatan.
Kemudian identifikasi pasien di ruangan terkait perawat sebagai
pelaksaan perlu di tingkatkan kembali kepatuhan dalam pengecekaan
identitas pasien sebelum melakukan tindakan, karena beberapa masih
di temui perawat belum sesuai melakukan SOP yang berlaku dalam
hal ini masih banyak perawat dalam mengidentifikasian pasien masih
menggunakna nomer bed tempat tidur dan masih ditemukan beberapa
perawat belum patuh melakukan pengecekan gelang secara langsung
kepada pasien karena perawat sudah merasa hafal dengan nama dan
pasien tersebut. Padahal dalam Kars sudah dijelakan terkait sararan
keselamatan pasien dalam identifikasi pasien tidak di ijinkan untuk
penggunaan nomer bed tempat tidur pasien dalam melakukan
tindakan, harus dilakukan cross check kembali terkait identitas pasien
sebelum pemberi pelayanan kesehatan. Harapanya tidak terjadi
kekeliuran dalam proses pengobatan dan perawatan.

b. Komunikasi efektif
Perawat melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada dokter
penanggungjawab pasien. Model teknik komunikasi secara umum
digunakan di pelayanan kesehatan adalah pendekatan SBAR
(Situation, Background, Assessment, and Recommendation) yang
berfungsi untuk membantu perawat dalam mengorganisasi cara
berpikir, mengorganisasi informasi, dan merasa lebih percaya diri jika
berkomunikasi dengan dokter (Nazri dkk, 2015). Komunikasi yang
dilakukan dengan teman sejawat menggunakan komunikasi
menggunakan metode SBAR pada rekam medis pasien. Perawat juga
menggunakan komunikasi yang efektif ketika melakukan operan
sehingga kondisi dan informasi mengenai pasien bisa tersampaikan
dengan jelas. Komunikasi secara lisan juga dapat dilakukan melalui
telepon dengan menggunakan metode TBK dan konfirmasi kembali
oleh penerima dan pemberi perintah di rekam medis pasien.
Implementasi komunikasi efektif yang sudah dilakukan adalah dari
perawat kepada perawat melaporkan bahwa kondisi pasien kesadaran
compos mentis, dari laporan tersebut masalah kelebihan volume
cairan yang belum teratasi dan rencana keperawatannya adalah
monitor intake-output, menghitung balance cairan, monitor TTV.
Recomendasi : Tn. S akan dilakukan tindakan pemasangan double
lumen pada hari Rabu, 18 September 2019 jam mulai : 15.00 jam
selesai 15.20 wib dengan durasi 20 menit dengan dr.Wahyu.
Komunikasi efektif yang sudah digunakan oleh perawat di ruangan
6B adalah komunikasi TBK saat perawat ruangan menerima pasien
melalui alat komunikasi. Perawat melaporkan kondisi pasien pada
perawat ruangan dengan menggunakan metode komunikasi SBAR.
Setelah pelaporan antar tenaga kesehatan, perawat ruangan melakukan
pengkajian terhadap pasien dengan menggunakan komunikasi efektif
yang mudah dipahami keluarga. Komunikasi SBAR yang berjalan
perawat dengan perawat sudah berlangsung dengan baik, hanya saja
perlu di tingkatkan kembali terkait kelengkapan dan ketepatan
informasi kondisi pasien yang ada diruangan, karena terkadang masih
ditemukan perawat yang masih salah dalam penulisan komponen
SBAR yaitu kebanyakan pada komponen Assesment masih ditemukan
perawat yang menuliskan data sama seperti sebelum perawat yang
sebelumnya padahal terkadang kondisi pasien secara real yang ada
berbeda kondisi informasinya.
Perawat meminta konsultasi atau advice dokter dengan
menghubungi dokter lewat aplikasi WhatApps pada kondisi pasien
tertentu. Selain itu, komunikasi metode lisan ditunjukkan dengan
perawat menghubungi dokter via telepon dengan metode Tulis, Baca,
Konfirmasi, yang kemudian diverifikasi selama 1x24 jam dengan
bukti tanda tangan serta nama terang. Model teknik komunikasi
dengan pendekatan TBK (Tulis kembali, Baca kembali, dan
Konfirmasi kembali) memiliki manfaat yaitu untuk mengurangi
insiden keselamatan pasien. Berikut adalah salah satu contoh
komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan jaga:
Nama : Tn. S umur 37 tahun No RM. C748751, Tanggal masuk :
selasa, 17 september 2019 jam 13.30 WIB DPJP : dr. Ayudyah
Nurani.,SpPD PPJP : Khoirul Umam diagnosa medis : CKD on HD
S: pasien baru datang dari IGD jam 13.30wib, KU: lemah
Kesadaran Compos Mentis terpasang infus NaCl 0,9% 12tpm,
suhu: 37 o C, SpO2: 98%, BB: 795kg TB: 173 cm,
B : CKD stage V, DM tipe 2
A : Menghitung balance cairan, hasil pengkajian barthel index
kategori ketergantungan sedang dan risiko jatuh sedang.
R : Monitor intake-output, monitor balance cairan, cek GDS/pagi

c. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)


Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah menggunakan
prinsip 7 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar cara pemberian,
benar dosis, benar waktu, benar dokumentasi dan benar informasi
yang diberikan. Akan tetapi ada beberapa obat yang harus diwaspadai.
Obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah obat-obatan yang termasuk
sejumlah besar kesalahan dan/atau kejadian sentinel, obat-obatan yang
bila terjadi sesuatu yang tak diinginkan risikonya lebih tinggi, begitu
pula obat-obatan yang mirip bentuk/bunyi dan namanya. Obat-obat
yang perlu diwaspadai (High Alert Medication) merupakan obat yang
sering menyebabkan kesalahan serius. Kesalahan dapat terjadi bila
perawat tidak mendapatkan orientasi yang baik dan dalam situasi
darurat (Jaladara dkk, 2015).
Rumah sakit menyusun kebijakan atau prosedur untuk
mengidentifikasi obat-obatan yang patut diwaspadai yang dimiliki
rumah sakit berdasarkan data yang ada. Ruang Rajawali 6B telah
memberikan label untuk obat-obat baik obat HAM dengan stiker
merah maupun obat LASA dengan stiker hijau. Selama dirawat di
rumah sakit, Tn. S tidak mendapatkan obat-obatan yang High Alert.

d. Safety surgery
Tn . S ada program operasi yaitu pemasangan double lumen pada
hari Rabu, 18 September 2019 jam mulai : 15.00 jam selesai 15.20
wib dengan durasi 20 menit dengan dr.Wahyu. WHO mengidentifikasi
tiga fase operasi yaitu sebelum induksi anestesi ("sign in"), sebelum
sayatan kulit ("time out"), dan sebelum pasien meninggalkan ruang
operasi ("sign out") (Cavoukian, 2009).

1. Fase Sign In
Fase sign In adalah fase sebelum induksi anestesi koordinator
secara verbal memeriksa apakah identitas pasien telah
dikonfirmasi, prosedur dan sisi operasi sudah benar, sisi yang
akan dioperasi telah ditandai, persetujuan untuk operasi telah
diberikan, oksimeter pulse pada pasien berfungsi. Koordinator
dengan profesional anestesi mengkonfirmasi risiko pasien
apakah pasien ada risiko kehilangan darah, kesulitan jalan
nafas, reaksi alergi.
2. Fase Time Out
Fase Time Out adalah fase setiap anggota tim operasi
memperkenalkan diri dan peran masing-masing. Tim operasi
memastikan bahwa semua orang di ruang operasi saling kenal.
Sebelum melakukan sayatan pertama pada kulit tim
mengkonfirmasi dengan suara yang keras mereka melakukan
operasi yang benar, pada pasien yang benar. Mereka juga
mengkonfirmasi bahwa antibiotik profilaksis telah diberikan
dalam 60 menit sebelumnya.
3. Fase sign out
Fase Sign Out adalah fase tim bedah akan meninjau operasi
yang telah dilakukan. Dilakukan pengecekan kelengkapan
spons, penghitungan instrumen, pemberian label pada
spesimen, kerusakan alat atau masalah lain yang perlu
ditangani. Langkah akhir yang dilakukan tim bedah adalah
rencana kunci dan memusatkan perhatian pada manajemen
post operasi serta pemulihan sebelum memindahkan pasien
dari kamar operasi (Surgery & Lives, 2008).

e. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi yang telah dilakukan adalah mahasiswa
melakukan cuci tangan sebelum dan setelah mengecek tanda-tanda
vital, melakukan cuci tangan sebelum dan setelah membantu pasien
untuk berpindah tempat, cuci tangan sebelum melakukan injeksi ke
pasien. Selain itu sebagai pencegahan infeksi mahasiswa maupun
perawat tidak memiliki kuku panjang, cuci tangan dilakukan baik
menggunakan hand scrubs maupun hand wash namun keduanya tidak
dilakukan secara bersamaan. Cuci tangan tidak hanya dilakukan oleh
perawat maupun mahasiswa akan tetapi pada keluarga pasien. Selain
itu, perawat dan mahasiswa menggunakan APD berupa handscoon,
aproon dan masker ketika melakukan tindakan seperti ketika
melakukan injeksi, cek GDS, memandikan pasien, dan perawatan
luka. Memakai masker N95 jika akan memasuki ruang isolasi.
Perawat dan mahasiswa membuang sampah secara terpisah yaitu
sampah infeksius seperti yang terkena cairan tubuh pasien ke tempat
sampah dengan kantong plastik kuning dan sampah non infeksius
seperti tisu ke tempat sampah dengan kantong plastik hitam.
Kemudian untuk jarum perawat dan mahasiswa telah membuang di
safety box. Di Ruangan terkait pencegahan resiko infeksi sudah
berjalan baik, sudah dilakukan baik perawat,dokter, mahasiswa,
petugas kesehatan lainnya, untuk pasien dan keluarga sudah diberikan
edukasi terkait mencuci tangan menggunakan hand scrub, namun
pada pelaksanaannya masih terdapat beberapa pasien dan keluarga
yang belum sesuai dengan tata cara mencuci tangan yang benar
menggunakan hand scrub. Kemudian terkait penggantian pemasangan
infus setiap 4-5 hari, penggantian selang NGT dan DC maksimal 1
minggu pemakaian. Kesimpulan: tidak terdapat gejala plebitis di area
suntikan Tn. S.
Ada beberapa hal yang ditemukan di ruang Rajawali 6B terkait
penggunaan handscoon, perawat sering memakai satu handscoon
untuk melakukan tindakan pada pasien yang berbeda. Hal ini tidak
diperbolehkan dari pihak PPI karena di dalam SOP mengatakan
bahwa satu handscoon digunakan untuk 1x pasien saja. Sehingga
ketika perawat berpindah ke pasien yang lain, perawat harus
mengganti handscoon tersebut sebelum kontak dengan pasien lainnya.
f. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi pasien
dengan menggunakan the morse fallRisk untuk mengukur resiko jatuh
pada klien. Berikut ini penilaian resiko jatuh pada Tn. S
Pengkajian Risiko Jatuh Skala (Skala Mors)

Penilaian Resiko Jatuh Skor Tgl: Tgl: Tgl: Tgl: Tgl:


17/9/19 18/9/19 19/9/19 20/9/19 21/9/19
Riwayat Jatuh satu 25 - - - - -
jatuh: tidak kali atau
termasuk lebih dalam
kecelakaan kurun waktu
kerja atau 6 bulan
rekreasional
Status mental Agitasi/konv 15 - - - - -
ulsi
Dimensia 15 - - - - -
Gaya Terganggu 20 - - - - -
berjalan Lemah 10 10 10 10 10 10
Normal 0 - - - - -
Alat bantu Benda 30 - - - - -
jalan sekitar, kursi,
dinding, dll
Kruk, 15 - - - - -
tongkat,
tripot,dll
Kondisi Diagnosa 15 15 15 15 15 15
medis sekunder
Pasien 20 20 20 20 20 20
terpasang
infus
Skor total Skore 45 45 45 45 45
Kesimpulan Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko
sedang sedang sedang sedang sedang

Keterangan:
0-24 : Tidak berisiko/resiko rendah (Perawatan dasar)
25-45 : Risiko sedang(Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar)
≥ 51 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh tinggi)
5. Kebutuhan Waktu Keperawatan Pasien

Tindakan Jenis tindakan keperawatan


Hari/
keperawatan yang Tidak
tanggal Langsung Kolaborasi
dilaksanakan langsung

Melakukan orientasi
10 menit
kepada keluarga

Melakukan edukasi
cuci tangan 6 langkah 5 menit
5 momen cuci tangan

Mengkaji input –
5 menit
output
17/09/20
19 Injeksi perhari 5 menit

Menulis laporan
10 menit
kondisi klien

Cek GDS 3 menit

Melakukan operan
5 menit
jaga

Total 43 menit

Melakukan operan
10 menit
jaga

Melakukan
5 menit
pemeriksaan TTV

Cek GDS 3 menit

Melakukan
pemantauan keadaan 10 menit
umum pasien
18/9/19
Injeksi perhari 5 menit

Mengkaji intake –
2 menit
output

Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga

Total 50 menit

Melakukan operan
10 menit
jaga

Memposisikan klien
5 menit
semifowler

Cek GDS 3 menit

Mengganti cairan
2 menit
infus

Melakukan
pemantauan keadaan 10 menit
umum pasien
19/9/19

Injeksi perhari 5 menit

Menulis laporan
10 menit
kondisi klien

Mengkaji intake –
2 menit
output

Melakukan operan
5 menit
jaga

Total 52 menit

Melakukan operan
5 menit
jaga

Cek GDS 3 menit

Memposisikan klien
5 menit
semi fowler
20/9/19 Membantu ADL
pasien (menggunakan 10 menit
pampers)

Pemantauan keadaan
5 menit
umum pasien
Injeksi perhari 5 menit

Mengkaji intake –
3 menit
output

Menulis laporan
10 menit
kondisi klien

Melakukan operan
5 menit
jaga

Total 51 menit

Melakukan operan
5 menit
jaga

5 menit

Memposisikan klien
2 menit
semi fowler

Mengkaji intake –
3 menit
output

Cek GDS 3 menit

Melakukan
5 menit
pemeriksaan TTV
21/9/19

Injeksi perhari 5 menit

Mengganti cairan
3 menit
infus

Menulis laporan
10 menit
kondisi klien

Melakukan operan
5 menit
jaga

Total 45 menit
Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :

Hari Waktu tindakan keperawatan yang


Jadwal sift
perawatan dilaksanakan

1 Siang 43 menit

2 Siang 50 menit

3 Malam 52 menit

4 Malam 51 menit

5 Pagi 45 menit

Dari rekap tindakan keperawatan selama 5 hari perawatan yaitu


shift pagi 1 kali, shift malam 2 kali, dan siang 2 kali masing-masing
memiliki waktu rata-rata 155 menit atau 2,5 jam, waktu yang dibutuhkan
klien untuk mendapatkan perawatan.

6. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien
Ketergantungan Sedang

Pagi Siang Malam

1 0,27 0,15 0,10

2 0,54 0,30 0,20

3 0,81 0,45 0,30

4 1,08 1,60 0,40

5 1,35 1,75 0,50

6 1,62 1,90 0,60

Kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan untuk memberikan


asuhan keperawatan pada klien di ruang Rajawali 6B TIM A dengan
jumlah 6 klien dengan ketergantungan sedang membutuhkan perawat
untuk shift pagi (5,67x6=34), untuk shift siang (6,15x6=36,9) untuk shift
malam (2,1x14=12,6). Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan yaitu
34+36,9+12,6= 83,5 (83 perawat).

7. Kebutuhan Logistic pasien


No Tindakan Logistik Tanggal Total
17 18 19 20 21 penggunaan
1 Biaya 1 1
administrasi
2 Laboratoriu
m dan alkes Elektrolit 1 1
(Na,K,Cl
yang
)
digunakan GDS 1 1 1 1 1 5
Albumin 1 1
Hematol 1 1 2
ogi paket
Kreatinin 1 1 2
Ureum 1 1 2
kalsium 1 1 2
magnesi 1 1 2
um
SGOT 1 1
SGPT 1 1
Hypafix 1 1 1 3
5cm
Iv 1 1 2
catheter
22
Infus set 1 1 2
adaptor
Spuit 3 2 2 2 2 11
disp 3ml
Spuit 1 1
disp 5ml
Handsch 1 1
oen steril
no 7
Spuit 1 1
disp
20ml
Handsch 1 1
oen steril
no 6
Underpa 2 1
d disp
60x90
diapro
Alchohol 4 2 2 5 2 15
swab
3. Pemberian Ranitidin 2 2 2 2 2 10
e 50mg
terapi obat
Kalitek 1 3 3 3 3 3 15
IV dan oral sachet
Bicnate 3 3 3 3 3 15
500mg
Asam 1 1 1 1 1 5
folat
1mg
Asam 3 3 3 3 15
mefenam
at 500mg
Nacl 1 1 1 3
0,9%
500ml
Lidokain 2 2
2%
4. Tindakan EKG 1 1
\ Hemodia 1 1 2
lisa non
reuse
Pasang 1 1
kateter
double
lumen
Thorax 1 1
x-ray c- 1 1
arm
dengan
kontras
CVC 2 L 1 1
HD 12
FR
5. Visit dokter Dokter 1 1 1 3
spesalis
PD dr.
Ayudyah
Nurani
6. Tindakan Asuhaha 1 1 1 1 1 7
Keperawata n
n keperaw
atan
Injeksi 2 2 2 2 2 10
per hari
Pasang 1 1 2
infus
dewasa
Dokter 1 1 1 3
spesalis
PD dr.
Ayudyah
Nurani

Total Harga
No Tindakan Logistik Total Biaya
penggunaan Satuan

1. Biaya 1 30.000 30.000


registrasi
rawat inap

2. Laboratorium a. Elektrolit 1 117.500 117.500


dan alkes (Na,K,Cl)
yang b. GDS 5 27.500 137.500
digunakan c. Hematologi 1 94.500 94.500
paket
d. Kreatinin 1 33.000 33.000
e. SGOT 1 28.000 28.000
f. SGPT 1 29.000 29.000
g. Ureum 1 35.000 35.000
h. Kalsium 1 48.000 48.000
i. Magnesium 1 58.000 58.000
j. Albumin 1 29.000 29.000
k. hypafix 5cm 3 2.421 7.263
l. iv catheter 2 6.270 12.540
m. infus set 2 8.400 16.800
adaptor
n. spuit disp 11 924 10.164
3ml
o. spuit disp 1 1.450 1.450
5ml
p. handschoen l 1 14.400 14.400
steril no 7
q. spuit disp 1 1.900 1.900
20ml
r. handschoen 1 28.500 28.500
steril no 6
s. underpad 2 2.680 5.360
disp 60x90
t. alcohol swab 15 200 3.000

3 Pemberian a. Ranitidine 25 10 1.200 12.000


terapi obat IV mg
dan oral b. Kalitek 1 15 4.999 74.985
sachet
c. Bicnate 15 200 3000
500mg
d. Asam folat 5 100 500
1mg
e. Asam 15 309 4.635
mefenamat
500mg
f. NaCl 0,9% 3 13.680 41.040
g. Lidokain 2 6.105 12.210

4 Tindakan a. EKG 1 125.500 125.500


b. Hemodialisa 2 1.028.500 2.057.00
non reuse
c. Pasang 1 2.100.000 2.100.000
cateter
double
lumen
d. Thorax 1 152.000 152.000
e. X-ray c-arm 1 500.500 500.500
dengan
kontras
f. CVC 2 L HD 1 914.800 914.800
12 FR

5 Visit dokter Dokter spesialis 3 120.000 360.000


PD dr. Ayudyah
Nurani

6 Tindakan Asuhahan 4 10.000 40.000


Keperawatan keperawatan

Akomodasi 1 500.000 500.000


ruang isolasi
non ICU

Injeksi per hari 4 10.000 40.000

Pasang infus 2 30.000 60.000


dewasa

Total biaya 7.739.047

8. Edukasi pasien dan keluarga

Perawat memberikan edukasi kepada Tn. S dan keluarga mengenai


pencegahan penyebaran infeksi yaitu dengan cuci tangan 6 langkah
menggunakan handscrub dan handwash yang tersedia di dekat washtafel,
mengedukasi mengenai CKD (pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
pencegahan, prosedur terapi HD, membatasi cairan dan cara perawatan
dirumah).

9. Discharge planning
1. Tahap Pengkajian
Kriteria pasien yang dilakukan perencanan pemulangan (Discharge
Planning) saat assessment awal :
a. Pasien lanjut usia > 60 tahun ( )
b. Pasien dengan kebutuhan pelayanan (√ )
kesehatan medis/keperawatan yang
berkelanjutan (misalnya penyakit
kronis, pasien dengan rawat luka yang
lama, dll)
c. Pasien yang dinilai akan memerlukan (√ )
bantuan dalam aktifitas sehari-hari
dirumah
d. Lain-lain, (sebutkan) ……………… -

2. Tahap Perencanaan
Diagnosis Utama : CKD
Kebutuhan Pemenuhan Kebutuhan
HD setiap hari jumat (√) Konsultasi HD
( ) Lainnya,
Edukasi gizi yang kompleks (√ ) Konsultasi gizi
(membatasi kebuuhan ( ) Membutuhkan alat bantu makan khusus
cairan) ( ) Lainnya,
Penanganan nyeri kronis ( ) Konsultasi Tim Nyeri
( ) Edukasi Obat nyeri
( ) Penanganan nyeri secara mandiri
( ) Lainnya,
Pengelolaan penyakit Tujuan :
berkelanjutan diluar RS Agar pasien mampu untuk melanjutkan terapi HD
setiap hari jumat secara rutin dan membatasi
makan dan cairan.

Tempat : Rumah sakit RSUD Brebes


Kebutuhan lainnya: -
- Masalah kesehatan yang kemungkinan dapat dialami oleh Tn. S
adalah hilangnya fungsi ginjal
- Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk
menyelesaikan permasalahan pasien:
a. Dokter
Memberikan edukasi terkait kondisi kesehatan pasien dan
penyakit yang dialami pasien dengan gambaran tindakan yang
akan dilakukan dan tindakan selanjutnya.
b. Ahli Gizi
Memberikan edukasi terkait dengan diit yang sebaiknya
dikonsumsi oleh pasien seperti makanan lunak sehingga mudah
untuk dicerna oleh pasien dan kebutuhan cairan pasien/hari.
c. Farmasi
Memberikan informasi terkait dengan obat-obatan seperti dosis,
manfaat, efek samping obat yang diberikan kepada pasien saat
pulang.
- Menentukan rencana perawatan untuk mempersiapkan perawatan
kesehatan pasien di rumah sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti:
a. Menganjurkan pasien untuk membatasi kebutuhan cairan dalam
tubuh
b. Menganjurkan pasien untuk tidak melakukan aktivitas yang
berat
c. Memonitor hemodinamik, minimal melakukan pemeriksaan
rutin seminggu sekali kepada dokter atau perawat
- Mencatat perencanaan/ intervensi sesuai dengan kebutuhan pasien
dalam pendokumentasian
Perawat melakukan dokumentasi atas tindakan keperawatan
yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien dengan
menuliskan nama terang serta tanda tangan sebagai legalitas
dokumen.
3. Tahap Pelaksanaan
a. Mediaction
Saat ini pasien masih di ruang Rajawali 6B bed 1.1 obat yaitu :
kalitek 1 sachet/8jam, bicnate 500mg/8jam, asam folat 1mg/24jam,
ranitidin 500mg/12jam, asam mefenamat 500mg/8jam.
b. Environtment (Lingkungan)
Keluarga Tn. S mengatakan bahwa dirumah tinggal bersama
kedua anaknya dan istrinya yaitu Ny. N. Perawat menganjurkan
kepada istri Tn. S untuk membantu aktivitas pasien baik selama
proses perawatan dirumah sakit maupun setelah pulang di rumah
nantinya, memantau saat pasien mengalami masalah terkait dengan
kondisi kesehatanya. Memantau kebutuhan cairan yang pasien
butuhkan setiap harinya. Mengontrol kegiatan pasien untuk tidak
melakukan aktivitas yang berat. Berikan lingkungan nyaman untuk
menunjang proses menstabilkan kondisi Tn.S
c. Treatment (pengobatan)
Perawat menjelaskan kepada pasien untuk istirahat cukup selama
proses perawatan di rumah sakit. Menganjurkan untuk rutin HD
seminggu sekali setiap hari jumat. Selain itu, memberikan saran
kepada pasien untuk mengonsumsi obat secara teratur sesuai waktu
dan dosis yang sudah ditentukan serta kontrol tepat waktu.
Anjurkan pasien dan keluarga pasien untuk cek gula darah dan
tensi 1 minggu 2x.
d. Health Teaching (pengajaran kesehatan)
Perawat memberikan edukasi terkait pola hidup sehat pada pasien
baik selama dirumah sakit maupun selama keberlanjutan
perawatan. Kemudian memberikan edukasi berupa informasi
terkait kondisi pasien. Memberikan informasi terkait tindakan
selanjutnya bila ada akan segera di konfirmasi atau pemberian obat
medikasi pasien terkait dosis, waktu, kontraindikasi dan efek
samping dari obat.
e. Diet
Tn.S dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi, sayur-sayuran
dan buah-buahan serta menghindari makanan yang mengadung
pengawet atau bahan kimia. Anjurkan makan sedikit dengan sering.
Dan menganjurkan untuk membatasi cairan.

4. Evaluasi
Evaluasi discharge planning yaitu pasien memahami kondisi dan
bersedia meningkatkan kesejahteraan kondisi pasien saat di rumah.
Berdasarkan yang ada di ruangan Rajawali 6B, tahapan evaluasi untuk
discharge planning yang dilakukan perawat sudah baik. Saat dilakukan
discharge planning dengan perawat keluarga pasien mengerti dan
paham terkait kondisi pasien seperti obat yang harus diminum, diit yang
harus dimakan dan terapi lanjutan (HD). Adanya discharge planning,
diharapkan dapat mempertahankan kesehatan pasien dan membantu
pasien untuk lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan mereka
sendiri. Sebuah discharge planning dikatakan baik apabila pasien telah
dipersiapkan untuk pulang, pasien telah mendapatkan penjelasan-
penjelasan yang diperlukan, serta instruksi-instruksi yang harus
dilakukan, serta apabila pasien diantarkan pulang sampai ke mobil atau
alat transportasi lainnya (Styowati. 2011).

5. Nurse Care Planing


a. Pada tanggal 16 September 2019 dari hasil pengkajian didapatkan
bahwa pasien dengan CKD riwayat HD 6 bulan
b. Pada tanggal 17 September 2019 dari hasil pengkajian didapatakan
bahwa pasien mengalami odema di ekstremitas bawah dengan hasil
balance cairan dalam 24 jam adalah : intake – output = 1575cc –
409cc = 1166cc. Pasien mengalami masalah keperawatan kelebihan
volume cairan berhubungan dengan mekanisme pengaturan
melemah. Intervensi yang dilakukan untuk pasien adalah mencatat
intake dan output dalam 24jam dengan akurat dengan tujuan setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 5 x 24 jam masalah
keperawatan dapat teratasi dengan kriteria hasil odema pada
ekstremitas bawah berkurang, tekanan darah dalam kisaran
120/80mmHg, balance cairan dalam batas normal (seimbang) dan
keseimbangan intake – output.

10. Kepuasan Pasien Dan Keluarga


Kepuasan klien terhadap pelayanan di ruang Rajawali 6B dinilai
dari hasil kuisioner yang diberikan kepada klien dan keluarga.Klien
dan keluarga menyampaikan bahwa mereka merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh perawat di ruang Rajawali 6B. Berikut
merupakan hasil pengkajian tingkat kepuasan klien dan keluarga
menggunakan kuisioner tingkat kepuasan:

No. Pernyataan Ya Tidak

1. Perawat memperkenalkan diri kepada saya √

2. Perawat melakukan komunikasi sebelum √


melakukan tindakan kepada saya dan saya
paham

3. Perawat menjelaskan hak dan kewajiban saya √


sebagai pasien

4. Perawat mengorientasikan fasilitas ruang √


perawatan

5. Saya merasa puas selama dirawat diruang ini √

6. Perawat selalu tersenyum, sopan dan ramah √


dalam melayani saya di ruangan

7. Perawat melayani saya dengan sabar √

8. Perawat terampil dalam melaksanakan tindakan √

9. Perawat berpenampilan bersih dan rapi √

10. Perawat membantu memenuhi kebutuhan saya, √


apabila saya membutuhkan (mandi, makan,
minum obat, BAB dan BAK)

11. Perawat merespon dengan cepat saat saya √


membutuhkan bantuan

12. Perawat tanggap terhadap keluhan saya √

13. Perawat mendampingi saya saat dokter √


melakukan pemeriksaan

14. Perawat memanggil nama saya dengan benar dan √


mengecek gelang pasien

15. Selama dirawat, perawat mengawasi atau √


memantau keadaan saya secara teratur

16. Perawat meminta persetujuan kepada saya atau √


keluarga sebelum melakukan tindakan

Keterangan : pasien merasa puas dengan pelayanan perawatan selama


di rawat inap yang telah di berikan perawat di ruang Rajawali 6B.
11. Komunikasi Interpersonal

- Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk


menyelesaikan permasalahan pasien:
a. Dokter
Memberikan edukasi terkait kondisi kesehatan pasien dan
penyakit yang dialami pasien dengan gambaran tindakan yang
akan dilakukan dan tindakan selanjutnya.
b. Ahli Gizi
Memberikan edukasi terkait dengan diit yang sebaiknya
dikonsumsi oleh pasien seperti makanan lumak sehingga mudah
untuk dicerna oleh pasien.
c. Farmasi
Memberikan informasi terkait dengan obat-obatan seperti dosis,
manfaat, efek samping obat yang diberikan kepada pasien saat
pulang.
- Menentukan rencana perawatan untuk mempersiapkan perawatan
kesehatan pasien di rumah sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti:
a. Menganjurkan pasien untuk rutin melakukan HD
b. Menganjurkan pasien untuk tidak melakukan aktivitas yang
berat
c. Memonitor keseimbangan cairan yang dibutuhkan
- Mencatat perencanaan/ intervensi sesuai dengan kebutuhan pasien
dalam pendokumentasian
Perawat melakukan dokumentasi atas tindakan keperawatan
yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien dengan
menuliskan nama terang serta tanda tangan sebagai legalitas
dokumen.
12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan
a. Hambatan atau tantangan selama proses pengelolaan pasien adalah
bahwa Tn. S mengeluh lemas senhingga Tn. S tidak bisa
melakukan aktivitasnya. Pasien kurang kooperatif ketika perawat
mengajak untuk melakukan aktivitas (miring kanan dan miring kiri)
pasien hanya mau untuk diposisikan semifowler. Pasien harus
dipantau mengenai keseimbangan cairan supaya tidak terjadi
odema diseluruh tubuh. Pasien kurang kooperatif selama masa
perawatan, tetapi istri pasien Ny.N sangat kooperatif selama masa
perawatan dan terdapat dokter spesialis penyakit dalam yang
menunjang diagnose dan perawatan pasien. Dalam proses
pengkajian kepada Tn. S informasi didapatkan dari keluarga.
Keluarga dapat menceritakan dengan detail dan dapat
berkomunikasi dengan baik saat dilakukan pengkajian. Keluarga
juga aktif bertanya ketika tidak paham dengan penjelasan perawat.
b. Faktor pendukung : Penulisan SBAR sudah sesuai dengan kondisi
yang ada dipasien.

13. Hambatan dan Pendukung dan Solusi Penyelesaian Dalam


Pengelolaan Pasien
a. Hambatan
Defisiensi pengetahuan keluarga tentang penyakit, komunikasi
antara pasien dan perawat terganggu karena kondisi pasien yang
kurang kooperatif.
b. Pendukung
1) Tenaga medis siap membantu dalam pemenuhan kebutuhan
ciran yang pasien butuhkan/24jam serta keluarga pasien sudah
diedukasi bagaimana caranya menghitung balance cairan
sehingga keluarga pasien ikut serta membantu dalam
kebutuhan pasien.
2) Keluarga yang kooperatif mengungkapkan semua keluhan
yang dirasakan sehingga pengobatan yang diberikan sesuai
dengan kondisi klien
3) Perawatan yang diberikan pada pasien sudah sesuai dengan
SOP yang berlaku di rumah sakit.
4) Pemberian obat-obatan baik injeksi maupun oral sudah sesuai
dengan prinsip 7 pemberian obat dengan benar.

c. Solusi dalam menyelesaikan masalah pada Tn. S yaitu dengan


mengajarkan pasien dan keluarga untuk melakukan hal-hal yang
dianjurkan kepada keluarga dan pasien untuk menjaga kestabilan
tekanan darah, kestabilan input-output, meminta keluarga untuk
memberikan dukungan kepada pasien tentang konsumsi obat
teratur dan melakukan HD secara rutin seminggu sekali setiap hari
jumat. Memotivasi pasien untuk makan sedikit tapi sering,
menanyakan kepada perawat terkait dengan waktu visite dokter
yang akan menjelaskan tentang keadaan dan kondisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Jaladara, Vena dkk.(2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Praktik Perawat


Mengenai Keselamatan Pasien (Patient Safety) di Instalasi Gawat Darurat
RS X Semarang.Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3(1), 462-472
Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. P 1-228.
Lombogia, A dkk. (2016). Hubungan Perilaku dengan Kemampuan Perawat
dalam Melaksanakan Keselamatan Pasien (Patient Safety) Ruang Akut
Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. E-Journal
Keperawatan, 4(2), 1-8
Nazri, Fajar dkk.(2015). Implementasi Komunikasi Efektif Perawat-Dokter
dengan Telepon di Ruang ICU Rumah Sakit Wava Husada.Jurnal
Kedokteran Brawijaya, 28(2), 174-180
Ningsih, Shely dkk.(2017). Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Kebersihan Tangan
Oleh Petugas Kesehatan di Rumah Sakit Dustira Cimahi.Jurnal Pendidikan
Keperawatan Indonesia, 3(1), 57-68
Nur, Hirza dkk.(2017). Pelaksanaan Asesmen Risiko Jatuh di Rumah
Sakit.Indonesian Journal Of Nursing And Midwifery, 5(2), 123-133
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan
profesional edisi 4. Salemba Medika: Jakarta
Potter PA, Perry AG. Fundamental of Nursing : Conceps, Procces & Practice
Volume 1. 4th ed. Yulianti D, Ester M, editors. St Louis: Elsevier; 2005
Styowati. 2011. Hubungan pendokumentasian dan perencanaan pulang pada
pasien di Ruang Syaraf Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan
Sadikin Bandung.

Anda mungkin juga menyukai