Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN COLIC ABDOMEN DAN


ISPA DI RUANG SADEWA 3
RSD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

Disusun oleh :
Lida Woryaningsih
G3A021021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022

1
MANAJEMEN PENGELOLAAN PASIEN
PADA TN. S DENGAN DIAGNOSA COLIC ABDOMEN DAN ISPA
DI RUANG SADEWA 3 RSD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

A. IDENTITAS
Tanggal masuk : 13 Maret 2022 jam 20.22
Tanggal pengkajian : 14 Maret 2022 jam 15.00
1. Identitas pasien
Nama : Tn. S
Usia : 29 Tahun
Tanggal Lahir : 12 April1993
No RM : 465141
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Sumberejo 03/06 Mranggen Demak
Diagnosa Medis : Colic Abdomen dan ISPA
Kelas Ruangan : kelas 3
2. Identitas Keluarga
Nama : Tn. A
Umur : 59 tahun
Pekerjaan : Buruh
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Mranggen Demak
Hubungan dengan pasien : Ayah

2
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
Pada tanggal 13 maret 2022 Tn. S datang ke RSD KRMT Wongsonegoro
Semarang melalui ruang IGD. pasien diantar oleh keluarga menggunakan mobil,
setibanya di rumah sakit dilakukan assesment awal dengan menanyakan keluhan
pasien, pasien mengatakan nyeri perut bagian atas dengan skala nyeri 8, demam dan
batuk sudah 3 hari. Saat dilakukan pengkajian kesadaran pasien composmentis dengan
skore GCS 15 (E4M6V5). Pasien ditempatkan di ruang Sadewa 3 dan diantar
menggunakan brankat pada pukul 20.22 WIB.
Saat dilakukan pengkajian diruangan pada tanggal 14 maret 2022 pukul 15.00
WIB pasien tampak lemah, pasien mengatakan nyeri perut bagian atas nyeri skala 5,
sudah tidak demam tetapi masih batuk dan nafas kurang longgar. Pasien mengatakan
datang dengan keluhan nyeri perut bagian atas, demam dan batuk akhirnya keluarga
membawa Tn. S RSD KRMT Wongsonegoro Semarang. Keluarga pasien
mengatakan Tn.. S sebelumnya sudah pernah di opname di rumah sakit dengan
keluahan sesak nafas. Setelah dilakukan observasi dan pengkajian mengenai keluhan
pasien, didapatkan data keadaan umum pasien tampak lemah. Kemudian dilakukan
pemeriksaan fisik salah satunya yaitu pengukuran tanda-tanda vital pada Tn. S
didapatkan hasil TD : 120/70 mmHg, N : 80 x/mnt, RR : 20 x/mnt, S : 36 'C, BB : 40
kg, TB : 140 cm. Rencana tindakan yang dilakukan cek darah rutin, elektrolit, EKG,
USG Abdomen dan rontgen thoraks. Tn. S mendapat therapi loading infus RL 20
tetes/mnt.
Injeksi : - Omeperazol 40 mg/iv (15.15)
- Ketorolac 30 mg/iv (15.15)
P.O : - Paracetamol 500 mg (16.20)
- Sucralfat syr 1 C (16.00)
Hasil Laborat : - natrium : 135 mmol/L
- kalium : 3.6 mmol/L
- calsium : 1.21 mmol/L
- Hb : 12.7 g/dL
- Leukosit : 20.7 /uL
- Hematokrit : 36.1 %
- Trombosit : 258 /uL
- Rapid test : Non reaktif
Hasil EKG : normal synus rhytm

3
Hasil USG Abdomen : tak tampak kelainan pada sonografi organ-organ intra
abdomen di atas
Hasil rontgen thoraks : bronkopneumonia
Dilakukan identifikasi pasien dengan menggunakan The Morse Fall Scale
(MFS) untuk mengukur risiko jatuh pada pasien. Skore penilaian yang didapatkan
adalah 35 pasien termasuk dalam kategori pasien dengan resiko jatuh sedang.
Skrining kebutuhan ADL pada Tn. S dilakukan dengan indeks barthel dan didapatkan
skore 15 yang berarti bahwa dalam memenuhi kebutuhan ADLnya pasien masuk
dalam kategori ketergantungan ringan.
Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan, minuman, suhu maupun obat-
obatan. Pasien mengatakan tidak ada riwayat sakit tensi tinggi, gula, maupun riwayat
operasi sebelumnya. Pasien pernah dirawat sebelumnya dengan keluhan sesak nafas.
Berdasarkan hasil pengkajian diatas diagnosa keperawatan yang pertama
muncul pada kasus ini adalah nyeri akut (D.0077). Data subjektif pada diagnosa ini
adalah pasien mengatakan perut bagian atas terasa nyeri dengan skala nyeri 5. Data
objektif yang mendukung diagnosa ini adalah pemeriksaan TTV TD = 120/80 mmHg,
N= 88 x/menit, S= 36,5 C, RR = 20 x/menit, pasien tampak menahan rasa nyeri,
pasien tampak memegang bagian perut yang nyeri. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan menunjukkan nyeri akut teratasi dengan
kriteria hasil : Pasien mengatakan nyeri perut bagian atas berkurang dengan skala
nyeri 2, pasien tampak tenang, pasien tampak rileks. Intervensi yang dilakukan adalah
identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri.
Intervensi selanjutnya adalah pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri, berikan
tekhnik non farmakologis untyuk mengurangi nyeri, kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri, kolaborasi pemberian analgetik, monitor efek samping
penggunaan analgetik. Diagnosa ini belum teratasi pada hari ke 2 dan implementasi
asuhan keperawatan dilanjutkan selama 3 hari. Pada hari ke 3 diagnosa ini dapat
teratasi yang ditandai dengan pasien mengatakan nyeri perut bagian atas berkurang
dengan skala nyeri 2, pasien tampak tenang dan pasien tampak rileks.
Diagnosa keperawatan yang muncul ke dua pada Tn. S adalah bersihan jalan
napas tidak efektif (D.0001). Data subjektif pada diagnosa ini adalah pasien
mengatakan batuk 3 hari, nafas terasa kurang longgar. Data objektif yang mendukung
diagnosa ini adalah pasien tampak sesak nafas, terdengar ronkhi, CRT < 2 detik, RR
30 kali/menit. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien

4
akan menunjukkan bersihan jalan napas tidak efektif teratasi dengan kriteria hasil :
pasien mengatakan batuk berkurang, pasien mengatakan tidak sesak nafas, pasien
tampak rileks, tidak terdengar ronkhi, RR dalam batas normal 18-24 kali/ menit,
pasien mampu melakukan batuk efektif dengan benar. Intervensi yang dilakukan
adalah identifikasi kemampuan batuk, monitor adanya retensi sputum, monitor tanda
dan gejala infeksi saluran napas, atur posisi semi-fowler, anjurkan pasien membuang
sekret pada tempat sputum, jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif, anjurkan tarik
napas dalam melalui hidung selama 4 detik ditahan 2 detik kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik, anjurkan mengulangi tarik
napas dalam selama 3 kali, anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas
dalamnya yang ke 3, kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran.. Diagnosa ini
dapat teratasi pada hari ke 4 yang ditandai dengan pasien mengatakan batuk sudah
berkurang, pasien tampak mampu melakukan batuk efektif dengan benar, pasien
tampak rileks, tidak terdengar suara ronkhi, CRT < 2 detik, RR 20 kali / menit.

C. PENGELOLAAN PASIEN BARU


1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang dari IGD ditempatkan di ruang Sadewa 3 dengan nomor
kamar 307-1 diantar oleh petugas IGD dan keluarganya menggunakan brankart
pada jam 20.22 WIB. Di Ruang Sadewa 3 pasien telah diterima oleh perawat
penanggung jawab. Berdasarkan data yang disampaikan oleh petugas dari IGD
pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan keluhan nyeri perut bagian atas
dengan skala nyeri 8, demam dan batuk 3 hari. Ketika datang terlihat keadaan
umum pasien sedang dengan kesadaran composmentis dengan skore GCS 15
(E4M6V5), pasien tampak lemah. pasien telah dilakukan pemasangan infus RL
20 tetes per menit pada tangan kiri. Telah diberi obat injeksi Omeperazole 40
mg/iv, injeksi Ketorolac 30 mg/iv, per oral Paracetamol 500 mg tablet, dan per
oral Sucralfat syr 1 C.
Petugas IGD kemudian mengantarkan pasien ke ruang perawatan dan
memberikan dokumentasi rekam medis kepada perawat penanggung jawab
(perawat yuni). Sistem penerimaan pasien disertai dengan menyertakan lembar
formulir pindah antar ruang dimana dalam formulir tersebut terdapat poin-poin
seperti ruang rawat asal, disini pasien berasal dari IGD, ruang rawat tujuan yaitu
ruang Sadewa 3 kamar 307-1.

5
Proses penyerahan atau transfer pasien telah dilakukan secara detail dan
terperinci. Komunikasi yang digunakan ketika transfer pasien yaitu menggunakan
SBAR (Situation, Backgroud, Assesment, Recommendation). Dimana situasion
berisi identifikasi data pasien dengan jelas termasuk keluarga pasien dan nomor
telpon yang dapat dihubungi untuk mencari informasi sehubungan dengan
keadaan pasien. Background berisi tentang riwayat kesehatan pasien, tes, atau
perawatan yang telah dilakukan, atau perubahan kondisi pasien dari kondisi
sebelumnya. Assessment menjelaskan kentang kondisi pasien saat ini.
Recommendation mendiskusikan rencana perawatan selanjutnya. Keluarga
dimintai tanda tangan di lembar edukasi.
2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien
PPJP telah memberikan orientasi kepada Tn. S dan keluarga mengenai
ruang perawatan di ruang Sadewa 3. Perawat menunjukan pada keluarga tata
letak ruang rawat, letak kamar mandi, menjelaskan tentang pentingnya untuk
melakukan cuci tangan serta lokasi sarana cuci tangan yang tersedia, menunjukan
ruangan perawat jika memiliki keperluan untuk menemui perawat serta
bagaimana cara untuk menghubungi jika perawat tidak ada di nurse station,
menjelaskan mengenai keterangan gelang identitas, jam besuk, pelayanan gizi,
farmasi, serta kapan waktu untuk berkonsultasi dengan dokter. Keluarga juga
telah dijelaskan mengenai penggunaan bed yang dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan pentingnya, pemasangan pengaman tempat tidur agar mengurangi
terjadinya risiko jatuh, kemudian keluarga diminta untuk menandatangi lembar
bukti bahwa sudah mendapatkan orientasi dari perawat. PPJP juga telah
menjelaskan mengenai hak dan kewajiban pasien atau keluarga, cuci tangan yang
benar, dijelaskan juga penggunaan hanscrub dengan panduan instruksi cuci
tangan yaitu 5 moment cuci tangan dengan 6 langkah, serta penggunaan APD
masker dan sarung tangan.
Perawat mengorientasikan ruangan sesuai dengan SOP yang ada
diruangan (lembar check list) sebagai berikut :
PELAKSANAAN
NO JENIS ORIENTASI
YA TIDAK
1. Perawat mengucapkan salam dan memperkenalkan ✓
diri
2. Perawat mengantar pasien / keluarga pasien kekamar ✓
3. Perawat menginformasikan kepada pasien dan ✓
keluarga tentang :

6
a. Nama ruangan, kelas, dan nomor kamar tempat
pasien dirawat
b. Kapasitas ruangan
c. Fasilitas yang ada, fungsi dan cara penggunaan :
seperti saklar dan lampu ruangan, cara
menyalakan dan mematikan AC, TV, tiang
infus mobile, meja, kursi, almari, tempat
sampah, arah mata angin dll
d. Alat bantu komunikasi ( bel, aipon dan cara
penggunaanya)
e. Lokasi atau tempat stase perawat/petugas (nurse
station)
4. Perawat menjelaskan kepada pasien / cara ✓
meninggikan dan menurunkan tempat tidur pasien,
cara memasang pengaman tempat tidur pasien, dan
cara mengunci roda tempat tidur
5. Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang ✓
lokasi kamar mandi dan fasilitas yang ada
didalamnya, fungsi pot urenal, pispot dan pegangan
dikamar mandi
6. Perawat memberikan informasi mengenai dokter ✓
yang merawatdan perawat yang bertanggung jawab
terhadap pelayanan saat itu
7. Perawat menjelaskan kepada pasien maksut, tujuan ✓
dan funsi pemasangan gelang pasien, pasien akan
selalu diidentifikasi dengan menyebut nama dan
tanggal lahir (pada saat melakukan
tindakanpengambilan sampel darah, transfusi darah,
melakukan tindakan invasi, pemberian obat
8. Perawat menjelaskan kepada pasien dan keluarga ✓
pasien bagaiman cara :
a. Memperoleh informasi/edukasi mengenai
kondisi pasien
b. Penjujukan kewenangan penerimaan informasi
(pelepasan informasi)
c. Memperoleh pelayanan rohani, apabila
membutuhkan
d. Melaporkan kejadian / perubahan kondisi pasien
e. Menyampaikan keluhan berkaitan dengan
pelayanan/sarana yang kurang memuaskan
f. Tata tertip kunjungan pasien (jam besuk)
9. Perawat menjelaskan kepada pasien / keluarga ✓
tentang layanan informasi dan pengadian di custemer
service
10. Perawat menjelaskan kepada pasien mengenai jalur ✓
evakuasi jika terjadi bencana di rumah sakit
11. Perawat menjelaskan kepada keluarga pasien ✓
mengenai cara cuci tangan memalalui 6 langkah
12. Mengucapkan salam dan berpamitan kepada pasien / ✓
keluarga

7
Hak dan kewajiban pasien:
A. Hak Pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien.
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit.
b. Pasien berhak informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi.
d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedural operasional.
e. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi
f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek baik didalam
maupun di luar Rumah Sakit.
i. Pasien berhak mendapatkan privasi dan kerahasiaan peyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di Rumah Sakit.
o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah
Sakit terhadap dirinya

8
p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit diduga
memberikan pelayaan yang tidak seuai dengan standar baik secara perdata
maupun pidana
r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai
dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektonik, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
B. Kewajiban Pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk menaati segal aturan dan tata
tertib Rumah Sakit.
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat
dalam pengobatannya.
c. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.
d. Pasien atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua biaya
atas jasa pelayanan Rumah Sakit/dokter.
e. Pasien dan atau penanggung-jawabnya berkewajiban memenuhi hal-hal
yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

3. Tingkat ketergantungan pasien


Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)
Index 0 1 2 3 Keterangan
Makan,Minum ✓ 0 : Tidak Mampu
1 : Dibantu
2 : Mandiri
Mandi ✓ 0 : Tergantung Orang Lain
1 : Mandiri
Perawatan Diri (grooming) ✓ 0 : Tergantung Orang Lain
1 : Mandiri
Berpakaian (dressing) ✓ 0 : Tidak Mampu
1 : Dibantu
2 : Mandiri

9
BAB (bladder) ✓ 0 : Inkontinensia (tidak
teratur/perlu enma)
1 : kadang inkontinensia
(sekali seminggu)
2 : Kontinensia (teratur)
BAK (Bowel) ✓ 0 : Inkontinensia (pakai
kateter/terkontrol)
1 : kadang inkontinensia
(maks 1 x 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
Transfer ✓ 0 : Tidak mampu
1 : Butuh bantuan alat dan
orang
2 : Butuh Bantuan Kecil
3 : Mandiri
Mobilitas ✓ 0 : Imobile
1 : Menggunakan Kursi
Roda
2 : Berjalan dengan
bantuan 1 orang
3 : Mandiri
Penggunaan Toilet ✓ 0 : Tergantung bantuan
orang lain
1 : Membutuhkan bantuan
tapi beberapa hal
dilakukan sendiri
2 : Mandiri
Naik Turun Tangga ✓ 0 : Tidak mampu
1 : Membutuhkan Bantuan
2 : Mandiri
Total Score 0 5 10 0 15 (ketergantungan
ringan)

10
Interpretasi hasil Barthel Index :
20 : Mandiri
12 -19 : Ketergantungan ringan
9 - 11 : Ketergantungan lemah
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total
𝑗𝑚𝑙.𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 2
= 7 = 0,28 = 1 perawat
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/𝑠ℎ𝑖𝑓𝑡

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengukuran tingkat ketergantungan yang telah dilakukan pada Tn. S
memiliki tingkat ketergantungan ringan. 1 orang pasien dengan tingkat ketergantungan
ringan membutuhkan 1 perawat dalam setiap shif kerja. Jadi dalam perawatan selama 24
jam adalah 3 perawat.

4. Prinsip Pasien Safety


Menurat IPSG (International Patient Safety Goals) terdapat 6 sasaran
keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif, penggunaan
obat, ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh. Perawatan yang
didapatkan oleh pasien sudah melakukan 6 prinsip patient safety,
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh perawat di IGD. Tn. S
telah terpasang gelang pengenal berwarna biru yang berisi identitas utama
pasien yaitu Nama Tn. S, No. Rekam Medis : 465141 dan tanggal lahir : 12
April 1993. Setiap kali sebelum pemberian tindakan pelayanan seperti :
pemberian obat (oral/IV), pengambilan specimen darah/pemeriksaan laborat,
pemberian produk darah dan sebelum melakukan tindakan perawat selalu
mengidentifikasi identitas pasien dengan tindakan yang diperoleh.
b. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika berkomunikasi
pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat ataupun pada tenaga kesehatan
lainnya. Komunikasi efektif digunakan untuk mengurangi risiko
kesalahfahaman yang mungkin dapat terjadi sewaktu-waktu.
Perawat berkomunikasi langsung maupun tidak langsung dengan rekan

11
sejawat menggunakan dengan metode SBAR. Komunikasi secara lisan
melalui telepon menggunakan metode Tulis, Baca, Konfirmasi, yang ditandai
dengan stempel T-B-K dan divalidasi oleh penerima perintah dan pemberi
perintah di rekam medis pasien. Perihal yang disampaikan dengan
menggunakan metode SBAR diantaranya situassion seperti nama pasien,
umur, diagnose medis dan tanggal masuk serta dijelaskan secara singkat
masalah kesehatan pasien atau keluhan utama. Background berisi riwayat
alergi dan obat-obatan termasuk cairan infus yang digunakan, menjelaskan
hasil pemenksaan yang mendukung dan pemeriksaan laboratorium serta
menjelaskan informasi klinik yang mendukung. Assesment berisi
menjelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini, seperti vital sign,
status mental, status emosional, kondisi kulit, saturasi oksigen dan
sebagainya serta menyatakan kemungkinan masalah, seperti gangguari
pencernaan, risiko infeksi, gangguan sistem termoregulasi dan lain-lain.
Recommendation berisi berupa mengusulkan dokter untuk datang melihat
pasien dan memastikan jam kedatangan dokter serta menanyakan pada dokter
langkah selanjutnya yang akan dilakukan.
Pada pasien Tn. S telah dilakukan komunikasi SBAR dengan baik pada
saat operan shift, transfer pasien, dan komunikasi dengan dokter.
c. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)
Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah menggunakan
prinsip 6 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar cara pemberian, benar
dosis, benar waktu, benar dokumentasi. Akan tetapi ada beberapa obat yang
harus diwaspadai. Obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah obat-obatan
yang termasuk sejumlah besar kesalahan dan/atau kejadian sentinel; obat-
obatan yang bila terjadi sesuatu yang tak diinginkan risikonya lebih tinggi,
begitu pula obat-obatan yang mirip bentuk/bunyi dan namanya.
Rumah sakit menyusun kebijakan dan/atau prosedur untuk
mengidentifikasi obat-obatan yang patut diwaspadai apa saja yang dimiliki
rumah sakit berdasarkan data yang ada. Kebijakan dan/atau prosedur juga
menetapkan bagian mana saja secara klinis memang memerlukan elektrolit
konsentrat sesuai bukti dan praktik profesional yang ada. Obat-obatan yang
perlu diwaspadi yang sudah tercantum dalam prosedur pemberian obat di
RSD KRMT Wongsonegoro Semarang yaitu terdapat daftar obat LASA

12
(Look A Like Sound A Like), High Allert, dan Elektrolit Konsentrat.
a) Sound A Like
Amlodipine Nifedipin
Ceftriaxone CEFOtaxim
Chlorpropamide CHLORPROmazine
Ciprofloxacin Levofloxacin
Depakote DEPAkene
EPhinefRINE EPhedRINE
Farmalat FARMAsal
Farmo.ten noperTEN
FlamiCORT pulmiCORT
GlibenklaMIDE GLImepiriDE
GLUCObay GLUCOphage
KeTOPAIN TOPAIN
LanzoPRAZOLE Omeprazole
LisinoPRIL capTROPIL
MeloXICAM piroXICAM
METamiZOLE METronidaZOLE
NuCEF SoCEF
PIRoxiCAM PIRacetAM
PromeDEX sofraDEX
TaxeGRAM TetaGAM
TraMADOL priMADOL
ValSARTAN IrbeSARTAN
VENtolin FENtayl

b) Look A Like
Aqua Pro inj MgSO4inj
Meylon inj Dextrose inj
Ranitidine inj Stesolid inj
Furosemide inj Ketorolac inj
Aminofilin inj Alinamin inj

13
Ventolin nebules Flixocide nebules
ISDN tab Furosemide tab
Analsik kaplet Amoxan kapsul
Cendo Natacen Cendo polynel
Cendo xitrol MD Cindo polidex MD
Humalog mix insulin Humalog insulin

c) High Alert
No Obat
1 INSULIN
Novomix 30 inj Flexpen, DOS 5
Levemir Inj Flexepen, DOS 5
Latus Solostra, DOS 5
Novorapid Inj Flexepen, DOS 5
Humalog Mix 25 100UI, DOS 5
Humalog Cart 100 UI, DOS 5
2 KCL
KCL 25 ML
3 HERPARIN
Inviclot inj
4 HULMAN ALBUMIN
Albapure 20%, 100 ML
Albapure 20%, 50 ML
Plasbumin 20%, 100 ML
Plasbumin 20%, 50 ML
5 NARKOTIKA
Codein tab 10 Mg, DOS 10
Fentanyl inj 2 ml, DOS 5
Morphin inj 10 mg, DOS 10
Pethidin inj 50 mg, DOS 10
6 ELEKTROLIT KONSENTRAT
Dextrose 5% 100 ml
Dextrose 5% 50 ml

14
Magnesium Sulfat inj 20%
Magnesium Sulfat inj 40%
Meylon inj 25 ml
NACL 3% 500 ml

Tn. S mendapatkan 1 jenis obat LASA (Look A Like Sound A Like)


yaitu injeksi ceftriaxone dan combivent.
d. Safety surgery
Ketepatan operasi seperti benar dalam marking ketika pasien akan
dilakukan pembedahan sehingga tidak ada kesalahan dalam prosedur operasi.
Adapun proses penting sebagai protocol sebelum melakukan pembedahann
yaitu menandai lokasi pembedahan, verifikasi sebelum operasi, dan sesaat
sebelum memulai prosedur. pasien sampai saat ini saat ini tidak dilakukan
tindakan pembedahan.
e. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi pada RSD KRMT Wongsonegoro Semarang
dengan menerapkan 5 moment dan 6 langkah cuci tangan. Pencegahan infeksi
pada pasien dengan menggunakan cuci tangan, mengingat 5 moment yaitu
sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptik, sesudah kontak
dengan cairan tubuh pasien, sesudah kontak dengan pasien, sesudah kontak
dengan lingkungan pasien. Cuci tangan tidak hanya diterapkan pada petugas
kesehatan akan tetapi pada pasien dan juga keluarga pasien. Di RSUD KRMT
Wongsonegoro Semarang mengggunakan 2 cara cuci tangan yakni dengan
cara menggunakan handwash dan handrub. Petugas kesehatan memakai APD
ketika melakukan tindakan pearawatan kepada pasien sebagai sarana untuk
mencegah infeksi, keluarga penunggu dan pasien menggunakan masker untuk
mencegah penularan covid-19. Selain itu RSD KRMT Wongsonegoro
Semarang juga menerapkan pemilahan sampah medis dan non medis. Sampah
medis atau infeksius dibuang pada kantong sampah khusus berwarna kuning
dan sampah non medis dibuang pada kantong sampah berwarna hitam.
Sedangkan sampah spuit dan ampul dibuang pada safety box.
f. Pencegahan pasien jatuh
Risiko jatuh di ruangan dicegah dengan memperhatikan tempat tidur
pasien seperti menegakkan pembatas tempat tidur, selain itu juga terlihat dari

15
penggunaan gelang tangan yang digunakan oleh pasien. memonitor
lingkungan sekitar kamar mandi untuk selalu dibersihkan oleh petugas
cleaning service agar tidak menyebabkan risiko jatuh atau terpeleset.
Pencegahan pasien jatuh pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi
pasien dengan menggunakan The Morse Fall Scale (MFS) untuk mengukur
resiko jatuh pada pasien, berikut ini penilaian resiko jatuh pada Tn. S dengan
skor dibawah ini

Tanggal
PenilaianResikoJatuh Score 15/3/22
Jam 15:30
Riwayat Jatuh : Jatuh satu kali atau lebih dalam 25 0
SKOR RESIKO JATUH

Kecelakaan kurun waktu 6 bulan terakhir


Kerja atau
Rekreasional
Diagnosis sekunder 15 15
Benda disekitar, kursi, dinding, dll 30 0
Alat Bantu
Kruk, tongkat, tripod, dll 15 0
Therapi intra vena kontinyu / Heparin / Pengencer Darah 20 20
Gangguan/ Bedrest/ KursiRoda 20 0
Gaya berjalan Lemah 10 0
Normal 0 0
Agitasi/ konfusi 15 0
Status Mental
Dimensia 15 0
SKOR TOTAL 165 35
Lingkari golongan skor resiko jatuh setelah penilaian RT/RS/RR
Lingkari bila pasien Bed Rest Total
Bed rest total bergantung pada perawat sepenuhnya Bed rest total
(Resiko Tinggi/ RT + Bed rest total = ResikoRendah/ RR)
Dokter meminta untuk pencegahan resikojatuh + nilai skor berapapun = RT RT

Tingkat resiko :
Resiko Tinggi (RT) : 45 atau lebih
Resiko Sedang (RS) : 25 sampai 44
Resiko Ringan (RR) : 0 sampai 24
Kesimpulan : Ny I memiliki risiko jatuh sedang dengan total skor 35
Berikut intervensi yang diberikan untuk Tn S yaitu :

a. Sarankan untuk minta bantuan.


b. Tempatkan bel panggilan dalam jangkauan tangan pasien (bila tersedia).
c. Tempatkan benda-benda milik pasien di dekat pasien.
d. Pastikan tempat tidur dalam posisi rendah atau terkunci.
e. Pastikan celana panjang atau sarung pasien di atas mata kaki.
f. Bantu pasien saat transfer/ambulasi.

16
5. Kebutuhan Waktu Keperawatan Pasien
Jenis tindakan keperawatan
Hari/Tanggal Jam Tindakan keperawatan yang dilaksanakan Tidak
Langsung Kolaborasi
langsung
minggu, 13 20.00 Persiapan sebelum pasien datang : Bed making 5 menit
maret 2020 20.22 Persiapan saat pasien datang ( rekam medis : form 7 menit
assesment awal, resume keperawatan, form penilaian
dokter, form penunjukan kewenangan perkembangan
pasien, cek list orientasi pasien baru, dokumen pemberian
informasi resiko jatuh, assesment kebutuhandan
perencanaan pendidikan pasien dan keluarga, NIC
20.30 Penerimaan pasien baru dan orientasi mengenai ruangan 10 menit
20.40 melakukan edukasi cuci tangan, resiko jatuh dan 6 menit
penggunaan masker
20.50 Melakukan pengkajian assesment awal : keluhan, 10 menit
pemeriksaan fisik, dan TTV
21.00 Melakukan skrining nutrisi menggunakan Malnutrition 10 menit Konsultasi
Screening Tool (MST), menimbang berat badan dan tinggi gizi : diit
badan
Mendokumentasikan asuhan keperawatan 3 menit
21.15 Conference dan operan 10 menit
Total 36 menit 25 menit
Total waktu siang 61 menit
22.00 Mengganti cairan infus RL 20 tpm 5 menit
Memberikan obat oral : paracetamol tab 500 mg
05.30 Menanyakan keluhan dan perkembangan kondisi pasien 5 menit
06.00 Melakukan pemeriksaan TTV 5 menit
06.30 Mengganti infus pasien RL 20 tpm 2 menit
06.40 Memonitor tetesan infus 2 menit
07.15 Melakukan operan jaga 10 menit
Total 14 menit 10 menit 5 menit

17
Total Waktu Malam 29 menit
Senin, 14 07.00 Conference dan operan keliling 10 menit
Desember 07.30 Menanyakan keluhan dan perkembangan kondisi pasien 5 menit
2020 08.00 Memberikan injeksi : - Ceftriaxone 1 gr/iv 3 menit
- Omeperazol 40 mg/iv
- Ketorolac 30 mg/iv
Memberikan obat oral : - Paracetamol tab 500 mg
- OBH syr 1 C
- Sucralfat syr 1 C

09.30 Memonitor aktivitas pasien 7 menit


09.37 Memonitor tetesan infus 3 menit
09.40 Memberikan edukasi tentang penyakit 15 menit
11.30 Menganti infus pasien RL 20 tpm 2 menit
12.00 Melakukan pemeriksaan TTV dan keluhan 7 menit
13.00 Menulis laporan kondisi pasien (Askep) 7 menit
14.00 Conference dan operan keliling 10 menit
Total 39 menit 27 menit 3 menit
Total waktu pagi 69 menit
14.00 Conference dan operan keliling 10 menit
14.20 Menanyakan kondisi dan keluhan pasien 5 menit
16.00 Memberikan injeksi Ondancentron 4 mg/iv 1 menit
17.00 Melakukan pemeriksaan fisik TTV 5 menit
Meberikan obar oral : - Paracetamol tab 500 mg
- OBH syr 1 C
- Sucralfat syr 1 C
17.15 Memberiakan nebulizer pulmicort 1 respul dan combiven 1 10 menit
respul
18.00 Mengganti infus pasien RL 20 tpm 2 menit
20.00 Menulis laporan kondisi pasien (askep) 7 menit
21.00 Melakukan operan jaga 10 menit

18
Total 12 menit 27 menit 11 menit
Total waktu siang 50 menit
21.00 Melakukan operan jaga 10 menit
02.00 Mengganti cairan infus RL 20 tpm 2 menit
06.00 Mebanyakan keluhab pasien dan TTV 5 menit
Memberikan obat oral :- Paracetamol tab 500 mg
- OBH syr 1 C
- Sucralfat syr 1 C
06.15 Memberiakan nebulizer pulmicort 1 respul dan combiven 1 10 menit
respul
06.30 Malakukan pendokumentasian 7 menit
Total 7 menit 17 menit 10 menit
Total waktu malam 34 menit
Selasa, 15 07.00 Conference dan operan keliling 10 menit
Desember 07.40 Menanyakan keluhan dan perkembangan kondisi pasien 5 menit
2020 08.00 Memberikan injeksi : - Ceftriaxone 2 gr/iv 3 menit
- Omeprazol 40 mg/iv
- Ketorolac 30 mg/iv
08.40 Mengajarkan cara etika batuk yang baik 7 menit
08.47 Memonitor aktivitas pasien 10 menit
08.57 Memonitor tonus otot pasien 7 menit
09.00 Mengganti infus RL 20 tpm 2 menit
10.30 Mengajarkan batuk efektif 20 menit
12.00 Melakukan pemeriksaan fisik 5 menit
13.10 Menanyakan perkembangan pasien setelah batuk efektif 8 menit
13.30 Mendokumentasikan asuhan keperawatan 5 menit
14.00 Conference dan operan keliling 10 menit
Total 49 menit 40 menit 3 menit
Total waktu pagi 92 menit
14.00 Conference dan operan keliling 10 menit
14.20 Menanyakan kondisi dan keluhan pasien 5 menit

19
16.00 Memberikan nebulizer pulmicort 1 respul dan combiven 1 10 menit
respul
17.00 Melakukan pemeriksaan fisik TTV 5 menit
Memberikan obat oral :- Paracetamol tab 500 mg
- OBH syr 1 C
- Sucralfat syr 1 C
18.00 Mengganti infus pasien RL 20 tpm 2 menit
19.00 Menulis laporan kondisi pasien (askep) 7 menit
20 Memberikan injeksi : - Ceftriaxone 2 gr/iv 3 menit
- Omeprazol 40 mg/iv
- Ketorolac 30 mg/iv
21.00 Melakukan operan jaga 10 menit
Total 12 menit 27 menit 13 menit
Total waktu siang 52 menit
21.00 Melakukan operan jaga 10 menit
02.00 Mengganti cairan infus RL 20 tpm 2 menit
06.00 Mebanyakan keluhan pasien dan TTV 5 menit
Memberikan obat oral :- Paracetamol tab 500 mg
- OBH syr 1 C
- Sucralfat syr 1 C
06.15 Memberikan nebulizer pulmicort 1 respul dan combiven 1 10 menit
respul
06.30 Malakukan pendokumentasian 7 menit
Total 7 menit 17 menit 10 menit
Total waktu malam 34 menit
Rabu, 16 07.00 Conference dan operan keliling 10 menit
Maret 2022 07.40 Menanyakan keluhan dan perkembangan kondisi pasien 5 menit
08.00 Memberikan injeksi : - Ceftriaxone 2 gr/iv 3 menit
- Omeerazol 40 mg/iv
09.00 Menanyakan kondisi dan perkembangan pasien 10 menit
09.10 Mengingatkan pasien menjaga asupan nutrisi 7 menit

20
10.00 Memonitor aktivitas pasien 7 menit
10.30 Melepaskan infus 2 menit
10.40 Menjelaskan obat pulang dan menganjurkan pasien rutin 7 menit
minum obat
11.00 Mengingatkan pasien untuk melakukan kontrol 7 menit
11.05 Melepas gelang identitas pasien 1 menit
13.00 Melakukan pendokumentasian askep 5 menit
13.40 Mengantar pasien pulang 10 menit
14.00 Conference dan operan keliling 10 menit
Total 66 menit 15 menit 3 menit
Total waaktu pagi 84 menit

Keterangan:
Menurut teori douglas, waktu perawatan pada pasien dengan ketergantungan minimal membutuhkan waktu ± 1 – 2 jam atau 60 – 120
menit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perawatan yang diberikan kepada Tn S sudah efektif karena telah sesuai dengan waktu yang
ditetapkan oleh douglas.

21
Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :
Waktu tindakan keperawatan yang
Hari perawatan Jadwal sift
dilaksanakan
1 Siang 61 menit
2 Siang 34 menit
3 Siang 52 menit
4 Pagi 89 menit

Kebutuhan waktu maksimal dan minimal pasien dengan tingkat ketergantungan minimal care
menurut Douglas (1-2 jam/24 jam):
S Kebutuhan waktu perawatan minimal Kebutuhan waktu perawatan maksimal
h
i
f
P 0,17 0,17
𝑥 (1 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) = 26,84 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 (2 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) = 53,68 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
a 0,38 0,38
g
i
S 0,14 0,14
x (1 x 60 menit) = 22,10 menit x (2 x 60 menit) = 44,21 menit
i 0,38 0,38
a
n
g
M 0,07 0,07
𝑥 (1 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) = 11,05 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 (2 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) = 22,10 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
a 0,38 0,38
l
a
m

6. Kebutuhan SDM
Sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola Tn. S selama dirawat di
rumah sakit :
a. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Tn. S membutuhkan dokter penyakit dalam terkait dengan penyakit colic
abdomen dan ISPA yang dialaminya. Selain pemeriksaan fisik dokter penyakit
dalam berwenang mendiagnosa penyakit, memberi tindakan medis, meresepkan
terapi farmakologis, dan memutuskan kapan Tn. S bisa pulang.
b. Peran Perawat
✓ Pemberi asuhan keperawatan
Selain peran dokter, Tn. S membutuhkan peran perawat dalam memberikan

22
asuhan keperawatan kebutuhan dasar biologis, psikologis, spiritual selama 24
jam. Perawat membantu dalam memonitor tanda-tanda vital Tn. S setiap 8
jam, memotivasi Tn. S untuk melakukan istirahat serta menanyakan kondisi
perkembangan Tn. S
✓ Advokasi
Peran perawat sebagai advokasi bagi Tn. S yaitu dengan selalu
mendokumentasikan tindakan yang diberikan pada Tn. S kedalam rekam
medis
✓ Edukator
Tn. S mendapatkan edukasi mengenai penyakit colic abdomen dan ISPA.
Selain itu perawat juga memberikan edukasi mengenai pentingnya asupan
nutrisi selama proses pemulihan dari sakit.
✓ Jumlah Tenaga Perawat
Menurut Douglas (1999) tentang jumlah tenaga perawat di rumah sakit,
jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, siang dan malam tergantung
pada tingkat ketergantungan pasien seperti pada tabel berikut :
Klasifikasi
Jumlah
minimal parsial total
pasien
Pagi siang malam pagi siang malam pagi siasng malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

Pada hari Senin, 14 Maret 2022 jumlah pasien yang ada di ruangan Sadewa 3 RSD KRMT
Wongsonegoro Semarang berjumlah 14 orang, dengan rincian :
✓ Minimal care berjumlah 7 orang
✓ Parsial care berjumlah 5 orang
✓ Total care berjumlah 2 orang
Sehingga menurut ilmu manajemen keperawatan, kebutuhan SDM minimal
di masing-masing shift untuk 1 orang pasien adalah :
✓ Shift pagi
Minimal care 7 orang x 0,17 = 1,19
Parsial care 5 orang x 0,27 = 1,35
Total care 2 orang x 0,36 = 0,72

23
Total SDM = 3,26 = 3 orang perawat
✓ Shift siang
Minimal care 7 orang x 0,14 = 0,98
Parsial care 5 orang x 0,15 = 0,75
Total care 2 orang x 0,30 = 0,6
Total SDM = 2,31 = 2 orang perawat
✓ Shift malam
Minimal care 7 orang x 0,07 = 0,49
Parsial care 5 orang x 0,10 = 0,5
Total care 2 orang x 0,20 = 0,4
Total SDM = 1,39 = 1 orang perawat
c. Ahli Gizi
Peran ahli gizi dalam memenuhi kebutuhan nutrisi Tn. S adalah dengan
mengelola dan memonitoring asupan makanan pasien. Selama dirawat di
rumah sakit, ahli gizi memberikan diit lunak lambung lauk sayur cacah 3x
sehari 1700 kkal.
d. Analisa laboratorium
Analisa laboratorium dibutuhkan sebagai data penunjang diagnosa tindakan
medis yang akan diterima pasien. Spesimen (darah dan feses) yang diambil
dari Tn. S akan diperiksakan hasilnya oleh analisa laboratorium.

24
7. Kebutuban Logistik pada Pasien
Total
No. Tindakan Logistik Harga Satuan Total Biaya
penggunaan
1. Adninistrasi rawat inap 1 15.500 15.500
2. Visit farmasi klinis 3 15.000 45.000
3. Biaya cucian linen 1 8.500 8.500
5. Pemcampuran obat suntik 1 20.000 20.000
6. Asuhan keperawatan 4 50.000 200.000
7. Nebulizer 9 73.000 657.000
7. Visite dokter spesialis rawat inap 3 100.000 300.000
8. Obat dan Alkes Spuit 5cc stera 4 1108,8 4435,2
Spuit 3 cc stera 9 780 7020
Spuit 10 cc stera 6 1557,6 9.345,6
Alkohol swab 10 120 1200
Ceftriaxone inj 6 5649,6 33.897,6
Omeprazol inj 40 mg 6 2471,6 14.829,6
Ketorolac inj 30 mg 6 1254 7524
Ringer laktat 500 ml 6 9.155 54.930
Nacl 0,9%100 ml 6 8580 51.480
Aqua P.I 25 ml 2 3.432 6.864
Combivent 9 5460 49.140
Pulmicort 9 11669 105.021
Selang nebulizer dewasa 1 26400 26400
Sucralfat syr 1 14.550 14.550
Paracetamol 500 mg 9 63,6 572,4
OBH Syr 1 4200 4200
Salbutamol 2 mg 9 75,6 680,4
Cefixime 100 mg 6 963,6 5.781,6
Codein HCL 10 mg 9 685, 2 6166,8
Omeprazol 20 mg tab 6 328,2 1.969,2
3. Laboratorium Dan Pemeriksaan Elektrolit (Na, K, Ca) 1 67500 67.500

25
Diagnostik Hematologi paket 1 48.000 48.000
Ureum, creatinin 1 32.000 32.000
4. Ruang Perawatan a. Tempat Tidur 3 250.000 750.000
b. Ac
c. Meja
d. Kasur
e. Sprei
f. Bantal
g. Sarung Bantal
h. Selimut
i. Tiang Infus
j. Hanscrub
k. Tempat Sampah
l. Lemari
m. Penerangan
lampu+listrik
n. Air
o. Kamar Mandi/WC
p. Gayung
q. Pispot
Tindakan medis dan Keperawatan Tingkat ketergantungan 3 40.000 120.000
6.
pasien
Total Biaya Rp

Total pembiayaan Pasien selama 3 hari di rawat di ruang Sadewa 3 adalah Rp 1.901.363.

26
8. Edukasi Pasien dan Keluarga
PEMBERIAN INFORMASI DAN PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA
No Penjelasan Metode & Evaluasi Waktu Nama Paraf & nama
Kode pasien/keluarga edukator
materi
1 Medis Mampu menjelaskan Senin, 14 Tn. S dan dr. Dessy, SpPD
a. Penyakit, penyebab, tanda dan gejala point : a, b, c, d maret 2022 keluarga
b. Hasil pemeriksaan
c. Tindakan medis, pengobatan dan resikonya
c. Komplikasi yang mungkin terjadi
d. Hasil asuhan dan pengobatan yang tidak
diharapkan
2 Farmasi Mampu menjelasakan Senin, 14 Tn. S dan
a. Nama obat & kegunaannya point : a, b, c, d maret 2022 keluarga
b. Aturan pemakaian
c. Jumlah obat yang diberikan
d. Efek samping obat
e. Cara penyimpanan obat
f. Interaksi antar obat &interaksi obat dengan
makanan
3 Keperawatan Mampu menjelaskan Senin, 14 Tn. S dan Amita, Amd.Kep
a. Pendidikan kesehatan tentang : point a ( 1,2,3,4), b, c, d,
maret 2022 keluarga
1) Cuci tangan e, f, g
2) Resiko jatuh Mampu
3) Orientasi pasien baru 1) Mendemonstraskan
4) Administrasi obat Cuci tangan
b. Penanganan dan perawatan di RS 2) Penggunaan alat
c. Penanganan dan perawatan di rumah medis
d. Alat - alat yang perlu disiapkan di rumah
e. Keamanan lingkungan di rumah
f. Keamanan lingkungan bermain

27
g. Pencegahan dan pengendalian infeksi
1) Cuci tangan
2) Penggunaan alat medis
h. Sumber - sumber pelayanan kesehatan di
komunitas/pemenuuhan kebutuhan kesehatan
berkelanjutan

4 Nutrisi Tn. S dan


a. Status gizi keluarga
b. Pelayanan makanan RS
c. Pembatasan makanan diluar RS
d. Diet selama dirumah
6 Manajemen Nyeri Mampu menjelaskan Tn. S Amita, Amd.Kep
point : a, b
a. Non farmakologi
mendemonstrasikan point
1) Tehnik relaksasi (nafas dalam)
2) Distraksi dll : 1, 2
b. Farmakologi
7 Lain – lain Mampu menjelaskan
point :
Keterangan :
Kode Metori : Diskusi (D), Ceramah (C), Demonstrasi (Demo), Simulasi (S), Observasi (O), Praktek langsung (PL)

28
9. Discharge planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang
pasien. Ketika melakukan pengkajian kepada pasien, keluarga juga ikut
dilibatkan sebab keluarga merupakan bagian dari unit perawatan agar transisi
dari ruang Sadewa 3 ke rumah dapat efektif. Beberapa elemen dari
pengkajian discharge planning diantaranya adalah :
1) Data Kesehatan
Diagnosa pasien colic abdomen dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Akut), pasien dengan keluhan nyeri perut bagian atas, demam, dan batuk
selama 3 hari. Masalah keperawatan yang muncul adalah nyeri akut dan
bersihan jalan napas tidak efektif.
2) Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan pasien dan keluarga selama menjalani
perawatan di rumah sakit adalah BPJS.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada pasien saat ini
adalah risiko infeksi.
c. Perencanaaan : Hasil yang diharapkan
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk
persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:
1. Medication (obat)
Sebelum pasien pulang dijelaskan obat apa saja yang akan dibawa pulang
dan dosis obatnya. Obat pulang pada Ny. M yaitu: Omeprazole 20 mg/12
jam, Cefixime 100 mg/12 jam, Methyl prednisolon 4 mg/12 jam,
Paracetamol 500 mg / 8 jam (jika perlu), Codein HCL10 mg /8 jam, dan
Salbutamol 2 mg/8 jam.
2. Environment (Lingkungan)
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal pasien aman dan
terdapat tempat pelayanan kesehatan, agar ketika pasien memubutuhkan
pelayanan kesehatan segera pasien bisa ke tempat pelayanan terdekat
seperti puskesmas.

29
3. Treatrment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan medis atau keperawatan yang
akan diperoleh pasien ketika sudah pulang nantinya, pasien harus kontrol
dengan dokter penanggung jawab pasien saat dirumah sakit.
4. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelum pulang perawat menjelaskan dosis obat, memotivasi untuk
menjaga kebersihan tangan dan makanan.
5. Outpatient referral
Pasien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatkan perawatan yang kontinyu.
6. Pasien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
7. Diet
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan asupan nutrisi pasien, Ny.
M diberikan diet yaitu diet nasi TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein).
d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh
pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan pada catatan perawat dan
ringkasan pulang (Discharge summary).
e. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat kerja proses
discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan
cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi
selanjutnya akan dinilai oleh DPJP apakah pasien sudah bisa pulang atau
belum.

30
10. Survei Kepuasan Pasien
Kepuasana pasien terhadap pelayanan di ruang Gatotkaca 3 dapat di nilai dari
hasil yang telah diberikan kepada pasien dan keluarga melalui angket /
kuesioner.
Pengkajian tingkat kepuasan pasien :
No Pernyataan Ya Tidak
1. Perawat memperkenalkan diri kepada saya ✓
2. Perawat melakukan komunikasi sebelum melakukan ✓
tindakan kepada saya dan saya paham
3. Perawat menjelaskan hak dan kewajiban saya sebagai ✓
pasien
4. Perawat mengorientasikan fasilitas ruangan perawatan ✓
5. Saya merasa puas selama di rawat di ruang ini ✓
6. Perawat selalu tersenyum, sopan dan ramah dalam ✓
melayani saya diruangan
7. Perawat melayani saya dengan sabar ✓
8. Perawat trampil dalam melaksanakan tindakan ✓
9. Perawat berpenampilan bersih dan rapi ✓
10 Perawat membantu memenuhi kebutuhan saya, apabila ✓
saya membutuhkan (mandi, makan, minum obat, BAB,
BAK)
11. Perawat merespon dengan cepat saat saya membutuhkan ✓
bantuan
12. Perawat tanggap terhadap keluhan saya ✓
13. Perawat mendampingi saya saat dokter melakukan ✓
pemeriksaan
14. Perawat menanyakan nama saya saat akan melakukan ✓
tindakan kepada saya
15. Selam dirawat, perawat mengawasi atau memantau ✓
keadaan saya secara teratur
16. Perawat meminta persetujuan kepada saya atau keluarga ✓
sebelum melakukan tindakan

Keterangan : pasien merasa puas dengan pelayanan perawatan selama di rawat


inap yang telah di berikan perawat di ruang Sadewa 3. Kepuasan pasien terhadap
pelayanan di rumah sakit dinilai dari proses wawancara yang dilakukan kepada
pasien dan keluarga. pasien dan keluarga menyampaikan jika puas terhadap
pelayanan yang diberikan di ruang Saedewa 3 untuk mengatasi masalah
kesehatannya. Dari 16 pernyataan yang diajukan terdapat 4 yang menyatakan tidak
puas.

31
11. Komunikasi Interpersonal
Kebutuhan interpersonal yang dibutuhkan pasien yaitu komunikasi kepada
dokter spesia penyakit dalam, farmasi, ahli gizi dan petugas analisa laborat.
a. Advise yang diberikan oleh dokter spesialis adalah untuk melanjutkan terapi
obat sebelumnya.
b. Advise dari ahli gizi yaitu diit yang tepat bagi penderita colic abdomen dan
ISPA adalah lunak lambung sayur lauk cacah 1700 kkal.
12. Hambatan dan pendukung proses keperawatan secara menejerial
a. Hambatan / tantangan
1) Waktu dimulai operan yang yang lama
2) Kurangnya keseriusan dalam operan pada teman sejawat
3) Pengkajian data subjektif hanya dilakukan sekali saat operan dimulai

b. Pendukung
1) Komunikasi SBAR sudah jelas. Tersedianya printout label identitas pasien
sudah ditempel pada identitas dilembar rekam medis dengan baik
c. Solusi
1) Perlu adanya kedisiplinan dalam manajemen waktu agar tercipta tingkat
profesionalitas dalam bekerja
2) Perlu adanya evaluasi pengkajian data subjektif untuk mengetahui
perkembangan kondisi pasien.
13. Hambatan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian Dalam Pengelolaan
Pasien Solusi dalam menyelesaikan masalah
a. Hambatan/tantangan
Kendala bagi pasien, pasien tidak begitu mengerti penyakit colic abdomen
dan ISPA.
b. Faktor pendukung
Pasien dan keluarga kooperatif dan bersifat terbuka. Keluarga selalu
berkoodinasi dengan petugas kesehatan mengenai kondisi pasien.
c. Solusi
1) Melakukan koordinasi dengan pembimbing klinik dan pembimbing
akademik
2) Memberikan edukasi kepada Tn. S dan keluarga mengenai pentingnya
tentang penyakit dan terapi yang diberikan oleh dokter.

32
33

Anda mungkin juga menyukai