Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN RESIKO BUNUH DIRI


DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun oleh:

Oktavia Rizkya Putri

G3A021025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2021
ASUHAN KEPERAWATAN RESIKO BUNUH DIRI

A. Identitas pasien
Pasien berinisial Nn.G,anak perempuan berusia 19 tahun didiagnosa
mengalami bipolar episode depresi ditandai dengan depresi berat,
beramatkan di Demak, dengan nomor CM 00165XXX, pasien masih
sekolah kelas 2 SMA
B. Alasan masuk
Melakukan melukai diri dengan menyayat tangan
C. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan dua minggu terakhir merasa hampa, merasa kosong,
merasa tidak bersemangat, belumnya pasien merasa bersemangat, sangat
senang, banyak melakukan aktifitas, banyak bicara tapi hanya beberapa
hari
D. Faktor presdiposisi
Pasien mengatakan sebelum sakit, hubunganya dengan orantuanya tidak
dekat dan cenderung tertutup, pasien tidak pernah bertukar cerita pada
orangtuannya. Tahun 2018 pasien mengalami perundungan oleh teman
SMP sehingga pasien merasa sedih kecewa, putus asa, menjadi pendiam,
pasien sadar akan kondisinya dan masalahnya dan meminta ijin kepada
ayahnya untuk dibawa ke psikolog tetapi ayahnya tidak mengijinkan karna
mengganggap tidak ada masalah apa-apa. Waktu SMP pasien pernah
melihat temannya menyayat-nyayat tangan, lalu pasien melakukan hal
yang sama ketika pasien merasa sedih dan menurut pasien itu membuat
perasaannya menjadi lega. Setelah melakukan melukai diri pasien dibawa
ke psikiatri dan mendapatkan terapi obat. Pasien rutin kontrol dan minum
obat. Tahun 2020 bulan Juli pasien mengalami percobaan bunuh diri
dengan overdosis obat karna lepas pengawasan minum obat, pasien biasa
dibantu minum obat oleh ibu pasien dan saat itu ibu pasien sedang sakit c-
19 dan menjalani isolasi.
Pasien mengatakan dikeluarga pasiaen tidak ada yang memiliku riwayat
penyakit seperti yang dialami pasiaen.
E. Stressor presipitasi
Pasien mengatakan saat SD ayahnya sering melakukan kekerasan
(memukul, mengunci di kamar mandi, sambil mengguyur pasien dengan
air)
F. Pemeriksaan fisik
Tekanan darah 117/7820xme mmHg, Frekuensi nadi 75x/menit,
pernapasan 20 x/menit, saturasi oksigen 98% tanpa bantuan oksigen
tambahan, berat badan 76 kg, tinggi badan 158 cm, pasien mengatakan
tidak ada keluhan pada fisiknya
G. Psikososial
1. Genogram
Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara, adik pasien
berumur 10 tahun, ayah pasien berumur 42 tahun, ibu pasien
berumur 41 tahun, pasien tinggal bersama orangtuanya dan adik
laki –lakinya.

tn.M Ny. S

An.G An. Y

Keterangan :

Laki – laki Tinggal serumah

Perempuan Meninggal
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : pasien mengatakan pasien gemuk dan
biasa saja, tidak cantik juga tidak jelek, mata adalah bagian
tubuh yang paling pasien yang paling disukai
b. Identitas pasien : pasien mengatakan pasien adalah seorang
anak perempuan, anak pertama dari dua bersaudara,
seorang pelajar SMA kelas 2, pasien mengatakan
prestasinya disekolah bagus, nilai-nilainya bagus
c. Peran diri : jika suasana hatinya sedang baik pasien
mengatakan dirumah pasien ikut membatu ibu pasien
mengerjakan pekerjaan rumah, disekolah pasien mengikuti
kegiatan sekolah wajib maupun tambahan, tetapi jika
pasien sedang sedih, pasien cenderung malas beraktifitas
d. Ideal diri : pasien mengatakan setelah lulus SMA pasien
ingin kuliah jurusan sastra inggris
e. Harga diri : waktu sekolah di bangku SMP meskipun
pasien mendapatkan perundungan dari teman sekelasnya,
pasien mengatakan pasien mempunyai teman-teman baik di
kelas yang berbeda, pasien sekarang memiliki teman-teman
yang baik dan sayang terhadapnya
3. Hubungan sosial
Dirumah pasien mengatakan paling dekat hubungannya dengan ibu
pasien, pasien mengatakan dulu tidak begitu dekat dengan ayah
pasien, pasien mengatakan memiliki teman-teman yang baik saat
ini, pasien aktif mengikuti kegiatan sekolah wajib dan kegiatan
sekolah tambahan, pasien mengatakan jika suasana hatinya sedang
sedih, pasien cenderung menghindar aktifitas dan tidak ingin
bertemu banyak orang
4. Spiritual dan keyakinan
Pasien mengatakan pasien beragama Islam, pasien menjalankan
ibadah wajib teratur, pasien membaca Al-Qur’an sehari sekali
selepas solat magrib bersama ibu pasien
H. Status mental
Penampilan pasiaen rapi, menggunakan pakaian sesuai, cara bicara pasien
cenderung cepat, aktivitas motorik nampak lesu, pasien mengatakan saat
ini merasa sedih, kosong dan hampa, afek pasien nampak datar, interaksi
selama wawancara pasien dapat sesekali melakukan kontak mata, persepsi
pendengaran pasien baik, pengecapan baik, penglihatan baik, penghidu
baik, perabaan baik, proses fikir pasien koheren, isi piker pasiaen realistik
tidak mengalami waham, tinngkat kesadaran composments tidak
mengalami disorientasi, pasien tidak mengalami gangguan daya ingat,
pasien dapat berkonsentrasi saat wawancara, pasien mampu melakukan
penilaian sederhana saat wawancara, pasien mengatakan saat ini berada di
rumah sakit karna melakukan melukai diri, pasien mengetahui dirinya
gampang sedih dan senang tanpa alasan dan beberapakali melekukan
melukai diri
I. Kebutuhan persiapan pulang
Pasien dapat makan secara madiri, bab dan bak secara mandiri, mandi
secara mandiri, berpakaian dan berhias secara mandiri, tidak ada gangguan
tidur, perlu bantuan untuk meminum obat, perlu pendampingan untuk
kontrol secara berkala
J. Mekanisme koping
Ketika pasien masuk ke fase manic pasien cenderung aktif dan
bersemangat, pada waktu itu pasien melakukan banyak hal produktif
seperti bermain musik dan membuat lagu, ikut banyak perlombaan dalam
rentang waktu yang berdekatan. Ketika masuk ke fase depresi pasien
cenderung enggan melakukan aktifitas dan berdiam diri di kamar
K. Masalah psikosial dam lingkuangan
Pasien mengatakan dulu waktu SMP hubungannya dengan teman
sekelasny tidak baik karna pesien mengalami perundungan, tetapi saa ini
teman-teman pasien baik tidak ada yang melakukan perundungan, pasien
tidak ada maslah dengan pendidikan pasie, tidak ada masalah ekonomi,
tidak ada masalah dengan lingkungan tempat tinggal pasien, dan pasien
datpat mengakses pelayanan kesehatan tanpa hambatan
L. Pengetahuan terkait kesehatan
Pasien mengatakan selama berobat ke psikiatri pasien tidak tahu diagnosa
medis yang dialami pasien, pasien hanya tau tenteng kecenderungan
pasiaen mudah sedih dan senang tanpa penyebab, dan kecenderungan
melakukan melukai diri tanpa sebab
M. Aspek medic
Diagnosa medis : bipolar episode depresi ditandai dengan depresi berat
Terapi medis : xatelin 1x20mg, depakote 1x250mg, abilify 1x5mg
N. Analisa data

Data Masalah keperawatan


S : pasien mangatakan melakukan Resiko bunuh diri b.d gangguan
melukai diri dengan menyayat psikologis
tangannya, tahun 2020 pasien
pernah percobaan bunuh diri dengan
overdosis obat, pasien mengatakan
ayahnya pernah melakuka
kekerasan, pasien mengatakan
pasien pernah mengalami
perundungan,
O : nampak luka ditangan pasien

O. Intervensi keperawatan

Luaran Intervensi
Setelah dilakukan asuhan Manajemen mood
keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi mood
diharapkan kontrol diri meningkat 2. Identifikasi resiko keselamatan
dengan kriteria hasil : diri (sp 1, sp 2)
 Verbalisasi keinginan bunuh 3. Monitor fungsi kognitif
diri menurun 4. Edukasi tentang gangguan
 Perilaku mengancam bunuh diri mood dan penangannya
menururn 5. Anjurkan berperan aktif dalam
 Alam perasaan depresi menurun pengobatan
6. Ajarkan keterampilan koping
dan penyelesaian masalah baru
(sp3, dan aplikasi menulis
ekspresif)

P. Implementasi

Hari/tanggal Implementasi Respon


Selasa,  mengidentifikasi mood S : pasien mengatakan
9/11/21  mengidentifikasi resiko perasaannya saat ini sedih,
Jam 09.00 keselamata diri (sp 1, kosong, hampa tanpa sebab,
sp 2) dan pada hari yang lalu
 memonitor fungsi melakukan selfhar dengan
kognitif menyayat tangan, fungsi

 mengedukasi tentang kognitif pasien baik, pasien

gangguan mood dan mengatakan belum tau

penangannya tentang gangguan mood yang

 menganjurkan berperan dialami, setelah dijelaskan

aktif dalam pengobatan mengenai gangguan mood


yang dialami pasien dapat
memahami penjelasan, pasien
mengatakan untuk
mengkonsumsi obat harus
dibantu orang lain jik tidak
pasien malas minum obat,
pasien mengatakan saat ini
tidak memiliki keinginan
untuk melukai diri
O : lingkungan pasiaen aman
dari resiko melukai pasiaen
Rabu,  mengidentifikasi mood S: pasien mengatakan bahwa
10/11/21  menganjurkan berperan dirinya sekarang dikelilingi
Kam 09.00 aktif dalam pengobatan orang-orang baik, ibunya,
 menganjurkan adiknya, ayahnya dan teman-
keterampilan koping temannya, pasien
dan penyelesaian mengatakan perasaanya
masalah baru (sp3) sekarang sudah membaik tapi
perasaan sedihnya masih
hilang timbul, tidak ada
keinginan untuk melakukan
selfharm
O : pasien kooperatif, pasien
menjalani terapi sp3
Kamis,  menganjurkan berperan S: pasiaen mengatakan
aktif dalam pengobatan
11/11/21 bersedia melakukan menulis
 menganjurkan
Jam 09.00 ekpresif, pasien mengatakan
keterampilan koping
perasaannya sekarang lebih
dan penyelesaian
baik, sedih berkurang, tidak
masalah baru (menulis
ingin melakukan tindakan
ekpresif
yang melukai diri
O : pasien kooperatif

Q. evaluasi

Hari/tanggal Diagnosa Evaluasi


Selasa, Resiko bunuh diri b.d S: pasien mengatakan
perasaannya saat ini sedih,
9/11/21 gangguan psikologis
kosong, hampa tanpa sebab
Jam 12.00 O : pasaien kooperatif
A : masalah belum teratasi
P: Identifikasi mood
Anjurkan berperan aktif
dalam pengobatan
Ajarkan keterampilan
koping dan penyelesaian
masalah baru (sp3, dan
aplikasi menulis ekspresif)
Rabu, Resiko bunuh diri b.d S: pasien mengatakan
perasaanya sekarang sudah
10/11/21 gangguan psikologis
membaik tapi perasaan
Jam 12.00
sedihnya masih hilang
timbul,, tidak ada keinginan
untuk melakukan selfharm
O : pasien kooperatif
A: masalah belum teratasi
P : Identifikasi mood
Anjurkan berperan aktif
dalam pengobatan
Ajarkan keterampilan
koping dan penyelesaian
masalah baru (aplikasi
menulis ekspresif)
Kamis, Resiko bunuh diri b.d S: pasien mengatakan
perasaanya sekarang sudah
11/11/21 gangguan psikologis
membaik, tidak ada
Jam 12.00
keinginan untuk melakukan
selfharm
O : pasien kooperatif
A: masalah teratasi
P : Identifikasi mood
Anjurkan berperan aktif
dalam pengobatan
Ulangi keterampilan koping
dan penyelesaian masalah
baru (sp3, dan aplikasi
menulis ekspresif)

Anda mungkin juga menyukai